Pengaruh Tradisi Ngarot Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

53 menolong dan memupuk rasa persaudaraan antar sesama. Dengan demikian bisa kita lihat arti dari kerukunan yang menurut Mulder, kata “rukun” adalah berada dalam selaras, tenang, dan tentram tanpa perselisihan dan pertentangan, bersatu untuk saling membantu satu sama lainnya. Kerukunan dalam konteks Mulder, bisa diartikan sebagai sikap toleransi dimana sikap dasar yang memungkinkan sebuah agama berdampingan dengan agama lain ataupun memberikan keleluasan terhadap kelompok lain. 8 Kesan masyarakat Indramayu yang suka melakukan tindakan anarki seperti tawuran antar warga dan tawuran antar desa seakan terkikis atas adanya upacara tradisi ngarot ini. Masyarakat memiliki tanggung jawab untuk menyukseskan berjalannya upacara tradisi ngarot tersebut. Menurut O’dea, agama berfungsi sebagai kontrol sosial, dimana para penganut agama sesuai dengan ajaran agama yang dipeluknya terikat batin kepada tuntutan ajaran tersebut, baik secara pribadi maupun kelompok. Ajaran agama dianggap sebagai norma sehingga agama berfungsi sebagai pengawasan sosial secara individu atau kelompok karena : a. Agama secara instansi merupakan norma bagi pengikutnya. 8 Miels Mulder, Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1986, h.39 54 b. Agama sebagai dogmatis ajaran mempunyai fungsi kritis yang bersifat propetis kenabian. 9 4. Dalam bidang budaya, kehidupan manusia dalam budayanya adalah suatu hal yang rumit dan kompleks, sehingga menarik untuk dibicarakan. Di satu pihak manusia imanen di dalamnya, artinya ia hidup dan bertumbuh dalam suatu lingkungan budaya yang melingkupinya. Ia bersikap dan berperilaku berdasarkan ikatan dan norma-norma atau asas-asas yang berlaku dalam budayanya. Dalam mengembangkan kebudayaan manusia melakukan penilaian terhadap budaya, cara masyarakat menilai, nilai sebagai konsep ukuran, serta klaim penilaian yang dihasilkan adalah bagian dari budaya 10 , dimana masyarakat yang dilahirkan di desa Lelea dan berkembang menjadi dewasa di daerah tersebut secara sadar maupun tidak sadar menilai tradisi Ngarot yang berkembang menjadi penting dan sakral. Sejak kanak-kanak masyarakat desa Lelea ditanamkan ajaran penting dan berharganya pelaksanaan tradisi Ngarot pada kehidupan warga desa. Selain itu tradisi Ngarot juga berpengaruh kepada Dinas Pariwisata Daerah yang menjadikan tradisi Ngarot sebagai ciri khas daerah. Tradisi Ngarot juga termasuk sebagai kekayaan budaya nasional serta menjadi objek wisata baik untuk wisatawan lokal maupun asing. Tentu budaya yang memiliki ciri khas akan menjadi kebanggaan bagi masyarakat, khususnya masyarakat desa Lelea. 9 Tho as F O’dea, Sosiologi Agama Suatu Pengantar Awal, Jakarta : CV. Rajawali, 1987, h.52 10 Johanes Mardimin, Jangan Tangisi Tradisi,Yogyakarta: Kanisius, 1994, h. 47-49 55

