Pengaruh motivasi, minat dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo suliso

(1)

PENGARUH MOTIVASI. MINAT DAN LINGKUNGAN

BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MAHASISWA AKAFARMA SUNAN GIRI PONOROGO

TESIS

Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister

Program studi: Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh Susilowati Andari

S540908119

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2009


(2)

PENGARUH MOTIVASI. MINAT DAN LINGKUNGAN

BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MAHASISWA AKAFARMA SUNAN GIRI PONOROGO

Disusun oleh : Susilowati Andari

S540908119

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing:

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I DR. Nunuk Suryani,M.Pd NIP 196611081990032001 Pembimbing II Dr. Fx.Bambang Sukilarso

Sakiman,MS

NIP 195103061979031002

Mengetahui Ketua Program MKK

Prof. DR.dr. Didik Gunawan Tamtomo,M.Kes,MM.,PAk NIP : 194803131976101001


(3)

Lembar Pengesahan Penguji Tesis

Pengaruh Motivasi, Minat dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo

TESIS Disusun Oleh : Susilowati Andari

S540908119

Telah disetujui dan disyahkan oleh Tim Penguji:

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua merangkap anggota

Prof. DR.dr. Didik Gunawan Tamtomo, MM.,M.Kes.,PAk

NIP 194803131976101001 ... ... Sekretaris

merangkap anggota

Prof. Dr. Bhisma

Murti,MPH.,M.Sc.,PhD

NIP 19551021994121001 ... ... Anggota DR. Nunuk Suryani,M.Pd

NIP 196611081990032001 dr. Fx. Bambang S. S, MS NIP. 195103061979031002

... ... ... ... Mengetahui : Direktur

Program Pasca Sarjana

Prof.Drs.Suranto,M.Sc,Ph.D NIP. 195708201985031004

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Prof.Dr.dr.Didik Tamtomo,MM,M.Kes,PAk NIP. 194803131976101001


(4)

KATA PENGANTAR

Ucap syukur Alhamdulillah kepada Alloh SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan HidayahNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian “ Pengaruh Motivasi, Minat dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo” ini dengan baik.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari jalan kegelapan menuju jalan terang benderang.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa bimbingan, arahan dan dorongan yang sangat berarti sejak dari persiapan sampai dengan terselesaikannya tulisan ini. Karenanya penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof.Dr.Suranto.MSc.,Phd selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi lanjut

2. Prof.Dr.dr.Didik Tamtomo,MM,M.Kes,PAK, selaku Ketua Program Studi Megister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi lanjut. 3. DR. Nunuk Suryani,MPd selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak

membantu. mengarahkan, membimbing dan memberi dorongan sampai penelitian ini selesai


(5)

4. Dr. Fx. Bambang Sukilarso Sakiman,MS selaku Pembimbing II yang telah banyak membantu. Mengarahkan, membimbing dan memberi dorongan sampai penelitian ini selesai

5. Dra. Hj. Maesunnah,Apt selaku Direktur Akafarma sunan Giri Ponorogo yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi lanjut. 6. Suami dan anak-anakku yang sholih dan sholihah yang telah memberi

semangat sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan penelitian ini 7. Teman-temanku di Akafarma Sunan Giri ponorogo yang telah banyak

membantu memberikan dorongan moril kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini

8. Teman-teman seminat di program Studi Megister Kedokteran Keluarga Minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini

Semoga amal dan kebaikan yang telah diberikan mendapat pahala dari Alloh SWT.Amin

Surakarta, Desember 2009 Peneliti


(6)

PERNYATAAN Nama : Susilowati Andari

Nim : S540908119

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengaruh Motivasi, Minat dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjuk dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut

Surakarta, Desember 2009 Yang membuat pernyataan,


(7)

ABSTRAK

Susilowati Andari.2009. Pengaruh Motivasi, Minat dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo.Tesis. Magister Kedokteran Keluarga, Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan. Program pasca sarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Kata Kunci: Motivasi,Minat,Lingkungan Belajar,Prestasi Belajar

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi,minat dan lingkungan belajar serta prestasi belajar dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara motivasi, minat, dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa di Akafarma Sunan Giri Ponorogo baik secara parsial maupun simultan.

Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa semester tiga dan lima Akafarma Sunan Giri Ponorogo pada bulan Nopember 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jenis asosiatif serta menggunakan tehnik analisis regresi, yaitu Regresi Linier Berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo yang telah menempuh satu tahun pendidikan dengan jumlah 50 mahasiswa. Sampel yang digunakan adalah seluruh populasi dengan metode sampling Exhaustive Sampling.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi, minat dan lingkungan belajar mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo rata-rata dalam kategori baik dengan nilai masing-masing 80%, 60 %, 80%. Sedangkan prestasibelajar mahasiswa Akafarma tahun akademi 2009/2010 pada umumnya sangat memuaskan dengan nilai 64% Secara parsial motivasi mempengaruhi prestasi belajar sebesar 13 % dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 2.632 dengan probabilitas 0.012 yang lebih kecil dari 0.05 yang berarti variabel tersebut signifikan. Minat belajar mahasiswa mempengaruhi prsetasi belajar sebesar 22 % dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 3.614 dengan probabilitas 0.01 < 0.05 yang berarti variabel tersebut signifikan. Lingkungan belajar secara parsial menyumbang 22 % terhadap prestasi belajar dengan nilai t hitung sebesar 3.574 dengan probabilitas 0.001 < 0.05 yang berarti variabel tersebut signifikan. Berdasar F hitung yang didapat 51.679 dengan signifikansi 0.000, maka harga signifikansi yang kurang dari 0.05 menunjukkan nilai F hitung yang didapat signifikan dan ini berarti secara simultan motivasi, minat dan lingkungan belajar mahasiswa mempengaruhi prestasi belajarnya . Besar pengaruh kesemua variabel terhadap prestasi belajar ditunjukkan dengan nilai R2 sebesar 77.1 %, yang berarti pula ada 22.9% faktor lain yang juga mempengaruhi prestasi belajar yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada pengaruh motivasi, minat dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar.


(8)

ABSTRACT

Susilowati Andari. .2009. The Influence of Motivation, Interest and Learning Environment toward Students’ Achievement of Akafarma Sunan Giri Ponorogo. Thesis. Master of Family Medical, The Main Interest on Health profession Education, Post Graduate Program.of Sebelas Maret University. Surakarta

Keywords: Motivation, Interest, Learning Environment, and Achievement

The purpose of this research was to investigate motivation, interest, and learning environment of Akafarma students, and is there a significant influence among motivation, interest, and learning environment toward students’achievement of Akafarma both partially or simultaneously.

This research conducted for the third and fifth semester students of Akafarma Sunan Giri Ponorogo. The research methode used in this study was quantitative method using associative design. The technique used in analyzing data was multiple linier regression. The population of this research was 50 students of Akafarma Sunan Giri Ponorogo who have been studied for one year. All of the population was the research sample (i.e. population research).

The research results show that in average the level of motivation, interest, and learning environment of the students of Akafarma Sunan Giri Ponorogo, have good category in each value, those are 80%, 60%, 80%. While students’achievement of Akafarma Sunan Giri Ponorogo in 2009-2010 academic year have very satisfied value with the score 64%. Motivation influences on achievement about 13%. With t value = 2.632 and p= 0.012 (<0.05) means that the variable is significant. The students interest influences on achievement about 22%. This variable is significant with t value = 3.614 and p = 0.01 (<0.05). Learning environment contributes 22% toward students’achievement. The variable is significant with t value = 3.57 and p = 0.001 (<0.05). It also find out that F value is 51.679 and p = 0.000 (<0.05), it means that motivation, interest, and learning environment have a significant influence toward students’ achievement. The influence value toward students’achievement shown by the R2 value = 77,1 %.It means that there are 22,9% influence from other factors which also affect the students’ achievement.

It can be concluded that motivation, interest, and learning environment have a significant influence on students’ achievement of Akafarma Sunan Giri Ponorogo.


(9)

DAFTAR ISI

JUDUL Hal

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN……… A. Latar Belakang Masalah………...

