diatur dalam Pasal 13, penggunaan dan pemanfaatan tanah di kawasan lindung tersebut harus sesuai dengan fungsi kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah,
tidak boleh mengganggu fungsi alam, tidak mengubah bentang alam dan ekosistem alami.
Dalam hal ini dapat dicontohkan bahwa seseorang yang mempunyai tanah di kawasan sempadan pantai dan tanah tersebut dikuasainya secara fisik, maka
kepadanaya dapat diberikan hak atas tanah, dengan syarat tanah tersebut harus ditanaminya dengan pohon-pohon yang bersifat melindungi abrasi pantai, seperti
menaman pohon kelapa atau mangrove.
D. Bukti Penguasaan Tanah
Sebagaimana dijelaskan di atas, terdapat berbagai jenis bukti penguasaan atas tanah yang ditemukan di Kecamatan Belawan, terutama yang berada pada
kawasan sempadan pantai. Bukti penguasaan tanah tersebut, ada yang sudah berupa hak atas tanah yang
sudah terdaftar menurut UUPA, ada juga bukti hak yang belum terdaftar dalam bentuk tertulis yang dikeluarkan oleh pejabat tertentu, baik oleh pejabat yang
berwenang maupun yang tidak berwenang, ada juga yang hanya berupa surat-surat yang dibuat secara di bawah tangan, dengan uraian sebagai berikut :
1. Hak Pengelolaan
Edi Sahputra : Tinjauan Hukum Terhadap Pengaturan Penguasaan Dan Penggunaan Tanah Di Kawasan Pantai Studi Di Kecamatan Medan Belawan, 2009
Hak Pengelolaan diberikan dan dipunyai oleh PT. Persero Pelabuhan Indonesia-I, yang diberikan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 41HPLBPN91 yang telah diterbitkan Sertipikat Hak Pengelolaan No. 1Belawan-I terdaftar atas nama PT. Persero Pelabuhan Indonesia-I,
berkedudukan di Medan tanggal 3 Maret 1993 seluas 278,15 Ha. Hak Pengelolaan juga diberikan secara sporadis di Kelurahan Belawan
Scanang dan Belawan Bahagia. Di Belawan Scanang tercatat Hak Pengelolaan No. 1Belawan Scanang seluas 1,36 Ha untuk PLTU dan Hak Pengelolaan
No.2Belawan Scanang dan Hak Pengelolaan No. 1Belawan Bahagia seluas 0,49 Ha dan Hak Pengelolaan No. 1Bagan Deli seluas 188,70 Ha.untuk pelabuhan
perikanan. Pemberian Hak Pengelolaan ini merupakan tindak lanjut dari Keputusan
Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perhubungan Nomor 191 Tahun 1969 dan No. SK.83O1969 tanggal 27 Desember 1969 tentang Penyediaan dan
Penggunaan Tanah Untuk Keperluan Pelabuhan dan Keputusan Bersama No. 14 tahun 1982 dan No. KM.70AL 101PHB.82 tanggal 14 Januari 1982 tentang Batas-
batas Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan Belawan. Dalam Keputusan Bersama tersebut di tunjuk daerah pelabuhan dan
lingkungan kerja pelabuhan Belawan baik untuk tempat berlabuh bagi kapal-kapal dan kenderaan lain untuk menyelenggarakan bongkar muat barang, hewan dan
manusia maupun untuk segala fasilitas teknis yang memungkinkan pelaksanaan
Edi Sahputra : Tinjauan Hukum Terhadap Pengaturan Penguasaan Dan Penggunaan Tanah Di Kawasan Pantai Studi Di Kecamatan Medan Belawan, 2009
penyelenggaraan angkutan laut maupun usaha-usaha terminal di kawasan pelabuhan tersebut.
Terhadap batas-batas dan luas lingkungan kerja pelabuhan tersebut yang disesuaikan dengan rencana tata guna tanah, dan ditetapkan batas daratan dan batas
perairan pelabuhan. Batas daratan untuk pelabuhan Belawan tersebut ditetapkan seluas 2.217,95 Ha, sedang luas batas perairan tidak ditemukaan datanya
Bila jumlah luas Hak Pengelolaan tersebut diakumulasikan, maka jumlahnya menjadi seluas 423,15 Ha, jadi terdapat sisa areal seluas 1.785,80 Ha, berarti hanya
19 dari luas yang ditetapkan untuk kepentingan pelabuhan Belawan. Secara umum, pengertian Hak Pengelolaan adalah Hak menguasai dari Negara
yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya.
