Pengaruh Positioning dan Inovasi Terhadap Keputusan Pembelian Toyota Agya di AUTO2000 Gatot Subroto Medan

(1)

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian Responden yang terhormat,

Saya adalah mahasiswa program studi Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara yang sedang menyusun penelitian berjudul “PengaruhPositioning dan Inovasi Terhadap Keputusan Pembelian Toyota Agya di AUTO2000 Gatot Subroto Medan”. Oleh karena itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner penelitian ini dengan baik. Atas kesediaan Bapak/Ibu Saya ucapkan terima kasih.

I. Identitas Responden

No responden : ... (diisi oleh peneliti)

Jenis kelamin : Pria Wanita

Usia : 21–25 Tahun

26–30 Tahun 31–35 Tahun 36–40 Tahun 41–45 Tahun

Pendidikan terakhir (yang sedang berlangsung saat ini) :

SMP/SMA D3

S1 S2/S3

Pekerjaan :

Mahasiswa Peg. Swasta

Peg. Negeri Wiraswasta


(2)

Kisaran penghasilan Anda dalam satu bulan : ≤ Rp. 1.000.000

Rp. 1.000.001–Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.001–Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.001–Rp. 7.000.000 Rp. 7.000.001- Rp. 9.000.000 ≥ Rp. 9.000.001

II. Petunjuk Pengisian

Berilah tanda checklist (√) pada pilihan pertanyaan yang anda anggap paling sesuai. Setiap responden diharapkan hanya memilih 1 jawaban.

Keterangan ; SS : Sangat Setuju S : Setuju

N : Cukup Setuju TS : Tidak Setuju


(3)

Lampiran 2

Jawaban Angket Uji CobaPositioning(X1)

No. P1 P2 P3 P4 P5 P6

1. 3 3 4 4 4 3

2. 3 3 4 4 3 3

3. 3 4 3 5 4 3

4. 5 5 5 4 5 5

5. 4 5 4 4 5 5

6. 5 5 5 5 4 4

7. 3 4 4 4 3 3

8. 4 5 5 5 5 4

9. 3 3 4 4 3 4

10. 4 4 4 5 4 5

11. 4 3 4 4 3 4

12. 5 4 5 5 4 5

13. 3 3 4 4 3 4

14. 4 3 4 4 3 3

15. 5 4 4 4 5 5

16. 5 5 5 5 4 4

17. 4 4 4 3 3 3

18. 5 4 5 5 4 4

19. 3 4 3 3 5 4

20. 5 5 5 4 4 5

21. 4 3 4 3 4 4

22. 3 4 4 4 5 3

23. 3 4 4 4 3 3

24. 4 5 5 5 5 4

25. 4 4 5 5 4 4

26. 4 3 3 4 3 4

27. 4 4 4 3 3 3

28. 5 5 5 5 4 4

29. 4 3 3 4 3 3


(4)

Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas VariabelPositioning

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

.833 6

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 20.20 7.476 .656 .795

P2 20.20 7.200 .734 .777

P3 20.00 8.069 .640 .800

P4 20.00 8.759 .438 .836

P5 20.30 7.803 .552 .817


(5)

Lampiran 3

Jawaban Angket Uji Coba Inovasi (X2)

No. P1 P2 P3 P4 P5 P6

1. 4 3 4 4 3 4

2. 5 4 5 5 4 4

3. 4 3 4 4 3 4

4. 3 3 3 3 4 3

5. 4 4 4 4 5 4

6. 4 5 4 4 3 3

7. 5 4 5 4 5 4

8. 5 5 4 5 4 5

9. 3 4 3 4 3 4

10. 4 4 4 2 4 4

11. 5 4 5 5 4 4

12. 5 4 4 4 3 3

13. 4 4 4 3 3 3

14. 4 5 4 5 4 4

15. 3 4 5 2 3 4

16. 3 4 3 4 3 4

17. 4 4 5 5 5 5

18. 4 3 4 3 4 5

19. 4 4 4 5 5 4

20. 4 4 4 4 2 4

21. 4 3 4 4 3 4

22. 3 4 4 4 3 4

23. 5 5 5 5 5 5

24. 4 4 5 4 3 5

25. 4 3 4 5 2 4

26. 4 5 4 5 5 5

27. 3 4 4 4 3 3

28. 4 3 4 3 3 4

29. 5 4 4 4 5 5


(6)

Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Variabel Inovasi

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

.726 6

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 19.77 6.047 .571 .659

P2 19.87 6.602 .414 .701

P3 19.67 6.713 .450 .695

P4 19.77 5.771 .460 .690

P5 20.13 5.361 .506 .677


(7)

Lampipran 4

Jawaban Angket Uji Coba Keputusan Pembelian (Y)

No. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

1. 3 3 4 4 5 4 4 3

2. 4 4 5 5 5 5 3 4

3. 3 3 4 3 4 4 3 3

4. 3 3 4 4 4 4 4 3

5. 3 3 3 3 3 3 3 3

6. 4 4 4 4 5 5 4 4

7. 4 3 4 4 5 5 5 3

8. 4 4 4 4 4 4 4 4

9. 4 3 4 4 4 4 4 3

10. 3 3 3 3 3 3 3 3

11. 3 3 4 4 4 4 3 3

12. 3 3 3 3 3 3 3 3

13. 4 3 4 5 5 5 5 4

14. 5 4 3 5 5 3 5 5

15. 3 3 3 3 3 3 3 3

16. 4 4 4 4 4 4 4 4

17. 5 5 5 5 3 4 5 3

18. 4 4 4 4 4 4 4 4

19. 5 5 3 5 5 4 3 5

20. 3 3 3 3 3 3 3 3

21. 4 3 5 5 5 4 4 3

22. 2 1 4 4 4 4 4 2

23. 4 3 5 4 4 4 4 3

24. 3 3 3 3 3 3 3 3

25. 3 3 3 3 3 3 3 3

26. 5 5 4 5 4 4 5 3

27. 4 3 4 4 4 4 4 3

28. 4 4 4 4 4 4 4 4

29. 4 4 4 4 4 4 4 3


(8)

Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

.879 8

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 26.03 13.137 .807 .845

P2 26.30 14.217 .533 .877

P3 25.90 15.128 .499 .877

P4 25.77 12.944 .875 .838

P5 25.73 13.720 .678 .860

P6 25.87 14.533 .647 .863

P7 25.93 14.271 .609 .867


(9)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Barczak, G dan K.B. Kahn. 2007. Verivication and Validation of an NPD Best Practis Framework, paper presented at 14th International Product Development Management Conference, Porto

Dhewanto, Wawan dkk. 2014.Manajemen Inovasi–Peluang Sukses Menghadapi Perubahan.Yogyakarta. Penerbit Andi

Ghozali, Imam, 2005,Aplikasi Analisis Multivariat dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Hasan, Ali. 2013. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta. CAPS ( Center for Academic Publishing Service)

Kotler, Philip. 2007.Prinsip-Prinsip Pemasaran.Jakarta: Erlangga 2009.Manajemen Pemasaran. Jakarta. Penerbit Erlangga

Rumelt, P. Richard. 2015. Good Strategy/Bad Strategy. Jakarta. Kepustakaan Populer Gramedia.

Slamet, Franky dkk. 2014.Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta. Penerbit Indeks Sungadji, Mamang dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis

Disertai Himpunan Jurnal Penelitian.Yogyakarta. Penerbit Andi

Sugiyono (2010). “Manajemen Pemasaran-Metode Penelitian Bisnis”. Bandung: Alfabeta.

. 2011.Statistika untuk Penelitian(Cetakan ke-14).Bandung: Alfabeta.

Sangadji dan Sopiah. 2010. Metode Penelitian-Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta. Penerbit Andi

Winardi. 1991. Marketing dan Perilaku Konsumen. Bandung. Penerbit Mandar Maju


(10)

Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.Jakarta. Penerbit Prenadamedia Group

Jurnal dan Skripsi : Jurnal :

Umaternate, M.I. Maulana dkk. 2014. Promosi, Harga dan Inovasi Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Futsal NIKE di TOKO AKBAR ALI SPORT MANADO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal EMBA Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal. 1381-1392

Skripsi :

Susanto, Agus. 2013. Pengaruh Promosi, Harga, dan Inovasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian pada Batik Tulis Karangmlati Demak. Semarang: Juurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

Mustain, Laely Hasma. 2012. Analisis Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Pembelian pada Konsumen Starbucks Coffee di Makassar. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar.

Oktaviani Renita. 2015. Pengaruh Strategi Diferensiasi, Promosi, dan Positioning Terhadap Keputusan Konsumen dalam Membeli ProdukPure It Unilever (Studi pada Pelanggan Carrefour Mall Panakukang Makassar). Makassar: Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar

Razak Syahrul. 2014. Analisis Strategi Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Rokok di Makassar (Studi Kasus pada Sampoerna A-Mild). Makassar: Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar


(11)

Sumber Internet :

http://www.kemenperin.go.id/, diakses pada tanggal 08 Desember 2015

http://auto2000.co.id/page/sekilas_auto2000, diakses pada tanggal 08 Desember 2015

http://singindo.com/2015/01/27/lcgc-terlaris-di-indonesia-tahun-2014/, diakses pada tanggal 08 Desember 2015

http://ayuukawaii.blogspot.co.id/2010/02/uji-validitas-dan-reliabilitas.html, diakses pada tanggal 14 Desember 2015

http://dataolah.blogspot.co.id/2012/03/uji-validitas-dan-reliabilitas.html, diakses pada tanggal 15 Desember 2015

http://kentangtahu.blogspot.co.id/2012/06/snowball-sampling.html, diakses pada tanggal 14 Maret 2016

http://otomotif.news.viva.co.id/news/read/627496-daftar-mobil-murah-terlaris-selama-april-2015, diakses pada tanggal 23 April 2016


(12)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif memandang tingkah laku manusia dapat diramal dan realitas sosial; objektif dapat diukur (Yusuf:2014). Penggunaan penelitian kuantitatif dengan instrument yang valid dan reliabel serta analisis statistik yang sesuai dan tepat dapat membuat hasil penelitian yang dicapai tidak menyimpang dari kondisi yang sesungguhnya.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada AUTO2000 yang terletak di Jalan Gatot Subroto No. 220 Medan. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini, populasi yang diambil adalah konsumen yang sudah melakukan pembelian mobil Toyota Agya sebanyak 210 pembeli.

3.3.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011 : 62) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam menetapkan besarnya


(13)

sampel dalam penelitian ini didasarkan pada perhitungan yang dikemukakan oleh Slovin sebagai berikut :

n= N

1 +Ne2

Keterangan :

n : jumlah sampel N : jumlah populasi

e : nilai kritis ( presentase tingkat kesalahan yang ditoleransi adalah 10% Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah :

n = 210 1 + 210 (0,1)2

= 67,74

Maka dengan demikian jumlah sampel yang diambil adalah sebesar 68, untuk memudahkan penelitian sampel yang diambil sebanyak 70 orang.

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini secara non probabilitas sampling,meliputi:

1. Snowball Sampling, yaitu suatu penarikan sampel yang dilakukan secara berantai (multi level) kepada konsumen yang memiliki Toyota Agya.

2. Purposive Sampling, Teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan/kriteria-kriteria tertentu.


(14)

3.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2011:86). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ha : Terdapat pengaruhpositioningdan inovasi terhadap keputusan pembelian konsumen.

