7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LATEKS KARET ALAM
Lateks karet alam diperoleh dari penyadapan dari kulit pohon genus Hevea. Dari semua tanaman yang dapat menghasilkan lateks karet alam, pohon genus
Hevea merupakan sumber yang paling ekonomis. Tanaman Guayule Pertbeniurn argentaturn, gutta-percha dan balata juga merupakan sumber lateks karet alam
lainnya, namun produksi lateks karet alam dari tanaman-tanaman tersebut tidak ekonomis. [12]
Lateks kebun lateks hasil penyadapan mengandung senyawa-senyawa yang berhubungan dengan pertumbuhan tanaman seperti protein, karbohidrat, dan
konstituen-konstituen lainnya baik organik maupun anorganik. Partikel hidrokarbon karet komponen yang ada dalam produk karet berkisar antara 25
sampai 45 dari keseluruhan. Senyawa-senyawa bukan karet hanya sebagian kecil dari keseluruhan. Ketika lateks mentah diultrasentrifugasi, lateks dapat
dipisahkan menjadi 3 bagian utama yaitu: 1.
Fasa atas yaitu fasa kaya akan partikel karet. 2.
Fasa tengah yaitu serum C dimana semua partikel lateks tersuspensi. 3.
Fasa bawah yaitu fasa yang kaya akan partikel bukan karet seperti lutoid dan mengandung serum B.
Gambar 2.1 menunjukkan bagian-bagian dari lateks setelah disentrifugasi.
Gambar 2.1 Lapisan-Lapisan Lateks Setelah Diultrasentrifugasi [13]
Universitas Sumatera Utara
8 Protein menyusun 1 sampai 1,5 dari keseluruhan lateks dimana 27
dari protein ini terdapat pada fasa karet, 48 di serum C dan 25 di fasa bawah. Lateks karet alam biasanya diolah menjadi dua jenis bahan baku yaitu lateks pekat
dan karet kering. Untuk menghasilkan lateks pekat, lateks kebun dipekatkan dengan cara sentrifugasi untuk menghilangkan bagian serum yang tidak
diinginkan. Proses ini menghasilkan lateks pekat dengan kandungan karet poliisoprena sekitar 60 vv. Lateks diawetkan dengan amonia untuk
menghambat pertumbuhan bakteri ketika dipanen dari pohon dan setelah proses sentrifugasi. Lateks pekat digunakan untuk menghasilkan produk-produk lateks
karet alam. Karet kering diproduksi dengan cara yang berbeda. Lateks kebun
digumpalkan, dihancurkan dan dicuci sebelum dikeringkan pada suhu di atas 100
o
C. Karet kering yang dihasilkan dapat berbentuk balok ataupun lembaran dan digunakan untuk menghasilkan produk karet. [13]
2.2 VULKANISASI