bahwa nasabah tersebut benar-benar hilang. Kemudian semua dokumen tersebut diserahkan kepada account manager. Dan apabila claim tersebut sudah diketahui
oleh pihak asuransi, maka pihak asuransi tafakul akan langsung member ganti rugi dengan memasukkan dana ke rekening nasabah dan account manager akan
membuat memo untuk mendebet rekening nasabah sesuai dengan hasil pembiayaan yang dilaksanakan oleh bagian operasi.
7. Pelunasan Pembiayaan
Apabila nasabah tersebut telah selesai menunaikan kewajibannya terhadap fasilitas pembiayaan yang telah diterima dan telah menyelesaikan seluruh
administrasinya maka bank mempunyai kewajiban untuk mengembalikan jaminan nasabah yang telah diagunkan kepada Bank Syariah Mandiri yang dijadikan
sebagai persyaratan untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan. Maka tugas dari account manager adalah membuat surat kepada komite pembiayaa yang isinya
menyatakan bahwa nasabah tersebut telah melunasi seluruh kewajibannya dengan melampirkan bukti pelunasan dan membuat surat permohonan untuk memberikan
persetujuan pengeluaran dokumen jaminan. Setiap nasabah yang akan melakukan pelunasan pembiayaan murabahah, maka account manager
harus menginstruksikan ke bagian operasional pembiayaan untuk mendapat rekening
nasabah untuk pelunasan.
C. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis terhadap Laporan Keuangan Debitur
Universitas Sumatera Utara
Analisis laporan keuangan merupakan salah satu pertimbangan pihak bank untuk melihat kemampuan dan kesediaan calon debitur dalam melunasi
pembiayaannya. Bank wajib menganalisis perkembangan kondisi keuangan calon debitur pada masa lampau dan prospek kondisi keuangannya pada masa
mendatang selama jangka waktu perjanjian pembiyaan. Pada tahap evaluasi ini, Account Officer akan melakukan analisis aspek
kuantitatif data dan informasi keuangan yang disampaikan calon debitur. Bahan masukan utama untuk melakukan analisis perkembangan kondisi keuangan adalah
laporan keuangan perusahaan calon debitur, yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi.
Rasio-rasio keuangan diperoleh dari perhitungan pos-pos yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi. Alat ukur yang digunakan oleh PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Stabat Langkat dalam menghitung rasio-rasio keuangan adalah analisis likuiditas berupa Current Ratio, Quick Ratio; analisis leverage yaitu Debt
to Equity Ratio; analisis rentabilitas yang terdiri dari Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity; dan rasio aktivitas meliputi
Asset Turn Over dan Inventory Turn Over. Dalam melakukan analisis laporan keuangan debitur ini, pihak bank telah
menerapkan salah satu pendekatan pemberian pembiayaan yaitu peninjauan dan penganalisisan pihak bank terhadap Capacity kemampuan calon debitur.
Kemampuan perusahaan calon debitur pada hakikatnya ditunjukkan dalam posisi lapiran keuangan yang disusun oleh perusahaan itu sendiri, sehingga apabila pihak
bank memeriksa dan menganalisis laporan keuangan debitur, berarti pihak bank
Universitas Sumatera Utara
sedang meninjau Capacity kemampuan calon debitur. Namun demikian bila hasil analisis terhadap laporan keuangan debitur
dinyatakan layak untuk diberikan pembiayaan tetapi dalam pengikatan pembiayaan atau jaminan terdapat masalah yang tidak dapat diselesaikan atau
membahayakan bank maka permohonan kredit tersebut harus ditolak.
