Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perdagangan bebas yang telah diterapkan di Indonesia mengharuskan industri- industri yang besar maupun yang kecil depat meningkatkan kompeten usahanya agar dapat bersaing dan bertahan di persaingan yang ketat di dunia usaha. Komponen yang ada di perusahaan dimaksimalkan untuk mencapai tujuan. Dan tidak terkecuali karyawan yang menjadi asset penting perusahaan. Perusahaan yang dinamis membutuhkan karyawan yang dinamis membutuhkan karyawan yang kompeten dalam bidangnya. Kinerja karyawan sangat dibutuhkan perusahaan dalam mendukung kinerja perusahaan. Kinerja karyawan merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun kelompok. Menurut Mathis dan Jackson 2000:17 kinerja suatu organisasi dapat dilihat dari efektif produk tersebut dan bagaimana pelayanan organisasi dan diteruskan kepada pelanggan. Oleh karena itu kinerja yang maksimal dari setiap karyawan diperlukan dalam suatu perusahaan mengingat produk yang dihasilkan adalah berupa kepuasan pelanggan juga merupakan hal utama bagi perusahaan. Bisnis yang dinamis membutuhkan karyawan yang kompeten dalam bidangnya. Salah satu kompetensi yang wajib dikembangkan oleh setiap perusahaan adalah kompetensi kreativitas dan inovasi. Melalui karyawan yang kreatif dan inovatif, perusahaan dapat menciptakan ide-ide cemerlang tentang produk dan jasa Universitas Sumatera Utara yang terbaik. Manusia yang kreatif mempunyai inisiatif yang tinggi dalam merubah suatu kondisi kearah yang lebih baik dan menguntungkan perusahaan. Kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk berimaginasi dan menghasilkan ide-ide baru dengan mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan ide-ide yang sudah ada dengan cara yang belum dipikirkan sebelumnya. Ide-ide kreatif yang kemudian diproses melalui beberapa tahapan sehingga menghasilkan produk atau jasa atau model bisnis disebut inovasi Zimmerer 2008:57 Kreativitas tidak hanya sekedar keberuntungan tetapi merupakan kerja keras yang disadari. Kegagalan bagi orang yang kreatif hanyalah merupakan variabel pengganggu untuk keberhasilan. Dia akan mencoba lagi, dan mencoba lagi hingga berhasil. Orang yang kreatif menggunakan pengetahuan yang kita semua memilikinya dan membuat lompatan yang memungkinkan, mereka memandang segala sesuatu dengan cara-cara yang baru dalam buku Revolusi Cara Belajar mengatakan bahwa ,” Gordon Dryden 2000: 185 Suatu ide adalah kombinasi baru dari unsur-unsur lama. Tidak ada elemen baru yang ada hanyalah kombinasi-kombinasi baru.” www.pascaldaddy512.wordpress.com. Kreativitas memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia. Salah satu kendala konseptual utama terhadap studi kreativitas adalah pengertian kreativitas sebagai sifat yang diturunkandiwariskan oleh orang yang berbakat luar biasa atau genius. www.pascaldaddy512.wordpress.com kreativitas, disamping bermakna baik untuk pengembangan diri maupun untuk pembangunan masyarakat juga merupakan salah Universitas Sumatera Utara satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia. Salah satu kunci meningkatkan daya saing dalam suatu perusahaan adalah mendorong laju inovasi sebuah perusahaan agar bisa bersaing, baik di tingkat lokal, nasional, dan lingkungan global. Tetapi pernyataan teoritis tersebut tidaklah mudah diterapkan di tingkatan empiris. Inovasi bukanlah sesuatu yang sederhana dan juga bukan suatu yang bisa diperoleh dengan mudah oleh setiap organisasi yang mempunyai gejala yang sama yaitu rendahnya daya saing. Usaha-usaha yang memproduksi furniture dan kerajinan rotan merupakan salah satu bentuk UKM Usaha Kecil Menengah. Namun dalam menjalankan usaha rotan tersebut, saat ini para pengrajin rotan dihadapkan pada beberapa masalah. Pada tahun 2008 lalu, Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia AMKRI melaporkan setidaknya 144 perusahaan pengolahan rotan dari 426 unit usaha di sentra industri pengolahan rotan terbesar