B. Rumusan Masalah……….

C. Tujuan Penelitian………..…

D. Manfaat Penelitian………..….. BAB II KAJIAN PUSTAKA………

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar………... 1. Motivasi Belajar... 1.1. Teori Motivasi……..……….…. 1.2. Fungsi Motivasi………... 1.3. Jenis – jenis Motivasi……….... 1.4. Pengertian Motivasi….……….. 1.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi………….….... 1.6. Upaya meningkatkan motivasi belajar mahasiswa …………

i ii iii iv v vi vii 1 1 4 4 5 7 7 7 7 8 9 11 12 14


(10)

1.7. Indikator-indikator Motivasi……….…….……….… 2. Minat Belajar………..…………..….. 2.1. Pengertian Minat Belajar………. 2.2. Pembagian Minat……….. 2.3. Indikator-indikator Minat……….. 2.4. Upaya meningkatkan Minat Mahasiswa dalam Belajar …... 2.5. Metode Pengukuran Minat……… 3. Kajian tentang Lingkungan Belajar……… 3.1. Pengertian Lingkungan Belajar……….. 3.2. Macam-macam Lingkungan Belajar………..…. 3.2.1. Lingkungan Keluarga……….….. 3.2.2. Lingkungan Kampus………...……. 3.2.3. Lingkungan Masyarakat………..…… B. Kajian tentang Prestasi Belajar………... 1. Belajar………... 1.1. Pengertian Belajar………....…. 1.2. Fase dan Cara Belajar yang Efektif………...… 1.3. Prinsip-prinsip Belajar………...….. 2. Prestasi Belajar………....…… 2.1. Pengertian Prestasi Belajar………...….. 2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi Belajar…...….. C. Penelitian yang Relevan... D. Kerangka Berpikir...

19 20 20 28 30 32 35 36 36 37 37 43 47 49 49 49 51 57 60 60 61 72 73


(11)

E. Hipotesis……….. BAB III METODE PENELITIAN ……… A. Jenis Penelitian………...…………. B. Lokasi Penelitian………...………….. C. Populasi dan Sampel………...…………. D. Metode Pengumpulan Data………...………..

1. Metode Angket/Kuesioner………...………… 2. Metode Dokumentasi………...……… E. Definisi Operasional………...…. F. Instrumen Penelitian………...……….. 1. Penyusunan Instrumen... 2. Uji Kualitas Angket Penelitian………...……….

a. Validitas………...……… b. Reliabilitas………...………… G. Tehnik Analisa Data………...………. 1. Uji Prasyarat Analisis………...………… a. Uji Normalitas………...……….. b. Uji Linieritas………...………. c. Uji Multikolinieritas………...………. 2. Uji Hipotesis... 2.1. Uji Analisis Linier Berganda... 2.2. Uji F atau Uji Simultan... 2.3. Uji t atau Uji Parsial...

76 77 77 77 77 78 78 79 79 81 81 82 83 84 85 85 85 86 87 88 89 89 90


(12)

2.4. Kontribusi(Koefisien Determinant,R2)... 2.5. Kontribusi parsial,r2... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian... a. Gambaran Umum... b. Uji Instrumen Penelitian... a. Validitas... b. Reliabilitas... c. Deskripsi hasil penelitian... d. Analisis Uji Prasyarat... a. Uji Normalitas... b. Uji Linieritas... c. Uji Multikolinieritas... e. Uji Hipotesis...

a. Uji regresi Linier Berganda... b. Uji F atau Uji Simultan... c. Uji t atau Uji Parsial... d. Kontribusi(Koefisien Determinant,R2)... e. Kontribusi parsial,r2... B. Pembahasan...

a. Motivasi Belajar... b. Minat Belajar... c. Lingkungan Belajar...

91 92 93 93 93 93 93 94 95 103 103 104 105 106 106 107 107 108 109 109 109 110 111


(13)

d. Prestasi Belajar... e. Pengaruh Motivasi, Minat dan Lingkungan Belajar terhadap

Prestasi Belajar... BAB V SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

112

112 114 116 117


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Lampiran I 119-143

2. Lampiran II 144-162

3. Lampiran III 163-167


(15)

DAFTAR TABEL

Hal

1. Tabel 4.1 : Variabel Motivasi Belajar 96

2. Tabel 4.2 : Tingkat Motivasi Belajar 97

3. Tabel 4.3 : Variabel Minat Belajar 98

4. Tabel 4.4 : Tingkat Minati Belajar 99

5. Tabel 4.5 : Variabel Lingkungan Belajar 100

6. Tabel 4.6 : Kategori Lingkungan Belajar 101


(16)

DAFTAR GAMBAR

Hal 1. Gambar 4.1 : Daigram Pie Motivasi Belajar 97

2. Gambar 4.2 : Daigram Pie Minat Belajar 99

3. Gambar 4.3 : Daigram Pie Lingkungan Belajar 102 4. Gambar 4.4 : Daigram Pie Prestasi Belajar 105


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Prestasi belajar dapat digunakan sebagai indikator dari mutu pendidikan serta bisa digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Keberhasilan belajar atau prestasi belajar biasanya diukur berdasarkan tes. Yang kemudian dikuantifikasikan dalam bentuk nilai atau Indeks Prestasi (IP). Apabila kita ingin mengetahui bagaimana proses belajar mahasiswa bisa kita lihat dari nilai yang diperoleh dari tiap semester yang diselesaikannya, karena nilai tersebut merupakan cerminan dari proses belajar yang terjadi.

Prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri individu (faktor internal) maupun dari luar individu (faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah kecerdasan/intelegensi, minat, bakat, motivasi, kecemasan dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor lingkungan belajar yang meliputi lingkungan kampus, keluarga dan lingkungan. sosial.


(18)

Diantara banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar , faktor motivasi, minat serta lingkunganlah yang dominan. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri individu yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar (Sardiman, 2006:75). Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seorang mahasiswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi dosen maupun mahasiswa. Bagi dosen mengetahui motivasi belajar dari mahasiswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar mahasiswa. Bagi mahasiswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga mahasiswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Mahasiswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi. Seseorang akan belajar jika ada dorongan dari dalam dan akan menyenangi pelajaran tersebut jika sesuai dengan minatnya.

Kecenderungan yang terjadi di Akafarma Sunan Giri Ponorogo, semakin tinggi jenjang semester yang dilalui semakin menurun tingkat disiplin dalam perkuliahan maupun praktikum. Hal ini nampak dari daftar hadir rata-rata 75% yang memberikan gambaran makin menurunnya motivasi belajar.

Proses belajar tidak bisa lepas dari faktor lingkungan belajarnya. Lingkungan belajar adalah lingkungan pada saat perkulihan maupun di luar jam perkuliahan. Lingkungan tempat belajar seseorang akan berpengaruh pada prestasi belajar. Lingkungan yang kondusif, mendorong mahasiswa untuk belajar secara


(19)

sungguh-sungguh. Semakin kondusif lingkungan maka mahasiswa akan semakin bersungguh-sungguh dalam belajar yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar. Sebaliknya lingkungan yang tidak kondusif akan mengganggu aktivitas belajar seseorang sehingga akan menurunkan prestasi belajarnya.

Mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo pada umumnya berasal dari luar kota dan sebagian kecil dari dalam kota tinggal bersama keluarga. Mahasiswa dari luar kota biasanya menempati rumah kontrakan di sekitar kampus, baik bersama mahasiswa lain maupun para pekerja yang bertempat tinggal yang sama. Fasilitas yang disediakan kampus pada umumnya masih kurang memadai, misal ruang perkuliahan tanpa kipas atau pendingin sehingga membuat kurang nyaman dalam belajar. Pada saat perkuliahan, dosen pada umumnya masih menggunakan papan tulis atau OHP dengan metode ceramah dan tanya jawab sehingga mahasiswa merasa jenuh dan bosan karena kurangnya variasi dalam mengajar.

Upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa adalah dengan meningkatkan motivasi, minat dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.

Berdasar penelitian pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 mahasiswa dengan prestasi rendah, mereka umumnya bermasalah dengan keadaan keluarga, yaitu kurangnya perhatian keluarga, atau kuliah dikarenakan adanya paksaan dari orang tua, juga dikarenakan minat dan motivasi yang kurang dari diri mahasiswa sendiri maupun lingkungan belajar yang kondusif.. Kampus adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung. Di kampus nilai-nilai


(20)

kehidupan ditumbuhkan dan dikembangkan. Oleh karena itu, kampus menjadi wahana yang sangat dominan bagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku, dan prestasi seorang siswa (Tu’u, 2004:18)

Atas dasar pemikiran di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Motivasi, Minat, dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah motivasi belajar mahasiswa di Akafarma Sunan Giri Ponorogo?

