Pengertian, Tugas dan Tanggung Jawab Guru
10 tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.
12
Sementara itu al-Ghazali mempergunakan istilah guru dengan berbagai kata seperti, al-mu
’allim guru, al-mudarris pengajar, al-muaddib pendidik dan al-walid orang tua.
13
Al-Ghazali menyebutkan Seorang guru adalah berurusan dengan hati dan jiwa manusia, dan wujud yang paling mulia di muka bumi ini adalah jenis
manusia. Bagian paling mulia dari bagian-bagian jauhar tubuh manusia adalah hatinya, sedangkan guru adalah bekerja menyempumakan,
membersihkan, mensucikan dan membawakan hati itu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
14
Dapat disimpulkan bahwa guru atau pendidik menurut al-Ghazali
adalah orang
yang bertugas
untuk menyempurnakan,
membersihkan, mensucikan hati anak didiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Tugas Guru
Menurut Abuddin Nata, secara sederhana tugas guru adalah mengarahkan dan membimbing para murid agar semakin meningkat pengetahuannya,
semakin mahir keterampilannya dan semakin terbina dan berkembang potensinya. Sedangkan tugas pokok pendidik adalah mendidik dan mengajar.
mendidik ternyata tidak semudah mengajar.
15
Menurut Nasution, ada beberapa prinsip umum untuk tugas semua guru, yaitu:
a. Guru harus memahami dan menghargai murid siswa. Mengajar adalah
suatu hubungan antar manusia. Anak didik adalah manusia yang berhak atas perlakuan baik dari guru karena kelak menjadi warga negara yang
dewasa yang mau menghormati orang lain. Guru yang baik adalah guru yang lebih bersifat demokratis yang banyak membicarakan dan
mempertimbangkan sesuatu dengan anak didik.
12
Suryosubrata. B, Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1983, h. 26.
13
Zainuddin, dkk, Op.cit., h. 50.
14
Zainuddin, dkk, Op.cit., h. 53
15
Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2001, h. 134.
11 b.
Guru harus mempersiapkan bahan pelajaran yang akan diberikan dengan pengertian ia harus menguasai bahan itu sepenuhnya, jangan hanya
mengenal isi buku pelajaran saja, melainkan juga mengetahui pemakaian dan kegunaannya bagi kehidupan anak dan manusia umumnya.
c. Guru harus mampu menyesuaikan metode mengajar dengan bahan
pelajaran. d.
Guru harus mampu menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesungguhan individu anak. Kesungguhan anak dalam berbagai hal berbeda-beda.
Biasanya guru mencoba menyesuaikan pelajaran dengan kemampuan rata- rata kelas. Bagi anak yang pandai, pelajaran tertentu itu mudah, sedangkan
bagi anak yang lambat dalam memahami pelajaran tersebut maka itu terasa sulit untuk menyesuaikan pelajaran dengan kemampuan individual,
kondisi yang demikian ini berarti yang harus diperhatikan bukan anak- anak yang lambat saja, akan tetapi juga anak-anak yang pandai, sehingga
setiap anak dapat berkembang sesuai dengan kecepatan dan bakat masing- masing.
e. Guru harus mengaktifkan murid dalam hal belajar. Karena berhasil
tidaknya proses belajar mengajar tergantung aktif tidaknya murid tersebut. Kalau murid itu bisa aktif berarti apa yang telah disampaikan oleh guru
tersebut dapat di mengerti oleh murid. f.
Guru harus menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan murid. Tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja tapi seorang guru harus bisa
menyampaikanmengaitkan pelajaran yang diajarkan dengan kehidupan yang wring dilakukan murid dalam sehari-hari.
g. Guru harus memberi pengertian dan bukan hanya dengan kata-kata belaka.
Karena kalau hanya dengan kata-katabicara saja, itu tidak akan bisa membuat siswa itu mengerti dengan apa yang telah disampaikan oleh guru.