2. Ho : Tidak terdapat pengaruh positioningdan inovasi terhadap keputusan pembelian konsumen.

3.5. Definisi Konsep

Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan difinisi dari konsep yang dipergunakan, yaitu :

1. Positioning, menurut Kotler dan Keller (2009:262) positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan agar mendapatkan tempat khusus dalam pikiran pasar sasaran.

2. Inovasi produk, pengertian inovasi menurut Kotler dan Keller (2009) adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang.

3. Keputusan pembelian, menurut Peter dan Olson (Sungadji:2013) pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah proses pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran.

3.6. Definisi Operasional

Adapun variabel penelitian beserta definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


(15)

Tabel 3.1.

Tabel Definisi Operasional

No Variabel Indikator Definisi Operasional

1.

Positioning ( X1)

1. Atribut Produk

posisi produk dirancang dengan menonjolkan satu atau beberapa atribut

featurescustomer

benefits yang

dihubungkan dengan merek.

2. Harga dan kualitas

posisi produk dirancang dengan menggunakan harga dan kualitas yang paling rendah sampai paling tinggi

3. Manfaat

dirancang berdasarkan manfaat serta kenyamanan dan kemampuan yang beraneka ragam

2. Inovasi ( X2)

1. Produk baru bagi dunia

dimana produk sejenis belum pernah dibuat oleh pihak lain

2. Perbaikan dan revisi produk yang telah ada

produk baru yang memberikan kinerja yang lebih baik

3. Tambahan pada lini produk yang telah ada

produk baru yang menambah produk perusahaan yang telah mantap sehingga produk menjadi lebih beragam sehingga memunculkan


(16)

3.

Keputusan Pembelian

( Y )

1. Demografi

meliputi ciri-ciri individual seperti jenis kelamin, usia, pendapatan, dan pekerjaan.

2. Persepsi

merupakan proses masukan informasi untuk menghasilkan makna.

3. Peran dan pengaruh keluarga

kebiasaan yang diterapkan keluarga sejak kecil.

4. Budaya dan subbudaya

bagaimana seseorang membeli dan menggunakan produk

Sumber: Data diolah peneliti

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data, informasi, keterangan-keterangan serta fakta-fakta yang dibutuhkan untuk penelitian ini, maka dilakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data Primer (Primary Data)

Pengumpulan Data Primer (Primary Data) yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu dilakukan dengan menggunakan :

a. Kuesioner (Angket)

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dibuat oleh peneliti berdasarkan indikator-indikator dari variabel penelitian.


(17)

b. Observasi ( Pengamatan)

Observasi dilakukan secara langsung di lokasi yang menjadi objek penelitian guna mendapatkan data primer.

2. Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data)

Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data), yaitu teknik pengumpulan data yang telah dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder untuk mendukung data primer. Penulis menggunakan cara untuk memperoleh data sekunder sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data yang diperoleh dari buku buku, karya ilmiah serta pemdapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki relevansi dengan masalah yang akan diteliti.

b. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada dilokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian.

3.8. Teknik Penentuan Skor

Untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka peneliti membutuhkan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yang digunakan dengan SkalaLikertuntuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang variabel penelitian. Dalam penelitian ini akan digunakan lima tipe alternatif jawaban yaitu sebagai berikut :


(18)

1. Untuk pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 2. Untuk pilihan jawaban Setuju (S) diberi skor 4

3. Untuk pilihan jawaban Netral (N) diberi skor 3

4. Untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

5. Untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

Untuk mengetahui kategori dari jawaban masing-masing variabel tersebut akan ditentukan dengan skala interval sebagai berikut :

Interval= skor tertinggi–skor terendah banyak bilangan

Interval = 5 - 1

5

= 0,75

Interval 0,75 dan dibulatkan menjadi 0,8

Dengan interval 0,8 maka kategori jawaban responden masing-masing variabel dapat diklasifikan sebagai berikut :

1. Skor untuk kategori sangat baik : 4,21–5,00 2. Skor untuk kategori baik : 3,41–4,20 3. Skor untuk kategori cukup : 2,61–3,40

4. Skor untuk kategori kurang : 1,81–2,60 5. Skor untuk kategori sangat kurang : 1,00–1,80

Dari hasil pembagian tersebut, maka akan dapat diketahui jawaban responden termasuk dalam kategori mana.


(19)

3.9. Teknik Anal Teknik analis merupakan suatu peng dihitung dengan jumla 3.9.1. Uji Validitas

Menguji vali suatu instrument se penguraian validitas, maka suatu item instr data yang tidak valid, instrumen.

Kriteria dalam menent Jika rhitung > rtabel m Jika rhitung < rtabel m

3.9.2. Uji Reliabili

Uji realibilit penggunaannya. Instrum

beberapa kali untuk sama, atau jika jawa stabil dari waktu ke w

alisis Data

lisis yang digunakan adalah teknik analisis data pengukuran yang digunakan dalam suatu peneli lah satuan tertentu atau dinyatakan dengan angka tas

aliditas berarti menguji sejauh mana ketepatan sebagai alat ukur variabel penelitian. Dal s, digunakan alat bantu software statistc. Jika

nstrumen yang diuji korelasinya valid. Sebalikny lid, maka data tersebut akan dikeluarkan ata

nentukan validitas suatu kuisioner adalah sebaga l maka Ho ditolak dan Ha diterima (signifikan) l maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak signif

ilitas

bilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya

nstrument yangreliable adalah instrument yang uk mengukur objek yang sama akan menghasi waban seseorang terhadap pertanyaan adalah waktu. Uji ini juga digunakan untuk mengeta

ta kuantitatif yang nelitian yang dapat

ka-angka.

an atau kebenaran alam melakukan

ka nilai sig α 0.05,

knya jika diperoleh atau dibuang dari

gai berikut: n).

nifikan).

ya ukuran dalam ng bila digunakan hasilkan data yang ah konsisten atau tahui sejauh mana


(20)

adanya kesesuaian antara sesuatu yang diukur dengan alat pengukuran yang dipakai. Tingkat reliabilitas suatu konstruk / variabel penelitian dapat dilihat dari hasil statistik Cronbach Alpha (α ). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilaicronbach alpha> 0,60 (Ghozali, 2005).

3.9.3. Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis yang digunakan untuk mengolah dan membahas data serta menguji hipotesis adalah dengan analisis regresi berganda. Teknik analisis berganda digunakan dalam penelitian ini karena penelitian tersebut memiliki dua variabel independen dan satu variabel dependen.

Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Dimana : Y = α + β 1X1 + β 2X2 +e

Y = Keputusan Pembelian

α = Konstanta

β 1, β 2 = Koefisien regresi

X1 = Positioning

X2 = Inovasi

e = Standar Error

3.9.4. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data adalah dengan menggunakan Kolmogorov- Smirnov dimana kriteria ini untuk menentukan normal atau tidaknya data, dilihat dari nilai


(21)

probabilitasnya. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov (Asymp.Sig. (2-tailed)>0,05) maka data adalah normal.

2. Uji Multikolineritas

Multikolineritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen. Cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian ( Variance Inflasi Faktor/VIF), yang tidak melebihi 4 atau 5.

3. Uji Heterokedastisitas

Pada prinsipnya pengujian Heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terjadi gangguan yang berbeda dari suatu pengamatan. Untuk mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode formal yaitu melalui pendekatan grafik.

3.9.5. Uji Hipotesis 1. Uji Parsial ( uji t )

Uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat. Apakah variabel

positioning (X₁) dan Inovasi (X₂) mempunyai pengaruh yang positif serta signifikan terhadap variabel terikat atau dependen variabel (Y) yaitu Keputusan Pembelian. Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis dengan tingkat (α ) = 0.05 ditentukan sebagai berikut:

a. T hitung > t table berarti H0 ditolak atau Ha diterima. b. T hitung≤ t table berarti H0 diterima atau Ha ditolak.


(22)

Uji t bisa dilihat pada tingkat signifikansinya yaitu:

a. Jika tingkat signifikan > 0.05 maka H0 diterima atau Ha ditolak. b. Jika tingkat signifikan≤ 0.05 maka H0 ditolak atau Ha diterima.

2. Uji Simultan ( Uji F )

Jika H₀: b₁= b₂= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu positioning dan inovasi terhadap keputusan pembelian. Sebaliknya jika H₀ : b₁ ≠ b₂ ≠ 0, artinya secara serentak

mempunyai pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel

terikat. Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis dengan tingkat signifikan (α ) =

0.05 ditentukan sebagai berikut:

a. Jika tingkat signifikan F hitung > 0.05 maka H0 diterima atau Ha ditolak. b. Jika tingkat signifikan F hitung≤ 0.05 maka H0 ditolak atau Ha diterima.

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas yaitu positioning dan inovasi dalam menerangkan variabel terikat yakni keputusan pembelian. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

a. Jika R2 berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R ≤ 1), maka variabel

bebas (X) memberikan secara keseluruhan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat (Y) .

b. Jika R2 = 0, maka kemampuan variabel bebas (X) dalam menjelaskan variabel terikat (Y) sangatlah terbatas.


(23)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Perusahaan

4.1.1. Sejarah Singkat AUTO2000 Gatot Subroto Medan

PT. Astra International Tbk AUTO2000 adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang pendistribusian mobil, service, dan suku cadang yang didirikan di Bandung pada tanggal 20 Februari 1957. Pada tanggal 11 Juli 1969 Pemerintah Negara Indonesia memberikan izin kepada perusahaan PT. Asra International Inc. yang merupakan induk dari perusahaan Astra group untuk menjadi agen tunggal kendaraan bermotor merek Toyota di wilayah Indonesia.

Pada pertengahan tahun 1970, PT. Astra International Inc. membentuk

division baru dalam perusahaan dengan nama Toyota Division dengan tugas khusus untuk mendistribusikan pemasaran kendaraan dengan merek Toyota. Pembentukan divisi ini didasarkan pada kenyataan bahwa perkembangan pemasaran kendaraan merek Toyota yang sangat pesat pada waktu itu disamping untuk meningkatkan pelayanan dan jangkauan pemasaran yang lebih luas kepada peminat kendaraan merek Toyota.

Pada tanggal 13 April 1971 didirikan sebuah perusahaan baru dengan nama PT. Toyota Astra Motor (PT.TAM) yang merupakan perusahaan patungan antara PT. Astra International Inc. dengan PT. Gaya Motor Indonesia yang bergerak dibidang perakitan kendaraan bermotor dari berbagai jenis dan merek PT. Toyota Astra Motor. Setelah PT. Toyota Astra Motor berdiri maka sistem agen tunggal kendaraan bermotor merek Toyota wilayah Indonesia mengalami


(24)

sekarang dialihkan pada PT. Toyota Astra Motor (PT. TAM) yang berdiri pada tanggal 1 Januari 1976 ynag berpusat di Jakarta.

PT. Astra International Tbk, Toyota Sales Operation atau yang lebih dikenal dengan nama AUTO2000, pertama kali didirikan pada tahun 1975 dengan nama PT. Astra Motor Sales yang berkantor pusat di Jl. Gaya motor No. 3 Sunter II Jakarta Utara. Pada tahun 1989 karena PT. Astra International Inc. akan go public, maka diadakan efisiensi. PT. Astra Motor merger dengan PT. Astra International Inc. pada tanggal 1 September 1989. PT. Toyota Astra Motor menjadi satu divisi Toyota Sales Operation yang dikenal dengan AUTO2000.

