Kartu Kredit TINJAUAN UMUM MENGENAI KARTU KREDIT

42

BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI KARTU KREDIT

A. Kartu Kredit

1. Pengertian Kartu Kredit Kartu kredit credit card adalah alat pembayaran pengganti uang tunai atau cek. Menurut Suryohadibroto dan Prakoso, kartu kredit adalah alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai yang sewaktu-waktu dapat digunakan konsumen untuk ditukarkan dengan produk barang dan jasa yang diinginkannya pada tempat-tempat yang menerima kartu kredit merchant atau bisa digunakan konsumen untuk menguangkan kepada bank penerbit atau jaringannya cash advance. 35 Kartu kredit credit card diterbitkan oleh bank atau lembaga pengelola kartu kredit untuk kepentingan nasabahnya, dan dapat digunakan oleh pemegangnya sebagai alat pembayaran yang sah secara kredit. Pedagang merchant menerima pembayaran dengan kartu kredit, kemudian ia menagih pembayarannya kepada bank atau pengelola kartu kredit tersebut. Selanjutnya bank atau lembaga pengelola kartu kredit tersebut akan menagih pembayaran dari pemegang kartu kredit atau mendebet secara langsung dari rekening nasabah yang bersangkutan. Berdasarkan apa yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa pihak-pihak dalam penggunaan kartu kredit adalah pemegang kartu kredit card 35 Johannes Ibrahim, Hukum Bisnis dalam Persepsi Manusia Modern, Bandung : PT. Refika Adita, 2006, hal. 70 42 Universitas Sumatera Utara 43 holder , penerima pembayaran dengan kartu kredit merchant, dan penerbit kartu kredit issuer. Pemegang kartu kredit adalah pihak yang telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh penerbit sehingga berhak memegang dan menggunakan kartu kredit tersebut. Penerima pembayaran dengan kartu kredit, biasanya pemilik tempat perbelanjaan dan hiburan, seperti pasar swalayan, hotel, restoran, dan perusahaan jasa lainnya. Sedangkan, pihak penerbit kartu kredit adalah bank atau perusahaan khusus. 36 2. Dasar Hukum Kartu Kredit Perkembangan kartu kredit masih terbilang relatif baru dibandingkan dengan alat bayar lainnya, seperti uang cash, cek, dan sebagainya maka tentang berlakunya kartu kredit tidak diketemukan dasar hukum yang tegas dalam kitab undang-undang, yang menjadi dasar hukum atas legalisasi pelaksanaan kegiatan kartu kredit di Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Perjanjian Antara Para Pihak Sebagai Dasar Hukum Sebagaimana diketahui sistem hukum kita menganut asas kebebasan berkontrak vide Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata. Pasal 1338 ayat 1 tersebut menyatakan bahwa setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang- undang bagi yang membuatnya. Dengan berlandaskan kepada Pasal 1338 ayat 1 ini, maka asal tidak bertentangan dengan hukum atau kebiasaan yang berlaku, maka setiap perjanjian lisan maupun tertulis yang dibuat oleh para pihak yang terlibat 36 Hermansyah, Hukum Per bankan Nasional Indonesia , Jakarta : PT. Fajar Interpratama Offset, 2005, hal. 84-85 Universitas Sumatera Utara 44 dalam kegiatan kartu kredit, akan berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak tersebut. 