Analisis Laporan Kuangan Debitur dalam Menunjang Efektivitas Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S-1

FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN AKUNTANSI

SKRIPSI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DEBITUR DALAM

MENUNJANG EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN MURABAHAH

PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG STABAT

LANGKAT

OLEH:

NAMA : AGUSTY WULANTIKA UTAMI

NIM : 060503010

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

Analisis Laporan Kuangan Debitur dalam Menunjang Efektivitas Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat.

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 30 April 2010 Yang membuat pernyataan

Agusty Wulantika Utami NIM : 060503010


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji dan syukur diucapkan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, karena berkat rahmat, hidayah, dan petunjukNya yang selalu memberikan bimbingan dan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan Debitur dalam Menunjang Efektivitas Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara moril maupun materil yaitu :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi., Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Dra. Mutia Ismail, MM., Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, M.M, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Zainal A. T. Silangit, SE, Ak., selaku dosen pembanding / penguji I dan Ibu Dra. Salbiah, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding/ penguji II.


(4)

5. Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak., selaku dosen wali penulis, seluruh dosen Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan dan nasihat pada penulis selama masa perkuliahan, serta seluruh Staff dan Pegawai Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh Staff dan Pegawai PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat yang memberikan izin dan data bagi penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Kedua orang tua yang paling saya sayangi dan selalu ingin saya bahagiakan, Ayahanda Suyanto Rachmad dan Ibunda Yustiani, yang telah mencurahkan seluruh kasih sayang, cinta, pengorbanan, motivasi, dan doa yang diberikan kepada penulis.

8. Adik-adik saya yang tersayang Edwi Aristio Setiawan, Edwi Aristio Rahadian, dan Ajeng Yumna Amartya yang selalu memberikan dukungan dan semangat bagi saya, serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 30 April 2010 Penulis,

Agusty Wulantika Utami NIM : 060503010


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh analisis laporan keuangan debitur yang tercermin dalam rasio-rasio keuangan baik secara bersama maupun secara individu (parsial) terhadap pemberian pembiayaan

murabahah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat. Penelitian ini

dilakukan terhadap 30 sampel debitur yang masih menerima pembiayaan

murabahah periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2009.

Pemberian pembiayaan dalam hal ini diperoleh melalui perhitungan kebutuhan pembiayaan murabahah dari debitur-debitur yang digunakan sebagai variabel dependen. Sedangkan analisis laporan keuangan debitur pada penelitian ini menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio rentabilitas. Pada rasio likuiditas parameternya adalah Current Ratio (CR), rasio leverage berupa Debt to Equity Ratio (DER), rasio aktivitas berupa Asset Turnover (ATO), dan rasio rentabilitas berupa Net Profit Margin Ratio (NPM) dan Return on Assets (ROA). Kelima parameter tersebut merupakan variabel independen dalam penelitian ini.

Model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh analisa laporan keuangan debitur yang tercermin dalam rasio-rasio keuangannya terhadap pembiayaan murabahah adalah model regresi berganda . Penganalisaan data penulis menggunakan program SPSS versi 16.0. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi serentak (uji F) dari variabel independen terhadap variabel dependen dan uji signifikansi parsial (uji t) dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan debitur bersumber dari laporan keuangannya yaitu berupa current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, asset turnover dan return on asset secara menyeluruh (simultan) tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah. Dan dari pengujian secara individu (parsial) menunjukkan hasil bahwa hanya net profit margin yang secara individu (parsial) berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah, sedangkan current ratio, debt to equity ratio, asset turnover dan return on asset secara individu tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah.

Keywords : Pembiayaan murabahah, Rasio-rasio Keuangan {Current Ratio (CR),

Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Asset Turnover (ATO), dan Return On Asset (ROA)}.


(6)

ABSTRACT

This study aims to analyze and explain the effect of financial statement analysis of debitors is reflected in the financial ratios of both are collectively or individually (partially) against granting murabahah at PT.Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat. This research was conducted on 30 samples of borrowers who are still receiving murabahah the period January 2009 until December 2009.

The provision of financing in this case was obtained through calculation murabahah needs of debtors which is used as the dependent variable. While the analysis of the financial statements of debtors in this study using the financial ratios of liquidity ratios, leverage ratios, activity ratios, and profitability ratio. On the liquidity ratio parameter is Current Ratio (CR), leverage ratio of Debt to Equity Ratio (DER), the ratio of activity in the form of Asset Turnover (ATO), and the profitability ratio of Net Profit Margin Ratio (NPM) and Return on Assets (ROA). The five parameters are independent variables in this study.

The analysis model to see the impact analysis of the financial statements of the debitor that is reflected in its financial ratios to murabahah is a multiple regression model. Authors analyzing data using SPSS version 16.0. Hypothesis testing was done by simultaneous significance test (F test) of the independent variable on the dependent variable and partial test of significance (t test) of each independent variable on the dependent variable.

The results of this study indicate that the financial condition of borrowers are obtained from financial statements which formed as current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, asset turnover and return on assets as a whole (simultaneously) did not affect murabahah. And from the test individual (partial), shows that only the net profit margin which individually (partial) effect murabahah, while the current ratio, debt to equity ratio, asset turnover and return on assets individually did not affect murabahah.

Keywords: Murabahah Financing, Financial Ratios (Current Ratio (CR), Debt to

Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Asset Turnover (ATO), and Return On Assets (ROA)).


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Penelitian... 5

C. Perumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Hipotesis dan Kerangka Konseptual Penelitian ... 6

1. Hipotesis ... 6

2. Kerangka Konseptual Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan ... 8

1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan ... 8

2. Pemakai Laporan Keuangan ... 9

3. Tujuan Laporan Keuangan ... 11

4. Keterbatasan Laporan Keuangan ... 12

B. Analisis Laporan Keuangan ... 13


(8)

2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 14

3. Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 15

4. Analisis Rasio Keuangan ... 16

C. Pengertian Efektivitas ... 22

D. Perbankan Syariah ... 22

1. Pengertian Bank Berbasis Syariah ... 22

2. Perbedaan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional ... 23

3. Pengertian Pembiayaan ... 24

4. Jenis Pembiayaan Bank Syariah ... 24

5. Pembiayaan Murabahah ... 26

6. Hubungan Analisis Laporan Keuangan Debitur terhadap Efektivitas Pembiayaan Murabahah pada Bank ... 27

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

C. Jenis Data ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Definisi dan Pengukuran Variabel ... 33

F. Metode Analisis Data ... 34

G. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian PT. Bank Syariah Mandiri ... 37

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 37

2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 39

3. Aktivitas Operasional PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat ... 44


(9)

B. Prosedur Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank

Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat ... 49

C. Analisis Hasil Penelitian ... 63

1. Analisis terhadap Laporan Keuangan Debitur ... 63

2. Analisis Hasil Statistik ... 64

3. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis ... 73

D. Pembahasan Hasil Statistik ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 7

Gambar 2.1 Bagan Ilustrasi Prosedur Pembiayaan ... 50

Gambar 3.1 Histogram ... 68

Gambar 3.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ... 68


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 4.1:Rasio-rasio Keuangan dan Pembiayaan Murabahah

Rata-Rata ... 65

Tabel 4.2 :One-Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 67

Tabel 4.3 :Coefficients ... 70

Tabel 4.4 :Model Summary ... 71

Tabel 4.5 :Coefficients ... 74

Tabel 4.6 :ANOVA... 76


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Lampiran

Lampiran 1 : Rasio-Rasio Keuangan dan Besar Pembiayaan Murabahah Lampiran 2 : Hasil pengujian SPSS

Lampiran 3 : Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh analisis laporan keuangan debitur yang tercermin dalam rasio-rasio keuangan baik secara bersama maupun secara individu (parsial) terhadap pemberian pembiayaan

murabahah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat. Penelitian ini

dilakukan terhadap 30 sampel debitur yang masih menerima pembiayaan

murabahah periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2009.

