Analisis Peran Pembimbing Dalam Menanamkan Norma-Norma Kehidupan

norma dalam kehidupan siswa akan memberikan pengaruh yang baik saat mereka berada di luar panti atau saat siswa telah dikembalikan kepada keluarganya. Pembimbing yang selalu menerapkan norma-norma kehidupan dalam panti akan senantiasa membawa efek baik untuk siswa-siswa yang melihatnya. Dalam proses penanaman norma-norma kehidupan, di panti sosial ini sangat menerapkan norma-norma tersebut, selama penulis mengadakan penelitian di panti sosial tersebut, norma yang sering terliat realitanya adalah norma agama. Penanaman norma agama dilakukan setiap hari kamis jam 9 pagi. Kegiatan ini dinamakan bimbingan rohani, pada kegiatan ini tidak semua siswa-siswa mengikutinya, karena ada siswa-siswa yang masuk sekolah pada jam tersebut. Kegiatan ini dilakukan guna menambah pengetahuan siswa tentang agama sehingga nantinya siswa-siswa akan menjadikan agama itu sebagai pedoman hidup dan hidup mereka menjadi lebih terarah. 14 Bimbingan keterampilan yang dilakukan di panti ini dilaksanakan setiap hari selasa Angklung dan hari rabu Band. Dalam kegiatan bimbingan keterampilan ini memang tidak semua siswa mengikutinya karena sebagian dari mereka ada yang masuk sekolah siang atau pagi. Bimbingan keterampilan ini dilakukan guna membuat siswa-siswa memiliki bakat sehingga jika mereka keluar atau dikembalikan kepada keluarga mereka memiliki suatu kemampuan khusus. 15 Siswa yang sudah lulus atau selesai di sekolahkan oleh pihak panti diberikan keleluasaan untuk memilih kemana siswa ingin meneruskannya. Kadang ada siswa yang ingin kembali pada keluarganya dan kadang ada pula 14 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Rudi Cahyadi, Staff bimbingan dan penyuluhan Jakarta 12 Agustus 2010 15 Ibid siswa yang ingin lebih mengasah ilmu keterampilannya di panti sosial bina remaja. Dari hasil penelitian selama berada di dalam panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng tersebut, maka hasil analisanya adalah Pembimbing sangat berperan penting dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng. Pembimbing menjadi orang tua siswa selama mereka berada di dalam panti sosial tersebut, jadi seua gerak- gerik dan tingkah lakunya pun menjadi contoh bagi anak-anak. Pembimbing yang berada di panti sosial tersebut memiliki nilai tingkatan sosial masing-masing. Siswa berpendapat bahwa pembimbing di panti tersebut tidak ada yang galak hanya saja mereka bertindak tegas sebagai pembimbing. Sikap tegas tersebutlah yang akan membawa siswa-siswa tersebut menjadi anak yang berperilaku dan bersikap baik dimanapun mereka berada. Pembimbing mengharapkan siswa-siswa dapat merubah tingkah lakunya menjadi lebih baik sehingga mereka dapat kembali dalam kehidupan yang layak dan normatif. 16 Penanaman norma agama selama bulan ramadhan di laksanakan setelah selesai sholat tarawih berjamaah di mushollah Panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng. Penanaman norma tersebut dilaksanakan untuk lebih meningkatkan kualitas keagaaman siswa-siswa di panti. Siswa-siswa yang berada di panti sosial ini mayoritas menganut agama islam. Peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan member tujuan penting yang diantaranya adalah siswa dapat lebih memaknai kehidupan, menjalani kehidupannya sesuai dengan aturan-aturan yang 16 Hasil wawancara pribadi dengan Warga Binaan Sosial , Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 12 Agustus 2010 ada baik dari segi agama, masyarakat maupun Negara. Menjadikan siswa anak- anak yang dapat kembali ke dalam kehidupannya yang normatif memberikan nilai tambah tersendiri bagi para pembimbing. Dalam penelitian yang telah dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan. Dapat diambil kesimpulan bahwa pembimbing itu sangat berperan penting bagi warga binaan atau siswa yang sedang mendapatkan bimbingan di Panti Sosial tersebut. Dalam proses penanaman norma kehidupan bagi