3.8. Metode Analisa Data
Analisa data pada penelitian ini dengan menggunakan konsep spradley. Data dianalisa pertama kali dengan analisis domain, kemudian analisis toksonomi, analisis
komponensial dan analisis tema. Untuk menemukan domain digunakan analisa hubungan semantik antar kategori semantic relationship.
Selanjutnya dilakukan triangulasi sumber untuk meningkatkan validitas data dengan melakukan crosscheck dengan sumber lain. Selanjutnya dilakukan triagulasi
metode melalui pengumpulan data dari hasil wawancara mendalam dengan informan dan telaah kebijakan, serta melakukan triagulasi data melalui crosscheck data yang
diperoleh dengan cara yang berbeda. Data-data yang diperoleh akan dianalisis, disusun, diperinci secara sistematis dan selanjutnya diinterpretasikaan sesuai dengan
tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan daya nalar dan pola pikir dalam menghubungkan fakta-fakta
informasi dan kemudian diambil kesimpulan dan disajikan dalam bentuk matriks menurut variabel yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gambaran umum lokasi penelitian diperlukan untuk memberikan pemahaman mengenai lokasi dan permasalahan yang akan diteliti. Berikut gambaran wilayah
Kabupaten Deli Serdang.
4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang A. Lokasi dan Kondisi Geografis
Kabupaten Deli Serdang terletak pada posisi 2°57’ Lintang Utara - 3° 16’ Lintang Selatan dan antara 98°33’ - 99°27’ Bujur Timur, dengan luas wilayah
2.497,72 km
2
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka
. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Karo
Ketinggian wilayah berkisar 0 - 500 m di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Deli Serdang mengelilingi Kota Medan dengan ibu kotanya adalah Lubuk
Pakam. Secara administratif Kabupaten Deli Serdang terdiri dari 22 kecamatan yang terdiri dari 393 desakelurahan.
54
Universitas Sumatera Utara
B. Keadaan Lingkungan
Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan yang tercermin antara lain dari akses
masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar. Perilaku masyarakat yang mendukung pola hidup bersih dan sehat merupakan salah satu faktor untuk
mendukung peningkatan status kesehatan. Untuk meningkatkan kualitas lingkungan sehingga menjadi kondusif bagi terciptanya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya ditunjukan melalui pemanfaatan Sarana Air Bersih dan Rumah Sehat.
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Rumah dan lingkungan yang
tidak memenuhi syarat kesehatan akan beresiko menjadi sumber penularan berbagai jenis penyakit khususnya penyakit berbasis lingkungan seperti malaria. Sarana
sanitasi dasar yang perlu dinilai adalah tempat pembuangan sampah dimana dapat menjadi tempat perindukan dari nyamuk Anopheles bekas-bekas botol yang tergenang
air, sebab nyamuk Anopheles hidup pada lingkungan yang kotor. Upaya mencapai pembangunan kesehatan di wilayah Kabupaten Deli Serdang
sangat bergantung pada aspek lingkungan, masyarakat yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian paradigma sehat. Baik buruknya pelayanan air minum dan
Universitas Sumatera Utara
penyehatan lingkungan merupakan tolok ukur untuk menentukan keberhasilan upaya peningkatan kesehatan lingkungan.
4.1.2. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang
Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang terletak dijalan Karya Asih No. 8 Lubuk Pakam, Kompleks Perkantoran Kantor Bupati Kabupaten Deli Serdang.
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang adalah Masyarakat mandiri untuk hidup bersih dan sehat tahun 2014 .
Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang adalah : a.
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, b.
Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, c.
Mewujudkan memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau,
d. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan, e.
Meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya kesehatan, diperlukan data indikator kesehatan dan indikator lain yang terkait dengan kesehatan.