2. Analisis Hasil Statistik
Data-data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa informasi- informasi keuangan yang berasal dari laporan keuangan perusahaan debitur. Data
yang dibutuhkan tersebut diperoleh dari Bank Syariah Mandiri cabang Stabat Langkat, dimana proses menginput data dan mengolahnya dilakukan dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0. Lampiran 1. Berikut penulis
membuat deskripsi rasio-rasio keuangan dan kebutuhan pembiayaan murabahah rata-rata perusahaan debitur yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Rasio-rasio Keuangan dan Pembiayaan Murabahah Rata-Rata
Perusahaan CR
DER NPM
ATO ROA
Pembiayaan Rata- Rata
A 2.940
0.031 0.968
0.123 0.120
3.796 B
2.920 0.660
0.214 1.078
0.233 2.530
C 4.810
0.010 0.332
1.027 0.341
2.530 D
1.850 0.010
0.539 0.785
0.423 10.121
E 1.973
0.068 0.288
0.591 0.170
2.277 F
2.577 0.422
0.342 0.130
0.044 3.796
G 8.650
0.013 0.134
0.094 0.012
2.530 H
88.980 0.002
0.117 8.914
0.338 3.796
I 2.330
0.381 0.102
0.954 0.098
3.036 J
17.160 0.019
0.153 2.167
0.331 3.796
K 1.073
0.226 0.160
1.136 0.182
2.530 L
24.520 0.013
0.153 2.167
0.331 3.289
M 2.262
0.310 0.121
2.037 0.247
5.567 N
1.692 0.325
0.140 0.158
0.022 1.265
O 2.203
0.002 0.520
0.251 0.132
2.530 P
1.810 0.340
0.113 1.538
0.178 5.061
Q 11.625
0.580 0.113
3.479 0.390
1.518 R
4.420 0.240
0.290 0.622
0.300 2.530
S 1.427
0.259 0.815
0.263 0.082
15.182 T
12.800 0.033
0.126 0.225
0.281 3.289
U 4.487
0.109 0.098
2.510 0.248
3.289 V
5.450 0.102
0.198 7.521
0.124 1.265
W 2.428
0.088 0.080
1.160 0.092
1.265 X
7.500 0.105
0.838 0.162
0.135 1.518
Y 5.063
0.114 0.155
1.267 0.306
1.822 Z
1.214 0.785
0.160 1.130
0.181 1.265
AA 20.330
0.015 0.130
5.636 0.732
1.771 BB
4.111 0.163
0.219 2.106
0.461 3.543
CC 1.136
0.146 0.084
1.544 0.130
1.265 DD
3.793 0.100
0.492 0.690
0.339 2.024
Sumber : Lampiran 1
a. Uji Asumsi Klasik
Salah satu syarat yang mendasari model regresi berganda adalah terpenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien.
Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik normalitas data, autokorelasi, heterokedastisitas, dan asumsi-asumsi
Universitas Sumatera Utara
klasik lainnya agar hasil pengujian tidak bersifat bias dan efisien. Menurut Ghozali 2005:123 asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi
normal, non-multikolinearitas, non autokorelasi dan non heterokedastisitas. 1
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal serta untuk menghindari bias dalam model regresi. Pengujian ini
diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikut i distribusi normal Erlina, 2008:102.
Untuk menguji kenormalitasan data tersebut, dapat digunakan analisis grafik histogram yang membandingkan data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal dan yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot. Jila distribusi normal,
garis yang menggambarkan data akan mengikuti garis diagonal Ghozali, 2005:110. Selain uji grafik, juga dianjurkan untuk
melakukan lagi uji statistik Kolmogorov-Smirnov KS yang dijelaskan Ghozali 2005:115, pedoman pengambilan keputusan
tentang data tersebut merupakan distribusi normal dapat dilihat dari: a
bila nilai signifikansi 0,05 berarti distribusi data tidak normal b
bila nilai signifikansi 0,05 berarti distribusi data normal. Berikut ini adalah hasil pengujian dengan menggunakan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation 2.53891817
Most Extreme Differences Absolute
.198 Positive
.198 Negative
-.132 Kolmogorov-Smirnov Z
1.082 Asymp. Sig. 2-tailed
.192 a. Test distribution is Normal.
