Faktor Intern FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA

A. Faktor Intern

1. Faktor individu Setiap orang memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda artinya mempunyai sifat yang khas dan tidak sama dengan orang lain. Dalam hal ini membahas tentang kepribadian individu seseorang ini kita dapat melihatnya dari tingkah laku seseorang sehari-hari. Di dalam setiap pribadi manusia atau individu terdapat bakat-bakat yang masing-masing berbeda-beda . Berkaitan dengan hal ini sama dengan pendapat Lombroso yang menyatakan bahwa Kejahatan merupakan Bakat manusia yang dibawa sejak lahir criminal is born yaitu dalam mazhab italia bahwa Antropologi penjahat: Penjahat umumnya dipandang dari segi antropologi merupakan suatu jenis manusia tersendiri genus home deliguenes, seperti halnya dengan Negro. Mereka dilahirkan demikian il delinguente nato mereka tidak mempunyai predis posisi untuk kejahatan, tetapi suatu prodistinasi, dan tidak ada pengaruh lingkungan yang dapat merubahnya. Sifat batin sejak lahir dapat dikenal dari adanya stigmate-stigmate lahir, suatu tipe penjahat yang dapat dikenal. 82 Selanjutnya ia mengatakan bahwa ciri khas seorang penjahat dapat dilihat dari keadaan fisiknya yang mana sangat berbeda dengan manusia lainnya. 83 82 H.M.Ridwan, SH dan Ediwarman, SH.op.cit,halaman.65 83 Made Darma Weda.Kriminologi.Jakarta:PT Raja Grafindo,1996.Halaman.16 Yaitu sesuai dengan pendapat Lambroso pada Hypothese Pathologi menurutnya Type penjahat dipandang dari sudut antropologi mempunyai tanda-tanda tertentu, umpamanya isi tengkoraknya pencuri kurang bila dibandingkan dengan oang lain, dan terdapat kelainan –kelainan pada tengkoraknya. Dalam otaknya terdapat keganjilan yang seakan-akan mengingatkan kepada otak-otak hewan, biarpun tidak dapat ditunjukkan adanya kelainan-kelainan penjahat yang khusus. Roman mukanya juga lain daripada orang biasa, tulang rahang lebar, muka menceng, tulang dahi melengkung kebelakang apa yang disebut front fuyant dll. Juga kurang perasaanya dan suka akan tatouage- seperti halnya pada orang yang masih sederhana peradabannya. 84 a. Born criminal, yaitu orang berdasarkan pada doktrin atavisme tersebut diatas. Lomroso mengklasifikasikan penjahat kedalam 4 golongan , yaitu: b. Insane criminal, yaitu orang menjadi penjahat sebagai hasil dari berbagai perubahan Dalam otak mereka yang mengganggu kemampuan mereka untuk membedakan antara benar dansalah.contohnya adalah kelompok idiot, embisil, atau paranoid. c. Occasional criminal, atau Criminaloid, yaitu pelaku kejahatan berdasarkan pengalaman yang terus- menerus sehingga mempengaruhi pribadinya. Contohnya penjahat kambuhan habitual criminals. 84 H.M.Ridwan, SH dan Ediwarman, SH.op.cit,halaman.66 d. Criminal of passion, yaitu pelaku kejahatan yang melakukan tindakannya karena marah, cinta, atau karena kehormatan. Meskipun teori Lombroso dianggap sederhana dan naif untuk saat ini 85 Bakat tersebut telah ada sejak lahir dan menjadi ukuran dalam masyarakat dalam menentukan mampu tidaknya seseorang untuk menguasai suatu bidang. Jika seseorang mempunyai bakat dalam suatu bidang maka orang tersebut akan lebih mudah menguasai bidang tersebut. Bakat tersebut baik bila menyangkut hal- hal positif seperti bakat menyanyi, menggambar, menari, melukis dan lain-lain. Tetapi ada juga masyarakat yang mempunyai bakat yang menjurus kearah negatif seperti membunuh, menipu, mencuri,menganiaya, dan lain-lain. Adanya bakat yang menjurus ke arah hal-hal negatif ini menunjukkan adanya salah satu faktor pendorong terjadinya kejahatan pencurian dengan Kekerasan . Telah banyak usaha yang dilakukan untuk mengetahui sampai mana pengaruh faktor agama terhadap timbulnya kejahatan.Akan tetapi nampaknya belum cukup bukti untuk mengetahui bahwa rendahnya nilai agama dapat mengakibatkan orang-orang dapat berbuat buruk. . Menurut Mashab spiritualis tidak beragamanya seseorang menjadi sebab penting juga dalam terjadinya suatu kejahatan 86 85 A.S.Alam,dan Amir, Iiyas.Pengantar Kriminologi.Makassar:Pustaka Refleksi Books.2010,halaman. 70 86 Prof .Mr.W.A.Bonger.op.cit,halaman.136 . Norma-norma yang terkandung dalam setiap agama itu senantiasa baik dan membimbing manusia ke arah yang benar , yang menunjukkan hal-hal yang dilarang dan hal-hal yang diharuskan , mana yang baik dan mana yang buruk , sehingga jika manusia benar-benar mengerti dan memahami tentang isi agamanya makan senantiasa tidak akan berbuat hal-hal buruk yang merugikan orang lain dan melakukan tindak kejahatan. Sebaliknya jika agama hanya dipakai sebagai lambang saja dan tidak berfungsi bagi manusia maka akan mudah terjadi hal-hal buruk yamg menimbulkan berbagai prilaku kejahatandari manusia itu sendiri karena tidak adanya kontrol yang kuat. 2. Faktor keluarga. Peranan keluarga dalam menentukan pola tingkah laku anak sebelum dewasa maupun sesudahnya sangat penting sekali bagi perkembangan anak selanjutnya karena tidak seorangpun dilahirkan langsung mempunyai sifat yang jahat, keluargalah yang merupakan sumber pertama yang mempengaruhi perkembangan anak. 87 Perubahan kondisi rumah tangga seperti perceraian,kematian dan lain lain merupakan waktor yang sangat penting bagi kejiwaan seluruh anggota keluarga. Salah satu faktor Penyebab terjadinya kejahatan pencurian dengan kekerasan adalah faktor keluarga.Pendapat ini didasarkan pada jumlah pelaku yang tertangkap dalam kasus kejahatan pencurian dengan kekerasan ini berasal dari keluarga yang tidak harmonis atau broken home. 87 Dr.Andi Hamzah. Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana.Jakarta: ghalia indonesia,halaman.59 Dan kebanyakan residivis berasal dari keluarga yang terpecah dari pada keluarga yang tidak terpecah. Sering kali kejahatan dilakukan dari hal-hal yang kecil sewaktu anak- anak karena kurangnya pengawasan orang tua dan akan menjadi kejahatan-kejahatan besar pada saat anak tersebut dewasa. 88 Seperti yang dikatakan dalam sosiologi kriminil Kejahatan anak-anak dan pemuda-pemuda sudah merupakan bagian yang besar dalam kejahatan , lagi pula kebanyakan penjahat-penjahat , sudah merosot kesusilaannya , sejak kecil. 89 3. Ekonomi Dari uraian diatas , dapat kita lihat beberapa proses dasar seseorang menjadi jahat erat kaitannya dengan Keluarga. Oleh karena itu para orang tua harus memperhatikan anaknya agar tidak melakukan kejahatan. Mashab lingkungan ekonomi, kita mengetahui bahwa beberapa pengarang , umumnya dari kalangan sosialis mementingkan keadaan ekonomi sebagai penyebab timbulnya kejahatan. Aliran ini mulai terasa pengaruhnya pada penghabisan abad ke -18 dan permulaan abad ke -19, ketika timbul sistim baru dalam perekonomian dan kelihatan bertambah. Sudah dapat diramalkan bahwa teori-teori baru dalam lapangan ilmu kemasyarakatan yang timbul kurang lebih pada pertengahan abad ke-19 , pandangan masyarakat yang berdasarkan keadaan ekonomi yang dinamakan historis materialisme, akan berpengaruh besar terhadap kriminologi. 89 Prof .Mr.W.A.Bonger.op.cit. halaman.102 N. Colajanni 1847 – 1921 dalam bukunya ‘ Sociologia criminale 1887 juga mennetang aliran anthropologi . Ia menunjuk kepada hubungan antara krisi dengan bertambahnya kejahatan ekonomi , antara kejahatan dengan gejala patologis- sosial seperti pelacuran, yang juga berasal dari pada kejahatan politik. Colajani menekankan pula adanya hubungan antara sistem ekonomi dan faktor- faktor umum dalam kejahatan .yang paling baik untuk mencegahkejahatan adalah suatu sitem ekonomi , dimana apabila telah tercapainya kestabilan sebesar- besarnya dan sekurang-sebandingan yang sekecil-kecilnya dalam pembagian kekayaan 90 Pengangguran ,sempitnya lapangan