Pemberian pembiayaan dalam hal ini diperoleh melalui perhitungan kebutuhan pembiayaan murabahah dari debitur-debitur yang digunakan sebagai variabel dependen. Sedangkan analisis laporan keuangan debitur pada penelitian ini menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio rentabilitas. Pada rasio likuiditas parameternya adalah Current Ratio (CR), rasio leverage berupa Debt to Equity Ratio (DER), rasio aktivitas berupa Asset Turnover (ATO), dan rasio rentabilitas berupa Net Profit Margin Ratio (NPM) dan Return on Assets (ROA). Kelima parameter tersebut merupakan variabel independen dalam penelitian ini.

Model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh analisa laporan keuangan debitur yang tercermin dalam rasio-rasio keuangannya terhadap pembiayaan murabahah adalah model regresi berganda . Penganalisaan data penulis menggunakan program SPSS versi 16.0. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi serentak (uji F) dari variabel independen terhadap variabel dependen dan uji signifikansi parsial (uji t) dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan debitur bersumber dari laporan keuangannya yaitu berupa current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, asset turnover dan return on asset secara menyeluruh (simultan) tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah. Dan dari pengujian secara individu (parsial) menunjukkan hasil bahwa hanya net profit margin yang secara individu (parsial) berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah, sedangkan current ratio, debt to equity ratio, asset turnover dan return on asset secara individu tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah.

Keywords : Pembiayaan murabahah, Rasio-rasio Keuangan {Current Ratio (CR),

Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Asset Turnover (ATO), dan Return On Asset (ROA)}.


(14)

ABSTRACT

This study aims to analyze and explain the effect of financial statement analysis of debitors is reflected in the financial ratios of both are collectively or individually (partially) against granting murabahah at PT.Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat. This research was conducted on 30 samples of borrowers who are still receiving murabahah the period January 2009 until December 2009.

The provision of financing in this case was obtained through calculation murabahah needs of debtors which is used as the dependent variable. While the analysis of the financial statements of debtors in this study using the financial ratios of liquidity ratios, leverage ratios, activity ratios, and profitability ratio. On the liquidity ratio parameter is Current Ratio (CR), leverage ratio of Debt to Equity Ratio (DER), the ratio of activity in the form of Asset Turnover (ATO), and the profitability ratio of Net Profit Margin Ratio (NPM) and Return on Assets (ROA). The five parameters are independent variables in this study.

The analysis model to see the impact analysis of the financial statements of the debitor that is reflected in its financial ratios to murabahah is a multiple regression model. Authors analyzing data using SPSS version 16.0. Hypothesis testing was done by simultaneous significance test (F test) of the independent variable on the dependent variable and partial test of significance (t test) of each independent variable on the dependent variable.

The results of this study indicate that the financial condition of borrowers are obtained from financial statements which formed as current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, asset turnover and return on assets as a whole (simultaneously) did not affect murabahah. And from the test individual (partial), shows that only the net profit margin which individually (partial) effect murabahah, while the current ratio, debt to equity ratio, asset turnover and return on assets individually did not affect murabahah.

Keywords: Murabahah Financing, Financial Ratios (Current Ratio (CR), Debt to

Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Asset Turnover (ATO), and Return On Assets (ROA)).


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diantara berbagai kebijaksanaan ekonomi yang dilaksanakan pemerintah, bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian pemerintah karena bank merupakan salah satu sumber permodalan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Bank merupakan salah satu rekan pemerintah yang dituntut peran sertanya untuk mensukseskan pembangunan, melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan kegiatan usaha.

Perkembangan perekonomian nasional maupun internasional yang senantiasa bergerak cepat disertai tantangan yang semakin luas sehingga perlu dilakukan suatu cara antisipasi, dalam rangka antisipasi serta dalam rangka menampung aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk menyelenggarakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang mulai marak di kalangan masyarakat kita. Perbankan dengan prinsip syariah lahir dengan dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat khususnya sebagian umat Islam Indonesia terhadap bank tanpa bunga, kelahiran bank syariah di Indonesia yang menggunakan sistem bank tanpa bunga telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap sistem perbankan Indonesia. Konsep bunga pada bank konvensional oleh sebagian umat Islam Indonesia dianggap sebagai riba terlebih lagi dengan adanya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang haramnya bunga bank.


(16)

Perkembangan perbankan syariah ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 yang merupakan revisi dari Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. Namun setelah itu, disahkanlah Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 yang sudah secara keseluruhan membahas mengenai perbankan syariah. Dalam Undang-Undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah, Undang-Undang tersebut juga menjadi arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.

Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan Bank Umum Syariah (BUS) ke-2 di Indonesia setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI), sekitar tahun 1992. Sejarah berdirinya Bank Syariah Mandiri dipengaruhi adanya tuntutan dari sebagian masyarakat muslim Indonesia yang menganggap bahwa bunga bank adalah haram. Pada tahun 1997 tepatnya bulan Juli krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah yang menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merekonstruksi dan merekapitalisasi sebagian bank Indonesia. Tepat pada bulan tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha dari para perintis Bank Syariah di PT. Bank Susila Bakti dan menejemen PT. Bank Mandiri (persero) yang memandang pentingnya kehadiran Bank Syariah di lingkungan PT. Mandiri (persero). Bank Syariah Mandiri hadir sebagai


(17)

bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya.

Dalam kegiatan bank syariah dikenal nama pembiayaan atau yang biasa kita sebut dengan nama kredit. Pembiayaan atau kredit merupakan salah satu tugas pokok bank. Kegiatan pembiayaan secara umum pada bank syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

Kredit Murabahah atau yang sering disebut sebagai pembiayaan murabahah, adalah pemberian kredit dengan sistem jual beli. Sistem pembiayaan Murabahah adalah sistem jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati dalam hal ini penjual harus memberitahu harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.

Umumnya, pembiayaan murabahah ini yang paling banyak dilakukan oleh bank syariah, tidak hanya disukai bank umum syariah (BUS) atau unit usaha syariah bank umum konvensional (UUS BUK), namun juga oleh Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Ini dikarenakan pembiayaan murabahah dinilai lebih mudah dan tidak memerlukan analisa yang rumit serta menguntungkan.


(18)

Ketua Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI), K.H. Ma'ruf Amin mengungkapkan, masih besarnya peminat perbankan syariah pada produk pembiayaan murabahah menunjukkan bahwa produk dengan akad jual beli dengan sistem bagi hasil ini diminati oleh nasabah perbankan syariah karena dinilai memiliki resiko yang paling kecil. Sebab pembiayaan dengan sistem

murabahah ini, akadnya sangat jelas, barangnya jelas dan keamanannya juga

jelas. Karena itu, wajar kalau produk pembiayaan murabahah ini masih banyak diminati.

Dan pada umumnya di dalam industri perbankan, penganalisaan laporan keuangan mempunyai aspek yang besar pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup bank. Tanpa penganalisaan yang cermat maka dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak bank. Jika rasio laporan keuangan dipergunakan untuk mendapatkan informasi, maka bank akan dapat mengambil keputusan yang tepat atau setidaknya dapat mengurangi resiko kerugian bisnis. Terlebih lagi dalam hal pemberian kredit (pembiayaan) kepada nasabah, analisis laporan keuangan merupakan alat ukur yang dominan guna menentukan layak tidaknya dana tersebut diberikan kepada nasabah.

