20 3
Guru tidak boleh meninggalkan sedikitpun dari nasihat-nasihat guru.
34
4 Guru harus mencegah murid-muridnya dari akhlak yang buruk dengan
jalan sindiran, sedapat mungkin dengan terang-terangan, dengan jalan kasih sayang, tidak dengan jalan membukakan rahasia. Karena terang-
terangan itu termasuk tirai kewibawaan dan menyebabkan berani menyerang karena perbedaan pendapat, dan menggerakan kelobaan untuk
terns-menerus.
35
5 Guru harus menghormati ilmu-ilmu yang dimiliki orang lain, di luar
pengetahuannya dan keahliannya di kalangan muridnya.
36
6 Guru harus mengukur kemampuan muridnya, sehingga memberikan ilmu
itu sesuai dengan kadar kemampuan murid, dan pemahamannya.
37
7 Guru seyogyanya menyampaikan kepada murid yang pendek akal akan
sesuatu yang jelas dan patut baginya, dan ia tidak menyebutkan kepadanya bahwa di balik ini ada sesuatu yang dinilai, dimana ia menyimpannya.
38
8 Guru harus. mengamalkan ilmunya. Janganlah ia mendustakan
perkataannya karena ilmu itu diperoleh dengan pandangan hati sedangkan pengamalan itu diperoleh dengan pandangan mata. Padahal pemilik
pandangan mata itu lebih banyak.
39
Apabila syarat-syarat guru di atas itu terpenuhi akan mengubah peran guru yang tadinya pasif menjadi guru yang kreatif dan dinamis. Bahwa pemenuhan
persyaratan guru profesional akan mengubah peran guru yang semula sebagai orator yang verbalistis menjadi berkekuatan dinamis dalam menciptakan
suatu suasana dan lingkungan belajar yang invitation learning environment.
D. Kriteria Guru yang Berakhlakul Karimah
Zakiah Daradjat, merumuskan persyaratan kepribadian bagi seorang guru adalah sebagai berikut :
34
Ibid., h. 174
35
Ibid., h. 174
36
Ibid., h. 176
37
Ibid., h. 177
38
Ibid., h. 179
39
Ibid., h. 180
21 Suka
bekerjasama, dengan
demokratis, penyayang,
menghargai kepribadian anak didik, sabar, memiliki pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman yang brmacam, macam, perawakan yang menyenangkan dan kelakuan baik, adil dan tidak memihak, toleran, mantap, dan stabil, ada
perhatian terhadap persoalan anak didik, lincah, mampu memuji perbuatan baik dan menghargai anak didik cukup dalam pengajaran, serta mampu
memimpin secara baik.
40
Sedangkan menurut al-Abrasyi, seorang pendidik Islam harus memiliki sifat-sifat tertentu agar ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,
diantaranya: 1
Memiliki sifat zuhud, dan mengajar karena mencari ridho Allah SWT. 2
Seorang guru harus suci dan bersih dari dosa besar, sifat riya mencari nama, dengki, permusuhan perselisihan dan lain-lain sifat yang tercela
3 Ikhlas dalam pekerjaan, keikhlasan dan kejujuran seorang guru di dalam
pekerjannya merupakan jalan terbaik kearah suksesnya di dalam tugas dan sukses murid-muridnya.
4 Seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap muridnya, ia sanggup
menahan diri, menahan kemarahan, lapang hati, banyak sabar dan jangan pemarah karena sebab-sebab yang kecil. Berkepribadian dan mempunyai
harga diri. 5
Seorang guru harus mencintai murid-muridnya, seperti cintanya terhadap anak-anaknya sendiri dan memikirkan keadaan mereka seperti ia
memikirkan keadaan anak-anaknya sendiri. Bahkan seharusnya ia lebih mencintai murid-muridnya daripada anaknya sendiri.
6 Seorang harus mengetahui tabiat, pembawaan, adab, kebiasaan, rasa dan
pemikiran murid-muridnya agar ia tidak keliru dalam mendidik murid- muridnya.
7 Seorang guru harus menguasai mata pelajaran yang akan diberikannya,
serta memperdalam pengetahuannya sehingga mata pelajaran yang diajarkannya tidak akan bersifat dangkal.
41
40
Zakiah darajat, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 1982, h. 44.
41
Muhammad Athiyah al-Abrasyi, Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam, Terj. Syamsuddin Asyrofi, Jakarta: Titian Ilahi Press, 1996, h. 66-70
22 Sedangkan Siti Meichati menyatakan tentang persyaratan kepribadian guru
adalah perhatikan dan kesenangan anak didik, kecakapan merangsang anak didik untuk belajar dan mendorong untuk berfikir, simpati, kejujuran, dan
keadilan, sedia menyesuaikan diri dan memperhatikan orang lain, kegembiraan dan antusiasme, luas perhatiannya, adil dalam tindakan,
menguasai diri, serta mengusai ilmu.
42
Kemudian Al-Ghazali dalam Ihya Ulum al-Din mengemukakan syarat-syarat kepribadian seorang pendidik
sebagai berikut: 1
Sabar menerima masalah-masalah yang ditanyakan murid dan harus diterima dengan baik.
2 Senantiasa bersifat kasih dan tidak pilih kasih.
3 Jika duduk harus sopan dan tunduk, tidak riyapamer.
4 Tidak takabur, kecuali terhadap orang yang zalim, dengan maksud
mencegah dari tindakannya. 5
Bersikap tawadhu dalam pertemuan-pertemuan. 6
Sikap dan pembicaraannya tidak main-main. 7
Menanam sifat bersahabat di dalam hatinya terhadap semua murid- muridnya. Menyantuni serta tidak membentak-bentak orang-orang
bodoh. Membimbing dan mendidik murid yang bodoh dengan cara yang sebaik-baiknya.
8 Berani berkata: saya tidak tahu, terhadap masalah yang tidak
dimengerti. 9
Menampilkan hujjah yang benar. Apabila is berada dalam hak yang salah, bersedia ruju kepada kebenaran.
43
Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa persyaratan akhlak dan kepribadian guru selain seorang guru harus memiliki tabiat yang baik dalam
dirinya sendiri juga harus memiliki akhlak dan kepribadian yang baik saat menghadapi peserta didik dalam proses belajar mengajar.
42
Siti Meichati, Pengantar Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: FIP IKIP, 1982, h. 67.
43
Zainudin, dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari al-Ghazali, Jakarta: Kalam Mulia, 2005, Cet. I,h. 55.