Untuk mewujudkan visi dan misinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis yaitu 34 Puskesmas dan 1 Gudang
Farmasi Kabupaten. Dari 34 Puskesmas, terdapat 12 Puskesmas atau 9 kecamatan yang endemis malaria untuk itu perlu ada petugas malaria. Jumlah petugas malaria di
9 kecamatan dan 12 Puskesmas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Daftar Kecamatan dan Puskesmas yang Memiliki Petugas Malaria Tahun 2014
No. Kecamatan
Puskesmas Jlh Petugas Malaria
1 2
3 4
5
6 7
8 9
Biru-Biru STM Hulu
Galang Tanjung Morawa
Hamparan Perak Labuhan Deli
Percut Sei Tuan Pantai Labu
Beringin Biru-Biru
Talun Kenas Galang
Dalu Sepuluh Hamparan Perak
Kota Datar Pematang Johar
Bandar Khalipah Tanjung Rejo
Pantai Labu Karang Anyar
Aras Kabu 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
Sumber : Bidang P2P Propil Dinkes Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
4.1.3. Gambaran Umum Puskesmas Endemis Malaria
Berdasarkan penelusuran data sekunder dan observasi data yang diambil dari laporan penemuan dan pengobatan kasus malaria bulanan puskesmas selama setahun
dengan beberapa indikator yaitu : 1.
Jumlah dan persentase kasus demam diperiksa dengan mikroskopRDT di UPK PKM, RS, MBS atau indikator 1.
2. Jumlah kasus malaria positif yang diobati ACT di UPK dan Posmaldes atau
indikator 2. 3.
Jumlah dan persentase laporan kasus dari puskesmas yang akurat dan tepat waktu diterima di kabupaten tanggal 5 atau indikator 3.
4. Persentase UPK yang melaporkan tidak pernah kehabisan stock OAM lebih dari
7 hari selama 3 bulan terakhir atau indikator 4.
Universitas Sumatera Utara
Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2. Indikator Penemuan dan Pengobatan Kasus Malaria Bulanan di Puskesmas Tahun 2013
Puskesmas Indikator 1
Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 T
R T
R T
R T
R
Biru-Biru 1.363
444 1
12 5
12 12
Galang 1.484
534 1
12 9
12 12
Aras Kabu 807
313 1
12 6
12 12
Bandar Khalipah 6.952
981 6
12 6
12 12
Tanjung Rejo 4.273
411 4
1 12
7 12
12 Kota Datar
2.151 398
2 12
5 12
12 Hamparan Perak
3.854 1.132
3 2
12 4
12 12
Pematang Johar 878
483 1
12 9
12 12
Pantai Labu 1.726
555 1
2 12
7 12
12 Dalu Sepuluh
3.202 608
2 12
6 12
12 Karang Anyar
1.293 463
1 4
12 10
12 12
Talun Kenas 1.225
795 1
12 8
12 12
Keterangan : T Target , R Realisasi
Sedangkan fasilitas kesehatan yang tersedia di puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3. Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
Puskesmas Puskesmas
Induk Puskesmas
Pembantu Poskesdes Posyandu
Biru-Biru 1
3 11
47 Galang
1 2
5 -
Aras Kabu 1
3 3
23 Bandar Khalipah
1 3
3 46
Tanjung Rejo 1
5 5
55 Kota Datar
1 2
5 31
Hamparan Perak 1
2 4
- Pematang Johar
1 2
- 21
Pantai Labu 1
5 10
43 Dalu Sepuluh
1 2
15 Karang Anyar
1 2
2 29
Talun Kenas 1
5 10
48
Universitas Sumatera Utara
Puskesmas Pembantu, Poskesdes dan Posyandu merupakan Program Desa Siaga dari Kemenkes RI dimana setiap desa harus memiliki akses pelayanan
kesehatan untuk dapat menjangkau kesehatan masyarakat desa. Posyandu itu sendiri bukan milik pemerintah melainkan dikelolah dari, oleh dan untuk masyarakat itu
sendiri. Bila dilihat dari jumlah Pustu, Poskesdes dan Posyandu yang ada di pemerintahan Kabupaten Deli Serdang belum memenuhi syarat Program Desa Siaga,
namum seharusnya dengan jumlah Pustu, Poskesdes dan Posyandu yang ada dapat meningkatkan penjaringan penemuan dan pengobatan kasus malaria di wilayah kerja
