Karakteristik Motivasi Belajar Pengukuran Motivasi

44

2.3.3 Karakteristik Motivasi Belajar

Menurut Anderson dan Faust dalam Prayitno, 1989, mengemukakan tentang empat karakteristik adanya motivasi belajar dalam diri siswa, yaitu : 1. Adanya minat belajar Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat akan menampakkan minat yang besar untuk terus belajar. Siswa yang memiiki motivasi belajar tinggi akan menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam ilmu pengetahuan, senang mencari pengetahuan baru dan dapat memecahkan masalah. 2. Adanya ketekunan dalam belajar Adanya ketekunan dalam belajar sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar yang baik. Siswa yang memiliki ketekunan belajar tidak mudah merasa putus asa ketika mendapatkan kegagalan dalam proses belajar, dapat dikategorikan mempunyai motivasi yang tinggi. 3. Adanya perhatian terhadap mata pelajaran Siswa yang memiliki ketertarikan terhadap belajar akan bertanggung jawab terhadap mata pelajaran serta tugas-tugasnya. 4. Adanya konsentrasi dalam pembelajaran Adanya konsentrasi yang penuh dalam pembelajaran yang sedang berlangsung akan membawa pengaruh yang positif terhadap hasil belajar. 45

2.3.4 Pengukuran Motivasi

Menurut Pintrich Schunk 1996, motivasi dapat diukur dengan berbagai macam cara, antara lain sebagai berikut : 1. Pengamatan Langsung Pada pengukuran ini, perilaku seseorang diamati secara langsung. Metode ini merupakan indikatoryang valid bagi motivasi, namun mengabaikan proses kognitif dan afektif yang mendasari munculnya tingkah laku yang termotivasi tadi. 2. Penilaian Orang Lain Dengan cara ini, sejumlah pengamat misalnya guru, orangtua, peneliti menilai siswa berdasarkan beberapa karakteristik yang menunjukkan adanya motivasi. Dengan metode ini, pengamat lebih objektif dalam menilai siswa dibandingkan jika siswa menilai dirinya sendiri. Selain itu, metode ini juga melengkapi metode pengamatan langsung dengan melibatkan proses motivasional yang mendasari perilaku. Namun dibandingkan dengan pengamatan langsung, validitas metode ini rendah karena melibatkan ingatan pengamat dan penarikan kesimpulan atas perilaku siswa. 3. Self-Inventory Lapor Diri Lapor diri melibatkan penilaian dan pernyataan seseorang tentang diri mereka sendiri. Metode lapor diri ini terdiri dari beberapa tipe, diantaranya adalah : a. Kuesioner Dalam kuesioner, responden diberikan sejumlah pertanyaan mengenai perilaku atau keyakinannya. Pertanyaan ini bisa berupa pertanyaan terbuka atau tertutup. 46 b. Wawancara Dalam wawancara, sejumlah pertanyaan diberikan oleh pewawancara dan diwajibkan secara verbal oleh responden. Metode ini digunakan jika peneliti ingin mengetahui perasaan dan keyakinan seseorang secara lebih mendalam. c. Stimulated Recall Dalam Stimulated Recall, responden dihadapkan pada suatu situasi dimana ia diberikan suatu tugas dan perilaku responden selama pengerjaan tugas akan diamati. d. Think Alouds Dalam metode ini, responden diberikan suatu tugas dan responden diminta untuk mengucapkan pikiran, perilaku dan emosi yang dirasakan selama mengerjakan tugas. Metode ini sangat bergantung pada verbalisasi yang dilakukan oleh responden. e. Dialog Dialaog adalah percakapan antara dua orang atau lebih, dimana percakapan tersebut dicatat dan dianalisis untuk mengetahui pernyataan- pernyataan motivasi yang terdapat dalam percakapan. 47

2.4 Kerangka Berpikir