ekor. Rata-rata kematian nyamuk Anopheles spp pengamatan 6 jam ketiga untuk bendiocarb 5.75 ekor, etofenproks 6.25 ekor, lamdasihalotrin 5.5 ekor dan kontrol
sebanyak 0.75 ekor. Sedangkan rata-rata kematian nyamuk Anopheles spp pengamatan 6 jam keempat untuk bendiocarb 9 ekor, etofenproks 8.5 ekor,
lamdasihalotrin 8.5 ekor dan kontrol sebanyak 1 ekor. Distribusi peningkatan rata-rata kematian nyamuk Anopheles spp
sebagaimana terlihat pada grafik dibawah ini.
9
6.25
3.25
0.75 1
0.25 5.75
1.75 8.5 8.5
5.5
0.75 0.75
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
6 J a m I 6 J a m II
6 J a m III 6 J a m IV
J a m P e nga m a ta n Bendio carb
Eto fenpro ks Lamdasihalo trin
Ko ntro l
Gambar 4.1. Distribusi peningkatan rata-rata kematian nyamuk Anopheles spp selama 24 jam pengamatan
4.2.1. Hasil Pengamatan Waktu 6 Jam Pertama
Berdasarkan hasil pengamatan 6 jam pertama menunjukkan tidak ada nyamuk Anopheles spp yang mati berdasarkan jenis insektisida yang diuji.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Hasil Pengamatan Waktu 6 Jam Kedua
Berdasarkan hasil pengamatan selama 6 jam kedua rata-rata kematian nyamuk Anopheles spp berdasarkan jenis insektisida dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.2. Rata-rata kematian nyamuk Anopheles spp pada tiga perlakuan dengan empat kali ulangan waktu enam jam kedua
Jumlah nyamuk yang mati Ulangan
Perlakuan Insektisida
Jumlah hewan
uji 1
2 3
4 Total
Rata rata
Nyamuk yang mati
Bendiocarb 20
1 1
0.25 1.25
Etofenproks 20
1 2
2 2
7 1.75
8.75 Lamdasihalotrin
20 3
3 3
4 13
3.25 16.25
Kontrol 20
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa rata-rata kematian nyamuk Anopheles spp selama pengamatan enam jam kedua pada perlakuan dengan jenis insektisida
bendiocarb dengan 4 kali pengulangan sebanyak 1 ekor dengan rata-rata 0.25 ekor, jenis etofenproks sebanyak 7 ekor dengan rata-rata 1.75 ekor dan jenis
lamdasihalotrin sebanyak 13 ekor dengan rata-rata 3.25 ekor. Persentase kematian nyamuk Anopheles spp tertinggi 16.25 dengan insektisida lamdasihalotrin.
Distribusi rata-rata kematian nyamuk Anopheles spp pada tiga perlakuan dengan empat kali ulangan waktu enam jam kedua seperti pada gambar dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
1 1
2 3
3 2
2 3
4
1 2
3 4
Ula nga n I Ula nga n II
Ula nga n III Ula nga n IV
J a m P e nga m a ta n B endio carb
Eto fenpro ks Lamdasihalo trin
Ko ntro l
Gambar 4.2. Distribusi peningkatan rata-rata kematian nyamuk Anopheles spp pada tiga perlakuan dengan empat kali
ulangan waktu enam jam kedua
4.2.3. Hasil Pengamatan Waktu 6 Jam Ketiga
Berdasarkan hasil pengamatan selama 6 jam ketiga rata-rata dan persentase kematian nyamuk Anopheles spp berdasarkan jenis insektisida dapat dilihat pada
tabel 4.3. di bawah ini.
Tabel 4.3. Rata-rata dan persentase kematian nyamuk Anopheles spp pada tiga perlakuan dengan empat kali ulangan waktu enam jam ketiga
Jumlah nyamuk yang mati Ulangan
Perlakuan Insektisida
Jumlah hewan
uji 1
2 3
4 Total
Rata rata
Nyamuk yang
mati Bendiocarb
20 6
6 5
6 23
5.75 28.75
Etofenproks 20
6 7
5 7
25 6.25
31.25 Lamdasihalotrin
20 5
5 6
6 22
5.50 27.50
Kontrol 20
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. dapat dilihat bahwa rata-rata kematian nyamuk Anopheles spp selama pengamatan enam jam ketiga pada perlakuan dengan jenis insektisida
bendiocarb dengan pengulangan 4 kali sebanyak 23 ekor dengan rata-rata 5.75 ekor, jenis etofenproks sebanyak 25 ekor dengan rata-rata 6.25 ekor dan jenis
lamdasihalotrin sebanyak 22 ekor dengan rata-rata 5.50 ekor. Persentase kematian nyamuk Anopheles spp tertinggi 31.25 dengan insektisida etofenproks.
Distribusi rata-rata dan persentase kematian nyamuk Anopheles spp pada tiga perlakuan dengan empat kali ulangan untuk waktu enam jam seperti dibawah ini.
6 6
6 5
5 5
5 6
7 7
6 6
1 2
3 4
5 6
7 8
Ula nga n I Ula nga n II
Ula nga n III Ula nga n IV
J a m P e nga m a ta n B endio carb
Eto fenpro ks Lamdasihalo trin
Ko ntro l
Gambar 4.3. Rata-rata dan persentase peningkatan kematian nyamuk Anopheles spp pada tiga perlakuan dengan empat kali
ulangan waktu enam jam ketiga
Universitas Sumatera Utara
4.2.4. Hasil Pengamatan Waktu 6 Jam Keempat