2. Bagaimanakah minat belajar mahasiswa di Akafarma Sunan Giri Ponorogo?

3. Bagaimanakah kondisi lingkungan belajar mahasiswa di Akafarma Sunan Giri Ponorogo?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara motivasi, minat, dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa di Akafarma Sunan Giri Ponorogo baik secara parsial maupun simultan?

C. Tujuan Penelitian


(21)

1. Untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswa di Akafarma Sunan Giri Ponorogo

2. Untuk mengetahui minat belajar mahasiswa di Akafarma Sunan Giri Ponorogo

3. Untuk mengetahui kondisi lingkungan belajar mahasiswa di Akafarma Sunan Giri Ponorogo

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara motivasi, minat, dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa di Akafarma Sunan Giri Ponorogo baik secara parsial maupun simultan .

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1 Manfaat teoritis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai masalah yang diteliti

b. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan teori yang diterima dibangku kuliah

2. Manfaat praktis

a. Bagi mahasiswa dapat menumbuhkan motivasi belajar yang positif dan menenetukan lingkungan belajar yang kondusif sehingga dapat memacu prestasi belajarnya.


(22)

b. Bagi kampus sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik

c. Bagi dosen sebagai masukan untuk dapat menentukan kondisi belajar yang kondusif sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik.


(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Faktor – faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar 1. Motivasi Belajar

1.1. Teori motivasi

Menurut Sri Mulyani seperti dikutip oleh Darsono (2000:62) teori motivasi dibagi menjadi tiga yaitu: motif berprestasi, motif berafiliasi dan motif berkuasa. Dalam Dimyati mengutip pendapat Maslow (2002:80), mengemukakan kebutuhan akan motivasi berdasarkan 5 tingkatan penting yaitu:

a. Kebutuhan fisiologis adalah berkenaan dengan kebutuhan pokok manusia yaitu sandang, papan atau perumahan, pangan.

b. Kebutuhan akan perasaan aman adalah berhubungan dengan keamanan yang terkait fisik maupun psikis, bebas dari rasa takut dan cemas.

c. Kebutuhan sosial adalah diterima dalam lingkungan orang lain yaitu pemilikan harga diri, kesempatan untuk maju.

d. Kebutuhan akan penghargaan usaha menumbuhkan jati diri.

e. Kebutuhan untuk aktualisasi diri adalah kebutuhan individu menjadi sesuatu yang sesuai kemampuannya.

Kebutuhan-kebutuhan ini hendaknya dapat dipenuhi mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki kebutuhan akan motivasi , akan merasa nyaman dalam belajar, dapat giat dan tekun karena berbagai kebutuhannya dapat terpenuhi.


(24)

1.2. Fungsi motivasi

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melaksanakan aktivitas belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para mahasiswa. Menurut Djamarah (2002 : 123) ada tiga fungsi motivasi: a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai

pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya diambil dalam rangka belajar.

b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap seseorang itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Seseorang yang mempunyai motivasi

dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

Menurut Hamalik (2004:175) fungsi motivasi adalah :

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.


(25)

Menurut Sardiman (2007:85) ada 3 fungsi motivasi :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai, sehingga motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi maka mahasiswa akan belajar dengan baik dan dapat meraih prestasi belajar yang optimal.

1.3. Jenis – jenis motivasi

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:86) motivasi sebagai kekuatan mental individu memiliki 2 jenis tingkat kekuatan, yaitu:

a. Motivasi Primer

Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, motif dasar tersebut berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Dimyati mengutip pendapat Mc.Dougal bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan dan perasaan subjektif dan dorongan mencapai kepuasan contoh mencari makan, rasa ingin tahu dan sebagainya.


(26)

Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari,motif ini dikaitkan dengan motif sosial, sikap dan emosi dalam belajar terkait komponen penting seperti afektif, kognitif dan kunasif, sehingga motivasi sekunder dan primer sangat penting dikaitkan oleh mahasiswa dalam usaha pencapaian prestasi belajar.

Suryabrata dalam(Tomi darmawan,2007) membedakan motivasi berdasarkan sebab-sebab timbulnya motivasi itu sendiri ke dalam dua golongan, yaitu:

a. Motivasi intrinsik

Adalah motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi individu itu sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar individu. Contoh: seseorang mempelajari sebuah buku karena ia termotivasi untuk mengetahi isi atau bahan berupa pengetahuan yang ia dapatkan.

b. Motivasi Ekstrinsik

Adalah dorongan terhadap perilaku individu yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Ia mendapat pengaruh atau rangsangan dari luar, contoh: seseorang akan giat belajar kalau diberitahu sebentar lagi ujian.

Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sangat penting bagi mahasiswa dalam proses belajar, dengan timbulnya motivasi intrinsik dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi. Motivasi ekstrinsik dapat berubah menjadi intrinsik tanpa disuruh orang lain.Ia termotivasi belajar dan belajar sungguh-sungguh tanpa disuruh oleh orang lain (Monks, dalam Dimyati, 2002:91).


(27)

Menurut Hamalik (2004:174), komponen motivasi adalah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Ada dua komponen dalam motivasi, yaitu:

a. Komponen dalam, yaitu perubahan di dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, dan ketegangan psikologis. Jadi, komponen dalam adalah kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipuaskan

b. Komponen luar, yaitu apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Jadi komponen luar adalah tujuan yang hendak dicapai

Rusyan (1983:3), membagi motivasi menjadi dua, yaitu:

a. Motivasi atas dasar rangsangan, yang dibedakan atas motivasi kebutuhan organik dan motivasi karena darurat. Kebutuhan organik antara lain adalah makan dan bernapas

b. Motivasi berdasarkan munculnya motivasi, yang dibedakan atas motivasi bawaan dan motivasi yang dipelajari. Motivasi bawaan dibawa sejak lahir, seperti dorongan untuk belajar. Motivasi yang dipelajari, seperti ingin pandai maka orang harus belajar

1.4. Pengertian motivasi

Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau

berbuat.. Menurut Sardiman (2007:73) motif merupakan daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan..


(28)

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 1992:173). Menurut Sardiman (2007:73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “ felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Menurut Mulyasa (2003:112) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Seseorang akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi.

Dimyati dan Mudjiono (2002:80) mengutip pendapat Koeswara mengatakan bahwa siswa belajar karena didorong kekuatan mental, kekuatan mental itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri seorang terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Motivasi itu meliputi: rasa ingin tahu, merasa adanya kesesuaian dengan kebutuhan,adanya kepercayaan diri akan kemampuannya serta adanya kepuasan tersendiri bila mampu menyelesaikan tugas dengan baik, Dalam belajar, motivasi / dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka pemenuhan harapan dalam hal ini adalah pencapaian tujuan.


(29)

1.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Menurut Max Darsono, dkk (2000:65) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:

a. Cita-cita atau aspirasi

Cita-cita atau aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar.

b. Kemampuan belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri seseorang, misalnya penghematan, perhatian, ingatan, daya pikir, fantasi.

c. Kondisi Fisik dan Psikologis

Mahasiswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Kondisi yang mempengaruhi motivasi belajar di sini berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Seseorang yang kondisi jasmani dan rohani yang terganggu, akan menganggu perhatian belajarnya, begitu juga sebaliknya. d. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri individu. Kondisi lingkungan yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar mengajar tidak stabil, kadang-kadang


(30)

kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Misalnya keadaan emosi, gairah belajar, situasi dalam keluarga dan lain-lain.

f. Upaya pendidik dalam pembelajaran peserta didik

Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana dosen mempersiapkan diri dalam membelajarkan mahasiswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian mahasiswa, mengevaluasi hasil belajar, dan lain-lain. Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentingan mahasiswa, maka diharapkan dapat menimbulkan motivasi belajar mahasiswa.

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi dosen maupun mahasiswa. Bagi dosen mengetahui motivasi belajar dari mahasiswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar peserta didik. Bagi mahasiswa, motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga terdorong untuk melakukan kegiatan belajar.

