Pengertian Efektivitas Perbankan Syariah 1. Pengertian Bank Berbasis Syariah

diperoleh dari bisnis. Dalam memberi kredit, bank sangat memperhatikan kelancaran pembayaran kewajiban dalam kondisi normal, yaitu dalam kondisi perusahaan yang dibiayai berjalan terus going concern. Rasio coverage yang banyak digunakan antara lain: a. Times Interest Earned Ratio Rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman. Rumusnya: 100 x Expense Interest EBIT Taxes and Interest Before Earning Earned Interest Times = b. Devidend Pay-Out Ratio Rasio ini menunjukkan berapa besar bagin dari laba bersih yang dibagi dalam bentuk deviden tunai. Rumusnya: 100 x Pajak Setelah Bersih Laba Dibayar yang Tunai Deviden Ratio Out Pay Devidend = −

C. Pengertian Efektivitas

Pengertian efektivitas yang dikemukakan oleh Robert N.Anthony dan Vijay Govindarajan yang telah diterjemahkan oleh Kurniawan Tjakrawala dalam bukunya Sistem Pengendalian Manajemen 2005;174 yakni: “Efektivitas ditentukan oleh hubungan antara output yang dihasilkan oleh suatu pusat tanggung jawab dengan tujuannya. Semakin besar output yang dikontribusikan terhadap tujuan, maka semakin efektiflah unit tersebut karena baik tujuan maupun input sangatlah sukar dikuantifikasikan. Dan efektivitas cenderung dinyatakan dalam istilah 2 subjektif dan nonanalitis”. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan Universitas Sumatera Utara kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diharapkan atau diinginkan organisasi. Efektivitas diperlukan karena merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi sebab sebelum kita dapat melakukan kegiatan dengan efisien, kita harus yakin telah menemukan hal yang tepat untuk dilakukan.

D. Perbankan Syariah 1. Pengertian Bank Berbasis Syariah

Dalam Undang-undang nomor 21 tahun 2008 pasal 1 pengertian bank syariah, bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah disempurnakan menjadi: Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip syariah dijelaskan pada pasal 1 butir 12 Undang-undang tersebut yang berbunyi: “Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.”

2. Perbedaan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Menurut Wirdyaningsih 2005;37, perbedaan mendasar dalam konsep pelaksanaan di bank kovensional dan bank syariah antara lain sebagai berikut: a. Perbedaan antara bunga dan bagi hasil Perbedaan tersebut dapat dilihat melalui: 1. Penentuan keuntungan Universitas Sumatera Utara 2. Besarnya persentase 3. Pembayaran 4. Jumlah pembayaran 5. Eksistensi b. Perbedaan antara investasi dan membungakan uang Perbedaan tersebut dapat ditelaah dari definisi hingga makna masing- masing: 1. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung risiko, karena berhadapan dengan unsur ketidakpastian. Dengan demikian perolehan kembaliannya return tidak pasti dan tidak tetap. 2. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung risiko, karena perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap. c. Perbedaan antara utang uang dan utang barang Utang yang terjadi karena pinjam-meminjam uang tidak boleh ada tambahan, kecuali dengan alasan yang pasti dan jelas. Tambahan lainnya yang bersifat tidak pasti dan tidak jelas, seperti inflasi dan deflasi, tidak diperbolehkan. Utang yang terjadi karena pembiayaan pengadaan barang harus jelas dalam satu kesatuan yang utuh atau disebut harga jual. Dan harga jual itu sendiri terdiri dari harga pokok barang ditambah keuntungan yang disepakati.