pekerjaan , pertambahan penduduk dan tidak produktifnya pemikiran atau tindakan dapat menyebabkan semakin banyaknya pengangguran. Pengangguran dapat dikatakan sebagai penyebab . Ekonomi pada umumnya erat kaitannya dengan timbulnya kejahatan, dimana perkembangan perekonomian di abad modern, ketika tumbuh persaingan- persainganbebas, menghidupkan daya minat konsumen dengan memasang iklan- iklan dan sebagainya. Hal ini cenderung menimbulkan keinginan-keinginan untuk memiliki barang atau uang sebanyak-banyaknya sehingga dengan demikian , seseorang mempunyai kecenderungan pula untuk mempersiapkan diri atau rela melakukan cara dalam berbagai cara kejahatan dan sebagainya. Meningkatnya harga-harga dan kebutuhan hidup dikala keadaan ekonomi sulit merupakan penyebab timbulnya berbagai upaya kejahatan untuk melakukan tindakan- tindakan kriminalitas sebagai jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan hidup. 90 ibid.Halaman.97 timbulnya kejahatan-kejahatan yang terjadi , karena banyak atau hampir semua pelaku kejahatan pencurian merupakan seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap. 4. Faktor Pendidikan. Salah satu penyebab terjadinya kejahatan adalah faktor pendidikan dari sipelaku .peranan pendidikan akan sangat berpengaruh menumbuhkan perilaku yang rasional dan menurunkan atau mengurangi bertindak secara irrasional emosional 91 Rendahnya pendidikan yang dimiliki pelaku mengakibatkan kecilnya kemungkinan untuk memperoleh kesempatan bekerja sebagaimana yang diharapkan demi memenuhi kebutuhan hidupnya.Sedangkan pada jaman sekarang ini dibutuhkan pendidikan dan keterampilan agar seseorang tersebut dapat menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan. Dari beberapa kasus-kasus pencurian dengan Kekerasan diketahui bahwa kebanyakan dari pelaku kejahatan tersebut kebanyakan hanya tamatan sekolah menengah pertama ataupun hanya sekolah dasar. 92 91 Leden Marpaung S.H. Tindak Pidana Terhadap Nyawa dan Tubuh. Pemberantasan dan Prevensinya.Jakarta: Sinar Grafika.halaman.45 Hak ini disebabkan bahwa sebagian besar lapangan pekerjaan telah memakai alat-alat canggih dan modern oleh karena itu diperlukan para pekerja yang mempunyai ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk menguasai teknologi modern tersebut. Dan pada kenyataan dilapangan memang kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih sangat rendah, oleh karena itu faktor pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam terjadinya tindak pidana pencurian dengan kekerasan.

B. Faktor Ektern

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Kasus Putusan No.21/Pid.Sus-Anak/2014/PN.MDN)

8 157 125

Analisis Yuridis dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pemerkosaan Anak(Studi Kasus Putusan No.300/PID.B/2013/PN.KBJ)

3 151 127

Analisis Hukum Terhadap Putusan Bebas Dalam Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan No. 63 K/Pid/2007)

1 72 106

Analisis terhadap Penerapan Hukum Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Kasus Putusan Pengadilan...

0 48 5

Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Putusan Kasus Putusan No:2438/Pid.B/2014/Pn.Mdn )

5 117 134

Analisis Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan (Studi Putusan No. 622/PID/B(A)/2011/PN.TK)

2 17 70

BAB II Pengaturan Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan A. Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana - Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Dalam Perspektif

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Kasus Putusan No.21/Pid.Sus-Anak/2014/PN.MDN)

0 0 29

Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Kasus Putusan No.21/Pid.Sus-Anak/2014/PN.MDN)

0 3 9

Penerapan Sanksi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus Putusan No 2.235./Pid.B/2012/PN.Mdn.)

1 27 9