17 V
r
adalah  fraksi  volume  karet  dalam  gel  yang  membengkak,  dihitung  dari Persamaan 2.3 [26]:
sol sol
d d
d d
r
W W
W V
 
 
2.3 Dimana :
W
d
=  massa awal karet ρ
d
=  densitas karet untuk karet vulkanisasi , ρ
d
= 0,9203 g.cm
-3
[26] W
sol
=  massa pelarut yang terserap dalam karet ρ
sol
=  densitas pelarut untuk toluena , ρ
sol
= 0,87 g.cm
-3
2.6.3  Karakterisasi Fourier Transform Infra Red FT-IR
Pada  tahun  1965,  Cooley  dan  Turky  mendemonstrasikan  teknik spektroskopi  FT-IR.  Pada  dasarnya  teknik  ini  sama  dengan  spektroskopi  infra
merah  biasa,  kecuali  dilengkapi  dengan  cara  perhitungan  Fourier  Transform  dan pengolahan  data  untuk  mendapatkan  resolusi  dan  kepekaan  yang  lebih  tinggi.
Teknik  ini  dilakukan  dengan  penambahan  peralatan  interferometer  yang  telah lama ditemukan oleh Michelson pada akhir abad 19.
Penggunaan spektrofotometer FT-IR untuk analisa banyak diajukan untuk identifikasi  suatu  senyawa.  Hal  ini  disebabkan  spektrum  FT-IR  suatu  senyawa
misalnya organik bersifat khas, artinya senyawa yang berbeda akan mempunyai spektrum  berbeda  pula.  Vibrasi  ikatan  kimia  pada  suatu  molekul  menyebabkan
pita serapan hampir seluruh di daerah spektrum IR 4000-450 cm
-1
. Formulasi  bahan  polimer  dengan  kandungan  aditif  bervariasi  seperti
pemlastis,  pengisi,  pemantap  dan  antioksidan  memberikan  kekhasan  pada spektrum  inframerahnya.  Analisis  infra  merah  memberikan  informasi  tentang
kandungan  aditif,  panjang  rantai,  dan  struktur  rantai  polimer.  Di  samping  itu, analisis  IR dapat  digunakan untuk  karakterisasi  bahan polimer  yang terdegradasi
oksidatif  dengan  munculnya  gugus  karbonil  dan  pembentukan  ikatan  rangkap pada rantai polimer. [28]
Universitas Sumatera Utara
18
2.6.4  Karakterisasi Scanning Electron Microscope SEM
SEM  adalah  alat  yang  dapat  membentuk  bayangan  permukaan  spesimen secara  mikroskopik.  Berkas  elektron  dengan  diameter  5-10  nm  diarahkan  pada
spesimen.  Interaksi  berkas  elektron  dengan  spesimen  menghasilkan  beberapa fenomena  yaitu  hamburan  balik  berkas  elektron,  Sinar  X,  elektron  sekunder  dan
absorbsi elektron. Teknik  SEM  pada  hakikatnya  merupakan  pemeriksaan  dan  analisa
permukaan.  Data  atau  tampilan  yang  diperoleh  adalah  data  dari  permukaan  atau dari  lapisan  yang  tebalnya  sekitar
20  μm  dari  permukaan.  Gambar  permukaan yang  diperoleh  merupakan  tofografi  segala  tonjolan,  lekukan  dan  lubang  pada
permukaan. Gambar  topografi  diperoleh  dari  penangkapan  elektron  sekunder  yang
dipancarkan  oleh  spesimen.  Sinyal  elektron  sekunder  yang  dihasilkan  ditangkap oleh  detektor  dan  diteruskan  ke  monitor.  Pada  monitor  akan  diperoleh  gambar
yang  khas  yang  menggambarkan  struktur  permukaan  spesimen.  Selanjutnya gambar dimonitor dapat dipotret dengan menggunakan film hitam putih atau dapat
pula direkam ke dalam suatu disket. Sampel  yang  dianalisa  dengan  teknik  ini  harus  mempunyai  permukaan
dengan  konduktifitas  tinggi,  karena  polimer  mempunyai  konduktifitas  rendah, maka bahan perlu dilapisi dengan bahan konduktor bahan penghantar yang tipis.
Yang biasa digunakan adalah perak, tetapi jika dianalisa dalam waktu yang lama, lebih baik digunakan emas atau campuran emas dan palladium [29].
2.7 ANALISA BIAYA