Sistem Lima Meja Perkembangan Posyandu

5. Pelayanan kesehatan dan KB

c. Kegiatan Diluar Hari Buka Posyandu

- Kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari posyandu, yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk - Menggerakkan masyarakat ikut serta dalam kegiatan posyandu termasuk penggalangan dana - Memfasilitasi masyarakat memanfaatkan pekarangan untuk meningkatkan gizi keluarga - Membantu petugas dalam pendataan, penyuluhan dan peragaan keterampilan dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat.

2.1.8 Sistem Lima Meja

Posyandu mempunyai sistem lima meja yaitu : a. Meja I Pada meja I dilakukan pencatatan atau pendaftaran. b. Meja II Pada meja II dilakukan penimbangan balita dan ibu hamil. c. Meja III Pada meja III dilakukan penerangan dan pendidikan d. Meja IV Pada meja IV peningkatan tentang gizi ASI Universitas Sumatera Utara e. Meja V Pelayanan kesehatan pemeriksaan hamil, imunisasi balita, anak dan ibu hamil, program keluarga berencana dan pemberian tablet besi dan vit.A Runjati, 2011.

2.1.9 Perkembangan Posyandu

Makin banyaknya posyandu mendorong terjadinya variasi tingkat perkembangan yang beragam. Ada sebagian posyandu yang telah mencapai tingkat perkembangan yang sangat maju, disisi lain masih banyak posyandu yang tinggal papan nama saja. Menurut Runjati 2011 kategorisasi atau stratifikasi posyandu baik dari pengorganisasian maupun pencapaian dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu : 1. Posyandu Pratama adalah posyandu yang belum mantap yang frekuensi penimbangan kurang dari 8 kali pertahun, kader aktifnya kurang dari 5 orang, pencapaian cakupan kurang dari 50, tidak ada program tambahan, serta belum ada dana sehat. 2. Posyandu Madya adalah posyandu dengan kegiatan yang lebih teratur, pelaksanaan kegitan lebih dari 8 kali pertahun dan jumlah kader rata-rata 5 orang atau lebih, pencapaian 5 cakupan program kurang dari 50, belum ada program tambahan, serta belum ada dana sehat. 3. Posyandu purnama adalah posyandu dengan frekuensi penimbangan 8 kali pertahun dan jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, pencapaian 5 cakupan Universitas Sumatera Utara program lebih dari 50, sudah ada program tambahan, serta sudah ada dana sehat kurang dari 50 kepala keluarga. 4. Posyandu mandiri adalah posyandu dengan frekuensi penimbangan lebih darai 8 kali pertahun dan jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, pencapaian 5 cakupan program lebih dari 50, sudah ada program tambahan, serta sudah ada dana sehat lebih dari 50 kepala keluarga. Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah : 1. Jumlah buka Posyandu pertahun. 2. Jumlah kader yang bertugas. 3. Cakupan kegiatan. 4. Program tambahan. 5. Dana sehatJPKM. Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader PKK, LKMD sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu. 2.2 Perilaku Kesehatan Dari aspek biologis perilaku adalah kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Perilaku manusia merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, jadi perilaku manusia pada hakekatnya Universitas Sumatera Utara adalah suatu kegiatan atau aktivitas dari pada manusia itu sendiri seperti berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, berpersepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Skinner 1938, mengemukakan bahwa perilaku manusia adalah merupakan hasil hubungan antara rangsangan stimulus dan tanggapan respon. Sejalan dengan batasan perilaku menurut Skinner 1938 dalam Notoatmodjo Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Dengan kata lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati observable maupun yang tidak dapat diamati unobservable yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Respon atau reaksi manusia dibedakan menjadi dua kelompok yaitu yang bersifat pasif dan bersifat aktif. Bersifat pasif pengetahuan, persepsi dan sikap, bersifat aktif tindakan yang nyata atau practice. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan adalah respon seseorang terhadap pelayanan kesehatan baik pelayanan kesehatan yang modern maupun pelayanan kesehatan yang tradisional. Perilaku ini menyakut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya, yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan pengguna fasilitas, petugas dan obat-obatan. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-faktor Universitas Sumatera Utara tersebut antara lain; susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, proses belajar, lingkungan dan sebagainya Notoatmadjo, 2010.

2.2.1 Faktor – faktor yang Memengaruhi Perilaku Kesehatan