AUTO2000 bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa kendaraan merek Toyota. Penjualan kendaraan merek Toyota ditangani olehVehicle Division

yang berkantor pusat di Jakarta dan untuk seluruh cabang-cabang ditangani oleh Sales Departemen masing-masing cabanng. Untuk menjunjung penjualannya divisi ini juga menjual suku cadang asli kendaraan merek Toyota (ToyotaGenuine Part) yang ditangani langsung oleh masing-masing Part Departemen.

PT. Astra AUTO2000 Cabang Medan mulai beroperasi pada tanggal 1 Februari 1979 beralamat Jl. Sisingamangaraja No. 8 Medan dan Jl. Gatot Subroto Km. 5,5 No. 220 Medan, dimana Cabang Gatot Subroto merupakan penyalur tunggal suku cadang Toyota untuk di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat.

4.1.2. Visi dan Misi PT. Astra International Tbk. AUTO200

1. Visi :

a. Menjadi mitra usaha yang terpercaya bagi seluruhstakeholder.


(25)

2. Misi :

a. Memberikan fasilitas yang bertaraf Internasional untuk kepuasan pelanggan .

b. Memberikan pelayanan terbaik kepaa setiap pelanggan c. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman

4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan bagian yang menggambarkan tentang tugas dan tanggung jawab dari masing-masing personalia atau kelompok dalam mencapai tujuan. PT. Astra Interantional Tbk. AUTO2000 Cabang Medan dipimpin oleh seorang kepala cabang yang bertanggung jawab dan memegang wewenang tinggi untuk memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan cabang. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Cabang dibantu oleh beberapa kepala departemen. Setiap departemen memiliki anggota yang siap melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing.


(26)

GAMBAR 4.1

Struktur Organisasi PT. Astra International Tbk. AUTO2000 Medan Sumber : PT. Astra Interantional Tbk. Auto2000 Cabang Medan

Kepala Cabang

Kepala Penjualan Counter Sales

Salesman

Kepala Aministrasi

Kasir

Adm. Unit Adm. Bengkel

Am. Bahan PGA

CRC Kepala Bengkel

Infrastruktur

Booking Koordinator Foreman Foreman

Kepala Parts

Mekanik

THS PDI/PDC

Service Advisor

Operator Kepala Security


(27)

4.1.4. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian aktivitas kerja atau tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

1. Kepala Cabang

a. Menerapkan, mengatur, dan mengkoordinir pelaksana kegiatan disetiap departemen

b. Mengambil kebijakan-kebijakan tertentu sehubungan dengan kelancaran usaha

c. Membina hubungan baik dengan berbagai mitra usaha, baik di instansi pemerintahan maupun swasta

2. CRC (Customer Relation Coordinator)

Tugas dan fungsi CRC adalah mengelola segala aktivitas yang behubungan dengan informasi perusahaan dan menangani langsung hubungan perusahaan dengan customer, baik itu tentang informasi produk, keluhan dan juga permasalahan yang lain yang mengurangi kepuasan pelanggan. 3. Kepala Penjualan

a. Merencanakan, mengatur, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan penjualan.

b. Bertanggungjawab untuk meningkatkan jumlah unit barang yang dijual c. Mempersiapkan perkiraan anggaran penjualan

d. Mengoptimalkan ketersediaan barang yang dijual e. Menyusun anggaran produksi tahunan


(28)

4. Kepala Administrasi

a. Mengawasi pelaksanaan kegiatan administrasi dan keuangan perusahaan b. Membuat perkiraan dana yang dibutuhkan dan mendukung seluruh

aktivitas PT. Astra International Tbk.

c. Melakukan pembinaan dan pengembangan serta memberikan motivasi kepada bawahannya agar berkembang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

d. Menjaga dan memonitor penggunaan dan guna untuk menghindari penyalahgunaan.

5. Kepala Bengkel

a. Merencanakan dan mengatur jalannya operasional bengkel.

b. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kegiatan bengkel misalnya dalam kegiatan perbaikan danservice.

c. Meningkatkan mutu perbaikan danservice. 6. Instruktur Bengkel

Tugas dan fungsi instruktur bengkel adalah mengelola urusan bengkel secara intern

7. Foreman

Tugas dariforeman adalah membuat diagnosa atau analisis kerusakan pada mobil dan membagi tugas ke mekanik.

8. Mekanik

Tugas dari mekanik adalah memperbaiki kerusakan pada kendaraan pelanggan sesuai dengan petunjukforeman.


(29)

9. Service Advisor

a. Menerimacustomeryang akan meperbaiki kendaraan. b. Memberikan penjelasan atas pertanyaan pelanggan

c. Memberikan estimasi biaya perbaikan kendaraan pelanggan d. Melakukan pengecekan dan serah terima kendaraanservice 10. PDC

Tugas dari PDC adalah menerima yang dipesan dari gudang besar dan mengeluarkan mobil yang dipesan oleh customer

11. KepalaSparepart

Tugas dari kepala sparepart adalah mengelola dan mengawasi operasional dari berbagai sparepart, baik penjualan atau pendistribusian sparepart ke mekanik.

12. Counter Sales

Tugas dari Counter Sales adalah memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, baik pada saat berkunjung ke outlet maupun pada saat event-event khusus seperti seminar-seminar dan pameran untuk pemahaman produk.

13. Kasir

a. Menerima pembayaran dari pelanggan

b. Menghimpun seluruh tanda bukti secara teratur

c. Menyampaikan bukti-bukti pembayaran pada pencatatan pembukuan d. Membuat laporan mengenai uang kas yang diterima dan dipegang


(30)

e. Bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan, serta bertanggung jawab atas hal apabila terjadi kerugian yang ditimbulkan akibat kelalaian

4.2. Penyajian Data

4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan salah satu variabel yang diperhitungkan dalam suatu penelitian. Hal ini diperlukan dalam menjelaskan jawaban-jawaban pada kuisioner yang diberikan kepada responden. Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, domisili, dan pendapatan.

1. Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Pria 29 29%

2. Wanita 71 71%

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan tabel diatas, jumlah pembeli Toyota Agya lebih banyak wanita dibandingkan dengan pria. Hal ini menunjukkan bahwa Mobil Toyota Agya lebih diminati oleh wanita karena bentuknya yang ramping dan nyaman.


(31)

2. Usia

Tabel 4.2 Usia

No Usia Jumlah Persentase

1. 21–25 Tahun 10 10%

2. 26–30 Tahun 46 46%

3. 31–35 Tahun 16 16%

4. 36–40 Tahun 16 16%

5. 41–45 Tahun 12 12%

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas pembeli Toyota Agya adalah golongan dewasa yang berumur 26 – 30 tahun. Hal ini disebabkan karena pada kisaran umur 26 – 30 tahun masyarakat sudah berkeinginan dan mempunyai kemampuan yang cukup untuk memiliki kendaraan pribadi.

3. Pendidikan

Tabel 4.3 Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Persentase

1. SMP/SMA 12 12%

2. D3 21 21%

3. S1 50 50%

4. S2/S3 17 17%

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas pembeli mobil Toyota Agya memiliki pendidikan terkhir se-tingkat S1 dan dengan jumlah persentase sebesar 50%. Hal ini disebabkan karena pada rentang usia 26 – 30


(32)

tahun kebanyakan pendidikan terakhir mereka setingkat S1 dan sudah berkemampuan untuk membeli kendaraan pribadi.

4. Pekerjaan

Tabel 4.4 Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah Persentase

1. Mahasiswa 6 6%

2. Pegawai Negeri 4 4%

3. Pegawai Swasta 33 33%

4. Wiraswasta 47 47%

5. Lain-Lain 10 10%

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa responden paling banyak menjadi pembeli mobil Toyota Agya adalah pembeli yang berprofesi sebagai wiraswasta. Hal itu dapat disebabkan karena seseorang yang berprofesi sebagai wiraswasta memiliki pendapatan yang tidak tetap setiap bulannya, sehingga cocok memiliki mobil Toyota Agya yang harganya relatif terjangkau untuk kendaraan pribadi.

5. Pendapatan

Tabel 4.5 Pendapatan

No. Pendapatan Jumlah Persentase

1. ≤ Rp. 1.000.000 6 6%

2. Rp. 1.000.001–Rp. 3.000.000 13 13% 3. Rp. 3.000.001–Rp. 5.000.000 55 55% 4. Rp. 5.000.001–Rp. 7.000.000 11 11% 5. Rp. 7.000.001- Rp. 9.000.000 10 10%

6. ≥ Rp. 9.000.001 5 5%

Total 100 100%


(33)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pembeli mobil Toyota Agya mayoritas memiliki pendapatan dengan kisaran Rp 3.000.001 – Rp 5.000.000 dengan tingkat persentase sebesar 55%. Hal ini disebabkan karena kebanyakan pembeli Toyota Agya memiliki tingkat pendidikan terakhir S1 dan rentang gaji yang sesuai adalah kisaran Rp 3.000.001 – Rp 5.000.000. Seperti yang terlihat juga pada tabel diatas, ada sekitar 19% responden yang memiliki penghasilan dibawah Rp 3.000.000 yang memiliki Toyota Agya. Hal ini menunjukkan bahwa Toyota Agya memiliki segmentasi pasar yang dapat dijangkau oleh responden yang berpenghasilan RP 1.000.000–Rp 3.000.000

4.2.2. Penyajian Data Tentang Positioning pada mobil Toyota Agya

Untuk mengukur variabel positioning pada Mobil Toyota Agya peneliti menggunakan 3 indikator yang kemudian disajikan menjadi 6 pernyataan. Pada setiap pernyataan terdapat 5 jawaban, dimana responden diharuskan menentukan jawaban mereka atau memilih salah satu dari pilihan jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.

Berdasarkan jawaban responden dari hasil penyebaran kuesioner maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.6

Toyota Agya memiliki desain yang unik dan nama yang mudah diingat

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 32 32%

2. Setuju 46 46%

3. Netral 22 22%

4. Tidak Setuju 0 0


(34)

Dapat dilihat dari tabel diatas, mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Toyota Agya memiliki desain yang unik dan nama yang mudah diingat. Hal ini dikarenakan desain mobil Toyota Agya yang unik dan nama Toyota Agya merupakan berasal dari bahasa sansekerta yang berarti “cepat”.

Tabel 4.7

Saya dapat mengenal lambang Toyota Agya dengan cepat.

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 25 25%

2. Setuju 44 44%

3. Netral 31 31%

4. Tidak Setuju 0 0

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Satistik, 2016

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban tentang responden dapat mengenal lambang Toyota Agya dengan cepat, kebanyakan responden setuju bahwa responden dapat mengenal lambang Toyota Agya dengan cepat. Hal ini disebabkan karena lambang mobil Toyota Agya yang mengusung lambang Garuda yang berarti wujud dari nasionalisme untuk Indonesia.

Tabel 4.8

Harga mobil Toyota Agya relatif terjangkau

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 34 34%

2. Setuju 52 52%

3. Netral 14 14%

4. Tidak Setuju 0 0

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%


(35)

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban tentang harga mobil Toyota Agya relative terjangkau, mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini disebabkan karena harga mobil Toyota Agya memang dirancang menjadi harga mobil yang terjangkau dan juga ramah lingkungan (LCGC).

Tabel 4.9

Meskipun dengan harga terjangkau mobil Toyota Agya memiliki kualitas yang baik bagi pengendara

No Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 35 35%

2. Setuju 47 47%

3. Netral 18 18%

4. Tidak Setuju 0 0

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban tentang meskipun dengan harga terjangkau mobil Toyota Agya memiliki kualitas yang baik bagi pengendara, mayoritas responden mengatakan setuju. Hal ini disebabkan karena mobil Toyota Agya memiliki kualitas yang baik meskipun dibalut dengan harga yang relatif terjangkau.