1.6. Upaya meningkatkan motivasi belajar mahasiswa

Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar mahasiswa, karena fungsinya yang mendorong dan mengarahkan kegiatan belajar. Menurut Oemar Hamalik (2004:184) ada beberapa tehnik untuk memotivasi belajar berdasar teori kebutuhan, yaitu:

a. Pemberian penghargaan atau ganjaran

Tehnik ini dianggap berhasil jika menumbuhkembangkan minat mahasiswa. Minat dalah perasaan seseorang bahwa apa yang dipelajari atau dilakukannya bermakna bagi dirinya.


(31)

b. Pemberian angka atau grade

Apabila pemberian angka didasarkan atas perbandingan interpersonal dalam prestasi akademis, hal ini akan menimbulkan dua hal, yaitu: yang mendapatkan angka baik dan yang mendapatkan angka jelek. Yang mendapatkan angka jelek mungkin akan berkembang rasa rendah diri dan tak ada semangat terhadap pekerjaan- pekerjaan belajar

c. Keberhasilan dan tingkat aspirasi

Istilah “tingkat aspirasi” menunjuk pada tingkat pekerjaan yang diharapkan pada masa depan berdasarkan keberhasilan atau kegagalan dalam tugas-tugas yang mendahuluinya. Konsep ini berkaitan erat dengan konsep seseorang tentang dirinya dan kekuatann-kekuatannya. Dalam hal ini dosen dapat menggunakan prinsip bahwa tujuan-tujuan harus dapat dicapai dan mahasiswa merasa bahwa mereka akan mampu mencapainya.

d. Pemberian pujian

Yang harus diperhatikan dalam memberi pujian adalah efek pujian tergantung pada siapa yang memberi dan siapa yang menerima pujian. Mahasiswa yang sangat membutuhkan keselamatan dan harga diri , mengalami kecemasan, dan merasa bergantung pada orang lain akan responsif terhadap pujian.

e. Kompetisi dan kooperasi

Persaingan merupakan insentif pada kondisi-kondisi tertentu, tetapi dapat merusak pada kondisi yang lain. Dalam kompetisi harus terdapat kesepakatan yang sama untuk menang. Ada tiga jenis persiangan yang efektif:


(32)

1. Kompetisi interpersonal antara teman sebaya sering menimbulkan semangat persaingan

2. Kompetisi kelompok dimana setiap anggota dapat memberikan sumbangan dan terlibat didalam keberhasilan kelompok merupakan motivasi yang sangat kuat.

3. Kompetisi dengan diri sendiri, yaitu dengan catatan tentang prestasi terdahulu, dapat merupakan motivasi yang efektif.

f. Pemberian harapan

Harapan selalu mengacu ke depan. Artinya, jika seseorang berhasil melaksanakan tugasnya atau berhasil dalam kegiatan belajarnya, dia dapat memperoleh dan mencapai harapan-harapan yang telah diberikan kepadanya sebelumnya.

Menurut Sardiman (2007:92) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di tempat belajar, antara lain : a. Memberi angka atau nilai

Angka dimaksud adalah simbol atau nilai dari hasil akivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar di masa mendatang.

b. Hadiah

Hadiah dapat membuat anak didik termotivasi untuk memperoleh nilai yang baik. Hadiah tersebut dapat digunakan orang tua atau pendidik untuk memacu belajar anak didik.


(33)

c. Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan. Persaingan dapat meningkatkan prestasi belajar anak didik. Dengan saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong belajar anak didik.

d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran anak didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Anak didik akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.

e. Memberi tes

Tes bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Mahasiswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada tes. Mahasiswa biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi tes .Oleh karena itu, memberi tes merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi mahasiswa agar lebih giat belajar juga merupakan sarana motivasi.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil belajarnya, akan mendorong seseorang untuk giat belajar. Dengan mengetahui hasil belajar yang meningkat, seseorang termotivasi untuk belajar dengan harapan hasilnya akan terus meningkat.


(34)

Pujian adalah bentuk reinforcement positif sekaligus motivasi yang baik. Pendidik bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan siswanya dalam mengerjakan tugas. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana menyenangkan, mempertinggi gairah belajar.

h. Hukuman

Hukuman merupakan reinforcement negatif, tetapi jika dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif. i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berati ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang ada dalam diri seseorang. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan agar hasrat untuk belajar itu menjelma menjadi perilaku belajar.

j. Minat

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Mahasiswa yang berminat terhadap suatu mata kuliah akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Proses belajar akan berjalan lancar jika disertai dengan minat. Minat dapat dibangkitkan dengan :membandingkan adanya kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan penggalaman yang lampau, memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, menggunakan berbagai macam metode mengajar.


(35)

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima oleh mahasiswa merupakan alat motivasi yang cukup penting. Dengan memahami tujuan yang hendak dicapai, akan timbul gairah untuk belajar.

1.7. Indikator-indikator Motivasi

Menurut Sardiman (2006 : 83) motivasi pada diri seseorang itu memiliki ciri-ciri :

a. Tekun menghadapi tugas

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri

e. Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin f. Dapat mempertahankan pendapatnya

g. Tidak cepat menyerah terhadap hal yang diyakini h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila mahasiswa mempunyai ciri-ciri tersebut, berarti mahasiswa mempunyai motivasi yang cukup kuat. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik jika mahasiswa memiliki motivasi untuk belajar, tekun dalam menghadapi tugas, senang memecahkan soal-soal, ulet dalam mengatasi kesulitan belajar.

Dari berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator dari motivasi dalam penelitian ini adalah :

a. tekun dalam menghadapi tugas

b. adanya ketertarikan dengan perkuliahan c. senang memecahkan soal-soal dan latihan


(36)

d. ulet dalam mengatasi kesulitan belajar

2. Minat Belajar

2.1 Pengertian Minat Belajar

Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slameto, 1995). Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang.

Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika disalurkan dalam suatu kegiatan. Keterikatan dengan kegiatan tersebut akan semakin menumbuh kembangkan minat. Sesuai pendapat yang dikemukakan Hurlock (1990:144), “bahwa semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah ia”. Minat dapat menjadi suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan kesenangan (Natawijaya, 1978:94).

Menurut Soesilowindradini dalam (Tuharjo, 1989:13), “ suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai minat akan menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan”. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi.. Slameto dalam (Tomi Dramawan, 2007) menyatakan “ bahwa minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang


(37)

menyuruh, minat pada hakekatnya adalah penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya, sebaliknya kurangnya minat dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan . Hal ini juga bisa terjadi pada minat terhadap belajar jika tidak ada minat bisa jadi akan terjadi penolakan terhadap dosennya.

Suryanto (1969:9) memandang minat sebagai pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan. Utami dn Fauzan dalam (Tomi Darmawan, 2007) memandang minat sebagai kecenderungan yang realtif menetap sebagai bagian diri seseorang, untuk tertarik dan menekuni bidang-bidang tertentu. Winkel (1987:105) menyatakan “ bahwa minat merupakan kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu.”

Menurut Kartono (1995), minat merupakan moment-moment dari kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif kepada suatu obyek yang dianggap paling efektif (perasaan, emosional) yang didalamnya terdapat elemen-elemen efektif (emosi) yang kuat. Minat juga berkaitan dengan kepribadian. Jadi pada minat terdapat unsur-unsur pengenalan (kognitif), emosi (afektif), dan kemampuan (konatif) untuk mencapai suatu objek, seseorang atau suatu situasi yang bersangkutan dengan diri pribadi (Buchori, 1985)

Akademi Analis Farmasi dan Makanan merupakan institusi pendidikan yang mencetak seorang analis di bidang farmasi dan makanan. Farmasi atau


(38)

identik dengan obat-obatan serta makanan dan minuman merupakan kebutuhan sehari-hari. Dengan makin berkembangnya produk farmasi dan makanan di pasaran menuntut adanya pengawasan yang ketat terhadap mutu produk sehingga aman digunakan serta memberi manfaat pada penggunaannya. Karena kenyataannya banyak produk farmasi dan makanan yang beredar di pasaran mengandung bahan berbahaya yang mengancam kelangsungan hidup konsumen. Dengan demikian, bidang analis farmasi dan makanan dapat melahirkan reaksi perasaan senang, gembira, dan semangat belajar, begitu pula sebaliknya, tergantung dari kepribadian mahasiswa sendiri apakah menaruh minat yang tinggi terhadap bidang analis farmasi dan makanan.

Menurut Hardjana (1994), minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan untuk mengetahui hal tertentu. Minat dapat diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu (Lockmono, 1994).

Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman (Hardjana, 1994).

Menurut Gie (1998), minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan


(39)

segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dipelajarinya..

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Mahasiswa yang berminat terhadap bidang analis farmasi dan makanan akan belajar dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti perkuliahan, dan bahkan dapat menemukan kesulitan–kesulitan dalam belajar,,menyelesaikan soal-soal latihan dan praktikum karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari analisis farmasi dan makanan. Mahasiswa akan mudah memahami perkuliahan yang menarik minatnya. Minat berhubungan erat dengan motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, pendidik perlu membangkitkan minat peserta didik agar pelajaran yang diberikan mudah dimengerti (Hasnawiyah, 1994).

Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Itu berarti bahwa minat sebagai suatu aspek kejiwaan melahirkan daya tarik tersendiri untuk memperhatikan suatu obyek tertentu.

Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan studi para pelajar menunjukkan bahwa penyebabnya adalah kekurangan minat (Gie, 1998).

Menurut Gie (1998), arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah :


(40)

2. Minat memudahnya terciptanya konsentrasi. 3. Minat mencegah gangguan dari luar

4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan. 5. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.

Minat melahirkan perhatian spontan yang memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu yang lama dengan demikian, minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Minat bersifat sangat pribadi, orang lain tidak bisa menumbuhkannya dalam diri mahasiswa, tidak dapat memelihara dan mengembangkan minat itu, serta tidak mungkin berminat terhadap sesuatu hal sebagai wakil dari masing-masing siswa (Gie, 1995).

Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan yang erat sekali. Seseorang yang menaruh minat pada bidang ilmu tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikan perkembangan bidang ilmu tersebut. Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara kontinyu baik secara sadar maupun tidak pada objek tertentu, biasanya dapat membangkitkan minat pada objek tersebut.

Kalau seorang mahasiswa mempunyai minat pada bidang ilmu tertentu dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya jika mahasiswa tidak berminat, maka perhatian pada perkuliahan yang sedang diajarkan biasanya dia malas untuk mengikutinya. Demikian juga dengan mahasiswa yang tidak menaruh perhatian pada bidang ilmu yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan mahasiswa tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu mempengaruhi hasil belajarnya (Kartono, 1995).


(41)

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa mahasiswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Mahasiswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu mahasiswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada mahasiswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila mahasiswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila mahasiswa melihat bahwa dari hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar mahasiswa akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya.

Dengan demikian perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran yang dapat memberikan solusi terhadap peningkatan minat belajar mahasiswa, utamanya dengan yang berkaitan dengan bidang ilmu analis farmasi dan makanan. Minat


(42)

sebagai aspek kewajiban bukan aspek bawaan, melainkan kondisi yang terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan. Karena itu minat sifatnya berubah-ubah dan sangat tergantung pada individunya.

Minat belajar dapat ditingkatkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di kampus. Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi yang baik akan melahirkan sikap pemusatan perhatian yang tinggi terhadap objek yang sedang dipelajari.

Minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Dilihat dari dalam diri mahasiswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luarnya minat sifatnya tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orang tua dan persepsi masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial budaya (Slameto, 1995).

Menurut Slameto (1995), faktor-faktor yang berpengaruh di atas dapat diatasi oleh dosen di kampus dengan cara:

1. Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berseni.


(43)

2. Memberikan rangsangan kepada mahasiswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan.

3. Mengembangkan kebiasaan yang teratur 4. Meningkatkan kondisi fisik mahasiswa.

5. Mempertahankan cita-cita dan aspirasi mahasiswa. 6. Menyediakan sarana penunjang yang memadai.

Minat belajar membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat sangat pribadi pada setiap mahasiswa. Oleh karena itu, minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing mahasiswa. Pihak lainnya hanya memperkuat dan menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang (Loekmono, 1994).

Minat berkaitan dengan nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu, merenungkan nilai-nilai dalam aktivitas belajar sangat berguna untuk membangkitkan minat. Misalnya belajar agar lulus ujian, menjadi juara, ahli dalam salah satu ilmu, memenuhi rasa ingin tahu mendapatkan gelar atau memperoleh pekerjaan. Dengan demikian minat belajar tidak perlu berangkat dari nilai atau motivasi yang muluk-muluk. Bila minat belajar didapatkan pada gilirannya akan menumbuhkan konsentrasi atau kesungguhan dalam belajar (Sudarnoto, 1994)

Loekmono (1994), mengemukakan 5 butir motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seseorang yaitu :


(44)

1. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran.

2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi.

3. Hasrat untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi. 4. Hasrat untuk menerima pujian dari orang tua, pengajar atau teman-teman. 5. Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang

khusus tertentu.

Beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar menurut (Sudarnoto, 1994), yaitu :

1. Mengarahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai. 2. Mengenai unsur-unsur permainan dalam aktivitas belajar. 3. Merencanakan aktivitas belajar dan mengikuti rencana itu. 4. Pastikan tujuan belajar saat itu misalnya; menyelesaikan laporan. 5. Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan jadwal belajar.

6. Bersikaplah positif di dalam menghadapi kegiatan belajar. 7. Melatih kebebasan emosi selama belajar.

Dari berbagai pendapat tersebut di atas dapat ditemukan adanya beberapa unsur pokok dalam pengertian minat, yaitu adanya perhatian, daya dorong tiap-tiap individu dan kesenangan. Kesimpulan dari beberapa definisi di atas tentang minat, bahwa minat merupakan perhatian khusus terhadap suatu bidang ilmu yang tercipta dengan penuh kemauan, yang dapat mendorong


(45)

kemauan belajar karena adanya rasa ketertarikan, kesenangan dan adanya harapan yang tinggi terhadap ilmu tersebut.

2.2. Pembagian Minat

Ditinjau dari asal mulanya, minat seseorang dapat dibedakan menjadi dua golongan, menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudaaan dalam (Tomi Darmawan,2007), yaitu:

a. Minat bawaan.

Minat bawaan adalah minat yang muncul dengan sendirinya tanpa dipengaruhi oleh faktor lain, baik itu faktor lingkungan maupun kebutuhan. Minat ini bisanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bakat alamiah.

b. Minat yang muncul karena pengaruh dari luar

Minat seseorang ini dapat berubah karena pengaruh dari luar individu, seperti lingkungan dan kebutuhan. Minat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan

H.C. Witherington dalam (Buchori, 1982 :111) membagi minat menjadi dan, yaitu :

a. Minat Primitif

Minat yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan jaringan, yang secara langsung dapat langsung memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme. b. Minat Kultural

Minat kultural adalah minat yang berasal dari perbuatan belajar yng lebih tinggi tarafnya, berkisar tentang kebutuhan akan sesuatu hal yang tidak secara


(46)

langsung berhubungan dengan diri kita. Tetapi ada artinya karena ada nilai pembeda.

Menurut Cague dalam ( Permanik,1991 :20), minat dibagi menjadi : a. Minat Spontan

Minat spontan adalah minat yang tumbuh secara spontan dari dalam diri seseorang tanpa terpengaruh pihak luar

b. Minat terpola

Minat terpola adalah minat yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh dari kegiatan-kegiatan berencana yang terpola, terutama kegiatan belajar mengajar baik dari lembaga sekolah maupun dari luar sekolah

Moh. Surya dalam (Susilaningsih, 1993 :18), menyebutkan adanya tiga minat, yaitu :

a. Minat volunter

Minat volunteer adalah minat yang timbul secara sukarela dan muncul dengan sendirinya tanpa adanya pengaruh dari pihak luar

b. Minat involunter

Minat involunter adalah minat yang timbul dari diri dengan pengaruh suatu situasi yang diciptakan.

c. Minat non volunteer

Minat non volunteer adalah minat yang ditimbulkan secara sengaja dipaksakan atau diharuskan

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu minat yang tumbuh secara alami (pembawaan yang


(47)

biasanya dipengaruhi faktor keturunan atau bakat alamiah), dan minat yang tumbuh karena proses pembelajaran (bisa berubah karena pengaruh dari lingkungan). Kedua minat tersebut sulit dipisahkan karena saling berperan dan saling mendukung dalam pembentukan minat individu terhadap sesuatu termasuk mendorong munculnya seseorang dalam pencapaian suatu cita-cita.

