Tujuan dan Manfaat dari Tradisi Ngarot

51 dan tanggal pelaksanaan upacara. Musyawarah yang kedua Kepala Desa mengumpulkan pemuda-pemudi calon peserta upacara tradisi Ngarot untuk menetapkan corak dan warna pakaian para pemuda- pemudi hingga tiap tahunnya acara tradisi Ngarot selalu dengan warna pakaian yang berbeda tiap tahunnya, semuanya ini menuntut adanya solidaritas sosial yang utuh dan kuat di antara para tokoh setempat dan warga desa Lelea umumnya. Sehingga hal ini akan meminimalisir terjadinya konflik atau pertentangan atau pertentangan antar individu. Konflik terjadi sebagai akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial diantara mereka yang bertikai tersebut. Solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan kelompok dan mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Wujud nyata dari hubungan bersama akan melahirkan pengalaman emosional, sehingga memperkuat hubungan antar mereka. Solidaritas semacam ini dapat bertahan lama dan jauh dari bahaya konflik, karena ikatan utama masyarakatnya adalah kepercayaan bersama, cita-cita, dan komitmen moral. Hal ini sering disebut sebagai solidaritas mekanik. 7 7 Doyle Paul Jhonson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, terj. Robert M.Z. Lawang Jakarta: PT. Gramedia, 1998 h. 182 52 2. Dalam bidang ekonomi, diadakannya pesta ngarot selalu dibarengi dengan penyelenggaraan pasar malam sejak minimal 2 minggu sebelum pesta inti tradisi ngarot dimulai. Hal tersebut digunakan bagi sebagian warga untuk berdagang, bagi warga asli penduduk desa Lelea mereka menjual buah salak pondoh, buah nanas, sate, dan empal. Dan warga asli penduduk Lelea yang berdagang dagangannya selalu terjual habis. Selain itu masyarakat selalu percaya jika selalu diadakan pesta tradisi ngarot hasil sawah selalu berlimpah dan bagus. Selain itu tradisi Ngarot berpengaruh pada pendapatan ekonomi dalam usaha pertanian masyarakat setempat yakni masyarakat Lelea. Masyarakat desa Lelea yang bertani padi sangat menyakini dengan diadakannya tradisi Ngarot akan berpengaruh pada proses keberhasilan atas hasil padi yang akan mereka dapatkan. Sebagian besar masyarakat Lelea bekerja di sektor pertanian sehingga menjadikan sawah sebagai mata pencaharian utama masyarakat desa Lelea. Selain menjadi penggarap sawah, para petani yang memiliki modal yang cukup memiliki usaha sambilan dengan menjadi pengumpul hasil panen, kemudian menggiling sendiri di pabrik penggilingan padi dan menjualnya dalam bentuk beras kemudian di kirim baik ke pasar besar maupun ke pasar kecil. 3. Dalam bidang agama, tradisi ngarot memberi pengaruh pada kehidupan kerukunan umat khususnya masyarakat Lelea yang beragama Islam. Di mana Islam mengajarkan untuk saling tolong- 53 menolong dan memupuk rasa persaudaraan antar sesama. Dengan demikian bisa kita lihat arti dari kerukunan yang menurut Mulder, kata “rukun” adalah berada dalam selaras, tenang, dan tentram tanpa perselisihan dan pertentangan, bersatu untuk saling membantu satu sama lainnya. Kerukunan dalam konteks Mulder, bisa diartikan sebagai sikap toleransi dimana sikap dasar yang memungkinkan sebuah agama berdampingan dengan agama lain ataupun memberikan keleluasan terhadap kelompok lain. 8 Kesan masyarakat Indramayu yang suka melakukan tindakan anarki seperti tawuran antar warga dan tawuran antar desa seakan terkikis atas adanya upacara tradisi ngarot ini. Masyarakat memiliki tanggung jawab untuk menyukseskan berjalannya upacara tradisi ngarot tersebut. Menurut O’dea, agama berfungsi sebagai kontrol sosial, dimana para penganut agama sesuai dengan ajaran agama yang dipeluknya terikat batin kepada tuntutan ajaran tersebut, baik secara pribadi maupun kelompok. Ajaran agama dianggap sebagai norma sehingga agama berfungsi sebagai pengawasan sosial secara individu atau kelompok karena : a. Agama secara instansi merupakan norma bagi pengikutnya. 8 Miels Mulder, Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1986, h.39