2.2. Kuman Tuberkulosis
M. tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk spora, dan termasuk bakteri aerob. Mycobacteria dapat diberi
pewarnaan seperti bakteri lainnya, misalnya dengan Pewarnaan Gram. Namun, sekali mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut
tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu, maka mycobacteria disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa mikroorganisme lain yang juga
memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies Nocardia, Rhodococcus, Legionella micdadei, dan protozoa Isospora dan Cryptosporidium. Pada dinding sel
mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga
mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan
patogen, menjadikan M. tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofaga. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam
pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam BTA, kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup
beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
Jawetz, 2007.
2.3 International Standards of Tuberculosis Care ISTC
2.3.1 Pendahuluan
ISTC merupakan standar yang didukung oleh beberapa organisasi penting di dunia seperti WHO, Dutch Tuberculosis Foundation KNCV, American Thoracic
Society ATS, International Union Against Tuberculosis and Lung Disease, US Centers for Disease Control and Prevention CDC, Stop TB Partnership, Indian
Medical Association dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Tujuan
ISTC bertujuan untuk mendeskripsi suatu standar pelayanan ayng diterima secara menyeluruh oleh tenaga medis di berbagai tingkat, baik pemerintahan maupun
swasta sewajarnya melaksanakan manajemen pasien yang dicurigai atau dipastikan menghidapi tuberkulosis. ISTC ini juga berperan untuk memfasilitasi
hubungan kerjasama yang efektif antar provider dalam memberikan pelayanan bermutu tinggi kepada pasien tuberkulosis tanpa mengira usia, BTA positif atau
negative, tuberkulosis ekstra paru, multiple-drug resistant atau tuberkulosis yang ko-infeksi dengan HIV.
Standar ini juga bertujuan untuk saling melengkapi guideline yang sedia ada. Di samping itu, ISTC penting untuk melengkapi program local atau nasional sesuai
dengan rekomendasi WHO. Tambahan, standar ini tidak untuk menggantikan guideline. Secara keseluruhan, ISTC mempunyai total 17 standar yang terdiri atas
6 standar diagnosis, 9 standar terapi dan 2 standar tanggung jawab kesehatan masyarakat.
2.3.3 Standar Diagnosis
Standar pertama menyatakan bahwa setiap individu dengan batuk produktif selama 2 – 3 minggu atau lebih yang tidak dapat dipastikan penyebabnya harus
dievaluasi untuk tuberkulosis. Standar kedua menyatakan bahwa semua pasien yang diduga penderita TB paru
dewasa, remaja, dan anak-anak yang dapat mengeluarkan dahak harus menjalani pemeriksaan sputum secara mikroskopis sekurang-kurangnya 2 kali dan sebaiknya
3 kali. Bila memungkinkan minimal 1 kali pemeriksaan berasal dari pagi hari. Standar ketiga menyatakan bahwa semua pasien yang diduga penderita TB
ekstraparu dewasa, remaja dan anak harus menjalani pemeriksaan bahan yang didapat dari kelainan yang dicurigai. Bila tersedia fasilitas dan sumber daya, juga
harus dilakukan biakan dan pemeriksaan histopatologi.
Universitas Sumatera Utara
Standar keempat menyatakan bahwa semua individu dengan foto toraks yang mencurigakan kearah tuberkulosis harus menjalani pemeriksaan dahak secara
mikrobiologi. Standar kelima menyatakan bahwa diagnosis tuberkulosis paru, BTA negative
harus berdasarkan criteria berikut: Negatif paling kurang pada 3 kali pemeriksaan termasuk minimal 1 kali terhadap dahak pagi hari; foto thoraks menunjukkan
kelainan tuberkulosis; tidak ada respon terhadap antibiotik spectrum luas; bila ada fasilitas pada kasus tersebut harus dilakukan pemeriksaan biakan; pada pasien
dengan atau diduga HIV, evaluasi diagnotik harus disegerakan. Standar keenam menyatakan bahwa diagnosis tuberkulosis intratoraks pada anak
dengan BTA negative berdasarkan foto toraks yang sesuai dengan tuberkulosis dan terdapat riwayat kontak atau uji tuberculin interferon gamma release assay
positif. Pada pasien demikian bila ada fasilitas harus dilakukan pemeriksaan biakan dari bahan yang berasal dari batuk, bilasan lambung atau induksi sputum.
2.3.4 Standar Pengobatan