Faktor Ektern FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA

oleh karena itu faktor pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam terjadinya tindak pidana pencurian dengan kekerasan.

B. Faktor Ektern

1. Faktor Lingkungan. Mashab Perancis atau Mashab lingkungan mengatakan ‘’ De Welt ist mehr Schuld an mir, als ish ‘’, yakni dunia adalah lebih bertanggung jawab terhadap bagaimana jadinya saya, daripada diri saya sendiri 93 Menurut G.Trade 1843-1904 , seorang ahli hukum dan sosiologi. Dari permulaan , dalam bukunya ‘La criminalite compare 1886 ia dengan keras menentang ajaran dari mashab Italia. Menurut pendapatnya kejahatan bukan suatu gejala yang antropologistapi sosiologis , yang seperti kejadian-kejadian masyarakat lainnya dikuasai oleh peniruan . 94 Harus diakui , bahwa peniruan dalam masyarakat memang mempunyai pengaruh yang besar sekali. Biarpun setiap kehidupan manusia bersifat khas sekali, dapat disetujui, bahwa banyak orang dalam kebiasaan hidupnya dan pendapatnya amat sangat mengikuti keadaan lingkungannya, dimana mereka hidup.Dengan jelas hal ini terlihat dari adanya kelangsungan yang dapat dikatakan tetap dari masyarakat dan perobahan-perobahannya yang biasanya lambat . 95 Sudah hal umum bahwa manusia itu harus hidup berdampingan dengan manusia lain. Tidak ada manusia yang hidup tanpa bantuan orang lain. Semua . 93 H.M.Ridwan, SH dan Ediwarman, SH.log.cit,halaman.66 94 Prof .Mr.W.A.Bonger.op.cit. halaman.94 95 Ibid.Halaman.95 kebutuhan manusia untuk memenuhinya mereka harus butuh bantuan orang lain tanpa terkecuali. Pengertian lingkungan dalam tulisan ini adalah pengertian lingkungan dalam arti sempit, maksudnya hanya terbatas dalam hubungan antara penjahat dengan orang lain atau disebut dengan hubungan sosial atau lebih tegas lagi hubungan antara penjahat dengan masyarakat dimana ia berada. Di dalam masyarakat, seseorang itu hidup dikelilingi orang-orang yang menghormati hukum atau undang-undang dan pada waktu yang bersamaan juga dikelilingi oleh mereka yang tidak mentaati atau menghormati hukum atau undang-undang. Sehubungan dengan itu,maka untuk melakukan penyelidikan tentang tingkah laku jahat yang dilakukan oleh seseorang haruslah memperhatikan keadaan lingkungan dimana pelaku kejahatan berada. 96 Manouvrier pernah menyatakan demikian : ‘ beberapa orang mempunyai bakat lebih dari pada yang lain untuk menjadi penjahat, jika seandainya lingkungannya sama.Tentu saja, seperti orang laki-laki lebih berbakat buntuk berbuat jahat daripada orang perempuan , seperti orang yang kuat dan berani lebih berbakat untuk melakukan kejahatan dengan kekerasan daripada orang yang lemah dan penakut, walaupun pada akhirnya pada tiap-tiap bakat dapat dicarikan macam kegiatan yang sesuai, biar hanya pembakaran sekalipun. Seorang athleet Pertanyaan yang terkenal dari Ferri adalah, mengapa dari suatu lingkungan buruk yang tertentu, hanya satu orang yangmenjadi penjahat? 96 neva irawan. Kejahatan pencurian dengan kekerasan di wilayah kabupaten musi rawas ,Skripsi Universitas Sumatera Utara.2001 .halaman.55 lebih sesuai untuk memukul orang, seorangyang pandai bicara untuk menipu, tetapi dengan demikian kita tidak dapat mencap kekuatan badan, kemahiran berbicara, keberanian , kecepatan bergerak, ketangkasan sebagai satu hal yang jahat. Rumus dari Ferri berbunyi : tiap-tiap kejahatan=lingkungannya + bakat + lingkungannya. Lingkungan terhadap manusia selalu berpengaruh dua kali. 97 Faktor lainnya yaitu banyaknya cafe-cafe tengah malam yang beroperasi juga dapat mengundang pelaku-pelaku kejahatan melakukan aksinya karena banyaknya masyarakat yang mendatangi lokasi cafe-cafe tersebut pada tengah malam dan cenderung sepi , memudahkan para pelaku kejahatan pencurian melancarkan aksinya. Kebanyakan dari penjahat ini berasal dari lingkungan yang tidak baik. Pergaulan masyarakat yang tidak baik maka akan menimbulkan mereka berbuat suatu kejahatan. Banyaknya peredaran minuman keras bahkan narkotika dilingkugan masyarakat juga merupakan faktor penunjang berpengaruhnya meningkatnya angka kejahatan Pencurian dengan Kekerasan . Karena akibat mengkonsumsi barang haram tersebut si pelaku akan merasa lebih berani untuk melakukan aksi-aksi kejahatan karena efek yang ditimbulkan oleh narkotika dan minuman keras tersebut. Dan kerap kali hasil rampokan pelaku digunakan untuk modal membeli narkotika dan minuman keras tersebut. 