warga binaan, banyak kendala yang dihadapi oleh para pembimbing di Panti sosial tersebut. Kendala yang dihadapa adalah pada siswa-siswa yang sering membuat onar seperti berantem, itu yang membuat kadang pembimbing harus lebih bersikap tegas kepada siswa-siswa. Arti tegas disini tidak berarti pembimbing bersikap kasar terhadap anak didiknya. Nasehat yang baik dan teguran yang tegas kadang menjadi senjata bagi pembimbing bagi anak-anak. Kendala terhadap siswa-siswa juga dipaparkan oleh Bapak Rudi sebagai pembimbing. Menurut bapak rudi sisiwa-siswa memiliki berbagai macam criteria. Ada anak yang menurut Bapak rudi patuh atau penurut ada pula yang tidak. Namun dengan keadaan siswa-siswa yang seperti itu tidak menyurutkan niat baik bapak rudi untuk membimbing mereka dalam menanamkan norma-norma kehidupan. Begitu besar harapan Bapak rudi menjadikan siswa-siswa di Panti tersebut menjadi anak yang baik dan dapat kembali dalam kehidupan yang normatif. 17 Berbeda dengan kendala yang dihadapi oleh Ustadz Pendi sebagai pembimbing agama di Panti tersebut, Kendala yang sering muncul dalam proses 17 Hasil wawancara pribadi dengan Staff Pembimbing dan penyuluhan Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 12 Agustus 2010 bimbingan penanaman norma kehidupan bagi warga binaan adalah sulitnya menangani siswa-siswa yang berasal dari kehidupan jalanan atau biasa disebut anak tidak normatif, berbeda dengan anak-anak yang berasal dari keluarga yang memiliki didikan sejak dari lahir atau biasa disebut anak rumahan. Perbedaan mereka yang membuat Ustadz pendi kesulitan dalam memberikan bimbingannya terutama dari segi akhlaknya yang berbeda antara anak rumah dan anak jalanan. 18 Adapun hasil wawancara penulis dengan siswa tersebut adalah sebagai berikut : Arif mengakui bahwa ia pernah diajarkan tentang norma-norma selama ia berada di panti dan alhamdulillah selama ini menjalankan norma-norma tersebut. Bimbingan rohani, Sholat, dan Ngaji adalah beberapa contoh norma agama yang sering diterapkan selama ia berada di panti. Arif mengetahui bahwa norma itu ada 3 macam tapi ia lupa apa saja norma-norma tersebut. Dalam pengetahuannya selama ia berada di panti ini ada hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan panti dan salah satu hukumannya adalah di keluarkan dari pantu atau dimasukkan ke ruang isolasi. Hukuman itu diberikan pada siswa yang mencoba keluar atau kabur dari Panti Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ini. Menurut dirinya pembimbing tidak pernah membantunya dalam menerapkan norma-norma tersebut. Arif pun menyatakan bahwa Menurut arif tidak ada pembimbing di panti yang galak akan tetapi tegas dalam menghadapi siswa-siswa di panti ini. 19 18 Hasil wawancara pribadi dengan Staff Pembimbing dan penyuluhan Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 12 Agustus 201 19 Hasil wawancara pribadi dengan Arif Wijayanto WBS panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng Jakarta 2 Agustus 2010 Adapun hasil wawancara penulis dengan siswa tersebut adalah sebagai berikut : Lalu pun manyatakan bahwa ia pernah di ajarkan tentang norma-norma kehidupan. Dan salah satunya adalah norma agama yang membantu ia memiliki kebiasaan sholat, ngaji dan puasa senin kamis. Meskipun ia tidak mengetahui berapa jumlah norma tapi ia dapat menyebutkan bahwa di negara ini ada norma hukum, norma agama dan norma sosial. Pernyataan yang sama dengan Arif jug diungkapkan dengannya bahwa ia tau di panti itu ada hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan selama berada di panti. Pembimbing yang membantu ia dalam menerapkan norma tersebut hanya ia rasakan dulu saja dan sekarang sudah tidak lagi. Menurutnya di panti ini ada 1 pembimbing yang galak dan suka melakukan tindak kekerasan pada teman-temannya yang tidak menuruti perintah pembimbing tersebut. Lalu sudah kurang lebih setengah tahun berada di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ini. 