Tabel 8. Standar Sarana pada Area Kerja Pelat
No. Jenis
Rasio Deskripsi
1 Perabot
1.1 Meja kerja
1 setarea Untuk minimum 8 peserta didik pada
pekerjaan pembentukan logam ferro dan non ferro dalam keadaan dingin.
1.2 Kursi kerjastool 1.3
Lemari simpan alat dan bahan
2 Peralatan
2.1 Peralatan untuk pekerjaan
pelat 1 setarea
Untuk minimum 8 peserta didik pada pekerjaan pembentukan logam ferro
dan non ferro dalam keadaan dingin.
3 Media pendidikan
3.1 Papan tulis
1 buaharea Untuk mendukung minimum 8
peserta didik pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
bersifat teoritis.
4 Perlengkapan lain
4.1 Kontak kontak
Minimum 2 buaharea.
Untuk mendukung operasionalis-asi peralatan yang memerlukan daya
listrik. 4.2 Tempat sampah
Minimum 1 buaharea.
Tabel 9. Standar Sarana pada Area Kerja PembentukanTempa
No. Jenis
Rasio Deskripsi
1 Perabot
1.1 Meja kerja
1 setarea Untuk minimum 16 peserta didik
pada pekerjaan pembentukan logam dalam keadaan panas.
1.2 Kursi kerjastool 1.3
Lemari simpan alat dan bahan
2 Peralatan
2.1 Peralatan untuk pekerjaan
pembentukantempa. 1 setarea
Untuk minimum 16 peserta didik pada pekerjaan pembentukan logam
dalam keadaan panas.
3 Media pendidikan
3.1 Papan tulis
1 buaharea Untuk mendukung minimum 16
peserta didik pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
bersifat teoritis.
4 Perlengkapan lain
4.1 Kontak kontak
Minimum 4 buaharea.
Untuk mendukung operasionalis-asi peralatan yang memerlukan daya
listrik. 4.2 Tempat sampah
Minimum 1 buaharea.
Tabel 10. Standar Sarana pada Ruang Penyimpanan dan Instruktur
No. Jenis
Rasio Deskripsi
1 Perabot
1.1 Meja kerja
1 setarea Untuk minimum 12 instruktur
1.2 Kursi kerjastool 1.3
Rak alat dan bahan
1.4 Lemari simpan alat dan bahan
2 Peralatan
2.1 Peralatan untuk ruang
penyimpanan dan instruktur. 1 setarea
Untuk minimum 12 instruktur
3 Media pendidikan
3.1 Papan tulis
1 buaharea Untuk pendataan kemajuan siswa
dalam pencapaian tugas praktik dan jadwal.
4 Perlengkapan lain
4.1 Kontak kontak
Minimum 2 buaharea.
Untuk mendukung operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya
listrik. 4.2 Tempat sampah
Minimum 1 buaharea.
4. Tingkat Kesiapan Kerja
Setiap orang memiliki tingkat kesiapan kerja yang berbeda-beda. Tentunya banyak hal mempengaruhi tingkat kesiapan kerja seseorang baik dari
faktor diri sendiri maupun dari faktor luar. Berikut penjabaran tentang tingkat kesiapan kerja.
a. Pengertian Tingkat Kesiapan Kerja
Pada masa pembangunan era global sekarang ini, tenaga kerja yang banyak dibutuhkan adalah tenaga kerja yang terampil, terdidik dan terlatih yang
siap memasuki dunia kerja. Menurut Slameto 2010:113-114 kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi
responjawaban didalam cara tertentu terhadap situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi
tersebut setidak-tidaknya mencakup 3 aspek yaitu:
1 Kondisi fisik, mental, dan emosional
2 Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
3 Keterampilan, pengetahuan dan pengertian lainya yang telah dipelajari.
Ketiga aspek tersebut akan mempengaruhi dan memenuhi sesuatu, atau menjadi kecenderungan untuk berbuat sesuatu. Dalam kondisi fisik tersebut tidak
termasuk kematangan, walaupun kematangan termasuk dalam kondisi fisik. Kondisi fisik yang sementara waktutemporer, serta yang tidak untuk sementara
waktu. Sedangkan kondisi mental menyangkut kecerdasan. Kesiapan merupakan modal utama bagi seseorang untuk melakukan
semua jenis pekerjaan, sehingga dengan kesipan kerja ini diharapkan bisa memperoleh hasil yang maksimal. Penguasaan pengetahuan teori dan kemampuan
praktik serta dimilikinya sikap kerja yang baik merupakan unsur penting dalam kesiapan kerja. Kesiapan berhubungan kesediaan untuk melatih diri tentang
keterampilan tertantu yang dinyatakan dengan usaha untuk melaporkan kehadiranya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi dan
menjawab pertanyaan Ken Blenchard, 2008:15. Menurut Robert Brady 2009, kesiapan kerja berfokus pada sifat-sifat
pribadi, seperti sifat pekerja dan mekanisme pertahanan yang dibutuhkan, bukan hanya untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi juga lebih dari itu yaitu untuk
mempertahankan suatu pekerjaan. Kesiapan kerja tersebut mencakup segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang baik kemampuan maupun perilaku yang
diperlukan pada setiap pekerjaan. Pada pengertian ini kesiapan kerja lebih mengacu pada faktor-faktor pribadi seseorang bukan pada faktor luar atau
lingkungannya. Sedangkan menurut Cony Semiawan 2007: 49 Kesiapan kerja adalah suatu kondisi yang menunjukan keserasian antara kematangan fisik dan
mental serta pengalaman belajar sehingga individu memiliki kemampuan yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan kematangan mental yang
cukup didukung dengan fisik atau befungsinya indera dan organ tubuh sesuai dengan bidang keahliannya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja adalah kondisi atau keadaan yang menunjukan keserasian antara kondisi fisik dan
mental serta pengalaman belajar sehingga individu memiliki kemampuan yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan kematangan mental yang
cukup bagi seseorang untuk melakukan semua jenis pekerjaan sesuai dengan bidang keahlianya. Dengan demikan seorang siswa dikatakan mempunyai
kesiapan kerja apabila siswa tersebut memiliki kemampuan yang mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bidangnya.
b. Indikator Kesiapan kerja
Berdasarkan uraian tentang pengertian kesiapan kerja diatas, maka pada penelitian kali ini terdapat beberapa indikator yang dapat mempengaruhi kesiapan
kerja siswa. Menurut Robert P. Brady 2009 kesiapan kerja mengandung 6 komponen yaitu responsibility tanggung jawab, fleksibiliti fleksibilitas, skills
keterampilan, communication komunikasi, self view pandangan terhadap diri, dan health savety kesehatan keselamatan.
Keenam komponen kesiapan kerja tersebut adalah sebagai berikut: 1
Responsibility Tanggung jawab Menurut Gardner Brady, 2009, tanggung jawab melibatkan integritas
pribadi, kejujuran, dan kepercayaan. Menurut Parker Brady, 2009, definisi yang lebih luas dari tanggung jawab ini dianggap sebagai unsur utama yang diperlukan
bagi pekerja diabad ke-21. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab merupakan gabungan antara integrasi pribadi, kejujuran dan kepercayaan.
Pekerja yang bertanggung jawab berangkat bekerja tepat waktu dan berhenti bekerja pada waktunya. Mereka menghargai perkakas dan peralatan, memenuhi
standar kualitas kerja, mengendalikan pemborosan dan kerugian, dan menjaga privasi serta kebijakan rahasia organisasi. Mereka bekerja selama sehari dan
mendapatkan upah dari hasil kerja seharinya tersebut Brady, 2009. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki tanggung jawab, mereka akan
berangkat bekerja tepat waktu dan berhenti bekerja tepat pada waktunya, memenuhi standar kualitas kerja yang ditetapkan oleh perusahaan, tidak boros,
menghargai dan berhati-hati dalam menggunakan peralatan, dan dapat menjaga rahasia organisasi. Pekerja yang bertanggung jawab akan menyelesaikan tugas
tepat pada waktunya dan berupaya untuk sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Tanggung jawab berhubungan erat dengan kedisiplinan.
Menurut Ros Jay 2005: 188, kedisiplinan ini berhubungan dengan mengerjakan pekerjaan dengan baik dan tidak hadir terlambat. Pekerja yang
disiplin akan berfokus terhadap pekerjaan daripada terlalu banyak menghabiskan waktu untuk istirahat, atau mengobrol dengan rekan kerja. Pekerja yang berasumsi