puskesmas endemis malaria. Sedangkan sarana pendukung pelayanan kesehatan yang tesedia di puskesmas
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4. Data Jumlah Sarana Pendukung Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
Puskesmas Puskesmas
Keliling Roda 4
Kenderaan Roda 2
Mesin Foging
Laboratorium sederhana
Biru-Biru 1
15 1
1 Galang
1 4
1 1
Aras Kabu 2
2 1
1 Bandar Khalipah
1 4
1 1
Tanjung Rejo 1
7 1
1 Kota Datar
1 4
1 1
Hamparan Perak 1
4 1
1 Pematang Johar
1 4
1 1
Pantai Labu 1
4 1
1 Dalu Sepuluh
1 2
1 1
Karang Anyar 1
4 1
1 Talun Kenas
1 7
1 1
Universitas Sumatera Utara
4.1.4. Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini sebanyak 12 orang Petugas malaria dan 12 orang Kepala Puskesmas. Adapun Informan pada penelitian ini terdiri dari :
1 Kepala Puskesmas Biru-Biru, 2 Petugas malaria Biru-Biru, 3 Kepala Puskesmas Galang, 4 Petugas malaria Galang, 5 Kepala Puskesmas Aras Kabu, 6 Petugas
malaria Aras Kabu, 7. Kepala Puskesmas Karang Anyar, 8 Petugas malaria Karang Anyar, 9 Kepala Puskesmas Dalu Sepuluh, 10. Petugas malaria Dalu Sepuluh, 11
Kepala Puskesmas Kota Datar, 12 Petugas malaria Kota Datar, 13 Kepala Puskesmas Hamparan Perak, 14 Petugas malaria Hamparan Perak, 15 Kepala
Puskesmas Bandar Khalipah, 16 Petugas malaria Bandar Khalipah, 17 Kepala Puskesmas Tanjung Rejo, 18 Petugas malaria Tanjung Rejo, 19 Kepala Puskesmas
Pematang Johar, 20 Petugas malaria Pematang Johar, 21 Kepala Puskesmas Pantai Labu, 22 Petugas malaria Pantai Labu, 23 Kepala Puskesmas Talun Kenas 24
Petugas malaria Talun Kenas. Karakteristik Informan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.5. Karakteristik Informan No
Informan Instansi
Jabatan Lama
Jabatan Pendidikan
1. Informan 1
P1 Puskesmas
Biru-Biru Kepala
Puskesmas 2 Bln
S1 Kedokteran
Umum
2. Informan 2
P2 Puskesmas
Biru-Biru Petugas
Malaria 5 Thn
D3 Analis Kesehatan
3. Informan 3
P3 Puskesmas
Galang Kepala
Puskesmas 4 Thn
S1 Kedokteran
Umum
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Lanjutan No
Informan Instansi
Jabatan Lama
Jabatan Pendidikan
4. Informan 4
P4 Puskesmas
Galang Petugas
Malaria 8 Thn
S1 Biologi 5.
Informan 5 P5
Puskesmas Aras Kabu
Kepala Puskesmas
2 Thn S2 IKM
6. Informan 6
P6 Puskesmas
Aras Kabu Petugas
Malaria 2 Thn
D3 Analis Kesehatan
7. Informan 7
P7 Puskesmas
Karang Anyar
Kepala Puskesmas
7 Thn S1
Kedokteran Umum
8. Informan 8
P8 Puskesmas
Karang Anyar
Petugas Malaria
14 Thn S1 IKM
9. Informan 9
P9 Puskesmas
Dalu Sepuluh Kepala
Puskesmas 2 Bln
S1 Kedokteran
Umum 10.
Informan 10 P10
Puskesmas Dalu Sepuluh
Petugas Malaria
10 Thn D-III
Kebidanan 11. Informan 11
P11 Puskesmas
Kota Datar Kepala
Puskesmas 2 Bln
S1 Kedokteran
Umum
12. Informan 12 P12
Puskesmas Kota Datar
Petugas Malaria
5 Thn S1 IKM
13. Informan 13 P13
Puskesmas Hamparan
Perak Kepala
Puskesmas 5 Thn
S1 Kedokteran
Umum
14. Informan 14 P14
Puskesmas Hamparan
Perak Petugas
Malaria 8 Thn
SMAK
15. Informan 15 P15
Puskesmas Bandar
Khalipah Kepala
Puskesmas 2 Bln
S1 Kedokteran
Umum
16. Informan 16 P16
Puskesmas Bandar
Khalipah Petugas
Malaria 23 Thn
S1 Biologi
17. Informan 17 P17
Puskesmas Tanjung Rejo
Kepala Puskesmas
3 Thn S1
Kedokteran Umum
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Lanjutan No
Informan Instansi
Jabatan Lama
Jabatan Pendidikan
18. Informan 18
P18 Puskesmas
Tanjung Rejo Petugas
Malaria 13 Thn
S1 IKM 19.