20 Heri pun menyatakan bahwa ia pernah diajarkan tentang norma-norma dan ia pun melaksanakan norma yang berlaku tersebut dan salah satunya adalah Kedisiplinan dan patuh kepada orang tua. Heri mengetahui bahwa norma yang ada di negara ini ada 5 akan tetapi yang ia ingat hanya norma agama. Heri pun mengetahui bahwa ada hukuman di panti untuk siswa-siswa yang melanggar peraturan panti.salah satunya adalah jika merokok di asrama hukuman yang diberikan adalah di suruh merokok tiga batang sekaligus. Heri menyatakan bahwa pembibing di panti selalu membantu ia dalam merapkan norma-norma 20 Hasil wawancara dengan Lalu Samsuri WBS Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 2 Agustus 2010 tersebut. Heri merasa bahwa di panti tidak ada pembimbing yang galak tapi ia menyadari bahwa itu adalah sikap tegas. Heri telah berada di panti selama 2 tahun lebih. 21 Adapun hasil wawancara penulis dengan siswa tersebut adalah sebagai berikut : Widi selaku siswa yang selama 3 tahun berada di panti menyatakan bahwa ia mendapatkan pengajaran atau penanaman tentang norma kehidupan dan insya allah ia melaksanakan norma-norma yang telah diajarkan kepadanya. Norma yang diterapkan oleh pembimbing di panti menurut widi adalah norma sosial, susila dan agama karena selama di panti widi harus memiliki sikap tenggang rasa, hormat, sopan santun dan menjalankan sholat 5 waktu. Meskipun widi tidak tahu ada berapa norma yang ada di negara kita tapi ia selalu berusaha untuk menjalaninya. Menurut widi pembimbing di panti pernah menerapkan norma kehidupan itu. Widi berpendapat bahwa di panti sosial ini tidak ada pembimbing yang galak, hanya saja bersikap tegas pada siswa-siswa. 22 Menurut pendapat rian ia pernah diajarkaan tentang norma-norma dalam kehidupan selama berada di lingkungan panti dan selama berada dipanti ia pun melaksanakan norma-norma yang telah diajarkan tersebut. Rian mengetahui bahwa norma yang diterapkan oleh pembimbing adalah norma sholat, ngaji, dan membersihkan panti. Rian tidak mengetahui berapa jumlah norma yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari. 21 Hasil wawancara dengan Heri Kusniadi WBS Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 2 Agustus 2010 22 Hasil wawancara dengan Widi Arif Saputra WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 2 Agustus 2010 Rian mengetahui bahwa adanya hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan selam mereka berada di lingkungan panti, salah satu hukuman yang ia ketahui adalah di masukkan keruangan isolasi. Jiban pun mengakui bahwa pembimbing tidak pernah membantu dirinya dalam menerapkan norma-norma tersebut. Menurut jiban ada beberapa pembimbing yang di nilai galak selama ia berada di lingkungan panti. Ia juga berpendapat bahwa pembimbing dipanti sangat berperan dalam menanamkan norma-norma kehidupan. Dan ia pun berpendapat bahwa pengertian norma adalah peraturan didalam panti. 23 Dari hasil wawancara yang dilakukan ia member beberapan pernyataan- pernyataan yaitu sebagai berikut. Ahmad mengakui bahwa ia pernah diajarka tentang norma-norma kehidupan selama ia berada dipanti dan ia pun menjalani norma-norma tersebut. Norma yang pernah diajarkan oleh pembimbing menurut ahmad adalah norma agama. Ahmad mengetahui bahwa norma itu ada 4 macam namun ia tidak dapat menyebutkan apa saja macam-macam norna tersebut. Ahmad mengetahui bahwa adanya hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar setiap norma yang ada dipanti dan hukuman itu adalah dikeluarkan dari panti. Ahmad juga menjelaskan bahwa ia dibantu oleh pembimbing dalam menerapkan norma-norma tersebut. Menurut ahmad selama ia berada dipanti tidak ada pembimbing yang galak hanya saja cerewet dan ia juga mengakui bahwa pembimbing sangat berperan baginya. 