42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 KARAKTERISASI FTIR
4.1.1   Karakteristik  FTIR Fourier  Transform  Infra  Red  Bahan  Penyerasi
Alkanolamida
Karakterisasi  FTIR  Fourier  Transform  Infra  Red  bahan  penyerasi alkanolamida  dilakukan  untuk  mengidentifikasi  gugus  fungsi  dari  senyawa
alkanolamida. Karakteristik FTIR dari bahan penyerasi alkanolamida dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini.
Keterangan analisa gugus fungsi [33]: -
3456,44 cm
-1
: regang alkohol O –H
- 2924,09 cm
-1
: regang amina CH
2
–N -
2854,65 cm
-1
: regang amina CH
2
–N -
1627,92 cm
-1
: regang amida C=O -
1357,89 cm
-1
: regang amina C –N
- 1049,28 cm
-1
: regang alkohol C –O
Gambar 4.1 Karakteristik FTIR Bahan Penyerasi Alkanolamida
Dari  hasil  analisa  FTIR  di  atas  dapat  dilhat  bahwa  terjadi  penyerapan bilangan  gelombang  3456,44  cm
-1
yang  merupakan  regang  khusus  untuk  gugus OH.  Terdapat  juga  puncak  serapan  pada  bilangan  gelombang  1627,92  cm
-1
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
400 800
1200 1600
2000 2400
2800 3200
3600 4000
T ran
sm itans
Bilangan Gelombang cm
-1
2924,09 1627,92
1357,89 1049,28
3456,44 2854,65
Universitas Sumatera Utara
43 dimana penyerapan bilangan gelombang menunjukkan gugus karbonil C=O dari
senyawa amida. Penyerapan pada bilangan gelombang 1458,18 cm
-1
menunjukkan adanya gugus metil CH
3
dan terikat pada rantai hidrokarbon alifatik. Ditambah lagi,  penyerapan  pada  bilangan  gelombang  1049,28  cm
-1
menunjukkan  adanya gugus  alkohol  primer.  Namun,  pada  bilangan  gelombang  2924,09  cm
-1
dan 2854,65 cm
-1
, terjadi penyerapan  yang merujuk  pada gugus amina sekunder atau tersier.  [33]  Ini  mungkin  disebabkan  oleh  adanya  dietanolamina  yang  masih
terkandung pada alkanolamida yang dihasilkan. Dari hasil analisa FTIR ini dapat disimpulkan  bahwa  alkanolamida  yang  dihasilkan  memiliki  gugus-gugus  yang
diharapkan.
4.1.2  Karakteristik  FTIR Fourier  Transform  Infra  Red  Tepung  Kulit
Singkong
Karakterisasi  FTIR  Fourier  Transform  Infra  Red  tepung  kulit  singkong dilakukan  untuk  mengidentifikasi  gugus  fungsi  dari  tepung  kulit  singkong.
Karakteristik  FTIR  dari  tepung  kulit  singkong  dapat  dilihat  pada  Gambar  4.2  di bawah ini.
Keterangan analisa gugus fungsi [33]: -
3379,28 cm
-1
: regang alkohol O –H
- 2939,52 cm
-1
: regang aldehid C –H
- 2924,08 cm
-1
: regang aldehid C –H
- 2353,16 cm
-1
:  regang alcohol O –H
- 1735,93 cm
-1
: regang ester C=O -
1627,92 cm
-1
: regang alkena C=C -
1010,70 cm
-1
: regang ester C –O
Gambar 4.2 Karakteristik FTIR Tepung Kulit Singkong
40 50
60 70
80 90
100 110
400 800
1200 1600
2000 2400
2800 3200
3600 4000
T ran
sm itans
Bilangan Gelombang cm
-1
2939,52 2353,16
1010,70 1735,93
6
1627,92 6
3379,28 2924,08
Universitas Sumatera Utara
44 Dari  hasil  FTIR  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  terdapat  gugus  OH  pada
penyerapan  bilangan  gelombang  3379,28.  Selain  itu  terdapat  juga  gugus  aldehid yang ditunjukkan oleh penyerapan bilangan gelombang 2939,52 cm
-1
dan 2924,08 cm
-1
, ester yang ditunjukkan oleh penyerapan bilangan gelombang 1735,93 cm
-1
, alkena  yang ditunjukkan oleh penyerapan bilangan gelombang 1627,92 cm
-1
dan ester yang ditunjukkan oleh penyerapan bilangan gelombang 1010,70 cm
-1
. Kulit singkong merupakan salah satu bahan lignoselulosa, dengan kata lain
memiliki  lignin  sebagai  penyusun  utama.  Lignin  dapat  didefinisikan  sebagai bahan  polifenol  amorf  yang  merupakan  hasil  dari  reaksi  polimerisasi  dari  3
monomer fenilpropanoid yaitu coniferyl alcohol, sinapyl alcohol dan p-coumaryl alcohol.  [34]    Oleh  karena  merupakan  senyawa  polifenol,  maka  lignin  memiliki
cincin  benzena  dalam  strukturnya.  Hal  ini  ditunjukkan  oleh  penyerapan  pada bilangan gelombang 1373,32 cm
-1
.
Universitas Sumatera Utara
45
4.1.3  Karakteristik  FTIR Fourier  Transform  Infra  Red  Dispersi  Tepung