yang ditunjuk dan bertanggungjawab terhadapnya. Dua parlemen yang paling esensial dalam demokrasi perwakilan yaitu dipisahkannya antara pemerintah dan
masyarakat dan secara periodik diselenggarakan pemilihan umum sebagai media rakyat untuk mengontrol pemerintah. Jadi, mempercayakan sepenuhnya
pengambilan keputusan ditingkat parlemen dan pemerintahan melalui sistem pemilihan umum.
104
C. Demokrasi di Indonesia
Rakyat menduduki posisi yang mulia dan tinggi dalam sebuah negara yang menganut
paham demokrasi.
Oleh karenanya
sebuah negara
dapat dikatakanmenerapkan bentuk penyelenggaraan pemerintahannya demokrasi apa
bila penyelenggaraan negara didasarkan pada kehendak dan kemauan rakyat kedaulatan rakyat. Menurut Moh. Mahfud MD, suatu pemerintahan atau negara
yang menganut demokrasi, maka pemerintahan atau kenegaraan dianggap milik rakyat karena pemerintahan atau kenegaraan didirikan dengan perjanjian
masyarakat.
105
Para ahli berpendapat bahwa prinsip-prinsip hidup bernegara seperti terumuskan didalam pancasila termasuk prinsip kerakyatandemokrasi telah
lama dipraktekkan dalam kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia.
106
Mattulada mengemukakan bahwa dalam kehidupan masyarakat Nusantara dikenal
104
Ibid.,
hal. 46.
105
Mahfud MD,
Dasar dan Struktur ketatanegaraan Indonesia
, UII Press, Yogyakarta, 1993, hal. 95.
106
Mahfud MD,
Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia: studi tentang interaksi politik dan kehidupan ketatanegaraan
, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hal. 31.
Universitas Sumatera Utara
adanya kelompok- kelompok masyarakat yang disebut “kaum” yang anggotanya
terikat satu sama lain oleh hubungan kekerabatan yang ketat. Tiap-tiap warga kaum dianggap mempunyai hak dan kedudukan yang sama, sedangkan kepala
kaum tidak memiliki kelebihan hak atas warga lainnya. Kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan meskipun tidak p[ernah dirumuskan merupakan dasar-dasar
pokok kelangsungan kaum itu dan menjadi tabiatdasar dari kerakyatan dalam persekutuan kaum dalam masyarakat Nusantara.
107
Dengan demikian ternyata pada masyarakat Nusantara telah dikenal sistem hidup berkelompok yang
demokratis. Tabiat demokratis masyarakat Nusantara seperti dikemukakan diatas
adalah tabiat atau corak hidup masyarakat tradisional dari kelompok-kelompok masyarakat sebelum adanya konsep bangsa Indonesia. Konsep bangsa Indonesia
sendiri lahir pada wal abad ke-20 ketiak pergerakan kemerdekaan bangsa dan tuntutan mendirikan negara Indonesia bergelora. Konsep bangsa Indonesia baru
muncul ditandai dengan berdirinya pergerakan Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Dalam konsep bangsa Indonesia inilah dicakup suku bangsa - suku
bangsayang sebelumnya secara lokal berjuang dengan identitas bangsa yang masih terikat suku dan wilayah masing-masing. Puncak pernyataan identitas
bangsa Indonesia terjadi pada tahun 1928 ketika pada tanggal 28 oktober dinyatakan sumpah pemuda yang berikrar untuk berbangsa, bertanah air, dan
berbahasa satu; Indonesia.
108
107
Mattulada dalam
Ibid
108
Ibid
, hal, 33.
Universitas Sumatera Utara
Meskipun sumpah pemuda telah diikrarkan tapi belum berhasil merumuskan secara final tentang konsep-konsep negara ini sebab ternyata
sesudah itu masih terlihat penggunaan istilah bangsa secara berbeda menurut ideologi atau asal etnis tertentu. Tapi karena konsep bangsa Indonesia itu terus
bergema hingga mengkristal pada pidato Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Menurut Mahfud MD, ini adalah awal studi pemikiran
demokkrasi dalam kaitannya dengan peranan negara dan rakyat dapat dimulai dari awal abad ke-20 ini.
109
Para tokoh Indonesia mengemukakan pendapat nya dapam memaknai demokrasi terakomodasi dalam UUD 1945. Hal itu nampak dari rumusan yang
terkandung dalam UUD 1945, baik yang terdapat dalam pembukaan maupun dalam batang tubuh. Namun sebagai sebuah cita-cita, demokrasi di Indonesia
terus dkembangkan dengan usaha-usaha menemukan stelsel dan mekanisme demokrasi yang cocok bagi masyarakat Indonesia meskipun demokrasi bukan
suatu tataran yang mudah dijelmakan. Dalam membicarakan demokrasi di Indonesia, bagaimanpun juga tidak
dapat terlepas dari alur peridesasi sejarah politik di Indonesia, yaitu: apa yang disebut sebagai periode pemerintahan masa revolusi kemerdekaan, pemerintahan
parlementer representative demokracy, pemerintahan demokrasi terpimpin guided demokra cy
dan pemerintahan orde baru Pancasila demokracy.
110
109
Ibid.
110
Affan Gafar,
Politik Indonesia; Transisi Menuju Demokrasi
, Pustaka Belajar, Yogyakarta, 2004, hal. 10.