Informan 19 P19
Puskesmas Pematang
Johar Kepala
Puskesmas 6 Thn
S1 Kedokteran
Umum 20.
Informan 20 P20
Puskesmas Pematang
Johar Petugas
Malaria 15 Thn
SPK
21. Informan 21
P21 Puskesmas
Pantai Labu Kepala
Puskesmas 6 Bln
S1 Kedokteran
Umum 22.
Informan 22 P22
Puskesmas Pantai Labu
Petugas Malaria
7 Thn D-III
Kebidanan 23.
Informan 23 P23
Puskesmas Talun Kenas
Kepala Puskesmas
5 Thn S1
Kedokteran Umum
24. Informan 24
P24 Puskesmas
Talun Kenas Petugas
Malaria 23 Thn
DIII Kebidanan
4.2. Peyajian Metode Pengolahan Data
Sesuai dengan fokus penelitian yang telah dijelaskan pada Bab 3, maka pada sub bab ini akan disajikan hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara
mendalam dan studi dokumentasi. Hasil penelitian tersebut dapat disajikankan sebagai berikut :
4.2.1. Analisis Kinerja Petugas Malaria dalam Penemuan dan Pengobatan Kasus Malaria di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang
Pelaksanaan Analisis Kinerja Petugas Malaria dalam Penemuan dan Pengobatan Kasus Malaria di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2014
ini adalah untuk pertama kalinya dilaksanakan sejak Kabupaten Deli Serdang
Universitas Sumatera Utara
bergabung dan mendapat dana bantuan dari Global Fund ATMalaria dari Desember tahun 2008 sampai sekarang, dengan melakukan kegiatan penemuan dan pengobatan
kasus malaria di puskesmas. Walaupun dalam pelaksanaan penemuan dan pengobatan kasus malaria telah
lama dilaksanakan namun tidak menunjukan keberhasilan dalam peningkatan kasus malaria yang dikonfirmasi dengan menggunakan mikroskopisRDT di puskesmas.
Dari data laporan penemuan dan pengobatan kasus malaria perbulan tahun 2013 yang di peroleh dari petugas malaria di Dinkes Kab. Deli Serdang, dilihat dari indikator
pencapaian persentase realisasi jumlah konfirmasi kasus demam yang diperiksa dengan menggunakan mikroskopRDT diperoleh sebesar 7.117 kasus dari target yang
ditentukan sebesar 29.208 kasus 32. Maka diketahui rendahnya kinerja dari petugas malaria puskesmas dalam menjalankan tugas yang diberikan kepadanya,
padahal telah dilakukan kegiatan pelatihan peningkatan pengetahuan, strategi dan pemberian saranaprasarana program malaria dalam menunjang penemuan dan
pengobatan kasus malaria di puskesmas. Berikut ini akan dibahas Analisis Kinerja Petugas Malaria dalam Penemuan
dan Pengobatan Kasus Malaria di Kabupaten Deli Serdang berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
4.2.1.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki yang lantas melekat di benak seseorang. Pada
umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai
Universitas Sumatera Utara
hasil pengenalan atas suatu pola. Pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang telah melakukan Pelatihan Tata Laksana Kasus Malaria Bagi Dokter Umum, Petugas malaria, Petugas Mikroskop,
dan Kader malaria pada tahun 2013 untuk meningkatkan pengetahuan dari tenaga kesehatan di puskesmas. Selanjutnya puskesmas melaksanakan sosialisasi ke tenaga
kesehatan yang ada di puskesmas lintas program dan masyarakat lintas sektoral di wilayah kerja puskesmas. Pada tahun 2009 dan 2012 telah diadakan Pelatihan Tata
Laksana Kasus Malaria bagi Bidan Desa untuk skrinning malaria pada Ibu Hamil guna membantu petugas malaria puskesmas menjalankan tugasnya di desa dalam
peningkatan penemuan dan pengobatan kasus malaria. Berdasarkan kesimpulan hasil wawancara didapatkan bahwa pengetahuan
petugas malaria tergolong baik, dari dua belas petugas malaria yang ditanyakan tentang malaria keseluruhan petugas malaria mampu menjawab secara benar. Untuk
memperjelas pengetahuan petugas dapat dilihat pada matriks berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Kesimpulan Analisa Domain kepada Informan Perihal Pengetahuan dalam Penemuan dan Pengobatan Kasus Malaria di Puskesmas
Informan Kapusk
Pendapat Informan tentang pelatihan
Informan Petugas
Malaria Pusk
Pendapat informan tentang gejala klinis
malaria Pendapat
informan tentang
sosialisasi
Biru-Biru Ya. Walaupun saya masih
baru menduduki jabatan Kapusk namun saya yakin
kalau pelatihan tata laksana kasus malaria yang
diberikan oleh Dinkes Kab. Deli Serdang dapat
meningkatkan kinerja petugas malaria dalam
penemuan dan pengobatan kasus malaria.