3. Pengertian Pembiayaan

Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, dijelaskan mengenai pengertian pembiayaan yakni: “Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’; d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah danatau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.” Universitas Sumatera Utara

4. Jenis Pembiayaan Bank Syariah

Kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat pada Bank Umum Syariah terdapat produk-produk sebagai berikut: a. Fasilitas pembiayaan bagi hasil, terdiri dari: 1. fasilitas pembiayaan mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. 2. fasilitas pembiayaan musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana. b. Fasilitas pembiayaan jual beli, terdiri dari: 1 fasilitas pembiayaan murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati dalam hal ini penjual harus memberi tahu harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. 2 fasilitas pembiayaan salam adalah pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayarannya dilakukan dimuka. 3 fasilitas pembiayaan istisna’ merupakan kontrak penjualan antara pembeli dengan dan pembuat barang dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari Universitas Sumatera Utara pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. c. Fasilitas pembiayaan atas dasar sewa beli ijarah dan jaminan gadai. d. Fasilitas jasa perbankan lainnya, seperti pemberian jaminan al-kafalah, pengalihan tagihan al-hiwalah, pelayanan khusus al-jo’alah, dan pembukaan LC al-wakalah. e. Fasilitas pembiayaan pinjaman kebajikan qardhul hassan bagi mereka yang memenuhi syarat.

5. Pembiayaan Murabahah

Menurut Harahap 2004;93 dikatakan bahwa, “Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan”. Kemudian menurut Heri Sudarsono 2003;62, “Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu.” Jenis-jenis Murabahah menurut Harahap 2005:93 dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Murabahah tanpa pesanan, artinya ada yang beli atau tidak, bank syariah tetap menyediakan barang b. Murabahah berdasarkan pesanan artinya bank syariah baru akan melakukan transaksi jual beli apabila ada yang pesan. Murabahah berdasakan pesanan ini dapat dikategorikan dalam: 1 sifatnya mengikat, artinya murabahah berdasarkan pesanan tersebut mengikat untuk dibeli oleh nasabah sebagi pemesan. Universitas Sumatera Utara 2 sifatnya tidak mengikat, artinya walaupun nasabah telah melakukan pemesanan barang, namun nasabah tidak terikat untuk membeli barang tersebut. Dalam Murabahah, rukun-rukunnya terdiri dari: a. Ba’I = penjual pihak yang memiliki barang b. Musytari = pembeli pihak yang akan membeli barang c. Mabi’ = barang yang akan diperjualbelikan d. Tsaman = harga e. Ijab Qabul= pernyataan timbang terima Syarat pelaksanaan murabahah yakni sebagai berikut: a penjual memberitahu biaya barang kepada nasabah b kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan c kontrak harus bebas dari riba d penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian e penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang. Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual, sedangkan harga beli harus diberitahukan. Jika bank mendapatkan potongan dari pemasok, maka potongan itu merupakan hak nasabah. Apabila potongan tersebut terjadi setelah akad maka pembagian potongan tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam akad. Karim 2003, mengemukakan bahwa pada aspek kredit pembiayaan, dalam aturan syariah bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli murabahah. Mekanisme seperti itu, akan mencegah kemungkinan dana kredit pembiayaan digunakan untuk transaksi spekulasi, atau untuk jual beli valas. Jika terjadi default, bank mudah mendapatkan dananya kembali karena ada aset yang Universitas Sumatera Utara nilainya jelas berupa sejumlah kredit yang dikucurkan. Dalam Bank Syariah, karakter nasabah personal guarantee lebih dinomorsatukan, ketimbang cover guarantee berupa aset. Debitur yang dinilai tidak cacat hukum dan kegiatan usahanya baik akan mendapat prioritas.

6. Hubungan Analisis Laporan Keuangan Debitur terhadap Efektivitas Pembiayaan Murabahah pada Bank

Dari hasil analisis laporan keuangan debitur, bank dapat mengetahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, profitabilitas, stabilitas, usaha dari pemohon pembiayaan tersebut. Kemudian bank dapat mengukur kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar hutang dan juga dapat mengetahui apakah pembiayaan yang akan diberikan itu cukup mendapat keuntungan dimasa yang akan datang. Hasil analisis laporan keuangan dapat memberikan informasi kepada bank dalam membuat prediksi, perbandingan dan evaluasi akan sumber dan penggunaan baik dalam jumlah maupun waktu serta hubungannya terhadap risiko ketidakpastian di masa yang akan datang. Jadi hasil analisis laporan keuangan memberikan informasi yang diperlukan oleh pihak bank dalam pembiayaan murabahah yang diajukan kepadanya.

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu