dipandang dari sisi normatifnya asas-asas, prinsip-prinsip, kaidah-kaidah yang terdapat dalam aturan perundang-undangan.
39
Penelitian hukum normatif selalu mengambil isu dari hukum sebagai sistem norma yang digunakan untuk memberikan justifikasi
40
preskriptif
41
tentang suatu peristiwa hukum, sehingga penelitian hukum normatif menjadikan sistem norma
sebagai pusat kajiannya. Sistem norma dalam arti yang sederhana adalah sistem kaidah atau aturan. Selanjutnya dijelaskan bahwa penelitian hukum normatif meneliti
kaidah atau aturan hukum sebagai suatu bangunan sitem yang terkait dengan suatu peristiwa hukum. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memberikan
argumentasi hukum sebagai dasar penentu apakah suatu peristiwa sudah benar atau salah serta bagaimana seharusnya peristiwa itu menurut hukum.
42
Sehingga dapat dikatakan sebagai library based, focusing on reading and analysis of the primary and
secondary materialsperpustakaan berbasis, dengan fokus pada membaca dan analisis bahan primer dan sekunder.
43
Pendekatan yuridis normatif dimaksudkan sebagai penelaah dalam tataran konsepsional tentang arti dan maksud berbagai peraturan hukum nasional yang
berkaitan dengan Bantuan Hukum di Indonesia, penelitian ini bertitik tolak dari permasalahan dengan melihat pelaksanaan kemudian menghubungkannya dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya tentang Bantuan Hukum.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif analitis yaitu penelitian yang berusaha untuk menggambarkan dan menguraikan tentang permasalahan yang
39
Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi penelitian Hukum Normatif, Surabaya: Bayumedia Publishing, 2005, hal.46.
40
Justifikasi adalah putusan alasan, pertimbangan berdasarkan hati nurani. http:kbbi.web.idjustifikasi.
41
Preskriptif adalah bersifat memberi petunjuk atau ketentuan atau menurut ketentuan resmi yg berlaku. Ibid.,
42
Mukti Fajar N.D. Dan Yulianti Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hal. 36.
43
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
berkaitan dengan Pelaksanaan Pemberi Bantuan Hukum di Indonesia. Menurut Soerjono Soekanto, penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang
seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-gejala lainnya.
44
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan secara sistematis tentang pelaksanaan Pemberi
Bantuan Hukum. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui peraturan dan arah kebijakan
pemerintah yang belum sesuai dengan pelaksanaan progam bantuan hukum. Dengan mengetahui faktor tersebut, diharapkan dapat dirumuskan analisa dan upaya yang
perlu dilakukan untuk memperbaiki peraturan yang berlaku.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data berupa data sekunder yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, dll.
45
Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan wawancara.
Studi pustaka yang dilakukan dimaksudkan untuk mendapatkan data sekunder. Jika diperlukan wawancara akan dilakukan untuk menambah data sekunder.
Wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Pemilihan narasumber dilakukan dengan mengutamakan segi kompetensi keilmuan ataupun
ketokohan seseorang yang dapat memberikan informasi yang terkait dengan penelitian ini.
Penelitian hukum yang dilakukan dengan studi pustaka Documentary research terhadap bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder
ataupun bahan hukum tersier. Penelusuran bahan-bahan hukum tersebut dilakukan dengan membaca, melihat, mendengarkan dan melalui media internet. Selain itu juga
dilakukan penelitian terhadap pelaksanaan secara langsung untuk mendukung dan
44
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia UI-Press, 1996, hal. 10.
45
Ibid., hal. 11-12.
Universitas Sumatera Utara
memperkuat argumentasi-argumentasi yang dibahas dalam penelitian ini melalui wawancara kepada narasumber diantaranya pada Lembaga Bantuan Hukum,
Organisasi Kemasyarakatan, Kantor Advokat, Penerima Bantuan Hukum, Hakim Pengadilan Negeri, Badan Kesatuan Bangsa, Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia, dan DPR RI.
4. Jenis Data