Maka guru harus bisa memberikan pengertian apa maksud dari materi yang sudah diajarkan.
h. Guru harus merumuskan tujuan yang akan dicapai pada setiap mata
pelajaran yang diberikan. Sehingga ketika dalam menyampaikan pelajaran,
12 guru sudah mengerti tujuan dari pelajaran yang akan disampaikan dan
tidak hanya mengajar saja, tapi juga ada tujuan yang ingin dicapai dari apa yang sudah diajarkan.
i. Guru jangan hanya terikat oleh satu tex book saja, sebab tujuan mengajar
bukanlah mengusahakan agar anak-anak mengenal dan menguasai suatu tex book. Maksudnya seorang guru harus dapat mengajarkan anak
didiknya secara kontekstual bukan hanya secara tekstual. j.
Tugas guru tidak hanya menguasai dalam arti menyampaikan pengetahuan saja kepada murid, melainkan senantiasa membentuk pribadi murid.
16
Sedangkan menurut Heri Juhari Muhtar dalam bukunya Fiqih Pendidikan , mengatakan bahwa:
Secara umum tugas guru atau pendidik yaitu: 1
Mujaddid, yaitu sebagai sebagai pembaharu ilmu, baik dalam teori maupun praktek, sesuai dengan syariat Islam.
2 Mujtahid, yaitu sebagai pemikir yang ulung.
3 Mujahid, yaitu sebagai pejuang kebenaran.
17
Sedangkan secara khusus tugas pendidik atau guru di lembaga pendidikan adalah :
1 Perencana: Mempersiapkan bahan, metode, dan fasilitas pengajaran serta
mental untuk mengajar. 2
Pelaksana: Pemimpin dalam proses pembelajaran. 3
Penilai: Mengumpulkan data, mengklasifikasi, menganalisa, dan menilai keberhasilan PBM Proses Belajar Mengajar.
4 Pembimbing: Membimbing, menggali, serta mengembangkan potensi
peserta didik ke arah yang lebih baik.
18
AI-Ghazali menjelaskan tentang tugas dan kewajiban seorang pendidik pada bagian khusus dari kitabnya Ihya Ulumu al-Din dan Mizan alAmal ,
16
Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bandung: Jem Mars, 1982, Cet. IV, h. 12-17.
17
Heri Jauhari Muhtar, Fiqih Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya, 2005, Cet. I, h. 155.
18
Ibid., h. 156.
13 dengan pembahasan yang lugas dan mendalam. Dapat diuraikan sebagai
berikut: a.
Mengikuti jejak Rasulullah dalam tugas dan kewajibannya. Adapun syarat bagi seorang guru, maka is layak menjadi pengganti
Rasulullah SAW, dialah sebenar-benarnya alim berilmu, intelektual. Tetapi tidak pulalah tiap-tiap orang yang `alim itu layak menempati kedudukan
sebagai ganti Rasulullah SAW, itu. Sebagaimana sabda Nabi SAW:
Di ceritakan oleh Qaes bin Kasir: Nabi bersabda:Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan
dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak . H.
R. Tirmidzi Kemudian al-Ghazali berpendapat: seorang guru hendaknya mengikuti
ajaran Rasulullah SAW, maka ia tidak mencari upah, balas jasa dan ucapan terima kasih dalam mengajarkan ilmu pengetahuan. Tetapi maksud mengajar
adalah mencari keridhaan Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.
19
Jadi, seharusnya seorang guru menilai tujuan dan tugas mengajarkannya adalah
karena mendekatkan diri kepada Allah semata-mata. b.
Memberikan kasih sayang terhadap anak didik. Al-Ghazali mengatakan Memberikan kasih sayang kepada murid-murid
dan memperlakukan mereka seperti anaknya sendiri.
20
Dengan demikian seorang guru seharusnya menjadi pengganti dan wakil kedua orang tua anak
didiknya, yaitu mencintai anak didiknya seperti memikirkan keadaan anaknya. Jadi, hubungan psikologis antara kedua orang tua dengan anaknya,
19
Zainuddin, dkk, op.cit., h. 59.
20
Zainuddin, dkk, op.cit., h. 61.
14 seperti hubungan naluriah antara kedua orang tua dengan anaknya, sehingga
hubungan timbal balik yang harmonis tersebut akan berpengaruh positif ke dalam proses pendidikan dan pengajaran.
c. Menjadi teladan terhadap anak didik.
Al-Ghazali mengatakan Seorang guru itu harus mengamalkan ilmunya, lalu perkataannya jangan membohongi perbuatannya. Karena sesungguhnya
ilmu itu dapat dilihat dengan mata hati. Sedangkan perbuatan dapat dilihat dengan mata kepala. Padahal yang mempunyai mata kepala adalah lebih
banyak.