Tabel 4.10

Mobil Toyota Agya cocok digunakan di perkotaan (city car)

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 28 28%

2. Setuju 34 34%

3. Netral 38 38%

4. Tidak Setuju 0 0


(36)

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban diatas, sebanyak 38 responden memilih netral mengenai pernyataan bahwa mobil Toyota Agya cocok digunakan di perkotaan (city car). Hal ini disebabkan karena responden menganggap Toyota Agya cocok digunakan tidak hanya diperkotaan tetapi juga ditempat yang jarang penduduk. Tetapi apabila diperhatikan lagi pada tabel diatas, mayoritas responden menjawab pada kategori setuju (sangat setuju dan setuju) sebanyak 62%. Hal ini juga menunjukkan bahwa sebenarnya mobil Toyota Agya cocok digunakan di perkotaan (city car).

Tabel 4.11

Mobil Toyota Agya memiliki bentuk yang ramping sehingga nyaman dikendarai.

No. Kategori Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 26 26%

2 Setuju 44 44%

3 Netral 30 30%

4 Tidak Setuju 0 0

5 Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban diatas, mayoritas responden menyatakan setuju mengenai mobil Toyota Agya memiliki bentuk yang ramping sehinnga nyaman dikendarai. Hal ini disebabkan karena ruang kaki Toyota Agya yang cukup lapang untuk kategori mobil ramping dan memiliki bagasi yang cukup luas.


(37)

Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Responden MengenaiPositioning(X1)

No. Pernyataan Skor Total Rata

-Rata Ket.

SS S N TS STS

1. Toyota Agya memiliki desain yang unik dan nama yang mudah diingat

32% 46% 22% 0 0 100 4.1 BAIK

2. Saya dapat mengenal lambang Toyota Agya dengan cepat.

25% 44% 31% 0 0 100 3.94 BAIK

3. Harga mobil Toyota Agya relatif terjangkau

34% 52% 14% 0 0 100 4,2 BAIK

4. Meskipun dengan harga terjangkau mobil Toyota Agya memiliki kualitas yang baik bagi pengendara

35% 47% 18% 0 0 100 4.17 BAIK

5. Mobil Toyota Agya cocok digunakan di perkotaan (city car)

28% 34% 38% 0 0 100 3.9 BAIK

6. Mobil Toyota Agya memiliki bentuk yang ramping sehingga nyaman

dikendarai.

26% 44% 30% 0 0 100 3.96 BAIK


(38)

4.2.3. Penyajian Data Tentang Inovasi pada mobil Toyota Agya

Untuk mengukur variabel inovasi pada Mobil Toyota Agya peneliti menggunakan 3 indikator yang kemudian disajikan menjadi 6 pernyataan. Pada setiap pernyataan terdapat 5 jawaban, dimana responden diharuskan menentukan jawaban mereka atau memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tealh disediakan oleh peneliti.

Berdasarkan jawaban responden dari hasil penyebaran kuesioner maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.13

Toyota Agya belum pernah dibuat oleh produsen mobil Toyota di Indonesia sebelumnya

No Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 25 25%

2. Setuju 55 55%

3. Netral 18 18%

4. Tidak Setuju 2 2%

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban diatas mengenai mobil Toyota Agya belum pernah dibuat oleh produsen mobil Toyota di Indonesia sebelumnya, sebagian besar responden menyatakan setuju. Hal ini disebabkan karena Toyota Agya merupakan mobil LCGC pertama dibawah nama Toyota danditampilkan pertama kali di Indonesia International Motor Show tahun 2012.


(39)

Tabel 4.14

Toyota Agya memiliki fitur baru seperti fitur ISOFIX untuk penumpang balita.

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 18 18%

2. Setuju 49 49%

3. Netral 29 29%

4. Tidak Setuju 4 4%

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban tentang Toyota Agya memiliki fitur baru seperti fitur ISOFIX untuk penumpang balita, sebanyak 49 responden menyatakan setuju. Hal ini dikarenakan mobil Toyota Agya sudah dilengkapi dengan ISOFIX yaitu tempat duduk untuk penumpang balita yang aman bagi keluarga kecil.

Tabel 4.15

Toyota Agya melakukan perbaikan seperti memiliki mesin 3 silinder yang dapat menghemat bahan bakar.

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 31 31%

2. Setuju 56 56%

3. Netral 9 9%

4. Tidak Setuju 4 4%

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban diatas, sebanyak 56 responden menyatakan setuju mengenai Toyota Agya melakukan


(40)

disebabkan karena mobil Toyota Agya memang merupakan mobil inovasi baru yang dirancang untuk menghemat bahan bakar.

Tabel 4.16

Toyota Agya merupakan mobil dengan perbaikan yang baru karena merupakan mobil yang ramah lingkungan (green car)

No. Kategori Juamlah Persentase

1. Sangat Setuju 33 33%

2. Setuju 50 50%

3. Netral 13 13%

4. Tidak Setuju 4 4%

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban diatas mengenai Toyota Agya merupakan mobil dengan perbaikan yang baru karena merupakan mobil yang ramah lingkungan ( green car ), sebanyak 50 responden menyatakan setuju. Hal ini disebabkan karena mobil Toyota Agya memang mengusung konsep ramah lingkungan dan telah lolos uji LCGC dari pemerintah Indonesia.

Tabel 4.17

Mobil Toyota Agya sebagai mobil LCGC menjadi tambahan produk mobil baru bagi konsumen yang peduli lingkungan

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 17 17%

2. Setuju 41 41%

3. Netral 38 38%

4. Tidak Setuju 4 4%

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%


(41)

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban diatas, mayoritas responden menyatakan setuju mengenai Mobil Toyota Agya sebagai mobil LCGC, menjadi tambahan produk mobil baru bagi konsumen yang peduli lingkungan. Hal ini disebabkan karena mayoritas responden menganggap bahwa mobil Toyota Agya yang merupakan mobil ramah lingkungan memang dibutuhkan oleh masyarakat.