Jika ditinjau dari laporan keuangan perusahaan PT. Bank Syariah Mandiri dalam kinerja keuangannya per Juni 2009, rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financial) disebutkan sebesar 5,35%. Dari data tersebut terlihat bahwa bank tersebut masih memiliki NPF atau pembiayaan yang bermasalah, meskipun dalam proses pemberian pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri telah menerapkan analisis rasio keuangan terhadap calon debitur.


(19)

Berdasarkan paparan yang diberikan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas seberapa jauh analisis laporan keuangan berperan dalam efektivitas pembiayaan murabahah yang terdapat pada PT. Bank Syariah Mandiri dengan judul “Analisis Laporan Keuangan Debitur dalam Menunjang Efektivitas

Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat, Langkat”.

B. Batasan Penelitian

Dalam menganalisis kondisi keuangan debitur, penulis menggunakan 2 (dua) laporan keuangan, yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2009.

Dalam pengujiannya, penelitian ini menggunakan rasio-rasio keuangan untuk melihat kondisi keuangan debitur sebagai variabel independennya. Rasio-rasio keuangan tersebut terdiri dari rasio likuiditas berupa Current Ratio (CR), rasio leverage berupa Debt to Equity Ratio (DER), rasio aktivitas berupa Asset Turnover (ATO), dan rasio rentabilitas berupa Net Profit Margin Ratio (NPM) dan Return on Assets (ROA). Sedangkan pembiayaan murabahah yang ditinjau yakni besarnya pembiayaan yang diberikan kepada debitur tersebut digunakan sebagai variabel dependen.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut:


(20)

“Apakah current ratio, debt to equity ratio, net profit margin ratio, asset

turnover, dan return on asset berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah?”

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

“Untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh current ratio, debt to

equity ratio, net profit margin ratio, asset turnover dan return on assets terhadap

pembiayaan murabahah”.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan:

1. Bagi penulis, selain sebagai bahan masukan juga merupakan pengalaman yang dapat menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai dunia perbankan.

2. Bagi perusahaan, dapat menjadi salah satu sumbangan pemikiran dan informasi dalam pengambilan keputusan perusahaan.

3. Bagi pihak lain, dapat memberikan informasi sekaligus menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya.

F. Hipotesis dan Kerangka Konseptual Penelitian a. Hipotesis


(21)

Adapun hipotesis yang dikemukakan berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah adalah sebagai berikut:

“Current Ratio, debt to equity ratio, net profit margin ratio, asset

turnover, dan return on asset berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah”.

b. Kerangka Konseptual Penelitian

Gambar 1.1

Kerangka Konseptual Penelitian

Sumber : Peneliti

Analisis Laporan Keuangan Debitur

Keputusan Pemberian Kredit/Pembiayaan

Efektivitas Pembiayaan Murabahah Proposal Permohonan

Kredit/Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri

Analisis Rasio Keuangan (CR, DER, NPM, ATO, ROA)


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan

Dilihat dari segi prosesnya, laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya laporan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan ekuitas, maka akan diketahui atau diperoleh gambaran posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut.

Menurut J. Fred Weston & Thomas E. Copeland (Sawir, 2001), “Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu”.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2004:2), Laporan Keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini:

a. Neraca

b. Laporan Laba Rugi c. Laporan Arus Kas

d. Laporan Perubahan Ekuitas e. Catatan atas Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2002:5), “pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta perubahan modal dimana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tangga tertentu sedangkan perhitungan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber-sumber penggunaan dana atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal”.


(23)

Dengan melihat batasan di atas mengenai pengertian laporan keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa pada intinya laporan keuangan suatu perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan tentang posisi keuangan, tentang hasil operasi perusahaan dan tentang perubahan yang terjadi dalam posisi keuangan perusahaan. Posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu dilaporkan dalam neraca, hasil operasi perusahaan selama satu periode tertentu dilaporkan dalam laba rugi dan perubahan posisi keuangan menjelaskan mengenai perubahan-perubahan yang terjadi dalam modal perusahaan.

2. Pemakai Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disajikan harus dapat dipertanggungjawabkan keberadaannya, karena laporan keuangan tersebut sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yakni:

a. Investor (Investor), para investor berkepentingan untuk mengetahui laporan keuangan untuk menilai resiko yang melekat dan hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya. Investor ini membutuhkan informasi untuk membantu apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Selain itu, mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.

b. Pemberi pinjaman atau kreditur (Lenders or Creditors), para investor menarik untuk mengetahui laporan keuangan yang memungkinkan mereka


(24)

untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat di bayar pada saat jatuh tempo.

c. Pemasok dan Kreditur Usaha lainnya (Suppliers and other trade

Creditors), pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dangan informasi

dari laporan keuangan yang dapat memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek.

d. Para Pemegang Saham (Shareholders), para pemegang saham memerlukan informasi keuangan untuk mengetahui kemajuan perusahaan, perkembangan keuangan perusahaan, dana penambahan modal untuk

business plan.

e. Manajemen (Management), manajemen juga berkepentingan untuk mengetahui informasi dari laporan keuangan meskipun memiliki akses terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan yang membantu dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.

f. Pelanggan (Customer), para pelanggan berkepentingan dengan informasi keuangan mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan perusahaan.

g. Pemerintah dan berbagai lembaga (Government and their agencies), pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan untuk alokasi sumber daya dan oleh karenanya


(25)

berkepentingan dengan aktivitas perusahaan, selain itu mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

h. Karyawan (Employers), karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat, pensiun, dan kesempatan kerja.

i. Masyarakat (Public), perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara, seperti kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada para penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

3. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:4), dikemukakan tujuan laporan keuangan sebagai berikut, “tujuan laporan keuangan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.”


(26)

1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan keuangan dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

4. Untuk memberikan infomasi penting lainnya mengenai perubahan aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.

5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.

4. Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diketahui, antara lain:

a) Laporan keuangan dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan integritas

report (laporan yang harus dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya

sementara) dan bukan laporan yang final. Karena itu jumlah dan hal-hal

interim report ini terdapat pendapat pribadi yang dilakukan oleh akuntan

maupun manajemen.

b) Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.

c) Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli uang tersebut berubah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu


(27)

menunjukkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan turunnya nilai uang yang diikuti dengan kenaikan tingkat inflasi. d) Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai fakta yang dapat

mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang.

B. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2002;35) pengertian analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut, “analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan”.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan porses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


(28)

2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Secara lengkap menurut Harahap (1999:195), kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).

3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam

hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern. laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modal-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain: a. Dapat menilai prestasi perusahaan

b. Dapat memproyeksi laporan perusahaan

c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu:

1) Posisi keuangan (Asset, Neraca, dan Modal) 2) Hasil Usaha Perusahaan (Hasil atau Biaya) 3) Likuiditas

4) Solvabilitas 5) Aktivitas

6) Rentabilitas atau Profitabilitas 7) Indikator Pasar Modal

d. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu e. Menilai komposisi struktur keuangan, arus dana

7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.


(29)

9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya. 10.Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di

masa yang akan datang.

3. Teknik Analisis Laporan Keuangan

Metode dan teknik analisis (alat-alat analisis) digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya.

Wild, Subramanyam dan Robert (2005:30) menyatakan bahwa ada lima teknik untuk analisis laporan keuangan, yakni:

1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif 2. Analisis Laporan Keuangan Common Size 3. Analisis Rasio

4. Analisis Arus Kas 5. Penilaian

Kelima teknik di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis laporan keuangan komparatif yang lebih dikenal dengan metode analisis horizontal, yaitu dengan membandingkan pos-pos laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. Ada dua teknik analisis yang biasa digunakan yaitu analisis perubahan dari tahun ke tahun dan analisis trend angka index.