Sumber : Lampiran 2 Dari hasil pengolahan data, diperoleh nilai unstandarized residual atau
nilai signifikansi sebesar 0,192. Dari data tersebut dapat terlihat bahwasanya nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa model
regresi secara keseluruhan terdistribusi secara normal. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot
data yang terdistribusi secara normal.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1
Sumber : Lampiran 2 Gambar 3.2
Sumber : Lampiran 2 Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
Universitas Sumatera Utara
mendekati distribusi normal, dari grafik histogram di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data masih dapat dikatakan normal karena distribusi data masih
mengikuti garis diagonal yang tidak terlalu menceng skewness kiri maupun menceng kanan.
Dan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati garis diagonal sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.
2 Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang sangat kuat di antara variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen karena hal ini akan megurangi keyakinan dalam pengujian
signifikansi Ghozali, 2005:91. Multikolinearitas adalah keadaan adanya korelasi yang kuat antara
variabel independen yang satu dengan variabel independen lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas tidak orthogonal.
Variabel-variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol.
Jika terjadi korelasi sempurna di antara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:
a koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,
b nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.
Universitas Sumatera Utara
Deteksi multikolinearitas dilakukan denagn melihat niai VIF Variance Inflation Factor dan tolerance. Pedoman suatu model regresi yang
bebas dari multikolinearitas adalah VIF 10 dan tolerance 0,1 Ghozali, 2005:92. Berikut adalah hasil pengolahan data yang
menunjukkan ada tidaknya gejala multikolinearitas:
Tabel 4.3
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 CR
.471 2.124
DER .836
1.196 NPM
.806 1.240
ATO .416
2.405 ROA
.796 1.257
a. Dependent Variable: Pembiayaan Murabahah
Sumber : Lampiran 2
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dengan dasar nilai VIF untuk setiap variabel independen tidak ada yang melebihi
10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0,1, maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan model regresi berganda.
Universitas Sumatera Utara
3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun berkaitan
satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dapat digunakan uji
Durbin-Watson. Menurut Ade Fatma 2007:33, untuk menguji ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melihat model regresi linear
berganda apabila nilai Durbin-Watson berada di bawah angka 2, maka model tersebut terbebas dari autokorelasi.
Hasil dari pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.4
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .452
a
.204 .038
2.790886 1.966
a. Predictors: Constant, ROA, NPM, DER, CR, ATO b. Dependent Variable: Pembiayaan Murabahah
Sumber : Lampiran 2 Dari tabel di atas, dapat terlihat angka Durbin-Watson sebesar 1,966. Hal
ini dapat memberikan kesimpulan bahwasanya angka 1,966 2, berarti model regresi di atas terbebas dari masalah autokorelasi.
Universitas Sumatera Utara
4 Uji Heterokedastisitas
Tujuan dari uji heterokedastisitas ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satupengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas Erlina, 2008:106. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas, menurut Ghozali 2005:105 dapat dilihat dari grafik scatterplot antara nilai prediksi
variabel dependen yaitu ZPRED dengan nilai residualnya SRESID. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
a jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas, b
jika tidak ada pola tertentu, serta titik-titik yang menyebar tidak tertentu di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah
terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3
Sumber : Lampiran 2
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secar acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Dengan demikian model ini layak dipakai untuk memprediksi jumlah pembiayaan
murabahah berdasarkan masukan variabel independen CR, DER, NPM, ATO, dan ROA.
3. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel dependen
Universitas Sumatera Utara
dengan variabel independen. Dan dari analisis data yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 1.364
1.538 .887
.384 CR
.019 .046
.106 .401
.692 DER
.886 2.727
.065 .325
.748 NPM
5.422 2.401
.458 2.258
.033 ATO
-.102 .377
-.077 -.271
.789 ROA
1.450 3.781
.078 .383
.705 a. Dependent Variable: Pembiayaan Murabahah
Sumber : Lampiran 2 Variabel dependen pada regresi ini adalah Pembiayaan Murabahah Y,
sedangkan variabel independennya adalah CR X
1
, DER X
2
, NPM X
3
, ATO X
4
, dan ROA X
5
. Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah:
Y = 1,364 + 0,019 X
1
+ 0,886 X
2
+ 5,422 X
3
– 0,102 X
4
+ 1,450 X
5
Intepretasi model: 1.