Cirebon, Jawa Barat bangkrut dan menjual seluruh asetnya akibat kesulitan mendapatkan pasok bahan baku rotan dari Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera Zakyalhamzah.blogspot.com. Agar industri dan perdagangan mebel atau furniture bisa bersaing di pasar global melibatkan tiga faktor yang saling bersinergi dan melengkapi. Ketiga faktor tersebut adalah sumber daya alam atau bahan baku kayu yang terjaga kontinuitas ketersediaan dan kualitasnya, perajin yang kreatif dan inovatif serta mampu menghasilkan berbagai model berkualitas dan ramah pasar, serta industriawan termasuk buyer yang mampu menjadi mediator pengembangan usaha dan pemasaran. Universitas Sumatera Utara Kemerosotan di sektor pengolahan rotan terlihat sejak 3 tahun terakhir, dari tahun 2005 pengrajin rotan mengalami kenaikan biaya produksi akibat kekurangan bahan baku, hal ini akibat kebijakan ekspor rotan mentah yang membuat petani lebih memilih menjual bahan baku ke Cina dan Vietnam www.bi.go.id. Kekurangan bahan baku semakin menyulitkan pengrajin rotan karena adanya tindakan penyelundupan rotan ke Malaysia, Vietnam, dan Cina. Akibat tingginya volume bahan baku rotan yang mengalir ke luar negeri seperti Malaysia, Vietnam dan Cina membuat produksi furniture di negara tetangga tersebut semakin besar. Hal itu berimbas pada persaingan harga mebel rotan di pasar internasional serta semakin rendahnya kualitas produk furniture. Menurunnya daya saing produk furniture rotan Indonesia di pasar dunia, padahal Indonesia merupakan pemasok terbesar rotan dunia. Seiring dengan kelangkaan bahan baku rotan saat ini, maka kreativitas bagi karyawan sangat di butuhkan agar industri rotan tersebut tetap eksis di pasar. Untuk menghasilkan produk seperti yang diinginkan pelanggan diperlukan kreativitas dan inovasi bagi karyawan untuk memunculkan idi-ide mereka seperti melakukan inovasi terhadap produk rotan dengan kombinasi produk yang berbeda-beda yang belum pernah ada sebelumnya. Jajaran pengrajin rotan di sepanjang Jalan Gatot Subroto, Medan yang dulu ramai kini satu per satu sudah gulung tikar. Para pengrajin mengaku sekarang ini kesulitan mendapatkan bahan baku. Selain itu, kurangnya modal pun menjadi persoalan klasik bagi para pengrajin untuk mampu mengembangkan usahanya. Kerajinan rotan sendiri cukup meningkat di tahun 1990-an. Para pengrajin di jalan Gatot Subroto juga terbilang cukup ramai bermain di bisnis ini. Para pengrajin Universitas Sumatera Utara mengaku selain kesulitan bahan baku, pemasaran menjadi terhambat akibat krisis global saat ini. Kemerosotan ini juga dapat dilihat dari persaingan yang semakin ketat di dunia furniture. Barang impor yang memiliki kualitas yang lebih tinggi dan harga yang lebih terjangkau dan bersaing. Selain itu, terdapat barang furniture yang terbuat selain dari rotan seperti dari kayu, akar dan sebagainya. Tabel 1.1 menggambarkan jumlah karyawan pengrajin dan non pengrajin pada usaha rotan yang ada di sepanjang JL. Gatot Subroto Medan. Tabel 1.1 Jumlah karyawan pengrajin dan non pengrajin No Nama Usaha Jumlah karyawan Jumlah Pengrajin Non Pengrajin 1. Lestari Rattan and Furniture 6 2 8 2. Mulia Rattan 7 2 9 3. Subayak Rattan 7 1 8 4. Sejahtera Rattan 7 2 9 5. Pancur Simalem Rattan 6 2 8 6. Afika Rattan 6 1 7 7. Mimin Rattan 5 1 6 8. Alsha Rattan 6 2 8 9. Ridha Rattan 7 2 9 10. Kasdani Rattan 5 1 6 11. Marbun Rattan 6 2 8 12 Karya Rattan 5 1 6 Jumlah 73 19 92 Sumber : Pengusaha rotan di Jl. Gatot Subroto Tabel 1.1 menunjukkan jumlah karyawan pengrajin di usaha rotan di sepanjang Jl. Gatot Subroto lebih banyak jika dibandingkan dengan karyawan non pengrajin. Berdasarkan latar belakang yang ada, maka penulis tertarik untuk menulis penelitian yang berjudul ”Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Usaha Pengrajin Rotan di Lingkungan Jalan Gatot Subroto Medan. Universitas Sumatera Utara

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perumusan masalah pada