Biru-Biru
“Gejala malaria itu demam menggigil
dan dilanjutkan pemeriksaan darah,
bila hasil positif maka diberi obat
malaria” Pernah, pada
tahun 2009 di Hotel
Pelangi , sebanyak 3
kali.
Galang Ya. Namun kiranya Dinkes
Kab. Deli Serdang mengadakan pelatihan
malaria setiap tahunnya agar petugas malaria
mendapat penyegaran tentang ilmu-ilmu baru
tentang program malaria. Galang
“Bila ada pasien dengan demam,
menggigil diteruskan
kepemeriksaan darah bila hasilnya positif
maka diberi obat ACT”
Pernah sebanyak 3
kali, informasi yg
diterima sangat jelas
Aras Kabu Iya, jelas menambah
pengetahuan petugas malaria, dimana petugas
lebih banyak mengetahui tentang program malaria
dan mendapat bimbingan dari pengelola program
malaria Dinkes Kab. Deli Serdang
Aras Kabu
“Gejalanya demam tinggi beberapa hari
kemudian dia menggigil dan
tangannya dingin lalu diperiksa
darahnya dengan mikroskopisRDT
bila positif diberi obat malaria.”
Pernah sebanyak 3
kali, informasi yg
diterima sangat jelas
Tanjung Rejo
Sepertinya begitu, sangat bermanfaat bagi petugas
malaria. Talun
Kenas Gejalanya demam
dan pusing, cara menegakkan
diagnosa dengan pemeriksaan darah
secara mikroskopisRDT,
bila terjadi positif maka diberikan obat
ACT + primaquin Pernah
dinkes melakukan
sosialisasi kepada
petugas malaria
setiap bulan di dinkes
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan pengetahuan petugas malaria puskesmas tentang malaria ini terjadi karena adanya pelatihan dan sosialisasi yang diberikan oleh Dinkes Kab. Deli
Serdang. Berdasarkan hasil wawancara kepada dua belas informan didapatkan bahwa keseluruhannya mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang penemuan dan
pengobatan kasus malaria. Meskipun secara frekuensi berbeda dari setiap informan, ada yang sudah mendapatkan 3 kali, ada yang dua kali setahun dan ada yang
perbulan. Akan tetapi secara prinsip petugas malaria puskesmas mendapat peningkatan pengetahuan tentang malaria melalui kegiatan pelatihan dan sosialisasi
dari dinas kesehatan. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan kepala puskesmas yang
menyatakan bahwa pelatihan dan sosialisasi yang diberikan kepada petugas malaria
dapat meningkatkan pengetahuan tentang malaria.
Berdasarkan informasi yang disampaikan kepala puskesmas, secara domain dapat diketahui bahwa pelatihan malaria pernah diadakan untuk petugas malaria, dan
pelatihan tersebut diyakini dapat meningkatkan pengetahuan petugas malaria. Selain itu kepala puskesmas juga kerap menugaskan petugas malaria untuk
mensosialisasikan kegiatan malaria, karena kegiatan malaria merupakan kegiatan rutin di puskesmas.
Proses teriangulasi sumber dilakukan langsung kepada petugas dan diperoleh hasil bahwa dua belas petugas malaria puskesmas memahami tentang penyakit
malaria. Peningkatan pengetahuan tersebut diperoleh melalui pelatihan dan sosialisasi yang dilakukan oleh dinas kesehatan. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan petugas malaria tergolong baik karena
Universitas Sumatera Utara
pemahaman yang jelas tentang malaria, dan pengetahuan tersebut dominan diperoleh dari pelatihan dan sosialisasi yang dilakukan dinas kesehatan.