24 23 Hasil wawancara dengan Rian Imam Firmansyah WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 2 Agustus 2010 24 Hasil wawancara dengan Ahmad Badri WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 2 Agustus 2010 Dari hasil wawancara yang telah dilakukan anto memaparkan bahwa selama ia berada dipanti pembimbing pernah mengajaarinya norma-norma dn ia pun menjalaninya. Dari pertanyaan yang diajukan pembimbing selalu menerapkan norma agama. Menurut anto norma itu ada 3 macam tetapi ia tidak dapat menyebutkan apa saja macam-macam norma tersebut. Anto pun menyatakan hal yang sama dengan teman-temannya bahwa adanya hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan selama berada dilingkungan panti dan hukuman itu adalah dikeluarkan dari panti. Anto beranggapan bahwa ia diajarkan norma-norma oleh pembimbingnya dan menurutnya tidak ada pembimbing yang galak manun hanya bersikap tegas. Menurut anto pembimbing sangat berperan baginya dalam menanamkan norma- norma kehidupan selama ia berada dilingkungan panti. 25 Indra yang saat ini berada dipanti memberikan penjelasan bahwa selama ia berada dilingkungan panti ia pernah mendapatkan pengajaran tentang norma- norma kehidupan dan kadang ia pun menjalani pelajaran-pelajaran tersebut. Beberapa norma yang diajarkan oleh pembimbing adalah Belajar, Sholat, dan Ngaji. Ia mengetahui bahwa norma itu memiliki 5 macam namun ia tidak dapat menyebutkannya satu per satu karena lupa. Ia pun mengetahui bahwa ada hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar norma selama berada dilingkungan panti dan hukumannya dalah dimasukkan keruang isolasi. Ia pun memberikan penjelasan bahwa pembimbing pernah mengajari atau menerapkan norma-norma tersebut. Indra juga mengakui bahwa tidak ada 25 Hasil wawancara dengan Anto WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 2 Agustus 2010 pembimbing yang galak hanya saja sedikit cerewet. Ia juga berpendapat bahwa pembimbing dipanti sangat berperan baginya. 26 Dari hasil wawancara yang telah dilakukan wanto memberikan pernyataan bahwa ia tidak pernah diajarkan tentang norma-norma kehidupannamun ia selalu menjalankan peraturan atau norma-norma dalam kehidupan seperti apa yang ia ketahui. Norma-norma yang ia lakukan selama ini adalah belajar, bersih-bersih dan sholat. Wanto tidak mengetahui berapa macam norma yang ada namun ia mengetahui bahwa ada hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan dipanti dan hukuman itu adalah dikeluarkan dari lingkungan panti. Ia mengakui bahwa pembimbing sering membantu dirinya dalam menerapkan norma-norma yang berlaku tersebut. Menurutnya pembimbing dipanti sosial sangat berperan baginya dalam proses penanaman norma-norma tersebut hanya saja ia tidak mengetahui apa pengertian norma tersebut. 27

C. Metode bimbingan dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi Warga binaan.

Dalam proses penanaman norma-norma kehidupan bagi warga binaan di Panti Sosial Asuhana Anak Putra Utama 6 Cengkareng metode yang di gunakan adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode pemberian tugas, metode sosiodrama dan metode demonstrasi. Metode ceramah adalah suatu proses bimbingan yang dilakukan dengan menyampaikan materi-materi secara lisan di depan para siswa yang berada di Panti Sosial Asuhana Anak Putra Utama 6 Cengkareng dimana pembimbing memberi proses bimbingan dengan memberikan 26 Hasil wawancara dengan Indra Agus Bekti WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 2 Agustus 2010 27 Hasil wawancara dengan Wanto WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 2 Agustus 2010 materi-materi dan nasehat-nasehat sehingga siswa dapat memahami dan menjalankan norma-norma kehidupan yang telah di ajarkan. Metode Tanya Jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang pembimbing mengajukan beberapa pertanyaan kepada anak bimbing di Panti Sosial Asuhana Anak Putra Utama 6 Cengkareng tentang bahan pelajaran yang telah mereka dapatkan. Metode Pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang pembimbing memberikan tugas-tugas tertentu kepada anak bimbing di Panti Sosial Asuhana Anak