21
Dapat dikatakan bahwa dasar-dasar yang dikemukakan al-Ghazali dalam pentingnya suri teladan terhadap anak didik, mempunyai relevansi
dengan teori-teori pendidikan modem Indonesia. d.
Menghormati kode etik guru.
22
Al-Ghazali mengatakan Seorang guru yang memegang salah satu vak mata pelajaran, sebaiknya jangan menjelek-jelekan mata pelajaran lainnya
dihadapan muridny a”.
23
Gagasan al-Ghazali itu relevan dengan apa yang dilaksanakan pada dunia pendidikan Indonesia dewasa ini yaitu
penyelenggaraan MKDU Mata Kuliah Dasar Umum di perguruan tinggi khususnya, yang diberikan pada setiap mahasiswa dari jurusan dan program
pendidikan apapun yang arahnya adalah adanya saling menghargai dan menghormati antar disiplin ilmu profesi.
Pandangan al-Ghazali tersebut dalam dunia pendidikan sekarang dikembangkan menjadi kode etik pendidikan dalam arti yang lugs, misalnya
hubungan guru dengan jabatan. Dengan demikian, maka tugas guru adalah mendidik dan mengajar, yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku anak
kearah tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Maka gurulah yang bertanggung jawab untuk menyediakan dan menciptakan lingkungan yang
asri, nyaman dan menyenangkan agar terjadi proses belajar yang efektif. 3.
Tanggung Jawab Guru
21
Zainuddin, dkk, op.cit., h. 61-62.
22
Zainuddin, dkk, op.cit., h. 59-63
23
Zainuddin, dkk, op.cit, h. 62
15 Guru memikul tugas dan tanggung jawab yang berat, sebab tugas dan
tanggung jawab guru tidak hanya sebatas dinding sekolah saja, tetapi juga diluar sekolah. Guru adalah ksatria pahlawan pendidikan yang berjuang untuk
mengurangi kebodohan, demi terwujudnya cita-cita bangsa. Tugas dan tanggung jawab guru berkaitan erat dengan upaya pengembangan sumber
daya anak didik, membina dan melatih agar tertuju dan terarah kepada tujuan pendidikan nasional. Setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai
manusia yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan. Guru sebagai pendidik bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma
kepada generasi penerusnya, sehingga menjadi proses konversi nilai, karena melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru. Setiap
tanggung jawab mengeluarkan sejumlah kemampuan dan setiap kemampuan dapat dijabarkan lagi dalam kemampuan yang lebih khusus, antara lain:
a. Tanggung jawab moral, yaitu guru harus memiliki kemampuan
menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan Pancasila dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tanggung jawab guru dalam bidang pendidikan di sekolah, yaitu setiap
guru harus menguasai cara belajar mengajar yang efektif, mampu membuat satuan pelajaran, memahami kurikulum yang baik, mampu
mengajar di kelas, mampu menjadi model bagi siswa mampu memberikan nasehat, mampu menguasai teknik-teknik pemberian bimbingan dan
layanan serta mampu membuat dan melaksanakan evaluasi. c.
Tanggung jawab dalam bidang kemasyarakatan, yaitu turut serta menyukseskan pembangunan dalam masyarakat, guru harus mampu
membimbing, mengabdi dalam masyarakat dan melayani masyarakat. d.
Tanggung jawab guru dalam bidang keilmuan, yaitu guru selaku ilmuan bertanggung jawab dan turut serta memajukan terutama ilmu yang sudah
menjadi spesialisasinya,
dengan melaksanakan
penelitian dan
pembangunan.
24
24
Rusyan Tabrani, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung, PT. Remaja Rosyda Karya, 1994, h. 10.
16 Sementara itu, menurut Amstrong sebagaimana dikutip oleh Sudjana
membagi tanggung jawab guru menjadi 5 lima kategori yaitu: 1 Tanggung jawab dalam pengajaran.
2 Tanggung jawab dalam memberikan bimbingan. 3 Tanggung jawab dalam kurikulum.
4 Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi. 5 Tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat.
25
Dengan demikian tanggung jawab guru dalam mengembangkan profesi pada dasarnya adalah tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai,
menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya. Sesungguhnya seorang guru bukanlah bertugas memindahkan
atau mentrasfer ilmunya kepada orang lain atau kepada anak didiknya, tetapi guru juga bertanggung jawab atas pengelolaan, pengarah fasilitator dan
perencanaan. Oleh karena itu, fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan dapat disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu:
1 Sebagai instruksional pengajar, yang bertugas merencanakan program
pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan.
2 Sebagai educator pendidik, yang mengarahkan peserta didik pada tingkat
kedewasaan dan berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah SWT menciptakannya.
3 Sebagai managerial pemimpin, yang memimpin, mengendalikan kepada
diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai masalah
yang menyangkut
upaya pengarahan,
pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atas program pendidikan
yang dilakukan.
26
Sedangkan al-Ghazali menjelaskan dalam kitabnya Ihya Ulum al-Din , ia berkata sebagai berikut:
25
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Sinar Baru Algensindo, 1989, h. 15.
26
Roestiyah. NK, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1982, h. 8.
17 Orang yang berilmu dan tidak beramal menurut ilmunya, adalah
seumpama suatu daftar yang memberi faidah kepada lainnya clan dia sendiri kosong dari ilmu pengetahuan. Dan seumpama batu pengasah,
menajamkan lainnya dan dia sendiri tidak dapat memotong. Atau seumpama jarum penjahit yang dapat menyediakan pakaian untuk lainnya
dan dia sendiri telanjang. Atau seumpama sumbu lampu yang clapat menerangi lainnya dan dia sendiri terbakar, sebagaimana kata pantun: Dia
adalah laksana sumbu lampu yang dipasang, memberi cahaya kepada orang lain, dia sendiri terbakar menyala.
27
Sudah. jelas seorang guru telah mengemban pekerjaan yang sangat penting, karena pendidikan Islam adalah berintikan agama yang
mementingkan akhlak, meskipun guru mempunyai bermacam-macam cabang dan tujuan. Oleh karena itu, guru dianggap sebagai bapak kerohanian, yaitu
seorang yang mempunyai tugas yang sangat tinggi dalam dunia ini, yaitu memberikan ilmu sebagai makanannya, sebagai kebutuhan manusia yang
tinggi, disamping tugas guru mengenalkan anak didik kepada Tuhan. Dengan ini al-Ghazali telah mengangkat status guru dan menumpukkan
kepercayaannya kepada guru yang dinilainya sebagai pemberi petunjuk mursyid dan pembina rohani yang terbaik. Guru adalah bekerja
menyempurnakan, mengangkat derajat, membersihkan dan menggiringnya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Jadi, mengajar ilmu termasuk
pengabdian kepada Allah, sekaligus mengemban amanah Allah SWT yang terbesar. Selanjutnya, al-Ghazali jelaskan pula keutamaan mengajar dan
kewajiban melaksanakannya bagi orang berilmu. Al-Ghazali sebutkan bahwa orang yang mengetahui tapi tidak menyebarkan ilmunya, tidak diamalkan dan
tidak pula diajarkan kepada orang lain, maka orang tersebut sama saja seperti mengumpulkan harta untuk disimpan tanpa dapat dimanfaatkan siapapun.
Dengan demikian tampaklah bahwa secara umum guru bertanggung jawab sangat besar, yaitu menghantarkan murid dan manusia terdidik yang mampu
menjalankan tugas-tugas ketuhanan. Guru tak sekedar menyampaikan materi pelajaran, tetapi bertanggung jawab Pula memberikan wawasan kepada murid
27
Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, terj. Ismail Ya’qub, Semarang:
Faizan, 1979, h. 212.
18 agar menjadi manusia yang mampu menggali ilmu pengetahuan dan
menciptakan lingkungannya yang menarik dan menyenangkan. Pendidikan kesusilaan, budi pekerti, etika, moral maupun akhlak bagi murid bukan hanya
menjadi tanggung jawab guru bidang studi agama atau yang ada kaitannya dengan budi. Dengan demikian, Pendidikan sebagai proses memanusiakan
manusia rnenuntut adanya kesamaan arah dari seluruh unsur yang ada, termasuk unsur pendidikannya.