2. Perundang-undangan Sebagai Dasar Hukum Ada berbagai perundang-undangan lain yang tegas menyebut dan memberi landasan hukum terhadap penerbitan dan pengoperasian kartu kredit yaitu sebagai berikut : a. Peraturan Presiden No.9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Pasal 3 huruf c antara lain menyebutkan bahwa salah satu kegiatan dari Lembaga Pembiayaan adalah melakukan usaha kartu kredit sementara dalam Pasal 1 ayat 8 disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan usaha kartu kredit credit ca rd adalah kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang atau jasa dengan menggunakan kartu kredit, menurut Pasal 3 dari Kepres No.61 ini yang dapat melakukan kegiatan lembaga pembiayaan tersebut termasuk kegiatan kartu kredit adalah : 1. Bank 2. Lembaga Keuangan Bukan Bank sekarang sudah tidak ada lagi dalam sistem keuangan kita . 3. Perusahaan Pembiayaan b. Keputusan Menteri Keuangan No.1251KMK.0131998 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaimana telah berkali- kali diubah, terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan RI No.448KMK.0172000 tentang Perusahaan Pembiayaan Pasal 2 dari Keputusan Menkeu No.1251 ini kembali menegaskan bahwa salah satu dari Universitas Sumatera Utara 45 kegiatan Lembaga Pembiayaan adalah usaha kartu kredit. Selanjutnya dalam pasal 7 ditentukan bahwa pelaksanaan kartu kredit dilakukan dengan cara penerbitan kartu kredit yang dapat dipergunakan oleh pemegangnya untuk pembayaran pengadaan barang atau jasa c. Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan seperti yang telah diubah dengan Undang-undang No.10 Tahun 1998. Sehubungan dengan perbankan, kartu kredit mendapatkan legitimasinya dalam Undang-undang No.7 Tahun 1992 seperti yang telah diubah dengan Undang-undang No.10 Tahun 1998, Pasal 6 huruf 1 nya dengan tegas menyatakan bahwa salah satu kegiatan bank adalah melakukan usaha kartu kredit d. Berbagai Peraturan Perbankan lainnya terdapat berbagai peraturan perbankan lainnya yang mengatur lebih lanjut atau menyinggung tentang kartu kredit ini yang dikeluarkan dari waktu ke waktu. 37 3. Jenis Kartu Kredit Kartu plastik pada prinsipnya dapat digolongkan berdasarkan fungsinya yaitu: a. Credit Card Kartu kredit atau credit card adalah jenis kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa di mana pelunasan atau pembayarannya kembali dapat dilakukan dengan sekaligus atau dengan cara mencicil sejumlah minimum tertentu. Jumlah cicilan tersebut dihitung dari nilai saldo tagihan ditambah bunga bulanan. Tagihan pada bulan yang lalu termasuk 37 Darko,” Dasar Hukum Penggunaan Kartu Kredit , “http:filedarko.blogspot.com201306dasar-hukum-penggunaan-kartu-kredit.htmldiakses pada tanggal 1 Mei 2015 pukul 18.38 WIB Universitas Sumatera Utara 46 bunga retail interest merupakan pokok pinjaman pada bulan berikutnya. Misalnya tagihan bulan sebelumnya adalah Rp. 1.000.000. Pembayaran minimum ditetapkan misalnya 10 dari total tagihan dengan pembayaran minimum sebesar Rp. 50.000. Dari angka tersebut maka pemegang kartu harus membayar cicilan sebesar 10 x Rp. 1.000.000 = Rp. 100.000. Sekiranya hasil perkalian dari tagihan tersebut kurang dari Rp. 50.000, maka jumlah cicilan bulan yang bersangkutan minimum Rp. 50.000. Misalnya jumlah tagihan Rp.200.000, maka jumlah cicilan adalah 10 x Rp. 200.000 = Rp.20.000. Karena jumlah tersebut kurang dari Rp.50.000, maka pemegang kartu harus mencicil minimal Rp.50.000. Apabila card holder melakukan transaksi melampaui kredit limit, maka pembayaran minimum adalah sebanyak kelebihan dari kredit limit ditambah 10 dari total kredit limit. Pembayaran tersebut sudah harus dilakukan paling lambat pada tanggal jatuh tempo setiap bulan yang ditetapkan oleh issuer untuk setiap pemegang kartu. Keterlambatan