2. Analisis laporan keuangan common size yang lebih dikenal dengan metode analisis vertikal, yaitu dengan menganalisis laporan keuangan


(30)

untuk satu periode dengan cara membandingkan pos yang satu dengan pos lainnya. Untuk analisis laba rugi, penjualan biasanya ditetapkan 100% sedangkan untuk analisis secara total aktiva ditetapkan 100%. 3. Analisis rasio yaitu menggunakan data perusahaan untuk menghitung

rasio-rasio yang mencerminkan kondisi perusahaan terkini. Analisis rasio melibatkan dua jenis perbandingan yaitu: internal (membandingkan rasio saat ini, masa lalu dan masa yang akan datang) dan eksternal (melibatkan perbandingan rasio perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri dengan titik waktu yang sama).

4. Analisis arus kas merupakan analisis terhadap laporan arus kas perusahaan. Analisis arus kas mencerminkan sumber penerimaan dan tujuan pengeluaran kas perusahaan. Analisis arus penerimaan dan pengeluaran kas ini akan dilakukan terhadap tiga aktivitas yang ada dalam laporan arus kas yaitu aktivitas operasi, pendanaan dan investasi. 5. Penilaian merupakan penilaian atas laporan keuangan yang dibuat oleh

perusahaan. Jenis analisis ini jarang digunakan namun analisis ini dapat menambah informasi bagi pengguna dan pembaca laporan keuangan perusahaan.

4. Analisis Rasio Keuangan

Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur yang lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur – unsur laporan keuangan tersebut


(31)

dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Secara individual rasio itu dapat dinilai jika dibandingkan dengan suatu standar rasio yang layak dijadikan dasar pembanding.

Menurut Satradipoera (2004: 173), disebutkan bahwa:

“Analisis rasio adalah pengkajian yang dipergunakan oleh penyelia dan pengguna laporan keuangan (dalam hal ini, bisnis perbankan)untuk menilai kekuatan dan kelemahan keuangan dan kecenderungan operasi sebuah perusahaan. Analisis rasio akan menyebabkan pengukuran relative terhadap kondisi dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit kepada sebuah bisnis perbankan”.

Secara umum, menurut Jusuf (2005:51) kita dapat membagi rasio menjadi lima golongan sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Rasio-rasio yang digunakan dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah:

a. Current Ratio

Rasio ini menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar. Rumusnya adalah:

s Liabilitie Current

Asset Current Ratio

Current =

b. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

Rasio cepat ini menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva cepatnya. Aktiva cepat dalam hal ini adalah aktiva yang dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas. Rumusnya adalah:


(32)

s Liabilitie Current

Inventory Asset

Current Ratio

Quick = −

c. Net Working Capital

Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa kelebihan aktiva lancar dan hutang lancar. Rumusnya:

Net Working Capital = Current Asset – Current Liabilities

2. Rasio Leverage, yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang (dana pihak luar). Rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (kreditor), dalam hal ini adalah bank yang kita wakili. Dengan kata lain, rasio leverage ini mengukur kemampuan peruashaan dalam memenuhi semua utang jangka pendek dan jangka panjangnya. Rasio-rasionya antara lain:

a. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang. Rasio ini juga dapat dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan ke perusahaan Rumusnya:

Equity Total

Debt Total

DER=

b. Long Term Debt to Equity Ratio

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membiayai hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Rumusnya:


(33)

Equity Total Debt Term Long Ratio Equity to Debt LongTerm =

3. Rasio Rentabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba untuk para pemegang saham (pemilik perusahaan). Rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam investasi. Rasio-rasio rentabilita antara lain:

a. Gross Profit Margin

Rasio ini menunjukkan berapa persen kemungkinan laba kotor yang dicapai dengan menjual produk. Rumusnya:

% 100 Pr x Sales ofit Gross gin Mar profit Gross =

b. Net Profit Margin

Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis (setelah dikurangi dengan segala biaya-biaya). Rasio ini juga menunjukkan sejauh mana perusahaan mengelola bisnisnya, dan mengindikasikan dua hal yakni pengendalian biaya dan volume bisnis. Rumusnya: % 100 x Sales Income Net gin Mar profit Net =

c. Return On Asset (ROA)

Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan. Rumusnya:

% 100 x Assets Total Income Net ROA=


(34)

d. Return on Equity (ROE)

Rasio ini mengukur berapa besar tingkat pengembalian yang diperoleh pemilik perusahaan (pemegang saham) untuk setiap modal yang disetor pada perusahaan tersebut. Rumusnya:

% 100 x Equity Total Income Net ROE=

4. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Pada prinspnya semakin tinggi rasio aktivitas, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan sumber dayanya. Rasio aktivitas yang umum digunakan antara lain:

a. Asset Turnover (Perputaran Aktiva)

Perputaran aktiva menunjukkan kemampuan manajemen mengelola seluruh investasi guna menghasilkan penjualan. Rumusnya:

Assets Total Sales Net Turnover Asset =

b. Account Receivable Turnover (Perputaran Piutang Dagang)

Perputaran piutang dagang menunjukkan berapa kali piutang dagang perusahaan berputar dalam 1 tahun. Rumusnya:

ceivables Accounts Sales Credit Turnover ceivable Accounts Re Re =

5. Rasio Coverage, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban kreditnya dengan sumber dana yang


(35)

diperoleh dari bisnis. Dalam memberi kredit, bank sangat memperhatikan kelancaran pembayaran kewajiban dalam kondisi normal, yaitu dalam kondisi perusahaan yang dibiayai berjalan terus (going concern). Rasio coverage yang banyak digunakan antara lain:

a. Times Interest Earned Ratio

Rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman. Rumusnya:

% 100 ) ( x Expense Interest EBIT Taxes and Interest Before Earning Earned Interest Times =

b. Devidend Pay-Out Ratio

Rasio ini menunjukkan berapa besar bagin dari laba bersih yang dibagi dalam bentuk deviden tunai. Rumusnya:

% 100 x Pajak Setelah Bersih Laba Dibayar yang Tunai Deviden Ratio Out Pay

Devidend − =

C. Pengertian Efektivitas

Pengertian efektivitas yang dikemukakan oleh Robert N.Anthony dan Vijay Govindarajan yang telah diterjemahkan oleh Kurniawan Tjakrawala dalam bukunya Sistem Pengendalian Manajemen (2005;174) yakni:

“Efektivitas ditentukan oleh hubungan antara output yang dihasilkan oleh suatu pusat tanggung jawab dengan tujuannya. Semakin besar output yang dikontribusikan terhadap tujuan, maka semakin efektiflah unit tersebut karena baik tujuan maupun input sangatlah sukar dikuantifikasikan. Dan efektivitas cenderung dinyatakan dalam istilah 2 subjektif dan nonanalitis”.


(36)

kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diharapkan atau diinginkan organisasi. Efektivitas diperlukan karena merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi sebab sebelum kita dapat melakukan kegiatan dengan efisien, kita harus yakin telah menemukan hal yang tepat untuk dilakukan.

D. Perbankan Syariah

1. Pengertian Bank Berbasis Syariah

Dalam Undang-undang nomor 21 tahun 2008 pasal 1 pengertian bank syariah, bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah disempurnakan menjadi:

Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip syariah dijelaskan pada pasal 1 butir 12 Undang-undang tersebut yang berbunyi:

“Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.”

2. Perbedaan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Menurut Wirdyaningsih (2005;37), perbedaan mendasar dalam konsep pelaksanaan di bank kovensional dan bank syariah antara lain sebagai berikut:

a. Perbedaan antara bunga dan bagi hasil Perbedaan tersebut dapat dilihat melalui: 1. Penentuan keuntungan


(37)

2. Besarnya persentase 3. Pembayaran

4. Jumlah pembayaran 5. Eksistensi

b. Perbedaan antara investasi dan membungakan uang

Perbedaan tersebut dapat ditelaah dari definisi hingga makna masing-masing:

1. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung risiko, karena berhadapan dengan unsur ketidakpastian. Dengan demikian perolehan kembaliannya (return) tidak pasti dan tidak tetap.

2. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung risiko, karena perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap.

c. Perbedaan antara utang uang dan utang barang

Utang yang terjadi karena pinjam-meminjam uang tidak boleh ada tambahan, kecuali dengan alasan yang pasti dan jelas. Tambahan lainnya yang bersifat tidak pasti dan tidak jelas, seperti inflasi dan deflasi, tidak diperbolehkan.

Utang yang terjadi karena pembiayaan pengadaan barang harus jelas dalam satu kesatuan yang utuh atau disebut harga jual. Dan harga jual itu sendiri terdiri dari harga pokok barang ditambah keuntungan yang disepakati.

3. Pengertian Pembiayaan

Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, dijelaskan mengenai pengertian pembiayaan yakni:

“Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk

ijarah muntahiya bittamlik;

c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’; d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan

e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.”


(38)

4. Jenis Pembiayaan Bank Syariah

Kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat pada Bank Umum Syariah terdapat produk-produk sebagai berikut:

a. Fasilitas pembiayaan bagi hasil, terdiri dari:

1. fasilitas pembiayaan mudharabah

adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. 2. fasilitas pembiayaan musyarakah

adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana.

b. Fasilitas pembiayaan jual beli, terdiri dari: 1) fasilitas pembiayaan murabahah

adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati dalam hal ini penjual harus memberi tahu harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.

2) fasilitas pembiayaan salam

adalah pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayarannya dilakukan dimuka.

3) fasilitas pembiayaan istisna’

merupakan kontrak penjualan antara pembeli dengan dan pembuat barang dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari


(39)

pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir.

c. Fasilitas pembiayaan atas dasar sewa beli (ijarah) dan jaminan gadai.

d. Fasilitas jasa perbankan lainnya, seperti pemberian jaminan (al-kafalah), pengalihan tagihan (al-hiwalah), pelayanan khusus (al-jo’alah), dan pembukaan L/C (al-wakalah).

e. Fasilitas pembiayaan pinjaman kebajikan (qardhul hassan) bagi mereka yang memenuhi syarat.

5. Pembiayaan Murabahah

Menurut Harahap (2004;93) dikatakan bahwa, “Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan”.

Kemudian menurut Heri Sudarsono (2003;62), “Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu.”

Jenis-jenis Murabahah menurut Harahap (2005:93) dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Murabahah tanpa pesanan, artinya ada yang beli atau tidak, bank syariah

tetap menyediakan barang

b. Murabahah berdasarkan pesanan artinya bank syariah baru akan melakukan

transaksi jual beli apabila ada yang pesan. Murabahah berdasakan pesanan ini dapat dikategorikan dalam:

1) sifatnya mengikat, artinya murabahah berdasarkan pesanan tersebut mengikat untuk dibeli oleh nasabah sebagi pemesan.


(40)

2) sifatnya tidak mengikat, artinya walaupun nasabah telah melakukan pemesanan barang, namun nasabah tidak terikat untuk membeli barang tersebut.

Dalam Murabahah, rukun-rukunnya terdiri dari:

a. Ba’I = penjual (pihak yang memiliki barang)

b. Musytari = pembeli (pihak yang akan membeli barang)

c. Mabi’ = barang yang akan diperjualbelikan

d. Tsaman = harga

e. Ijab Qabul= pernyataan timbang terima

Syarat pelaksanaan murabahah yakni sebagai berikut: a) penjual memberitahu biaya barang kepada nasabah

b) kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan c) kontrak harus bebas dari riba

d) penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian

e) penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual, sedangkan harga beli harus diberitahukan. Jika bank mendapatkan potongan dari pemasok, maka potongan itu merupakan hak nasabah. Apabila potongan tersebut terjadi setelah akad maka pembagian potongan tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam akad.

Karim (2003), mengemukakan bahwa pada aspek kredit (pembiayaan), dalam aturan syariah bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli (murabahah). Mekanisme seperti itu, akan mencegah kemungkinan dana kredit (pembiayaan) digunakan untuk transaksi spekulasi, atau untuk jual beli valas. Jika terjadi default, bank mudah mendapatkan dananya kembali karena ada aset yang


(41)

nilainya jelas berupa sejumlah kredit yang dikucurkan. Dalam Bank Syariah, karakter nasabah (personal guarantee) lebih dinomorsatukan, ketimbang cover

guarantee berupa aset. Debitur yang dinilai tidak cacat hukum dan kegiatan

usahanya baik akan mendapat prioritas.

6. Hubungan Analisis Laporan Keuangan Debitur terhadap Efektivitas Pembiayaan Murabahah pada Bank

Dari hasil analisis laporan keuangan debitur, bank dapat mengetahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, profitabilitas, stabilitas, usaha dari pemohon pembiayaan tersebut. Kemudian bank dapat mengukur kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar hutang dan juga dapat mengetahui apakah pembiayaan yang akan diberikan itu cukup mendapat keuntungan dimasa yang akan datang.

Hasil analisis laporan keuangan dapat memberikan informasi kepada bank dalam membuat prediksi, perbandingan dan evaluasi akan sumber dan penggunaan baik dalam jumlah maupun waktu serta hubungannya terhadap risiko ketidakpastian di masa yang akan datang. Jadi hasil analisis laporan keuangan memberikan informasi yang diperlukan oleh pihak bank dalam pembiayaan

murabahah yang diajukan kepadanya.

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu

No.. Penulis Judul Variabel Hasil

1. Hendriek Maslo (2006) Analisis Laporan Keuangan Calon Debitur dalam Penentuan Pemberian Kredit pada Bank Ekonomi Jasa Raharja Cabang Medan Perintis. Analisis Rasio, Analisis Vertikal, Analisis Horizontal. Pihak bank melakukan analisis horizontal dan analisis rasio untuk menilai laporan keuangan, sementara analisis vertikal tidak digunakan.


(42)

2. Yuni ar Salehaty Br Sebayang (2006) Peranan Analisis Laporan Keuangan Debitur dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Jangka Pendek pada PT. Bank Lippo, Tbk Cabang Pemuda Medan.

Current Ratio (CR), Inventory Turnover (ITO), Debt to Equity Ratio (DER), Profit Margin Ratio (PMR), Return on Investments (ROI), dan besarnya Kredit Modal Kerja Jangka Pendek

CR, ITO, DER, PMR dan ROI secara menyeluruh berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit.

3. Reza Fahlevi Nasution (2008) Analisis Laporan Keuangan Debitur dalam Pemberian Kredit pada PT. Sarana Sumut Ventur a. Rasio Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Kelayakan Kredit. Rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas mengidentifikasi, memprediksi akan kelayakan kredit sebesar 85% sementara sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain kausal, yaitu suatu penelitian yang berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2001:63).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2008:74), “Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi pada penelitian ini adalah nasabah-nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan murabahah ke PT. Bank Syariah Mandiri cabang Stabat Langkat per Januari 2009 sampai Desember 2009, dan terdapat sebanyak 775 nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan murabahah pada periode tersebut.

Sedangkan sampel menurut Erlina (2008:75) adalah “bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Dalam penelitian ini,


(44)

penulis menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara ”purposive sampling”, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006:78). Beberapa kriteria/pertimbangan yang diambil untuk dijadikan sampel yaitu:

1. Debitur yang diteliti adalah debitur yang menerima pembiayaan murabahah minimal Rp 250.000.000,00

2. Debitur tersebut masih menerima pembiayaan murabahah periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2009.

Berdasarkan kriteria diatas, maka penulis mengambil sampel yang memenuhi kriteria tersebut sebesar 30 debitur.

C. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian, yang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan sendiri oleh penulis. Yang termasuk data primer pada penelitian ini yakni berupa observasi di lapangan dan interview terhadap kepala bagian analisis kredit (pembiayaan) pada PT. Bank Syariah Mandiri cabang Stabat Langkat.

2. Data Sekunder, yakni data yang bersumber dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah diolah dan terdokumentasi seperti struktur organisasi, sejarah singkat perusahaan, dan lain-lain. Yang termasuk dalam data sekunder pada penelitian ini adalah:


(45)

a. Struktur organisasi perusahaan PT. Bank Syariah Mandiri cabang Stabat Langkat.

b. Laporan keuangan debitur berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1) Peneilitian Lapangan

Yaitu penelitian langsung ke perusahaan yang diteliti untuk memperoleh data yang diperlukan, teknik pengumpulan datanya yakni:

a.Dokumentasi, yaitu dimana nantinya penulis akan melakukan penelitian terhadap laporan keuangan calon debitur dan laporan keuangan pihak perbankan.

b.Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan data untuk penelitian.

c.Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung masalah yang diteliti.

2) Penelitian Kepustakaan

Yaitu cara mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber dan mempelajari segala literatur yang berhubungan dengan topik pembahasan untuk memperoleh dasar teoritis yang akan digunakan dalam pembahasan.


(46)

E. Definisi dan Pengukuran Variabel

Sesuai dengan judul skripsi yang diambil yaitu “Analisis Laporan Keuangan Debitur dalam Menunjang Efektivitas Pembiayaan Murabahah”, maka penulis menggolongkan objek penelitian ke dalam dua pengelompokan definisi operasional variabel untuk memudahkan pengukuran, yaitu:

1. Pembiayaan murabahah (Y)

Pembiayaan murabahah dalam hal ini diukur dari besarnya pembiayaan

murabahah yang diberikan kepada debitur sesuai dengan keputusan

pembiayaan yang ditentukan oleh pihak bank. 2. Analisis Rasio Keuangan

Sebagai alat pengukuran, bank menggunakan Laporan Laba Rugi dan Neraca dari pihak debitur. Dalam hal ini rasio yang digunakan meliputi:

a. Current Ratio (X1): Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva lancarnya.

s Liabilitie Current

Asset Current Ratio

Current =

b. Debt to equity Ratio (X2): Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal

sendiri menjamin seluruh utangnya dan mengindikasikan sejauh mana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus membahayakan kepentingan kreditornya.

Equity Total

Debt Total DER

Ratio Equity to


(47)

c. Net Profit Margin (X3): Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan

bersih yang diperoleh dari bisnis (setelah dikurangi dengan segala biaya-biaya).

Sales Income Net

gin Mar profit

Net =

d. Asset Turnover (X4): Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen

mengelola seluruh investasi guna menghasilkan penjualan.

Assets Total

Sales Net Turnover

Asset =

e. Return On Assets (X5): Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki.

Assets Total

Income Net

ROA=

F. Metode Analisis Data

Metode Analisis data merupakan cara/langkah yang dilakukan untuk mengolah data penelitian baik data primer maupun data sekunder. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0.

Menurut Sunaryadi dan Purwanto (2004:509), “Untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua dikenal dengan analisis regresi berganda. Bentuk umum persamaan regresi


(48)

untuk variabel independen dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2

X2 + b3 X3 + ….. + bk Xk”. Maka bentuk umum persamaan regresi untuk 4

variabel independen dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5

dimana: Y = Jumlah pembiayaan murabahah yang diberikan

a = konstanta

X1 = Current Ratio (CR)

X2 = Debt to Equity Ratio (DER)

X3 = Net Profit Margin (NPM)

X4 = Asset Turnover (ATO)

X5 = Return on Assets (ROA)

b1,b2,b3,b4,b5 = koefisien regresi

Model diatas mengisyaratkan jawaban akar hipotesis. Namun pada regresi berganda Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ….. + bk Xk, mungkin secara

bersama-sama pengaruh semua variabel dari X1 sampai Xk adalah nyata. Namun demikian

belum tentu secara individu atau parsial seluruh variabel dari X1 sampai Xk

berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya Y. Oleh karena itu, penulis melakukan uji signifikansi serentak (uji F) dari variabel independen terhadap variabel dependen dan uji signifikansi parsial (uji t) dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Uji F (uji signifikansi serentak), dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu X1, X2, X3,….., Xk , untuk dapat atau

mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel tidak bebas Y. Sedangkan uji t (uji signifikansi parsial) adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak terhadap variabel tidak bebas.


(49)

G.Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan oleh penulis pada bulan Nopember 2009 dengan objek penelitian yakni PT. Bank Syariah Mandiri yang beralamat di Jln. Zainul Arifin No. 17 A, Stabat, Langkat.


(50)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian PT. Bank Syariah Mandiri 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

PT Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik.

Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada


(51)

tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Mandiri (Persero).

PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah di lingkungan PT Bank Mandiri (Persero).


(52)

PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.

Adapun visi dan misi dari PT. Bank Syariah Mandiri antara lain: a. Visi

Menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha. b. Misi

1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang

berkesinambungan

2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM

3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat

4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal

5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Bank Syariah memiliki struktur yang sama dengan bank nasional, misalnya dalam hal Komisaris dan Direksi, tetapi unsur yang membedakannya adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengarahkan,


(53)

memeriksa dan mengawasi kegiatan bank, guna menjamin bahwa bank telah beroperasi sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip syariah. Dewan pengawas syariah biasanya diletakkan setingkat dengan dewan komisaris. Hal ini untuk menjalin efektivitas dari setiap opini yang diberikan.

Struktur organisasi PT. Bank Syariah Mandiri terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, Unit Kerja Kantor Pusat, Staff Khusus Direksi dan Kantor Cabang, Cabang Pembantu dan Kantor Kas. Untuk lebih jelasnya, penulis akan menguraikan tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi yang terdapat pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat :

a. Kepala Cabang

Kepala cabang merupakan penanggung jawab PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat secara keseluruhan dalam top manajemen, menjaga dan mempertahankan kredibilitas bank dalam bentuk perkembangan laba usaha, pengelolaan sumber dana yang efektif dan menjaga stabilitas likuiditas bank serta menuju pada prinsip kehati-hatian, selanjutnya melaksanakan pengawasan intern secara berkesinambungan dengan menunjuk salah satu bidang yang independen untuk melaksanakan pemeriksaan hasil-hasil kerja operasional.

b. Manajer Operasi

Manajer operasi bertanggung jawab sepenuhnya pada operasional bank dan melakukan pengawasan terhadap likuiditas bank serta menyusun anggaran biaya operasi dengan koordinasi dengan kepala cabang, memeriksa saldo box teller dan melakukan review performance karyawan


(54)

serta memberikan motivasi untuk menggairahkan konsep team work antar bagian untuk mendukung keberhasilan usaha bank. Manajer operasi juga menkoordinir tugas-tugas di bagian sub bidang, yaitu:

1) Kepala Teller dan Teller

Teller bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan bidang kas secara benar dan cepat, terkelolanya penyediaan uang tunai secara efektif dan efisien, tercatatnya (di buku) secar benar mutasi kas.

2) Customer Service

Customer Service bertugas menyelenggarakan pemasaran produk

Bank Syariah Mandiri kepada masyarakat dan menyelenggarakan kecepatan dan ketepatan pelayanan kepada nasabah maupun investor. 3) Administrasi Pembiayaan

Administrasi Pembiayaan bertanggung jawab atas terselenggaranya monitoring pembiayaan dengan tertib, terselenggaranya penyimpangan legal dokumen pembiayaan dengan tertib dan aman, terlaksananya pencairan pembiayaan dengan aman, pembuatan/penyampaian laporan pembiayaan dengan benar dan tepat waktu.

4) Back Office

Back Office bertanggung jawab atas terlaksananya pelayanan

transfer secara cepat dan benar, terlaksananya pelayanan inkaso secara cepat dan benar, seluruh setoran dan penarikan kliring dapat diselesaikan pada hari yang sama, pelaksanaan kliring dilakukan


(55)

dengan benar, pelayanan deposito dengan benar dan cepat, tecapainya kepuasan nasabah/ investor.

5) Pelaksana Umum

Pelaksana Umum bertanggung jawab atas terlaksananya pengadaan dan pendistribusian persediaan kebutuhan kantor berupa alat tulis, barang cetakan, peralatan/ kebutuhan kantor lainnya dan menginvestasikan, membukukan, dan memelihara kebutuhan barang, bangunan dan peralatan milik kantor atau apa yang menjadi tanggung jawab kantor. Bagian dari pelaksana umum antara lain sebagai berikut: a) Kliring

Petugas kliring bertugas untuk menjaga terlaksananya pelayanan transfer, inkaso dan kliring secara cepat dan benar untuk kepuasan nasabah/investor.

b) Office Boy

Office boy bertanggung jawab membantu kelancaran pekerjaan dalam setiap unit kerja Cabang dibawah koordinasi Back Office Officer.

c) Security

Security bertugas melaksanakan pengamanan sarana gedung Cabang dan kegiatan Cabang.

d) Driver

Driver bertugas untuk melayani permintaan kendaraan operasional Cabang.


(56)

e) Messanger f) Task Force c. Manajer Marketing

Manajer Marketing bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan pemasaran produk dan jasa-jasa bank kepada masyarakat wilayah kerjanya, tercapainya target operasional yang ditetapkan oleh Kepala Cabang, tercapainya pelayanan yang prima kepada nasabah maupun investor, pembinaan pembiayaan yang aman dan sesuai kebutuhan nasabah. Bidang marketing membawahi tiga sub bidang, yaitu:

1) Account Officer

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan marketing produk pembiayaan dan jasa-jasa Bank kepada masyarakat di wilayah kerjanya dan proses Nota Analisa Pembiayaan dengan memperhatikan prudensialitas dan layanan yang prima.

2) Funding Officer

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan marketing produk pendanaan dan jasa-jasa Bank kepada masyarakat di wilayah kerjanya, dengan memperhatikan prudensialitas dan layanan yang prima serta tercapainya jumlah asset under management dan fee based income serta layanan prima untuk nasabah BSM Priority (DPP).

3) Pelaksana Marketing Support

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan marketing produk & jasa-jasa Bank kepada masyarakat di wilayah kerjanya dan


(57)

tercapainya target bisnis yang telah ditetapkan oleh Kepala Cabang.serta pelayanan yang prima kepada nasabah maupun investor.

3. Aktivitas Operasional PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat

Kegiatan usaha bank syariah pada umumnya meliputi:

a) Mudharabah, yakni pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil

b) Musyarakah, yakni pembiayaan berdasarkan prinsip usaha patungan

c) Murabahah, yakni jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

d) Ijarah, yakni pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa

Dalam aktivitasnya PT. Bank Syariah Mandiri menganut beberapa prinsip operasional yang diterapkan, antara lain sebagai berikut:

1) Prinsip Keadilan

Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara Bank dan Nasabah.

2) Prinsip Kemitraan

Bank syariah menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan keuntungan yang berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun bank. Dalam hal ini bank


(58)

berfungsi sabagai intermediary institution lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya.

3) Prinsip Keterbukaan

Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank.

4) Universalitas

Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil’alamiin.

Produk-produk PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat, terdiri dari:

1) Produk Pendanaan, antara lain: a) Giro Syariah Mandiri (Wadiah)

Giro Syariah Mandiri menggunakan prinsip wadiah Yad

ad-Dhamanah dimana bank sebagai penerima dana titipan dapat

memanfaatkan dana tersebut dengan seizin pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan titipan tersebut secara utuh setiap saat si pemilik menghendaki.

Dengan prinsip wadiah, pemilik modal (giran) tidak mendapatkan jasa giro amun mendapatkan bonus yang besarnya ditentukan oleh bank dan tidak diperjanjikan dimuka.


(59)

Tabungan Syariah Mandiri menggunakan prinsip mudharabah

mutlaqah, yaitu suatu pekongsian antara dua pihak, dimana pihak

pertama (shahibul maal/penabung) menyediakan dana dan pihak kedua (mudharib/bank) bertanggungjawab atas pengelolaan usaha.

Bank sebagai pengelola dana bebas menggunakannya asal tidak bertentangan dengan syariah Islam. Keuntungan dibagikan sesuai dengan nisbah/ratio bagi hasil yang telah disepakati bersama. Apabila rugi, shahibul maal turut menanggung kerugian tersebut. c) Deposito Syariah Mandiri (Mudharabah)

Deposito Syariah ialah produk investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip

Mudharabah Mutlaqah.

2) Produk Pembiayaan, antara lain:

a) Pembiayaaan Jual Beli (Murabahah)

Pembiayaan murabahah adalah akad jual beli antara bank dengan nasabah dimana bank membeli barang yang diperlukan nasabah dan menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama.

b) Pembiayaan Total (Mudharabah)

Pembiayaan total menggunakan prinsip Mudharabah yang merupakan pembiayaan yang dilakukan melalui kerja sama usaha antara dua pihak dimana modal/bank (shahibul maal) menyediakan


(60)

modal 100% sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola usaha/debitur (mudharib) dengan mensyaratkan jenis ataupun bentuk usaha yang dilakukan.

c) Pembiayaan Bersama (Musyarakah)

Pembiayaan Bersama menggunakan prinsip Musyarakah yaitu suatu kesepakatan antara bank dengan nasabah untuk membiayai suatu proyek dimana masing-masing pihak secara bersama-sama menyediakan dana dan berpartisipasi dalam kerja.

d) Pembiayaan Pertanian (Salam)

Pembiayaan dalam bidang pertanian ini menggunakan prinsip

salam (jual beli barang sebelum ada). Pembayaran tunai, barang

diserahkan tangguh. Bank sebagai pembeli, dan nasabah sebagai penjual. Dalam transaksi ini ada kepastian tentang kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan.

e) Pembiayaan Sewa (Ijarah)

Transaksi Sewa (Ijarah) dilandasi adanya pemindahan manfaat. Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakannya kepada nasabah yang dikenal dengan Ijarah

Muntahiyah Bittamlik. Harga sewa dan harga jual disepakati pada

awal perjanjian.


(61)

Pembiayaan ini berdasarkan prinsip Ar-Rahn untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiyaan.

3) Produk jasa-jasa, antara lain: a) SMS Banking (Ijarah)

SMS Banking menggunakan prinsip ijarah, yaitu memanfaatkan jasa bank berupa sms melalui telepon selular.

b) ATM Syariah Mandiri (Ijarah)

ATM Syariah Mandiri menggunakan prinsip ijarah, yaitu memanfaatkan mesin ATM.

c) Bill Payment (Wakalah)

Bill Payment menggunakan prinsip wakalah, yaitu nasabah

memberi kuasa kepada bank mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa, seperti membayar tagihan telepon, handphone.

d) Pajak Online (Wakalah)

Pajak Online menggunakan prinsip wakalah, yaitu nasabah member kuasa kepada bank mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa, seperti membayar tagihan pajak.

e) Intercity Clearing (Wakalah)

Intercity Clearing menggunakan prinsip Wakalah. f) Real Time Gross Settlement (RTGS) (Wakalah)

Real Time Gross Settlement menggunakan prinsip Wakalah. g) Transfer Kliring (Wakalah)


(62)

Transfer Kliring menggunakan prinsip Wakalah. h) L/C (Wakalah)

L/C menggunakan prinsip Wakalah. i) Garansi Bank (Kafalah)

Bank garansi digunakan untuk menjamin pembayaran suatu pembayaran.