Konstanta sebesar 1,364 menyatakan bahwa dengan tidak adanya rasio-rasio keuangan berupa current ratio, debt to equity ratio, net
profit margin, asset turnover, dan return on asset, maka pembiayaan akan meningkat sebesar 1,364.
Universitas Sumatera Utara
2. Koefisien regresi 0,019 menyatakan bahwa setiap penambahan
karena tanda + 1 X
1
CR akan meningkatkan pembiayaan murabahah sebesar 0,019.
3. Koefisien regresi 0,886 menyatakan bahwa setiap penambahan
karena tanda + 1 X
2
DER akan meningkatkan pembiayaan murabahah sebesar 0,886.
4. Koefisien regresi 5,422 menyatakan bahwa setiap penambahan
karena tanda + 1 X
3
NPM akan meningkatkan pembiayaan murabahah sebesar 5,422.
5. Koefisien regresi 0,102 menyatakan bahwa setiap penambahan
karena tanda - 1 X
4
ATO akan menurunkan pembiayaan murabahah sebesar 0,102.
6. Koefisien regresi 1,450 menyatakan bahwa setiap penambahan
karena tanda + 1 X
5
ROA akan meningkatkan pembiayan murabahah sebesar 1,450.
b. Uji Hipotesis
Model di atas mengisyaratkan jawaban akan hipotesis, namun untuk lebih jelasnya penulis melakukan uji pengaruh serempak dari variabel independen
terhadap vareabel dependen dan uji pengaruh parsial dari masing-masing variabel independen tehadap variabel dependen sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Uji Signifikansi Simultan Uji F
Uji ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana variabel independen secara serentak mempengaruhi variabel dependen, dan juga
memberikan jawaban atas hipotesis yang dikemukakan penulis di awal.
Tabel 4.6
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
47.903 5
9.581 1.230
.326
a
Residual 186.937
24 7.789
Total 234.840
29 a. Predictors: Constant, ROA, NPM, DER, CR, ATO
b. Dependent Variable: Pembiayaan Murabahah
Sumber : Lampiran 2 Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H
O
= Current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, asset turnover, dan return on asset tidak berpengaruh terhadap pembiayaan
murabahah Ha = Current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, asset turnover,
dan return on asset berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah Kriteria pengujiannya yaitu:
H
O
diterima jika F hitung F tabel dan signifikansi 0,05 Ha diterima jika F hitung F tabel dan signifikansi 0,05
Dari tabel ANOVA di atas didapat F hitung sebesar 1,230, sedangkan bila k = 6 variabel, dan n = 30, maka k-1 = 5 dan n-k = 24 dengan tingkat signifikansi
Universitas Sumatera Utara
5 diperoleh F tabel = 2,62. Maka kesimpulannya yakni H
O
diterima dan Ha ditolak, karena F hitung 1,230 F tabel 2,62 dan tingkat signifikansi 0,326
0,05. Artinya seluruh variabel independen secara simultan yaitu current ratio,
debt to equity ratio, net profit margin, asset turnover dan return on asset tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu pembiayaan murabahah pada
tingkat kepercayaan 95. 2.
