Bentuk-Bentuk Solidaritas Sosial Solidaritas Sosial

26 yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. 19 Suatu kelompok masyarakat dapat menjadi kuat ikatan solidaritasnya bila memiliki kesamaan agama, suku, budaya, kepentingan, dan falsafah hidup. Solidaritas juga bisa terjadi bila semua anggota kelompok masyarakat dilibatkan dalam kegiatan yang mengharuskan mereka berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai satu tujuan yang sama. 20 Hal tersebut sesuai dengan solidaritas mekanik Emile Durkheim yang dicirikan dengan kesadaran kolektif atau solidaritas kelompok yang kuat. Saat solidaritas mekanik menjadi basis utama bagi persatuan sosial, kesadaran kolektif seutuhnya menutupi kesadaran individu dan oleh karena itu individu-individu itu dianggap memiliki identitas yang sama. Solidaritas mekanik masyarakat desa Lelea dibuktikan dengan adanya rasa saling memiliki dan mencoba memperbaiki kekurangan dari setiap pelaksanaan upacara tradisi ngarot, dengan alasan masyarakat sebagian besar memiliki pekerjaan yang sama sebagai petani dengan gotong royong dan sukarela selalu melaksanakan dan melestarikan kebudayaan. Masyarakat sangat dipercaya akan upacara tradisi ngarot akan membawa keberkahan bagi masyarakat di dalamnya. Pengalaman emosional seperti ini yang membuat solidaritas masyarakat tetap terjaga dan sifat individual seakan tidak bisa berkembang di dalamnya. 19 Taufik Abdullah A. C. Van Der Leeden, Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986 h. 81-125 20 Ayu Wijayanti, “Solidaritas Sosial Ethnis TIONGHOA Dalam Pelaksanaan Upacara Perkawinan, Kelahiran, dan Kematian di Kota Bengkulu Studi Tentang Masyarakat Keturunan Tionghoa d i Kampung Cina, Kelurahan Malabero Kecamatan Teluk SIgara, Kota Bengkulu”, Penelitian, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Bengkulu, 2010 disadur dari http:library.unib.ac.idkoleksiAyu20Wijayanti-FISIP-Des2010.pdf , Tanggal 31 Mei 2011 27 Seringkali kita terjebak dalam pemahaman yang kurang tepat dalam menafsirkan kebudayaan tradisi. Kebudayaan tradisi sering kita klaim sebagai sesuatu yang statis, mistis dan mitologis. Kita sering tidak menyadari, kebudayaan tradisi pun berkembang meskipun sangat lambat dan dalam kurun waktu yang lama. Kita juga sering beranggapan, bahwa kebudayaan tradisi dan kebudayaan yang modern; yang lama dan yang baru sebagai fenomena yang lain sama sekali. Kita sering tidak menyadari pula bahwa yang baru adalah kelanjutan atau penyempurnaan dari yang lama. Tradisi merupakan kebiasaan kolektif dan kesadaran kolektif sebuah masyarakat. Tradisi merupakan mekanisme yang dapat membantu memperlancar perkembangan pribadi anggota masyarakat, misalnya dalam membimbing anak menuju kedewasaan. Tradisi juga penting sebagai pembimbing pergaulan bersama di dalam masyarakat. W.S. Rendra menekankan pentingnya tradisi dengan mengatakan bahwa tanpa tradisi, pergaulan bersama akan menjadi kacau, dan hidup manusia akan menjadi biadab. 21 Dengan kesadaran kolektif dalam menjalankan suatu tradisi, masyarakat desa Lelea mampu mengembangkan potensi tradisi yang di dalamnya banyak mengandung makna kebersamaan, saling tolong menolong hingga tingkat solidaritas masyarakat kuat. 21 Johanes Mardimin, Jangan Tangisi Tradisi,Yogyakarta: Kanisius, 1994, h. 12-13 28

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Dalam bab ini, penulis mencoba menggambarkan objek kajian penelitian untuk memberikan penjelasan awal mengenai objek kajian yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Baik itu berdasarkan letak geografisnya maupun keadaan masyarakatnya. Setelah penulis mengamati secara langsung kondisi daerah penelitian, yakni desa Lelea, dapat digambarkan bahwa desa ini memiliki tipologi daerah yang terdapat banyak persawahan. Persawahan ini menghasilkan padi bahkan menjadi salah satu lumbung padi untuk daerah Indramayu. Hal ini pula yang melatarbelakangi adanya tradisi Ngarot. Dengan demikian letak Geografis Desa Lelea sangat mempengaruhi bidang-bidang kehidupan masyarakat Lelea, baik itu dari bidang sosial, pendidikan, ekonomi, maupun agama. Oleh karenanya penulis akan menguraikan hal tersebut berikut ini.

1. Kondisi Geografis Desa Lelea Kecamatan Lelea Indramayu

Secara administratif Desa Lelea termasuk ke dalam Kecamatan Lelea. Kecamatan Lelea terdiri dari 11 desa, yakni desa Tunggal Payung, desa Tugu, desa Tempel, desa Pengauban, desa Telagasari, desa Langgengsari, desa taman Sari, desa Lelea, desa Cempeh, dan desa Tempel Kulon.