Universitas Sumatera Utara
Ada tiga masa perkembangan demokrasi di Indonesia. Seperti yang di klarifikasi oleh Mahfud MD
111
yaitu; 1 periode 1945-1959 adalah demokrasi liberal, 2 periode 1959-1966 adalah demokrasi terpimpin dan 3 periode 1966-
sekarag adalah demokrasi pancasila. 1.
Periode 1945-1959 Demokrasi Liberal, indikatornya sebagai berikut: a
Partai-partai politi sangat dominan yang menentukan arah perjalanan Negara melalui badan perwakilan;
b Eksekutif berada pada kondisi lemah, sering jatuh bangun karena mosi
partai; c
Kebebasan pers relatif lebih baik, bahkan periode ini peraturan sensor dan pemberedelan yang diberlakukan sejak Zaman Belanda dicabut.
2. Periode 1959-1966 De okrasi Terpimpin, indikatornya sebgai berikut:
a Partai-partai sangat lemah; kekuatan politik ditandai dengan tarik
tambang Soekarno, Angkatan Darat, dan PKI; b
Eksekutif yang dipimpin presiden sangat kuat, apalagi presiden merangkap sebagai ketua DPA yang dalamk praktik menjadi pembuat dan
selektor produk legislatif; c
Kebebasan pers sangat terkekang, pada zaman ini terjadi tindakan anti pers yang jumlahnya snagat spektakuler.
3. Periode 1966-sekarang Indikatornya sebgai berikut:
a Partai poltik hidup lemah, terkontrol secara ketat oleh eksekutif lembaga
perwakilan penuh dengan tanagn-tangan Eksekutif; b
Eksekutif sangat kuat dan intervensionis serta menentukan spektrum politik nasional;
c Kebebasan pers terkekang dengan adanya lembaga SIT yang kemudian
diganti dengan SIUPP.
Pada masa demokrasi pemerintahan masa revolusi kemerdekaan para penyelenggara negara mempunyai komitmen yang sangat besar dalam
mewujudkan demokrasi di Indonesia. Partai-partai politik tumnuh dengan cepat. Tetapi fungsinya yang palimh utama adalah ikut serta dalam memenangkan
revolusi kemerdekaan, dengan menanamkan nanti imperialisme dan kolonialisme. Demokrasi liberal dilekatkan pada penyelenggaraan demokrasi antara tahun 1945-
111
Mahfud MD,
Hukum dan Pilar PIlar Demokrasi
, hal. 156.
Universitas Sumatera Utara
1959. Demokrasi liberal dikenal pula sebagai demokrasi parlementer, oleh karena itu berlangsung pada sistem pemerintahan parlementer ketika berlakunya UUD
1945 periode pertama, Konstitusi RIS dan UUDS 1950. Demokrasi liberal merupakn sebutan umum yang bermaksud menggambarkan bahaya, kekurangan,
dan akibat buruk yang ditimbulkan demokrasi tersebut dalam kurung waktu 1945- 1959. Karena itu demokrasi liberal ditinggalkan dan selanjutnya diperkenalkan lah
demokrasi terpimpin.
112
Demokrasi terpimpin itu muncul sebagai suatu reaksi penolakan ataupun koreksi terhadapp demokrasi parlementer dengan tradisi liberalnya yang dinilai
banyak menimbulkan
keburukan atau
kemunduran dalam
mekanisme penyelenggaraan pemerintahan. Secara konseptual, demokrasi terpimpin dikaitkan
dengan pancasila dan berbagai prinsip demokrasi. Terdapat tidak kurang dari 12 prinsip yang dijadikan landasan demokrasi terpimpin seperti kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan, mengakui adanya hak oposisi, bukam diktator, mencakup bidang politik,
ekonomi, sosial, dan sebagainya. Namun demikian sistem politik yang dinamakan Demokrasi terpimpin tidak berlangsung lama akibat gejolak politik yang
mengakibatkan runtuhnya kekuasaan Ir. Soekarno bersamaan dengan tersebut demokrasi terpimpin pun berakhir.
113
Setelah berakhirnya era demokrasi terpimpin, maka lahirlah demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila ini lahir dalam rangka melaksanakan UUD 1945
secara murni dan konsekuen dan sekaligus koreksi terhadap demokrasi terpimpin,
112
Ibid.,
hal. 51.
113
Ibid.,
hal. 52.
Universitas Sumatera Utara
maka sejak orde baru dikembangkan lah demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila hendak menggambarkan suaru demokrasi yang dikehendaki pancasila
dan UUD 1945 dengan menjadikan prinsip musyawarah-mufakat sebagai landasan utamanya. Disamping itu, demokrasi Pncasila juga hendak
dikembangkan beberapa macam keseimbangan.
114
Sri Soemantri menyatakan bahwa seluruh konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia UUD 1945, Konstitusi RI, dan UUDS 1950 menganut demokrasi
pancasila karena semua konstitusi tersebut menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara sehingga secara materil berarti demokrasi yang dianut juga adalah
demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila dilihat dari aspek materilnya tidak hanya mendasarkan diri atas persamaan atau kemerdekaan saja melainkan
melekatkan diri atas keduanya sekaligus.
115
D. Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia