Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen

operasional yang secara keseluruhan akan disertai oleh sistem pengendalian. Sebuah sistem pengendalian manajemen yang baik harusnya dapat membantu dalam proses pembuatan keputusan dan memotivasi setiap individu dalam sebuah organisasi agar melakukan keseluruhan konsep yang telah ditentukan. Sistem pengendalian manajemen meramalkan besarnya penjualan dan biaya untuk tiap level aktifitas, anggaran, evaluasi kinerja dan motivasi pegawai. Perencanaan strategi adalah proses pembuatan keputusan-keputusan mengenai tujuan organisasi yang dipandang tidak cocok, penentuan garis besar strategi organisasi, serta keputusan pengkombinasian dan penggunaan sumber- sumber yang dimiliki perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan proses pengendalian adalah proses dimana manusia membuat rencan- rencana dan keputusan-keputusan. Langkah-langkah penting pada proses pengendalian dapat di golongkan ke dalam delapan elemen yaitu: 1. Mengidentifikasi tujuan strategi 2. Penyusunan Program 3. Penyusunan Anggaran 4. Kegiatan dan Pengumpuan realisasi prestasi 5. Pengukuran Prestasi 6. Analisis dan Pelaporan 7. Tindakan Koreksi 8. Tindakan Lanjutan Beberapa defenisi sistem pengendalian manajemen : Sukarno menyatakan bahwa : “sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem terintegrasi antara proses, strategi, pemograman, penganggaran, akuntansi, pertanggungjawaban, yang hakikatnya untuk membantu orang dalam menjalankan organisasi atau perusahaan agar hasilnya optimal”. Sedangkan Anthony dan Govindarajan 2005;7 dalam bukunya Management Control System mengungkapkan :”pengendalian manajemen adalah suatu proses dimana manajer memeperngaruhi anggota yang lain dalam organisasi untuk melaksanakanmenyelenggarakan strategi organisasi”. Sistem pengendalian manajemen mempunyai beberapa ciri yang penting yaitu : a. Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan seluruh organsisasi termasuk pengendalian terhadap seluruh sumber daya yang di gunakan baik manusia, alat-alat dan teknologi, maupun hasil yang diperoleh organisasi sehingga proses pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan dengan lancar. b. Pengendalian manajemen bertolak dari strategi dan teknik evaluasi yang berintegrasi dan menyeluruh, serta kurang bersifat perhitungan yang pasti dalam mengevaluasi sesuatu. c. Pengendalian manajemen lebih berorientasi pada manusia, karena pengendalian manajemen lebih ditujukan untuk membantu manajer mencapai strategi organisasi dan bukan untuk memperbaiki detail catatan. Dari beberapa ciri sistem pengendalian tersebut diketahui bahwa tugas terpenting dari manajemen melalui pengendalian manajemen adalah berusaha mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien dibantu dengan pertimbangan – pertimbangan psikologis yang dominan. Agar tugas tersebut dapat dijalankan dengan baik, pada tahap pertama pimpinan harus memutuskan apa yang akan dicapai oleh organisasi dan cara untuk mencapainya, lewat keputusan seperangkat tujuan organisasi dan cara untuk mencapainya, lewat keputusan seperangkat tujuan organisasi dan strategi menjadi sejumlah kebijakan yang dapat menuntut arah, maupun program-program kegiatan untuk tercapainya tujuan tersebut. Setelah keputusan-keputusan tersebut dibuat, maka pengendalian manajemen mulai bertugas untuk memastikan bahwa kehendak manajemen telah dilaksanakan oleh seluruh organisasi.

2. Jenis-jenis Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen dapat dibagi dalam 5 lima jenis : a. Pengendalian pencegahan preventive controls Pengendalian pencegahan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya suatu kesalahan. Pengendalian ini dirancang untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan sebelum kejadian itu terjadi. Pengendalian pencegahan berjalan efektif apabila fungsi atau personel melaksanakan perannya. Contoh pengendalian pencegahan meliputi : kejujuran, personel yang kompeten, pemisahan fungsi, reviu pengawas dan pengendalian ganda. Pengendalian pencegahan jauh lebih murah biayanya daripada pengendalian pendeteksian dan korektif. Ketika dirancang ke dalam sistem, pengendalian pencegahan memperkirakan kesalahan yang mungkin terjadi sehingga mengurangi biaya perbaikannya. Namun demikian, pengendalian pencegahan tidak dapat menjamin tidak tejadinya kesalahan atau kecurangan sehingga masih dibutuhkan pengendalian lain untuk melengkapinya. b. Pengendalian deteksi detective controls Sesuai dengan namanya pengendalian deteksi dimaksudkan untuk mendeteksi suatu kesalahan. Pengendalian deteksi biasanya lebih mahal daripada pengendalian pencegahan, namun tetap dibutuhkan dengan alasan : Pertama, pengendalian deteksi dapat mengukur efektivitas pengendalian pencegahan. Kedua, beberapa kesalahan tidak dapat secara efektif dikendalikan melalui sistem pengendalian pencegahan sehingga harus ditangani dengan pengendalian deteksi ketika kesalahan tersebut terjadi. c. Pengendalian koreksi corrective controls Pengendalian koreksi melakukan koreksi masalah-masalah yang teridentifikasi oleh pengendalian deteksi. Tujuannya adalah agar supaya kesalahan yang telah terjadi tidak terulang kembali. Masalah atau kesalahan dapat dideteksi oleh manajemen sendiri atau oleh auditor. Apabila masalah atau kesalahan terdeteksi oleh auditor, maka wujud pengendalian koreksinya adalah dalam bentuk pelaksanaan tindak lanjut dari rekomendasi auditor. d. Pengendalian pengarahan directive contols Pengendalian pengarahan adalah pengendalian yang dilakukan pada saat kegiatan sedang berlangsung dengan tujuan agar kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan atau ketentuan yang berlaku. Contoh atas pengendalian ini