4.2.1.2. Strategi
Perihal kegiatan strategi apa yang dapat diambil oleh informan dalam penemuan dan pengobatan kasus malaria di puskesmas dapat diketahui bahwa
pelaksanaan penemuan dan pengobatan kasus malaria merujuk pada Permenkes No. 5 Tahun 2013 tentang Tatalaksana Kasus Malaria. Semua kepala puskesmas
menegaskan strategi tersebut sebagai dasar pelaksanaan kegiatan penemuan dan pengobatan kasus malaria. Ini sesuai dengan pernyataan informan berikut ini :
Tabel 4.7. Kesimpulan Analisa Domain kepada Informan Perihal Strategi yang dipakai dalam Penemuan dan Pengobatan Kasus Malaria di Puskesmas
Tanggal wawan-
cara Informan
Kapusk Pendapat
Informan tentang strategi
Pendapat informan
tentang koordinasi lintas
Informan Petugas
Malaria Pusk
Pendapat informan
tentang koordinasi
lintas
22 Mei 2014
Biru-Biru Ya,
menyesuaikan Permenkes No.
5 Tahun 2013. Ada koordinasi
lintas program dan lintas
sektoral dilaksanakan
setiap bulan oleh petugas malaria.
Biru-Biru Ada setiap
bulan dilaksanakan
koordinasi lintas program
dan lintas sektoral
26 Mei 2014
Aras Kabu
Kami pakai strategi ANC
terpadu tetap sesuai dengan
Permenkes No. 5 Tahun 2013.
Ada, koordinasi dengan lintas
program dan sektoral , petugas
malaria yang melakukan
sosialisasi ke desa setiap bulan.
Aras Kabu
Ada, koordinasi
lintas program tiap bulan
dilaksanakan dan lintas
sektoral jarang
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Lanjutan
Tanggal wawan-
Cara Informan
Kapusk Pendapat
Informan tentang strategi
Pendapat informan
tentang koordinasi lintas
Informan Petugas
Malaria Pusk
Pendapat informan
tentang koordinasi
lintas
2 Juni 2014
Dalu X Ya, sesuai dengan
Permenkes No. 5 Tahun 2013
Ada koordinasi dengan lintas
program dan lintas sektoral
dilaksanakan setiap triwulan
oleh petugas malaria.
Dalu X Ada
koordinasi lintas
program dan lintas
sektoral dilaksanakan
triwulan dalam
peningkatan penemuan
kasus malaria
6 Juni 2014
Tanjung Rejo
Ia sesuai dengan permenkes, kan
itu yang dianjurkan oleh
dinkes. Koordinasi
dengan lintas program dan
lintas sektoral sangat baik
dilaksanakan tiap bulan oleh
petugas malaria Tanjung
Rejo Ada,tiap
bulan dilaksanakan
koordinasi lintas
program dan lintas
sektoral dalam
pelaksanaan program
malaria.
Secara strategi, pelaksanaan penemuan dan pengobatan kasus malaria di dinas
kesehatan sudah memiliki panduan yang sama dalam bekerja, sehingga pengkoordiniran dan pelaksanaannya akan dapat sejalan di seluruh puskesmas karena
sudah menjadi keharusan yang telah disepakati. Selain itu strategi yang secara pokok dijalankan dalam penemuan dan
pengobatan kasus malaria menggunakan pendekatan lintas program dan lintas
Universitas Sumatera Utara
sektoral dalam pelaksanaanya diwilayah kerja masing-masing. Dari dua belas kepala puskesmas dan dua belas petugas malaria, semuanya menerapkan strategi ini dalam
meningkatkan kinerja penemuan dan pengobatan kasus malaria di puskesmas. Berdasarkan wawancara yang diperoleh bahwa strategi yang digunakan di
puskesmas dalam penemuan dan pengobatan kasus malaria merujuk pada strategi yang diterapkan oleh dinas kesehatan. Dinas kesehatan menentukan strategi tersebut
berdasarkan Permenkes No. 5 Tahun 2013 tentang Tatalaksana Kasus Malaria yang telah disepakati oleh Dinkes Propinsi. Kesamaan sumber tersebut menunjukkan
bahwa strategi yang dijalankan sudah sejalan di semua puskesms. Salah satu bentuknya adalah dengan membangun koordinasi lintas program dan lintas sektoral
antar pemerintah dengan pihak lain yang ada di daerah masing-masing. Triangulasi sumber yang dilakukan terhadap petugas malaria juga
menunjukkan bahwa apa yang dilakukan oleh petugas malaria saat ini dalam menjalankan operasional sudah sesuai dan sejalan dengan apa yang diinginkan oleh
dinas kesehatan. Artinya petugas malaria memiliki kesamaan arah dan operasionalisasi karena berasal dari satu sumber.