pembayaran akan mengakibatkan kena denda keterlambatan atau late charge. Kartu kredit dapat digunakan pula untuk melakukan penarikan uang tunai baik langsung melalui teller pada kantor bank yang bersangkutan maupun ATM Automated Teller Machine di mana ada tertera logo atau nama kartu yang dimiliki, baik di dalam maupun luar negeri. Kartu kredit yang umum digunakan dalam transaksi ini adalah Visa dan Master Ca rd. 38 38 Erry Kurniawati, Hemat Dengan Kartu Kredit , Yogyakarta : PT. Bentang Pustaka, 2011, hal. 40 Universitas Sumatera Utara 47 b. Charge Card Cha rge card adalah kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran suatu transaksi jual beli barang atau jasa di mana nasabah membayar kembali seluruh tagihan secara penuh pada akhir bulan atau bulan berikutnya dengan atau tanpa biaya tambahan. Misalnya, total nilai transaksi pada bulan sebelumnya Rp. 1.000.000, maka pada saat tagihan diterima dari perusahaan kartu maka jumlah tagihan tersebut atau ditambah biaya lainnya bila ada harus dibayar seluruhnya paling lambat pada tanggal jatuh tempo pembayaran setiap bulan yang sebelumnya telah ditetapkan oleh issuer. 39 c. Debit Card Debit ca rd berbeda dengan kedua kartu plastk yang telah disebutkan di atas. Pembayaran atas transaksi jual beli barang atau jasa dengan menggunakan kartu debit ini pada prinsipnya merupakan transaksi tunai dengan tidak menggunakan uang tunai akan tetapi pelunasannya atau pembayarannya dilakukan dengan cara mendebit mengurangi secara langsung saldo rekening simpanan pemegang kartu yang bersangkutan dan dalam waktu yang sama mengkredit rekening penjual merchant sebesar jumlah nilai transaksi pada bank penerbit pengelola. Mekanisme pembayaran dengan debit card yang sedang dikembangkan saat ini adalah pemegang kartu menyerahkan kartu debitnya pada kasir di counter penjualan at the point of sales. Kemudian dengan menggunakan alat elektronik yang online dengan bank, saldo rekening pemegang kartu akan langsung terlihat pada monitor yang selanjutnya akan didebit sebesar jumlah nilai transaksinya 39 Ibid; hal. 42 Universitas Sumatera Utara 48 dengan mengkredit rekening merchant. Seperti halnya dengan credit card, jenis kartu debit ini dapat digunakan pula untuk menarik uang tunai baik melalui counter bank maupun melalui mesin kas otomatis atau ATM dan berfungsi sebagai cash card. 40 d. Cash Card Cash card pada dasarnya adalah kartu yang memungkinkan pemegang kartu untuk menarik uang tunai baik langsung pada kasir bank maupun melalui ATM bank tertentu yang biasanya tersebar di tempat-tempat strategis, misalnya dihotel, pusat-pusat perbelanjaan dan wilayah perkantoran. Dengan melakukan perjanjian kerja sama terlebih dahulu, pemegang cash card salah satu bank dapat pula menggunakannya pada bank lainnya. 41 e. Check Guarantee Card Kartu ini pada prinsipnya dapat digunakan sebagai jaminan dalam penarikan cek oleh pemegang kartu. Kartu jenis ini sangat populer di Eropa terutama Inggris. Di samping itu, kartu tersebut dapat juga digunakan dalam melakukan penarikan uang melalui ATM. 42 4. Manfaat Kartu Kredit Secara umum, penggunaan kartu kredit sangat bermanfaat bagi peningkatan efisiensi dan keamanan transaksi jual beli. Apabila ditinjau dari sisi pihak -pihak yang 40 Ibid; hal. 44 41 Ibid; hal. 46 42 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan , Jakarta : PT. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004, hal. 401-403 Universitas Sumatera Utara 49 terkait dalam penggunaan kartu kredit, maka manfaat dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Bagi pemilik kartu a. Risiko kehilangan dan pencurian uang lebih rendah, karena kalaupun kartu hilang pemilik kartu dapat segera menghubungi issuer atau acquirer untuk memblokir kartu. Kartu yang telah diblokir tidak dapat digunakan lagi sebagai alat pembayaran pada merchant. b. Lebih praktis, karena tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar. c. Mengatasi kebutuhan dana mendesak dalam jangka pendek tanpa harus mengajukan permohonan kredit kepada bank atau lembaga keuangan lain. d. Fasilitas lain yang ditawarkan oleh issuer pada kartu kredit yang diterbitkan seperti asuransi, informasi dokter, kemudahan pembelian barang dan jasa pada merchant tertentu, dan lain-lain. 2. Bagi issuer Manfaat utama yang dapat diterima oleh issuer adanya penerimaan yang berasal dari : a. Uang pangkal b. Iuran tahunan c. Diskon terhadap pembayaran kepada merchant. Contoh: Merchant A melakukan penagihan atas transaksi penjualan sebesar Rp. 1.000.000 kepada issuer B. Apabila diskon ditetapkan sebesar 3, maka jumlah yang harus dibayarkan oleh issuer adalah sebesar Rp. 1.000.000 dikurangi 3 kali Rp. 1.000.000 atau sama dengan Rp. 970.000. Sedangkan jumlah yang dapat Universitas Sumatera Utara 50 ditagih oleh issuer kepada pemilik kartu adalah tetap sejumlah Rp. 1.000.000 sehingga selisihnya Rp.30.000= 3 merupakan penerimaan bagi issuer. d. Bagi atas sisa tagihan yang belum dibayar. e. Bunga atas pelanggaran batas maksimum kredit. f. Denda atas keterlambatan pembayaran. 3. Bagi merchant a. Risiko kehilangan dan pencurian uang lebih rendah, karena pembayaran oleh pembeli tidak dengan uang tunai. b. Lebih praktis, karena tidak perlu menyimpan uang tunai di kasir dalam jumlah besar c. Peningkatan penjualan karena pembeli dapat membeli secara kredit melalui issuer. 4. Bagi acquirer a. Penerimaan berupa interchange fee Contoh : Mercha nt A melakukan penagihan atas transaksi penjualan sebesar Rp. 1.000.000 kepada acquirer C. Apabila diskon ditetapkan sebesar 3, maka jumlah yang harus dibayarkan oleh acquirer kepada merchant adalah sebesar Rp. 1.000.000 dikurangi 3 kali Rp.1.000.000 atau sama dengan Rp. 970.000. Sedangkan jumlah yang dapat ditagih oleh acquirer kepada issuer adalah sejumlah Rp.970.000 ditambah dengan interchange fee. Apabila intercha nge fee sebelumnya telah ditetapkan sebesar 1 dari nilai transaksi, maka pembayaran issuer kepada acquirer adalah sebesar Rp.970.000 ditambah Universitas Sumatera Utara 51 Rp.10.000 atau sama dengan Rp.980.000. Uang sejumlah Rp.10.000 tersebut adalah interchange fee atau penerimaan bagi acquirer. Selanjutnya issuer menagih pemilik kartu sebesar Rp.1.000.000 dikurangi Rp.980.000 atau sebesar Rp.20.000. b. Pemilik kartu dapat disyaratkan untuk memiliki rekening simpanan pada a cquirer yang berupa bank. c. Acquirer yang berupa bank berkesempatan untuk menawarkan produk- produknya yang lain pada pemilik kartu. 