98 Jadi dengan demikian , terjadinya kejahatan yang dilakukan seseorang salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan atau pergaulan masyarakat 97 Prof .Mr.W.A.Bonger.op.cit.halaman.133 sekitarnya. Kejahatan yang merupakan suatu bentuk gejala sosial yang tidak berdiri sendiri, melainkan adanya korelasi dengan berbagai perkembangan kehidupan sosial, ekonomi, hukum maupun teknologi serta perkembangan lain sebagai akibat sampingan yang negatif dari setiap kemajuan atau perubahan sosial dalam masyarakat. Dari uraian diatas , dengan tanpa mengabaikan faktor-faktor lain yang telah dibicarakan oleh masyarakat turut berpengaruh terhadap seorang dalam melakukan kejahatan. Dengan kata lain faktor masyarakat sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam hubungannya dengan kejahatan yang ia lakukan karena kejahatan itu bersumber dari masyarakat sendiri yang akan menanggung akibatnya baik langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu untuk mencari sebab-sebab kejahatan adalah di dalam masyarakat itu juga. 2. Faktor perkembangan Teknologi Kejahatan yang merupakan suatu bentuk dari gejala-gejala sosial yang tidak berdiri sendiri , melainkan ada hubungannya dengan berbagai perkembangan kehidupan sosial, ekonomi,hukum maupun teknologi. Kejahatan ini juga ditimbulkan dari perkembangan-perkembangan lain sebagai sampingan yang negatif dari setiap kemajuan perubahan sosial yang ada di masyarakat. Pada masa sekarang ini teknologi sebagai sarana pendukung pembangunan yang wajib dikuasai oleh semua orang. Kita akan tertinggal jika kita tidak menguasai teknologi tersebut . tapi sangat disayangkan bahwa sekarang ini banyak sekali terjadi penyalahgunaan teknologi tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya kejahatan yang akan merugikan masyarakat itu sendiri. Sarana-sarana media massa seperti surat kabar, majalah, radio dan televisi kadang-kadang secara tidak langsung memberikan pelajaran kepada masyarakat tentang bagaimana melakukan suatu kejahatan atau memudahkan melakukan kejahatan atau menutupi akibat dari kejahatan tersebut.pemberitaan di surat kabar dan televisi tentang kejahatan pencurian dengan kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap korbannya secara tidak langsung memperkenalkan kepada kita bagaimana cara pelaksanaan kejahatan itu dan ditakutkan akan ditiru oleh orang lain.memang harus kita akui bahwa tujuan pemberitahuan itu sangat baik hanya saja kalau cara penyampaiannya yang tidak tepat maka hal ini akan ditiru oleh masyarakat. 99 99 neva irawan.op.cit..halaman.59

BAB IV KEBIJAKAN HUKUM DALAM UPAYA PENANGGULANGAN

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Kasus Putusan No.21/Pid.Sus-Anak/2014/PN.MDN)

8 157 125

Analisis Yuridis dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pemerkosaan Anak(Studi Kasus Putusan No.300/PID.B/2013/PN.KBJ)

3 151 127

Analisis Hukum Terhadap Putusan Bebas Dalam Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan No. 63 K/Pid/2007)

1 72 106

Analisis terhadap Penerapan Hukum Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Kasus Putusan Pengadilan...

0 48 5

Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Putusan Kasus Putusan No:2438/Pid.B/2014/Pn.Mdn )

5 117 134

Analisis Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan (Studi Putusan No. 622/PID/B(A)/2011/PN.TK)

2 17 70

BAB II Pengaturan Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan A. Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana - Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Dalam Perspektif

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Kasus Putusan No.21/Pid.Sus-Anak/2014/PN.MDN)

0 0 29

Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Kasus Putusan No.21/Pid.Sus-Anak/2014/PN.MDN)

0 3 9

Penerapan Sanksi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus Putusan No 2.235./Pid.B/2012/PN.Mdn.)

1 27 9