98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengambilan dan analisis data dari penelitian tentang Hubungan Bimbingan Praktik Kerja Industri Di Dunia Industri Dan Kelayakan
Bengkel Fabrikasi Di SMK Muhammadiyah 1 Bantul Dengan Tingkat Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Jurusan Teknik Pemesinan dapat disimpulkan hal-hal
berikut ini. 1.
Terdapat hubungan antara bimbingan praktik kerja industri di dunia industri X
1
dengan tingkat kesiapan kerja siswa kelas XII Jurusan Teknik Pemesinan Y. Kontribusi variabel bimbingan praktik kerja industri di dunia industri
dengan tingkat kesiapan kerja siswa kelas XII jurusan teknik pemesinan sebesar 9,12 selebihnya ditentukan variabel lain, dibuktikan dengan
t
hitung
≥
t
tabel
2. Kelayakan bengkel fabrikasi Jurusan Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah
1 Bantul X 3,12 1,658.
2
= 66,67 sarana dan prasarana terpenuhi berdasarkan Lampiran Permendiknas dan bengkel dalam kategori layak. Berdasarkan defenisi
variabelnya maka dapat ketahui 63,89 kelayakan standar sarana praktik program keahliah teknik las dan teknik pembentukan terpenuhi dan 69,44
kelayakan standar prasarana ruang praktik program keahliah teknik las dan teknik pembentukan terpenuhi.
3. Terdapat hubungan antara bimbingan praktik kerja industri di dunia industri
X1
dan kelayakan bengkel fabrikasi SMK Muhammadiyah 1 Bantul
X2
B. Saran
dengan tingkat kesiapan kerja siswa kelas XII Jurusan Teknik Pemesinan Y. Kontribusi variabel kelayakan bengkel dan prestasi belajar terhadap kesiapan
kerja sebesar 9,98 selebihnya ditentukan variabel lain. Dibuktikan dengan hasil perhitungan didapat harga Fhitung = 5,331 kemudian hasil tersebut
dibandingkan dengan harga Ftabel = 3,09 dengan taraf signifikansi α = 0,05.
Sehingga didapatkan perbandingan Fhitung Ftabel 5,331 3,09 dan taraf signifikansi F 0,05 0,006 0,05.
1. Perlu diadakan penelitian Hubungan Bimbingan Praktik Kerja Industri Di
Dunia Industri Dan Kelayakan Bengkel Fabrikasi Dengan Tingkat Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Jurusan Teknik Pemesinan di SMK yang lain.
2. Sebelum membuat instrumen angket perlu observasi terlebih dahulu dalam
waktu yang cukup lama, supaya mengetahui keadaan responden yang sebenarnya.
3. Dalam penerimaan jumlah peserta didik sebaiknya disesuaikan dengan
peraturan yang ada, agar proses pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan mendapatkan hasil belajar siswa yang maksimal.
4. Untuk sarana yang ada dibengkel fabrikasi sebaiknya diperbanyak, terutama
pada Las Oksi-Asetilin yang hanya terdapat 1 set peralatan Las Oksi-Asetilin dalam 1 bengkel.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tentang Hubungan Bimbingan Praktik Kerja Industri Di Dunia Industri Dan Kelayakan Bengkel Fabrikasi Di SMK Muhammadiyah 1 Bantul
Dengan Tingkat Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Jurusan Teknik Pemesinan mempunyai beberapa keterbatasan, diantaranya:
1. Penelitian terbatas pada responden siswa kelas XII jurusan teknik pemesinan
SMK Muhammadiyah 1 Bantul. 2.
Instrumen angket yang dibuat menggambarkan pendapat siswa yang yang menggambarkan persepsi.
3. Penelitian ini tidak melibatkan pihak industri selaku pembimbing siswa yang
melaksanakan praktik kerja industri di industri tersebut. 4.
Data kelayakan bengkel fabrikasi SMK Muhammadiyah 1 Bantul tidak diperoleh dari mengobservasi per-individubeberapa bengkel tetapi pada satu
kondisi bengkel fabrikasi sehingga tidak memperoleh data yang bervariasi.
101 DAFTAR PUSTAKA
Alim Sumarno. 2011. Fungsi Laboratorium. http:blog.elearning.unesa.ac.id alim-sumarnofungsi-laboratorium
Amanto, A.D. 2006. Hubungan Bimbingan Di Industri Terhadap Sikap Kerja Siswa Kelas Iii Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Smk N 1 Seyegan.
Tugas Akhir Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. . Diakses tanggal 15 Februari 2013
pukul 20.00 WIB.
Andriyana, K.M. 2012. Pengaruh Praktik Kerja Industri Prakerin Terhadap Minat Bekerja di Industri Jasa Konstruksi Pada Siswa SMKN 2
Tasikmalaya. repository.upi.eduoperatoruploads_ptk_0707237_chap
ter1.pdf Arianto Lahagu. 2011. Pengaruh Pemahaman Konsep Dan Intensitas
Pengalaman Membimbing . Diakses tanggal 18 Februari 2013 pukul 20.00 WIB.
Siswa Prakerin SMK Swasta Kristen BNKP Gunung Sitoli Kabupaten Nias.
repository.upi.eduoperatoruploadt_ptk _0707365_chapter1.pdf
Blanchard, Ken. 2008. Pemberdayaan Karyawan. Yogyakarta : Amara books . Diakses tanggal 17 Februari 2013 pukul 21.00
WIB.
Brady, Robert P. 2009. “Work Readiness Inventory Administrastartor’s Guide”. Jurnal diambil dari http:www.jist.comshopwebworkreadiness
inventory administrator guide.pdf
Cony Semiawan. 2007. Prinsip dan teknik Pengukuran dan Penilaian di dalam Dunia Pendidikan. Jakarta : Mutiara.
. Diakses tanggal 3 Maret 2013 pukul 14.00 WIB.
Chudori,V.N. 2012. Relevansi Isi Kurikulum Kompetensi Keahlian Teknik Konstruksi Batu Dan Beton Di SMK 5 Bandung Dengan Kebutuhan
Industri. repository.upi.eduoperatoruploads_ktp_054644_chapter 2.pdf Diakses tanggal 18 Februari 2013 pukul 21.00 WIB.
Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dira Inavatin. 2012. Pengembangan Inventori Kesiapan Kerja Pada Siswa Smk Jurusan Agribisnis Ternak Unggas Di SMK N 2 Purbalingga. Tugas
Akhir Skripsi Djemari Mardapi. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen dan Nontes. Yogyakarta:
Mitra Cendikia Offset. . Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.