Uji Signifikansi Parsial Uji t Pada uji pengaruh parsial akan dilihat pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependennya. Hipotesis yang diajukan adalah:
H
O
= Koefisien regresi tidak berpengaruh terhadap pembiayaan
murabahah Ha =
Koefisien regresi berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah
Kriteria pengujiannya yaitu: H
O
diterima jika t hitung t tabel
2
α , n-2 dan signifikansi 0,05
Ha diterima jika t hitung t tabel
2
α , n-2 dan signifikansi 0,05
Berikut ini penulis mendeskripsikan pengaruh parsial dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu sebagai berikut:
a Pengaruh current ratio terhadap pembiayaan murabahah
Untuk mengetahui pengaruh dari current ratio terhadap pembiayaan
Universitas Sumatera Utara
murabahah maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut: H
O
= Current ratio tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah Ha = Current ratio berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah
Berdasarkan tabel , variabel current ratio memiliki nilai t hitung = 0,401, sedangkan t tabel adalah t
0,025;28
= 2,048, karena t hitung 0,401 t tabel 2,048 dan tingkat signifikansi 0,6920,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H
O
diterima atau koefisien regresi yang berarti current ratio tidak berpengaruh secara statistik terhadap pembiayaan
murabahah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi atau semakin rendahnya current ratio tidak mempengaruhi pembiayaan
murabahah.
b Pengaruh debt to equity ratio terhadap pembiayaan murabahah
Untuk mengetahui pengaruh dari debt to equity ratio terhadap pembiayaan murabahah maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
H
O
= debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah
Ha = debt to equity ratio berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah
Berdasarkan tabel , variabel debt to equity ratio memiliki nilai t hitung = 0,325, sedangkan t tabel adalah t
0,025;28
= 2,048, karena t hitung 0,325 t tabel 2,048 dan tingkat signifikansi 0,7480,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H
O
diterima atau koefisien regresi yang berarti
Universitas Sumatera Utara
debt to equity ratio tidak berpengaruh secara statistik terhadap pembiayaan murabahah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin
tinggi atau semakin rendahnya debt to equity ratio tidak mempengaruhi pembiayaan murabahah.
c Pengaruh net profit margin terhadap pembiayaan murabahah
Untuk mengetahui pengaruh dari net profit margin terhadap pembiayaan murabahah maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
H
O
= net profit margin tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah
Ha = net profit margin berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah Berdasarkan tabel, variabel net profit margin memiliki nilai t hitung =
2,258, sedangkan t tabel adalah t
0,025;28
= 2,048, karena t hitung 2,258 t tabel 2,048 dan tingkat signifikansi 0,0330,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H
O
diterima atau koefisien regresi yang berarti net profit margin berpengaruh secara statistik terhadap pembiayaan
murabahah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi atau semakin rendahnya net profit margin mempengaruhi pembiayaan
murabahah. d
Pengaruh asset turnover terhadap pembiayaan murabahah Untuk mengetahui pengaruh dari asset turnover terhadap pembiayaan
murabahah maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut: H
O
= asset turnover tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah
Universitas Sumatera Utara
Ha = asset turnover berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah Berdasarkan tabel, variabel asset turnover memiliki nilai t hitung = -
0,271, sedangkan t tabel adalah t
0,025;28
= 2,048, karena t hitung - 0,271 t tabel 2,048 dan tingkat signifikansi 0,7890,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H
O
diterima atau koefisien regresi yang berarti asset turnover tidak berpengaruh secara statistik terhadap pembiayaan
murabahah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi atau semakin rendahnya asset turnover tidak mempengaruhi pembiayaan
murabahah. e
Pengaruh return on asset terhadap pembiayaan murabahah Untuk mengetahui pengaruh dari return on asset terhadap pembiayaan
murabahah maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut: H
O
= return on asset tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah
Ha = return on asset berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah Berdasarkan tabel, variabel return on asset memiliki nilai t hitung =
0,383, sedangkan t tabel adalah t
0,025;28
= 2,048, karena t hitung - 0,383 t tabel 2,048 dan tingkat signifikansi 0,7050,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H
O
diterima atau koefisien regresi yang berarti asset turnover tidak berpengaruh secara statistik terhadap pembiayaan
murabahah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi atau semakin rendahnya return on asset tidak mempengaruhi pembiayaan
murabahah.
Universitas Sumatera Utara
D. Pembahasan Hasil Statistik