Putra Utama 6 Cengkareng, sedangkan hasilnya tersebut diperiksa oleh pembimbing dan anak bimbing mempertanggungjawabkannya. Dalam pelaksanaan metode ini anak bimbing dapaat mengerjakannya di kamar, perpustakaan, atau tempat lainnya untuk mempertangungjawabkan pada pembimbing dalam pertemuan berikutnya. Metode Sosiodrama adalah suatu cara penyajian bahan dengan cara memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun kenyataan. Metode ini digunakan dalam bimbingan terutama dalam penanaman norma dan akhlak. Dengan metode ini lebih bisa menghayati tentang peljaran yang diberikan, misalnya dalam menerangkan sikap seorang anak yang harus patuh pada orang tuanya dan memberikan contoh baik pada anak bimbingnya. Metode Demonstrasi Adalah suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoprasian peralatan barang atau benda. Didalam bimbingan metode ini banyak digunakan terutama dalam menanamkan norma-norma kehidupan, misalnya beribadah, patuh pada orang tua, saling tolong menolang dan sebagainya. Metode yang digunakan oleh Bapak Rudi selaku pembimbing adalah metode ceramah, pemberian tugas dan sosiodrama dimana bapak Rudi sebagai pembimbing menanamkan norma pada anak-anak yaitu soal disiplin, rajin ibadah dan mengajarkan kesopanan kepada anak-anak contohnya menghargai orang yang lebih tua dan menyayangi orang yng lebih muda. Penerapan pendidikan yang telah diberikan oleh Ibu Saur adalah metode demonstrasi yaitu dengan cara pendekatan diri kepada siswa-siswa agar mereka lebih terbuka dalam segala hal sehingga dengan demikian saya dapat memberitahukan kepada mereka mana yang baik dan mana yang buruk dan mereka juga tidak sungkan untuk berbagi dengan saya. Sedangkan metode yang digunakan oleh Ustadz Pendi adalah metode ceramah, metode tanya jawab dan demonstrasi yaitu dengan memberikan pendidikan-pendidikan dalam norma agama khususnya di bidang akhlak, tauhid, membaca iqro, al- qur’an, tajwid dan memberikan tausiah. Untuk itu pembimbing sangat memegang peran penting dalam menanamkan morma-norma kehidupan bagi warga binaan yang saat ini berada di Panti sosial asuhan anaka putra utama 6 cengkareng. Yang biasa dilakukan oleh pembimbing-pembimbing di panti ini. Ada beberapa bimbingan khusus selain menyekolahkan siswa-siswa hingga lulus yang dilakukan oleh pembimbing dalam proses penanaman norma- norma kehidupan di panti sosial, diantaranya adalah : 1. Pendidikan Akhlak Dalam proses bimbingan pendidikan akhlak sangat di utamakan oleh pihak panti karena mereka mendidik anak yang sudah terbiasa dengan kehidupan yang bebas dalam artian tak terarah. Dengan adanya pendidikan akhlak yang diberikan oleh pihak panti diharapkan siswa- siswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya baik di lingkungan keluarga ataupun di lingkungan masyarakat. Pihak panti ingin menjadikan mereka anak yang ada dalam kehidupan yang layak dan normatif. 2. Patuh dan Hormat kepada orang yang lebih tua Patuh dan hormat kepada orang yang lebih tua atau menghargai sesama adalah sikap yang sepatutnya dimiliki oleh setiap manusia. Menanamkan sikap patuh dan hormat memang kadang sulit tapi di panti sosial ini penanaman sikap tersebut sudah menjadi kewajiban bagi siapa saja yang berada di dalam panti sosial ini. Dan disinilah peran pembimbing bagi siswa-siswa yang berada didalam lingkungan panti sosial ini. 3. Tenggang Rasa antar sesama warga binaan sosial Tenggang rasa adalah Sebagai sesama warga binaan sosial di panti. Mereka sudah menjadi satu bagai saudara kandung jadi, tenggang rasa sangat di terapkan di panti sosial ini. 4. Bimbingan Rohani Bimbingan rohani adalah bimbingan yang ditujukan langsung pada hati manusia terutama siswa-siswa yang berada di lingkungan panti sosial. Bimbingan Rohani yang diberikan oleh pihak panti dilakukan selama 1 minggu 1 kali oleh ustadz yang di datangkan dari luar panti. Sedangkan Ustadz yang dari dalam Panti berperan setiap hari di panti sosial tersebut.