66
Hak Pengelolaan adalah suatu hak atas tanah yang sama sekali tidak ada istilahnya dalam Undang Undang Pokok Agraria dan khusus hak ini demikian pula
luasnya terdapat di luar ketentuan dari UUPA.
67
Sungguh demikian, hak atas tanah semacam Hak Pengelolaan ini telah ada diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1953 yang disebut dengan Hak
Penguasaan terjemahan dari Bahasa Belanda “beheersrecht”.
66
Pasal 1 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 tahun 1999 dan No. 9 tahun 1999.
67
AP. Parlindungan, Hak Pengelolaan Menurut Sistem UUPA, Mandar Maju, Bandung, 1994, hal. 1
Edi Sahputra : Tinjauan Hukum Terhadap Pengaturan Penguasaan Dan Penggunaan Tanah Di Kawasan Pantai Studi Di Kecamatan Medan Belawan, 2009
Setelah berlaku UUPA, maka dengan Peraturan Menteri Agraria No. 9 tahun 1965 ditetapkan pelaksanaan konversi Hak Penguasaan atas tanah Negara dan
ketentuan kebijaksanaan selanjutnya. Ketentuan yang lebih bersifat teknis dari Hak Pengelolaan ini diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Menteri dalam Negeri No. 1 tahun 1997 tentang Tata Cara Permohonan dan Penyelesaian Pemberian Hak Atas Bagian-Bagian Tanah Hak
Pengelolaan serta Pendaftarannya. Pada pasal 1 peraturan tersebut dijelaskan arti dari Hak Pengelolaan yaitu
a. merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah yang bersangkutan;
b. menggunakan tanah tersebut untuk keperluan pelaksanaan usahanya;
c. menyerahkan bagian-bagian dari tanah itu kepada pihak ketiga menurut
persyaratan yang ditentukan oleh perusahaan pemegang hak tersebut, yang meliputi segi-segi peruntukan, penggunaan, jangka waktu dan keuangan,
dengan ketentuan bahwa pemberian hak atas tanah kepada pihak ketiga yang bersangkutan dilakukan oleh pejabat-pejabat yang berwenang, sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Saat ini aturan hukum yang berlaku dalam penetapan Hak Pengelolaan ini
adalah Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 tahun 1999 dan No. 9 tahun 1999.
Subyek dari Hak Pengelolaan ini adalah antara lain pemerintah daerah, daerah otonom, lembaga pemerintah seperti Departemen Transmgrasi untuk tanah-tanah
transmigrasi, Departemen Pertanian untuk daerah proyek PIR, Departemen Pertambangan untuk daerah pertambangannya, Departemen Kehutanan terutama
untuk tanah hutan kesepakatan, lembaga otorita, daerah pelabuhan, lembaga
Edi Sahputra : Tinjauan Hukum Terhadap Pengaturan Penguasaan Dan Penggunaan Tanah Di Kawasan Pantai Studi Di Kecamatan Medan Belawan, 2009
pemerintah yang bergerak di industrial estate, pariwisata, perumnas untuk pembangunan rumah rakyat.
68
Untuk saat ini, subyek Hak Pengelolaan ini tentunya adalah instansi pemerintahdaerah, badan hukum pemerintah BUMNBUMD dan badan hukum
lainnya yang ditunjuk Pemerintah dengan syarat sepanjang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berkaitan dengan pengelolaan tanah.
Sedang bagian-bagian dari Hak Pengelolaan ini dapat diberikan hak atas tanah kepada pihak ketiga, hak-hak atas tanah tersebut adalah Hak Guna Bangunan dan Hak
Pakai, khusus untuk tanah transmigrasi dan perumnas dapat diberikan Hak Milik. Hak Pengelolaan ini tidak dapat beralih dan dialihkan dan tidak dapat