Kerangka Teori Dan Konsepsi

pada kawasan pantai sehingga bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.

E. Keaslian Penelitian

Setelah dilakukan pengamatan terhadap Tesis dan Disertasi yang ada di perpustakaan Universitas Sumatera Utara USU Medan, sepanjang yang diketahui belum ada suatu penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Pasca Sarjana ataupun orang lain yang membahas tentang pengaturan penguasaan dan penggunaan tanah pada kawasan pantai. Dengan demikian penelitian ini benar-benar asli dan bukan hasil ciplakan dari penelitian atau penulisan orang lain.

F. Kerangka Teori Dan Konsepsi

Kerangka teori menurut M. Solly Lubis disebut sebagai landasan teori adalah ”suatu kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, thesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan problem yang dijadikan bahan perbandingan, pegangan teoritis, mungkin disetujui atau tidak disetujui yang dijadikan masukan dalam membuat kerangka berpikir dalam penulisan.” 13 Oleh karena penelitian ini menyangkut pelaksanaan pengaturan penguasaan dan penggunaan tanah pada kawasan pantai lebih kepada perilaku Pemerintah selaku pengambil kebijakan sekaligus pelaksananya di lapangan, maka kerangka teori yang 13 M. Solly Lubis dalam Muhammad Yamin, Gadai Tanah Sebagai Lembaga Pembiayaan Rakyat Kecil, Medan : Pustaka Bangsa Press, 2004, hal. 36 Edi Sahputra : Tinjauan Hukum Terhadap Pengaturan Penguasaan Dan Penggunaan Tanah Di Kawasan Pantai Studi Di Kecamatan Medan Belawan, 2009 diambil tidak lebih dari ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai landasan dan dasar berpijak bagi pelaksanaannya. Akan tetapi dalam pengaturan sesuatu obyek dapat saja telah ada sistem hukum yang menatanya, namun situasi di lapangan terutama pada lapisan masyarakat selalu berada pada jalinan hubungan-hubungan yang dapat diprediksi dan tidak sistematis, masyarakat dengan keinginan dan kebutuhannya terus-menerus bergerak secara dinamis. Hal demikian terjadi karena dalam masyarakat banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, misalnya kekuatan-kekuatan kekuasaan dan saling tarik-menarik dan berbenturan di dalamnya dan menimbulkan ketidakteraturan, dengan kata lain hukum dan masyarakat bukan sebagai sesuatu yang sistematis, tetapi penuh dengan ketidakteraturan, inilah yang disebut dengan teori ketidakteraturan hukum Theories of legal disorder yang dikembangkan oleh Charles Sampford. 14 Namun seharusnya peranan hukum dapat menjamin adanya suatu keteraturan terutama dalam kondisi masyarakat yang sedang membangun, karena keteraturan tersebut merupakan salah satu tujuan dari masyarakat yang sedang membangun, maka hukum menjadi suatu alat yang tidak dapat diabaikan dalam proses pembangunan. 15 14 HR. Otje Salman dan Anton F. Susanto, Teori Hukum, Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka Kembali, Bandung : PT. Rafika Aditama, 2005, hal. 105-108 15 Mochtar Kusumaatmaja, Pembinaan Hukum Dalam Rangka Pembangunan Nasional, Bandung : Bina Cipta, 1986,, hal. 3 Edi Sahputra : Tinjauan Hukum Terhadap Pengaturan Penguasaan Dan Penggunaan Tanah Di Kawasan Pantai Studi Di Kecamatan Medan Belawan, 2009 Berdasarkan teori di ataslah yang dijadikan kerangka berpikir dalam penelitian ini guna melihat situasi hubungan hukum antara masyarakat dengan tanah dalam hal ini antara aspek penguasaan dan penggunaan tanah pada kawasan pantai dikaitkan antara peraturan perundang-undangan dengan kenyataan di lapangan, termasuk tujuan hukum dalam menciptakan keteraturan terutama dalam kondisi masyarakat yang sedang membangun. Dari pijakan kerangka teori hukum tersebut, maka konsepsi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah dengan meninjau peraturan perundang- undangan mengenai obyek yang diteliti dan menggambarkan kenyataannya di lapangan, yang diuraikan dalam tiga variabel, yakni penguasaan tanah, penggunaan tanah dan kawasan pantai dengan segala lingkup aturan dan uraiannya.

1. mengenai Pengaturan Tentang Penguasaan Tanah