43 5. Keuntungan Bagi Si Penjual atau Penerima Kartu Kredit Bagi nasabah pemegang kartu dengan memiliki kartu kredit, baik yang dikeluarkan oleh bank maupun lembaga pembiayaan diharapkan akan memberikan berbagai keuntungan. Demikian pula bagi lembaga penerbit kartu kredit tersebut. Oleh karena itu, penggunaan kartu kredit dalam setiap kartu kredit dalam setiap transaksi akan memberikan berbagai keuntungan kepada berbagai pihak walaupun praktiknya terdapat juga kerugiannya. Adapun keuntungan yang diperolehnya antara lain sebagai berikut : 1. Keuntungan bagi bank atau lembaga pembiayaan a. Iuran tahunan yang dikenakan kepada setiap pemegang kartu. Perolehan iuran ini sangat besar setiap tahunnya. Bayangkan jika sebuah bank memiliki 1.000.000 pemegang kartu kredit dengan iuran Rp.150.000,- per tahun, maka uang yang diperoleh dari iuran itu saja berjumlah Rp.150.000.000.000,- 150 43 Sigit Triandaru dan Tatok Budisantoso, Op.Cit. hal. 260-261 Universitas Sumatera Utara 52 miliar per tahun. Dengan demikian, semakin banyak pemegang kartu maka semakin banyak pula iuran yang akan diperolehnya. b. Bunga yang dikenakan pada saat berbelanja. Masih dengan contoh di atas jika nasabah berbelanja atau mengambil uang tunai sebesar Rp.100 miliar per bulan dan dianggap 60 saja berarti Rp.60 miliar terkena bunga dari nasabah tersebut terlambat melakukan pembayaran, maka akan dikenakan bunga sekitar 2,5 sampai 5 per bulan. Dan kita anggap nasabah dikenakan bunga 3 saja, maka penghasilan dari bunga adalah 3 x Rp.60 miliar sama dengan Rp.1,8 miliar per bulan atau Rp.21,6 miliar per tahun dan semakin besar yang menunggak berarti semakin besar perolehan bunganya. c. Biaya adminsitrasi yaitu biaya yang dibebankan kepada setiap pemegang kartu yang akan menarik uang tunai di ATM. d. Biaya denda terhadap keterlambatan pembayaran di samping bunga. e. Kemudahan berbelanja dengan cara kredit, jadi nasabah tidak perlu membawa uang tunai untuk melakukan transaksi. f. Kemudahan memperoleh uang tunai selama 24 jam dan 7 hari dalam seminggu di berbagai tempat-tempat strategis sehingga memudahkan untuk memenuhi keperluan uang tunai yang mendadak. g. Bagi sebagian kalangan memegang kartu kredit memberikan kesan bonafiditas sehingga memberikan kebanggaan tersendiri. 2. Keuntungan bagi pedagang merchant a. Dapat meningkatkan omset penjualan, hal ini disebabkan adanya minimal pembelanjaan serta akibat pemegang kartu merasa tidak membayar tunai Universitas Sumatera Utara 53 sehingga menggunakan sekehendaknya, maka biasanya pemegang kartu boros melakukan transaksi. b. Sebagai bentuk pelayanan yang diberikan kepada para pelanggannya sehingga pelanggan selalu kembali untuk melakukan hal yang sama secara berulang- ulang. c. Dan lain-lain 44

B. Hak dan Kewajiban Para Pihak Yang Terlibat Dalam Kartu Kredit

Dokumen yang terkait

Perbandingan Pendapatan Kartu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah (Studi Kasus Pada Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta

0 6 103

KARTU KREDIT DAN NASABAH ( Studi Tentang Hubungan Hukum Antara Bank dan Pemegang Kartu Kartu Kredit Dan Nasabah ( Studi Tentang Hubungan Hukum Antara Bank Dan Pemegang Kartu Kredit Di Kantor Cabang Utama Bank Bca Surakarta ).

0 3 19

SKRIPSI Kartu Kredit Dan Nasabah ( Studi Tentang Hubungan Hukum Antara Bank Dan Pemegang Kartu Kredit Di Kantor Cabang Utama Bank Bca Surakarta ).

0 3 12

PENDAHULUAN Kartu Kredit Dan Nasabah ( Studi Tentang Hubungan Hukum Antara Bank Dan Pemegang Kartu Kredit Di Kantor Cabang Utama Bank Bca Surakarta ).

0 4 16

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 2

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 9

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 9

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 1

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 15

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 26