D. Dampak Tradisi Ngarot terhadap Solidaritas Masyarakat Desa Lelea

Solidaritas sosial adalah perasaan yang secara kelompok memiliki nilai- nilai yang sama atau kewajiban moral untuk memenuhi harapan-harapan peran role expectation. Sebab itu prinsip solidaritas sosial masyarakat meliputi : saling membantu, saling peduli, bisa bekerjasama, saling membagi hasil panen, dan bekerjasama dalam mendukung pembangunan di desa baik secara keuangan maupun tenaga dan sebagainya. Tradisi solidaritas sosial yang telah ada pada masyarakat kita secara terus menerus harus tetap dilestarikan dari generasi ke generasi berikutnya akan tetapi karena dinamika budaya tidak ada yang statis, terjadilah beberapa perubahan secara eksternal dan internal. Unsur kekuatan yang merubah adalah modernisasi yang telah mempengaruhi tradisi solidarits sosial. Selain itu perubahan solidaritas sosial tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: a meningkatnya tingkat pendidikan anggota keluarga sehingga dapat berpikir lebih luas dan lebih memahami arti dan kewajiban mereka sebagai manusia, b perubahan tingkat sosial dan corak gaya hidup kadang-kadang menciptakan kerenggangan di antara sesama anggota keluarga, c Sikap egoistik, bila seseorang individu terlalu mementingkan diri sendiri dan keluarganya, lalu mengorbankan kepentingan masyarakat. 11 Menurut Ibu Ida, sebagai warga pendatang melihat rasa solidaritas masyarakat desa Lelea sangat tinggi, dilihat dari sifat kebersamaan, saling 11 Zulkarnaen Nasution, Konflik dan Lunturnya Solidaritas Sosial Masyarakat Desa Transisi, http:berkarya.um.ac.id?p=2089, disadur tanggal 30 mei 2011 56 membantu, saling tolong menolong ketika akan dilaksanakan kegiatan ritual tradisi Ngarot. Masyarakat satu dengan yang lain dengan sukarela memberikan iuran hanya untuk kekurangan biaya demi kelancaran acara. 12 Sebagaimana yang diutarakan oleh Bapak Warkan, warga juga seperti memiliki kewajiban untuk mengirim hantaran berupa makanan seperti empal, sate, dan juga buah-buahan. Dalam hal ini warga mengutamakan memberi hantaran makanan kepada mereka yang dianggap paling dekat dan paling membantu dalam kehidupan mereka. Yang sangat menarik bagi lelaki Perjaka yang memiliki pinangan atau tunangan, maka mereka pasti memberikan hantaran makanan tersebut terhadap calon pinangannya melebihi porsi hantaran makanan daripada ke sanak famili lainnya. 13 Dengan adanya tradisi Ngarot tersebut perubahan-perubahan solidaritas sosial yang diakibatkan dari kehidupan modernitas baik dari faktor tingkat pendidikan yang semakin tinggi, perubahan gaya hidup dan tingkat sosial, maupun sikap egoistik atau mementingkan diri sendiri maupun kelompoknya seakan tidak berlaku dalam tradisi masyarakat desa Lelea, dilihat masih terus dilaksanakannya ritual tradisi Ngarot. Sesuai dengan Solidaritas mekanik menurut Durkheim, solidaritas seperti itu didasarkan pada kesadaran kolektif yaitu rasa totalitas kepercayaan kebersamaan hingga individualitas masyarakat tidak bisa berkembang. Indikator yang jelas dalam solidaritas mekanik adalah ruang lingkup dan hukum yang menekan. Masyarakat yang memiliki hubungan antara individu dan atau 12 Wawa ara pri adi de ga I u Ida, I u Ru ah Ta gga , Lelea, Ta ggal 8 April 13 Wawancara Pribadi dengan Bapak Warka , Peta i , Lelea, Ta ggal 8 April 57 kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. 14 Sehingga rasa saling membantu, saling berbagi, saling peduli dan bekerjasama tetap terjaga dengan tujuan utama akan terlaksananya tradisi yang merupakan agenda tahunan. Dampak dari tradisi Ngarot jelas sangat positif, selain masyarakat mengesampingkan segala kepentingan pribadi, masyarakat juga dengan sifat sosial yang mereka miliki merasa tradisi Ngarot adalah barang berharga masyarakat desa Lelea hingga mereka dengan secara sukarela membantu dan melestarikan tradisi Ngarot. 14 Doyle Paul Jhonson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, terj. Robert M.Z. Lawang Jakarta: PT. Gramedia, 1998 h. 182-183 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengaruh tradisi Ngarot terhadap solidaritas masyarakat di Desa Lelea Indramayu di antaranya adalah: a. Dalam bidang sosial, tradisi ngarot memberikan pengaruh pada adanya ikatan sosial yang terjalin antar warga desa Lelea dan sekitarnya. b. Dalam bidang ekonomi, memiliki tambahan penghasilan dari hasil berdagang selama pelaksanaan upacara tradisi Ngarot. c. Dalam bidang agama, tradisi ngarot memberi pengaruh pada kehidupan kerukunan umat khususnya masyarakat Lelea yang beragama Islam. Di mana Islam mengajarkan untuk saling tolong- menolong dan memupuk rasa persaudaraan antar sesama. d. Dalam bidang budaya, tradisi Ngarot berpengaruh kepada Dinas Pariwisata Daerah yang menjadikan tradisi Ngarot sebagai ciri khas daerah. 2. Proses dan pelaksanaan upacara Ngarot Dalam sejarahnya ritual tradisi Ngarot merupakan tradisi yang sudah lama ada dan dilaksanakan tiap tahun oleh masyarakat desa Lelea. Sedangkan