2.3. Indikator-indikator Minat

Purnama (1994:15) menjabarkan karakteristik individu yang memiliki minat tinggi terhadap sesuatu yaitu: adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada keberhasilan, mempunyai kebanggaan, kesediaan untuk berusaha dan mempunyai pertimbangan yang positip

Ada tujuh ciri minat yang dikemukakan oleh Hurlock (1990:155), ciri tersebut adalah sebagai berikut:

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.

Minat juga berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, contohnya perubahan minat karena perubahan usia.

b. Minat tergantung pada persiapan belajar.

Kesiapan belajar merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya minat. Seseorang tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik maupun mental

c. Minat bergantung pada kesempatan belajar.

Minat anak-anak maupun dewasa bergantung pada kesempatan belajar yang ada, sebagian anak kecil lingkungannya terbatas pada rumah, maka minat


(48)

mereka tumbuh di rumah. Dengan pertumbuhan di lingkungan social mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mereka kenal.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas.

Hal ini disebabkan oleh keadaan fisik yang tidak memungkinkan. Seseorang yang cacat fisik tidak memiliki minat yang sama pada olah raga sepeti teman sebayanya yang normal. Perkembangan minat juga dibatasi oleh pengalaman sosial terbatas.

e. Minat dipengaruhi oleh pengaruh budaya

Kemungkinan minat akan lemah jika tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai oleh kelompok budaya mereka.

f. Minat berbobot emosional

Minat berhubungan dengan perasaan, bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka timbul perasaan senang yang akhirnya diminatinya. Bobot emosional menentukan kekuatan minat tersebut, bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat dan sebaliknya, bobot emosional yang menyenangkan menguatkan minat

g. Minat dan egosentris

Minat berbobot egosentris jika seseorang terhadap sesuatu baik manusia maupun barang mempunyai kecenderungan untuk memilikinya.

Dari beberapa pendapat diatas, indikator-indikator minat pada penelitian ini adalah:

1. Adanya perhatian terhadap perkuliahan 2. Adanya ketertarikan dengan perkuliahan


(49)

3. Adanya harapan yang tinggi terhadap perkuliahan

4. Adanya kebanggaan/kepuasan yang berorientasi pada keberhasilan

2.4 Upaya-upaya Meningkatkan Minat Mahasiswa dalam Belajar Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara

diri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat yang timbul. Menurut Slameto (1988), suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Seseorang yang minat terhadap objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut.

Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu yang dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut. Asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajari sesuatu (Slameto, 1988).

Mengembangkan minat mahasiswa pada bidang ilmu analisa farmasi dan makanan pada dasarnya adalah membantu mahasiswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu dan lingkungannya. Proses ini berarti menunjukkan pada mahasiswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi


(50)

dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan. Bila mahasiswa menyadari bahwa belajar merupakan alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila mahasiswa menyadari bahwa hasil dari pengalaman akan membawa kemajuan pada dirinya kemungkinan besar ia akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya. Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat yang telah ada (Slameto, 1988).

Di samping memanfaatkan minat yang telah ada, Tanner (1975, dalam Slameto, 1988) menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri sendiri. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi kepada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang. Roijjakkers (1980, dalam Slameto, 1988) berpendapat bahwa untuk menimbulkan minat-minat baru, dapat dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan mahasiswa.

Bila usaha-usaha di atas tidak berhasil, pengajar dapat memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik.

Studi-studi eksperimental menunjukkan bahwa seseorang yang secara teratur dan sistematis diberi hadiah karena telah bekerja dengan baik atau karena


(51)

perbaikan dalam kualitas pekerjaannya, cenderung bekerja lebih baik daripada yang dimarahi atau dikritik karena pekerjaannya yang buruk atau tidak ada kemajuan. Menghukum karena hasil kerjanya yang buruk kurang efektif, bahkan hukuman yang terlalu kuat akan sering menghambat proses belajar tetapi hukuman yang ringan masih lebih baik daripada tidak ada perhatian sama sekali. Hendaknya para pengajar bertindak bijaksana dalam menggunakan insentif. Insentif apapun yang dipakai perlu disesuaikan dengan diri siswa masing-masing (Slameto, 1988).

Menurt Efendi dalam ( Tomi Darmawqan,2007), minat dapat ditumbuhkan dengan cara :

a. membangkitkan suatu kebutuhan, misalnya kebutuhan untuk menghargai, keindahan, pekerjaan, dan mendapatkan penghargaan.

b. Menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau

c. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik karena mengetahui kesuksesan yang diperoleh akan menimbulkan kepuasan.

2.5. Metode Pengukuran Minat

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengadakan pengukuran minat, menurut Nurkancana dan Sumartana dalam ( Tomi Darmawan,2007), metode pengukuran minat yaitu :

a. Observasi

Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai satu keuntungan karena dapat mengamati dalam kondisi yang wajar, jadi tidak dibuat-buat.


(52)

Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi dan pencatatan hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung.

b. Interview

Pelaksanaan interview biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi yang tidak formal, sehingga percakapan akan berlangsung lebih bebas.

c. Angket atau kuesioner

Angket atau kuesioner jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu, isi pertanyaan dalam kuesioner pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan pertanyaan dengan interview.

d. Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran sejenis kuesioner, perbedaannya dalam kuesioner responden menulis jawaban yang relatif panjang, sedangkan inventori responden memberi jawaban dengan memberi tanda cek, lingkaran atau tanda yang lain yang berupa jawaban-jawaban singkat.

Metode pengukuran minat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tehnik angket atau kuesioner, karena tehnik ini sangat efisien dan efektif dalam penggunaan waktu.

3. Kajian tentang Lingkungan Blajar 3.1. Pengertian lingkungan Belajar

Lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang suatu benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang


(53)

mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (Munib, 2005:76). Menurrt Webster’s New Collegiate Dictionary diterangkan sebagai ” the aggregate of all the external condition and influences affecting the life and development of an organism atau diartikan sebagai kumpulan segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan perkembangan suatu organisme (dalam Hadikusumo, 1996:74).

Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut sebagi lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah berbagai faktor yang berpengaruh terhadap pendidikan atau berbagai lingkungan tempat berlangsungan proses pendidikan. Menurut Hadikusumo (1996:74), lingkungan pendidikan adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap proses pendidikan. Sedangkan menurut Tirtaraharja dan La Sulo (1994:168), lingkungan pendidikan adalah latar tempat berlangsungnya pendidikan.

Kampus adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung. Di kampus diadakan kegiatan pendidikan, pembelajaran dan latihan (Tu’u, 2004:18). Kampus merupakan lembaga pendidikan formal yang sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu mahasiswa agar mampu mengembangkan potensinya baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional maupun sosial (Syamsu Yusuf, 2001:54).

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan


(54)

belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut.

3.2 Macam-macam Lingkungan Belajar

Menurut Ki Hajar Dewantara, lingkungan pendidikan mencakup: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (Munib,2004:76). Ketiga lingkungan tersebut sering disebut sebagi tripusat pendidikan yang akan mempengaruhi manusia secara bervariasi.Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagi berikut

3.2.1. Lingkungan Keluarga

3.2.1.1. Pengertian tentang lingkungan keluarga

Keluarga adalah kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya (Gerungan, 1996:45). Keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang mempunyai hubungan relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan, dan atau adopsi (Ahmadi, 1991:167). Dalam arti luas keluarga adalah satu persekutuan hidup yang dijalin kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan yang bermaksud saling menyempurnakan diri (Soelaeman, 1994:12). Sedangkan keluarga menurut Tirtarahardja (1994:173) adalah pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda (hubungan menurut garis ibu) dan sedarah.


(55)

Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah pengaruh keluarga. Banyak sekali kesempatan dan waktu bagi seorang anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi seseorang. Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua yang bersifat informal. Keluarga bersifat informal dapat diartikan bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang tidak mempunyai program resmi seperti yang dimiliki lembaga pendidikan formal.

Apabila hubungan orang tua dengan anak dan hubungan anak dengan anak berjalan dengan harmonis maka kondisi tersebut memberi stimulus dan respons yang bik dari anak sehingga perilaku dan prestasinya menjadi baik.

Jadi yang dimaksud lingkungan keluarga adalah segala kondisi dari keluarga yang berpengeruh terhadap kehidupan dan perkembangan anggota keluarga.

3.2.1.2. Fungsi keluarga

Menurut Abu Ahmadi (1991:110) fungsi keluarga adalah memelihara, merawat, dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Menurut Oqbum (dalam Abu Ahmadi 1991:108) fungsi keluarga itu adalah sebagai fungsi kasih sayang, ekonomi, pendidikan, perlindungan/penjagaan, rekreasi, status keluarga dan agama .

Menurut Soelaeman (1994:85) fungsi keluarga adalah sebagai berikut : a. Fungsi edukasi


(56)

Fungsi edukasi adalah fungsi keluarga yang berkaitan dengan pendidikan anak khususnya dan pendidikan serta pembinaan anggota keluarga pada umumnya. Fungsi edukasi ini tidak sekedar menyangkut pelaksanaan tetapi menyangkut pula penentuan dan pengukuan landasan yang mendasari upaya pendidikan itu, pengarahan dan perumusan tujuan pendidikan, perencanaan dan pengolahannya, penyedian sarana dan prasarana dan pengayaan wawasannya.

b. Fungsi sosialisasi

Tugas keluarga tidak hanya mengembangkan individu menjadi pribadi yang mantap tetapi juga upaya membantunya dan mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam melaksanakan fungsi sosial, keluarga menduduki kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial. Fungsi sosialisasi dapat membantu anak menemukan tempatnya dalam kehidupan sosial secara mantap yang dapat diterima rekan-rekannya bahkan masyarakat.

c. Fungsi lindungan atau fungsi proteksi

Mendidik hakekatnya bersifat melindunggi yaitu melindungi anak dari tindakan yang tidak baik dan dari hidup yang menyimpang norma. Fungsi ini juga melindungi anak dari ketidak mampuannya bergaul dengan lingkungan bergaulnya, melindungi dari pengaruh yang tidak baik.

d. Fungsi afeksi atau fungsi perasaan

Anak berkomunikasi dengan lingkungannya juga dengan keluarganya dengan keseluruhan pribadinya. Kehangatan yang terpancar dari keseluruhan


(57)

gerakan, ucapan, mimik serta perbuatan orang tua merupakan bumbu pokok dalam pelaksanaan pendidikan anak dalam keluarga. Makna kasih sayang orang tua pada anaknya tidak tergantung dari banyaknya hadiah yang diberikan tetapi sejauh mana kasih sayang tersebut dipersepsikan atau dihayati. Yang ingin dicapai dalam fungsi ini adalah menciptakan suasana perasaan sehat dalam keluarga.

e. Fungsi religius

Keluarga wajib memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan beragama. Tujuannya untuk mengetahui kaidah-kaidah agama juga untuk menjadi insan yang beragama sehingga menggugah untuk mengisi dan mengarahkan hidupnya untuk mengabdi kepada Tuhan.

f. Fungsi ekonomis

Fungsi ekonomis keluarga meliputi pencarian nafkah, perencanaan pembelanjaan serta pemanfaatannya. Keadaan ekonomi keluarga berpengaruh pada harapan orang tua akan masa depan dan harapan anak itu sendiri. Keluarga dengan ekonomi rendah menganggap anak sebagai beban. Sedangkan keluarga dengan ekonomi tinggi kemungkinan dapat memenuhi semua kebutuhan akan tetapi dalam pelaksanaanya tersebut belum menjamin pelaksanaan sebagai mana mestinya karena ekonomi keluarga tidak tergantung dari materi yang diberikan.


(58)

Rekreasi dirasakan orang jika ia menghayati suasana yang senang dan damai, jauh dari ketegangan batin, segar, santai, yang memberikan perasaan bebas dari ketegangan dan kesibukan sehari-hari. Makna fungsi rekreasi dalam keluarga diarahkan kepada tergugahnya kemampuan untuk dapat mempersiapkan kehidupan dalam keluarga secara wajar dan sungguh-sungguh sebagaimana digariskan dalam kaidah hidup berkeluarga.

h. Fungsi biologis

Fungsi biologis keluarga berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis anggota keluarga. Kebutuhan akan keterlindungan fisik guna melangsungkan kehidupan seperti perlindungan kesehatan, rasa lapar, haus dan lain-lain. Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi itu hendaknya tidak berat sebelah, tidak memisahkan fungsi-fungsi tersebut, tidak dilakukan oleh satu pihak saja.

3.2.1.3. Faktor-faktor dalam lingkungan keluarga

Menurut Slameto (2003:60) lingkungan keluarga akan memberi pengaruh pada siswa berupa :

a. Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Orang tua yang tidak atau kurang perhatian misalnya keacuhan orang tua tidak menyediakan peralatan sekolah, akan menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajar. Dalam mendidik anak hendaknya orang tua harus memberikan kebebasan pada anak untuk belajar sesuai keinginan dan


(59)

kemampuannya, tetapi juga harus memberikan arahan dan bimbingan. Orang tua dapat menolong anak yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan bimbingan tersebut. Pendidikan yang diberikan orangtua kepada anak sejak kecil akan menjadi pedoman/dasar perkembangan anak di masa mendatang. b. Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga terutama relasi anak dengan orang tua dan relasi dengan anggota keluarga lain sangat penting bagi keberhasilan belajar anak. Demi kelancaran keberhasilan belajar siswa, perlu diusahakan relasi yang baik dalam keluarga tersebut. Hubungan yang baik didalam keluarga akan mensukseskan belajar anak tersebut.

c. Suasana rumah

Suasana rumah yang dimaksudkan adalah kejadian atau situasi yang sering terjadi dikeluarga. Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram sehingga anak merasa nyaman dirumah dan dengan ketenangan itu seorang anak akan dapat belajar dengan baik.

d. Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat kaitanya dengan belajar anak. Pada kondisi ekonomi keluarga yang relatif kurang memyebabkan orang tua tidak dapat memenuhi kebutuhan anak, tetapi faktor kesulitan ekonomi dapat menjadi pendorong keberhasilan anak.

Keadaan ekonomi yang berlebih juga dapat menimbulkan masalah dalam belajar. Orang tua dapat memenuhi kebutuhan anak termasuk fasilitas


(60)

belajar, sehingga orang tua kurang perhatian pada anak karena merasa segala kebutuhan si anak sudah dicukupi. Akibatnya anak kurang perhatian terhadap belajar.

e. Pengertian orang tua

Anak perlu dorongan dan pengertian dari orang tua dalam belajar. Kadang anak yang mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberikan pengertian dan dorongan untuk menghadapi masalah di sekolah. Bila anak belajar jangan dibebani dengan tugas-tugas rumah agar konsentrasi anak tidak terpecah.

f. Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan dan kebiasaan orang tua juga berpengaruh terhadap sikap anak. Maka perlu ditanamkan kebiasaan yang baik agar dapat mendorong anak semangat belajar.

3.2.2. Lingkungan Kampus/Sekolah 3.2.2.1. Pengertian Lingkungan Kampus

Menurut Tulus Tu’u (2004:1) lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal dimanadi tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan pada anak didik. Menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN) (dalam Tu’u,2004:11), lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai-nilai-nilai kegiatan pembeljaran berbagai bidang studi yang dapat meresap kedalam kesadaran hati nuraninya.


(61)

Dari beberapa definisi diatas, disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan kampus adalah lingkungan dimana kegiatan perkuliahan berlangsung dimana mahasiswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib kampus dan nilai-nilai kegiatan perkuliahan berbagai bidang studi.

3.2.2.2. Fungsi Kampus

Menurut Muri Yusuf (1986:33) fungsi sekolah ialah yang pertama membantu keluarga dalam pendidikan anak-anaknya di sekolah. Kampus, dosen, mahasiswa melalui wewenang hokum yang dimilikinya berusaha melaksanakan tugas yang kedua yaitu memberikan pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap secara lengkap sesuai pula dengan apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa dari keluarga yang berbeda.