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan oleh petugas malaria tergolong baik. Ini dapat diindikasikan dari kesamaan arah
petugas malaria yang bertugas di lapangan yang mengacu pada apa yang diinginkan oleh dinas kesehatan. Selain itu, koordinasi lintas program dan lintas sektoral yang
dilakukan merupakan salah satu strategi yang cukup baik dalam mensinergikan gerakan masyarakat dalam pemberantasan malaria.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.3. SaranaPrasarana
Perihal saranaprasarana oleh informan dalam penemuan dan pengobatan kasus malaria di puskesmas dapat diketahui bahwa dari dua belas puskesmas,
Sepuluh puskesmas menyatakan bahwa saranaprasaran dalam penemuan dan pengobatan kasus malaria tergolong masih cukup. Hanya dua puskesmas yang
mengalami kekurangan sarana berupa alat mikroskop, yaitu puskesmas Karang Anyar dan puskesmas Pantai Labu petugas mikroskopnya sudah pindah. Pernyataan tersebut
sejalan dengan pernyataan informan berikut ini :
Tabel 4.8. Kesimpulan Analisa Domain kepada Informan Perihal SaranaPrasarana dalam Penemuan dan Pengobatan Kasus Malaria di
Puskesmas
Informan Kepala
Puskesmas Pendapat Informan
Informan Petugas
Malaria Puskesmas
Pendapat Informan
Karang Anyar
Stock obat dan reagensia malaria cukup untuk tahun
2014, tapi mikroskop kami rusak sehingga petugas kami
harus menumpang untuk memeriksa sediaan darah.
Karang Anyar
Alat mikroskop kami tidak ada sedangkan reagensia
dan obat malaria masih cukup.
Biru-Biru Stock obat dan reagensia
malaria masih cukup. Biru-Biru
Alat, reagensia dan obat malaria stocknya masih
cukup untuk menunjang penemuan dan
pengobatan kasus malaria
Pantai Labu Stock obat dan reagensia
malaria masih cukup. Pantai Labu
ReagensiaRDT dan obat malaria masih cukup
diberikan oleh Dinkes Kab. Deli Serdang.
Kota Datar Stock obat dan reagensia
malaria masih cukup Kota Datar
Alat, reagensia dan obat malaria stocknya masih
cukup untuk menunjang penemuan dan
pengobatan kasus malaria
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh kepala puskesmas, secara domain dapat diketahui bahwa saranaprasarana yang tersedia di puskesmas
tergolong cukup meskipun ada dua puskesmas yang mengalami tidak adanya alat mikroskop di puskesmas Karang Anyar dan di puskesmas Pantai Labu tidak
tersedianya tenaga analis karena telah pindah tugas, dan belum mendapat solusi dari dinkes Kab. Deli Serdang. Adanya bantuan dana internasional dalam program malaria
menjadi pendukung yang mencukupkan saranaprasarana di puskesmas selama ini, dimana semestinya pemerintah daerah harus mampu mencukupi saranaprasarana
bagi puskesmas karena bantuan dana internasional bersifat sementara. Proses teriangulasi sumber dilakukan langsung kepada petugas malaria dan
diperoleh hasil bahwa sepuluh petugas malaria di puskesmas menyatakan bahwa sarana yang dimiliki oleh puskesmas dalam penemuan dan pengobatan kasus malaria
tergolong cukup tersedia di puskesmas. Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka dapat disimpulkan bahwa saranaprasarana yang tersedia di puskesmas tergolong
cukup untuk kegiatan penemuan dan pengobatan kasus malaria di puskesmas endemis malaria.
4.3. Kinerja Petugas Malaria