B. Prosedur Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat.

Dalam penyaluran pembiayaan, PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat tetap meggunakan prosedur sebagaimana biasa seperti yang diterapkan pada bank umum lainnya namun dalam konsep pengaplikasiannya tetap tidak melalaikan dari sistem syariah yang berlaku.

Adapun dalam pengajuan pembiayaan, seorang calon nasabah harus melewati berbagai tahapan atau proses dari mulai nasabah datang meminta pembiayaan sampai pembiayaan itu layak atau tidak layak untuk diberikan. nasabah yang datang mengajukan pembiayaan biasanya berkonsutasi terlebih dahulu dengan account manager yang bersangkutan.

Berikut bagan ilustrasi prosedur pembiayaan yang dijalankan oleh PT. Bank Syariah Mandiri:


(63)

Gambar 4.1

Bagan Ilustrasi Prosedur Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri

Sumber: PT. Bank Syariah Mandiri

Permohonan Pembiayaan

Pemeriksaan Berkas dan Investigasi

Wawancara I

Ditolak

Checking On The Spot

Keputusan Pembiayaan Wawancara II

Analisis Pembiayaan

Penegasan/Pemberitahuan

Diterima

Akad

Pengawasan Pencairan


(64)

Prosedur pembiayaan murabahah pada PT. Bank Syariah Mandiri meliputi proses-proses yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Proses Awal

Proses awal ini terjadi dimana calon nasabah datang kepada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat untuk melakukan pemesanan barang yang rencananya akan dibeli, kemudian melakukan negoisasi terhadap harga barang dan keuntungan, syarat pnyerahan barang, dan syarat pembayaran barang.

Selanjutnya calon nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan

murabahah harus mengisi formulir permohonan pembiayaan yang diajukan oleh

account manager yang bersangkutan. Formulir pembiayaan tersebut berisi data-data pribadi dan juga data-data-data-data pendukung lainnya. Data pendukung adalah data-data yang berhubungan dengan keduduka n legalitas calon nasabah misalnya kartu identitas pribadi yang meliputi Kartu Tanda Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Kartu Keluarga (KK), dan Slip Gaji. Jika permohonan pembiayaan murabahah tersebut datangnya dari perusahaan maka calon nasabah wajib menyertakan data-data tentang perusahaan, data legalitas usaha, dan data pendukung misalnya mengenai laporan keuangan.

Setelah data-data yang diperlukan diserahkan kepada account manager, tahap selanjutnya adalah mencari informasi tentang kebenaran data yang telah diberikan dan mencari kebenaran tentang apa yang didapat dari hasil wawancara yang dilakukan sebelumnya. Account manager bisa secara langsung memantau keadaan nasabah atau mencari informasi melalui rekan lainnya yang mengenal calon nasabah.


(1)

LAMPIRAN 2


(2)

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Pembiayaan Murabahah 3.33320 2.845687 30

CR 8.45113 16.324077 30

DER .18903 .207803 30

NPM .27313 .240353 30

ATO 1.70660 2.130948 30

ROA .23343 .153663 30

Correlations

Pembiayaan

Murabahah CR DER NPM ATO ROA Pearson Correlation Pembiayaan Murabahah 1.000 -.028 -.059 .439 -.141 -.013

CR -.028 1.000 -.274 -.190 .705 .315

DER -.059 -.274 1.000 -.195 -.141 -.202 NPM .439 -.190 -.195 1.000 -.357 -.173 ATO -.141 .705 -.141 -.357 1.000 .423 ROA -.013 .315 -.202 -.173 .423 1.000 Sig. (1-tailed) Pembiayaan Murabahah . .442 .379 .008 .229 .473

CR .442 . .071 .157 .000 .045

DER .379 .071 . .151 .229 .142

NPM .008 .157 .151 . .026 .180

ATO .229 .000 .229 .026 . .010

ROA .473 .045 .142 .180 .010 .

N Pembiayaan Murabahah 30 30 30 30 30 30

CR 30 30 30 30 30 30

DER 30 30 30 30 30 30

NPM 30 30 30 30 30 30

ATO 30 30 30 30 30 30


(3)

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 ROA, NPM,

DER, CR, ATOa . Enter a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Pembiayaan Murabahah

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1 .452a .204 .038 2.790886 1.966 a. Predictors: (Constant), ROA, NPM, DER, CR, ATO

b. Dependent Variable: Pembiayaan Murabahah

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 47.903 5 9.581 1.230 .326a

Residual 186.937 24 7.789

Total 234.840 29

a. Predictors: (Constant), ROA, NPM, DER, CR, ATO b. Dependent Variable: Pembiayaan Murabahah


(4)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 1.364 1.538 .887 .384

CR .019 .046 .106 .401 .692 .471 2.124 DER .886 2.727 .065 .325 .748 .836 1.196 NPM 5.422 2.401 .458 2.258 .033 .806 1.240 ATO -.102 .377 -.077 -.271 .789 .416 2.405 ROA 1.450 3.781 .078 .383 .705 .796 1.257 a. Dependent Variable: Pembiayaan Murabahah

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 1.93564 6.85568 3.33320 1.285235 30 Std. Predicted Value -1.087 2.741 .000 1.000 30 Standard Error of Predicted

Value .653 2.663 1.151 .491 30

Adjusted Predicted Value -2.52313 8.37450 3.29358 1.855028 30

Residual

-4.800784E0 9.051222 .000000 2.538918 30 Std. Residual -1.720 3.243 .000 .910 30 Stud. Residual -1.967 3.734 -.003 1.038 30 Deleted Residual

-6.275695E0 1.199673E1 .039620 3.515370 30 Stud. Deleted Residual -2.102 5.646 .063 1.317 30 Mahal. Distance .623 25.435 4.833 5.806 30 Cook's Distance .000 .778 .082 .196 30 Centered Leverage Value .021 .877 .167 .200 30 a. Dependent Variable: Pembiayaan Murabahah


(5)

LAMPIRAN 3

Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri

Cabang Stabat Langkat


(6)

St r uk t u r Or ga n isa si

Ba n k Sy a r ia h M a n dir i Ca ba n g St a ba t

PKP

Pj . Ope r a t ion M a n a ge r

Turm izi Parinduri

Pj . Ke pa la Ca b a n g

Rizkil Khoir

M a r k e t in g M a n a ge r

Azm i Yusuf

Cu st om e r

Se r v ice

- Reni Am suri Nst

- Ast ri Mahanani

Te lle r

- Aprini Sarah Marpaung

- Hendra Kurniaw an

Ba ck

Office

Dini Ut ari

SD I & GA

M. I rw an I khsan

Adm . Pe m bia y a a n

-

Taufik

-

Nurm a Sari Siregar

Accou n t Office r

- Nayla Fadillah

- Dohar Nisya Fit ri

Pe l. M a r k e t in g

Su ppor t

- Yudhiant o Z

- Doli Mart ua Nst

- Aisha Brenda

Se cu r it y

D r iv e r

M e ssa n ge r

KLS P Br a n da n

Azhari I sra’ Rkt

( Pj . Ka.KLS )

M. Afrio Zak ki ( Teller)

DKN

Fu n din g Office r

Nia Kurnia

Rahayu Lbs

KCP

BI N JAI

PP Pa n ca Bu di

M. Syaft i Febrianda

KCP P.

BRAN D AN

Ta sk For ce