Menurut Nasution (2004:14) fungsi sekolah antara lain: a. Memeprsiapkan siswanya untuk suatu pekerjaan

b. Memberikan ketrampilan dasar

c. Membuka kesempatan memperbaiki nasib d. Menyediakan tenaga pembangunan

e. Membantu memecahkan masalah-masalah sosial f. Menstranmisi kebudayaan

g. Membentuk manusia sosial


(62)

3.2.2.3. Faktor-faktor dalam Lingkungan Kampus

Menurut Slameto (2003:64) faktor-faktor kampus/sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup :

a. Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui didalam mengajar. Metode mengajar dapat mempengaruhi belajar mahasiswa. Metode mengajar dosen yang kurang baik akan mempengaruhi belajar mahasiswa yang tidak baik pula. Agar mahasiswa dapat belajar dengan baik,maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin.

b. Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada mahasiswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar mahasiswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap belajar.

c. Relasi pendidik dengan peserta didik

Proses belajar mengajar terjadi antara pendidik dengan peserta didik. Proses ini dipengaruhi oleh relasi didalam proses tersebut. Relasi pendidik dengan peserta didik baik, membuat peserta didik akan menyukai pendidik nya, juga akan menyukai mata kuliah yang diberikannya sehingga peserta didik berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Pendidik yang kurang berinteraksi dengan peserta didik dengan baik menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar.


(63)

d. Relasi peserta didik dengan peserta didik

Peserta didik yang mempunyai sifat kurang menyenangkan, rendah diri atau mengalami tekanan batin akan diasingkan dalam kelompoknya. Jika hal ini semakin parah, akan berakibat terganggunya belajar. Peserta didik tersebut akan malas untuk ke kampus dengan berbagai macam alasan yang tidak-tidak. Jika terjadi demikian, peserta didik tersebut memerlukan bimbingan dan penyuluhan. Menciptakan relasi yang baik antar peserta didik akan memberikan pengaruh positif terhadap belajarnya.

e. Disiplin

Kedisiplinan kampus erat kaitannya dengan kerajinan peserta didik dalam kampus dan belajar. Kedisiplinan mencakup kedisiplinan dosen dalam mengajar, karyawan dalam bekerja, direktur dalam mengelola institusinya, dan PA dalam memberikan layanan.

Seluruh staf yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat peserta didik disiplin pula. Dalam proses belajar, disiplin sangat dibutuhkan untuk mengembangkan motivasi yang kuat. Agar peserta didik belajar lebih maju, maka harus disiplin di dalam belajar baik di kampus, di rumah maupun di tempat lain.

f. Alat pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar peserta didik karena alat pelajaran tersebut dipakai untuk menerima bahan pelajaran dan dipakai pendidik waktu mengajar. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan mempercepat penerimaan bahan pelajaran. Jika peserta didik mudah menerima


(64)

pelajaran dan menguasainya, belajar akan lebih giat dan lebih maju. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap sangat dibutuhkan guna memperlancar kegiatan belajar-mengajar.

g. Jadual perkuliahan

Pengturan jadual perkuliahan adalah sangat penting. Waktu akan mempengaruhi belajar peserta didik. Memilih waktu pelajaran yang tepat akan memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar. Belajar dipagi hari adalah adalah waktu yang paling tepat dimana pada saat itu pikiran masih segar dan kondisi jasmani masih baik.

Dari uraian di atas, indikator-indikator dalam lingkungan kampus pada penelitian ini adalah :

a. kedisiplinan

b. relasi dosen dengan mahasiswa c. relasi mahasiswa dengan mahasiswa d. fasilitas kampus

1.2.2. Lingkungan Masyarakat

3.2.3.1. Pengertian Lingkungan masyarakat

Soemarjan dan Soemardi (dalam Ari Gunawan,2004:4) mengatakan bahwa msyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Sedangkan menurut Muri Yusuf (1986:34) lingkungan masyarakat adalh lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian seseorang sesuai dengan keberadaannya.


(65)

Berdasar definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan masyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama yang berpengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang.

3.2.3.2. Peran Masyarakat dalam Pendidikan

Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya masih belum jelas, tidak sejelas tanggungjawab lingkungan keluarga dan sekolah/kampus. Hal ini disebabkan factor waktu, hubungan, sifat dan isi pergaulan yang terjadi di dalam masyarakat. Waktu pergaulan terbatas, hubungan hanya pada waktu tertentu, sifat pergaulan bebas, dan isinya sangat beragam dan kompleks. Meski demikian masyarakat mempunyai peran sangat besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional. Peran itu antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelenggarakan pendidikan non pemerintah (swasta), membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana dan prasarana, menyediakan lapangan kerja, membantu pengembangan profesi baik secara langsung maupun tidak langsung (Fuad Ihsan,1997:59)

3.2.3.3. Faktor- faktor dalam Masyarakat

Masyarakat adalah faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan mahasiswa didalamnya. Pengaruh itu antara lain:

a. Kegiatan Mahasiswa dalam masyarakat b. Mass media


(66)

c. Teman bergaul

d. Bentuk kehidupan masyarakat

Dari berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah berbagai faktor yang berasal dari luar individu yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran atau pendidikan. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor keluarga, kampus dan masyarakat.

Indikator-indikator Lingkungan Belajar adalah: 1. Cara orang tua mendidik

2. Keadaan ekonomi keluarga 3. hubungan antar anggota keluarga 4. pengertian orang tua

5. Kedisiplinan Kampus

6. Hubungan Mahasiswa dan Mahasiswa 7. Hubungan Mahasiswa dengan dosen 8. Keadaan Gedung dan suasana perkuliahan 9. Kegiatan mahasiswa dalam masyarakat

10. Bentuk kehidupan masyarakat di sekitar tempat tinggal mahasiswa 11. Teman bergaul Mahasiswa

B. Kajian tentang Prestasi Belajar 1. Belajar

1.1. Pengertian Belajar

Banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan


(1)

Ihsan, Fuad.1997.Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta:Rineka Cipta

Kerlinger F. Dan Pedhazur E. 1987. Korelasi dan Analisis Regresi Ganda, Yogyakarta : Nur Cahaya

Margono.2003.Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta Moedijono, 2000, Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya Mulyasa,E.2003.Kurikulum Berbasis Kompetensi.Bandung:Remaja Rosdakarya. Munib,Achmad.2004.Pengantar Ilmu Pendidikan.Semarang: UPT UNNES Press Murti, Bhisma.2006.Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Bidang Kesehatan.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Nasution.2004.Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Ngalim Purwanto.1991. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Notoatmodjo S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta Purwanto.2007.Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan.Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Rakhmad,Cece.2006.Psikologi Pendidikan. Edisi 1. Bandung: Upi Press

Roestiyah.N.K.Dra..1986 Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta : Bina Aksara.

---.,2001. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : PT Rineka Cipta. Ruseffendi, E.T. 1991. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito

Sardiman,A.M.2006.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D .Alfabata Bandung :157


(2)

---. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Soeryabrata, S, Drs. 1989. Proses belajar Mengajar di Pergururan Tinggi. Yogyakarta: Andi Offset.

Suciati.2001.Teori Belajar dan Motivasi .Preasetya Irawan.-penyunting trini Prastati Jakarta.PAU-PPAIUniversitas Terbuka

Sujana,nana.2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru ---1992.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:Remaja

Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Perkasa Rajawali.

Syah, Muhibin. 1995. Psikology Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung :Remaja Rosdakarya.

Tabrani Rusyan.1992. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Thabrany, H. 1994. Rahasia Kunci Sukses Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

The Liang Gie. 2004. Cara Belajar yang Baik bagi Mahasiswa.Edisi kedua.Cetakan keempat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press ---.2000.Cara Belajar yang Efisien.Yogyakarta Liberty

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo.1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta. Dirjen Dikti. Depdikbud

Tu’u,Tulus.2004.Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa.Jakarta:Rineka Cipta


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Kebidanan Semester III di STIKes Medistra Lubuk Pakam

0 50 55

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGANSEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA Pengaruh Motivasi Belajar Dan Lingkungan Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2013.

0 2 17

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 Pengaruh Lingkungan Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Dasar Akuntansi Keuangan 2 Mahasiswa FKIP UMS Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 18

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI Pengaruh Lingkungan Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Dasar Akuntansi Keuangan 2 Mahasiswa FKIP UMS Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 10

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN Pengaruh Minat Belajar Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammad

0 3 18

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN Pengaruh Minat Belajar Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammad

0 3 13

Hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa, motivasi belajar, dan disiplin belajar mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa

0 0 142

PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA.

0 1 17

Pengaruh dukungan sosial keluarga dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa cover

0 0 12

Pengaruh Minat Baca, Motivasi Belajar dan Lingkungan Teman Sebaya terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Tahun Angkatan 2014-2016

0 0 15