Tabel 4.18

Toyota Agya dibuat dengan tipe yang beragam sehingga memunculkan banyak pilihan, seperti tipe E, G, dan TRD-S

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 18 18%

2. Setuju 51 51%

3. Netral 28 28%

4. Tidak Setuju 3 3%

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban mengenai Toyota Agya dibuat dengan tipe yang beragam sehingga memunculkan banyak pilihan, seperti tipe E, G, dan TRD-S, sebanyak 51 responden menyatakan setuju. Hal ini disebabkan karena pilihan-pilihan tipe yang baru dan beragam yang dimunculkan oleh Toyota Agya menarik responden untuk membeli Toyota Agya, tentunya dengan fitur-fitur yang berbeda disetiap tipenya.


(42)

Tabel 4.19

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Inovasi (X2)

No. Pernyataan Skor Total Rata

-Rata Ket.

SS S N TS STS

1. Toyota Agya belum pernah dibuat oleh produsen mobil Toyota di Indonesia

sebelumnya

25% 55% 18% 2% 0 100 4.03 BAIK

2. Toyota Agya memiliki fitur baru, seperti fitur ISOFIX untuk penumpang balita.

18% 49% 29% 4% 0 100 3.81 BAIK

3. Toyota Agya melakukan perbaikan seperti memiliki 3 silinder yang dapat menghemat bahan bakar.

31% 5% 9% 4% 0 100 4,14 BAIK

4. Toyota Agya merupakan mobil dengan perbaikan yang baru karena merupakan mobil yang ramah lingkungan (green car)

33% 50% 13% 4% 0 100 3.71 BAIK

5. Mobil Toyota Agya sebagai mobil LCGC menjadi tambahan produk mobil baru bagi konsumen yang peduli lingkungan

17% 41% 38% 4% 0 100 3.71 BAIK

6. Toyota Agya dibuat dengan tipe yang beragam sehingga

memunculkan banyak pilihan, seperti tipe E, G, dan TRD-S

18% 51% 28% 3% 0 100 3.84 BAIK


(43)

4.2.4. Penyajian Data Tentang Keputusan Pembelian pada mobil Toyota Agya

Untuk mengukur variabel keputusan pembelian pada Mobil Toyota Agya peneliti menggunakan 4 indikator yang kemudian disajikan menjadi 8 pernyataan. Pada setiap pernyataan terdapat 5 jawaban, dimana responden diharuskan menentukan jawaban mereka atau memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tealh disediakan oleh peneliti.

Berdasarkan jawaban responden dari hasil penyebaran kuesioner maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.20

Toyota Agya cocok dikendarai bagi pria maupun wanita

No. Kategori Jumlah Pesentase

1. Sangat Setuju 16 16%

2. Setuju 40 40%

3. Netral 43 43%

4. Tidak Setuju 1 1%

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil distribusi jawaban responden diatas, mayoritas responden menyatakan netral mengenai Toyota Agya cocok dikendarai bagi pria maupun wanita. Hal ini disebabkan karena mayoritas responden yang diteliti adalah wanita sebanyak 71 responden dari campuran 100 responden antara pria dan wanita. Apabila diperhatikan lagi pada tabel diatas, mayoritas responden berada pada kategori setuju (setuju dan sangat setuju) yaitu


(44)

sebanyak 56%. Hal ini juga menunjukkan bahwa Toyota Agya sebenarnya cocok dikendarai bagi pria dan wanita

Tabel 4.21

Toyota Agya nyaman dikendarai di segala usia

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 10 10%

2. Setuju 37 37%

3. Netral 50 50%

4. Tidak Setuju 2 2%

5. Sangat Tidak Setuju 1 1%

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban mengenai Toyota Agya nyaman dikendarai di segala usia, mayoritas responden menyatakan netral. Hal ini disebabkan karena mayoritas responden yang diteliti mempunyai usia antara 26 -30 tahun sebanyak 46 responden dari campuran 100 responden, hal ini menunjukkan bahwa mobil Toyota Agya mayoritas dikendarai oleh masyarakat yang berusia 26–30 tahun.

Tabel 4.22

Toyota Agya memilikiimageyang baik sehingga Anda tertarik melakukan pembelian.

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 14 14%

2. Setuju 45 45%

3. Netral 40 40%

4. Tidak Setuju 1 1%

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban diatas, mayoritas responden menyatakan setuju mengenai Toyota Agya memiliki image


(45)

yang baik sehingga Anda tertarik melakukan pembelian. Hal ini dikarenakan mayoritas responden memiliki persepsi bahwa mobil Toyota Agya memiliki imageyang baik sehingga dapat meningkatkan minat beli konsumen.

Tabel 4.23

Fitur-fitur yang ditawarkan Toyota Agya yang membuat Anda memutuskan melakukan pembelian

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 19 19%

2. Setuju 45 45%

3. Netral 36 36%

4. Tidak Setuju 0 0

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban diatas, mayoritas responden menyatakan setuju mengenai fitur-fitur yang ditawarkan Toyota Agya yang membuat Anda memutuskan melakukan pembelian. Hal ini dikarenakan mobil Toyota Agya memiliki fitur-fitur yang meningkatkan minat beli konsumen seperti ISOFIX untuk penumpang balita, Dual Airbags, Pre Tensioner & Force Limiter Seatbelt, dan lain-lain

Tabel 4.24

Anggota keluarga Anda juga menyukai produk mobil Toyota Agya

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 28 28%

2. Setuju 41 41%

3. Netral 31 31%

4. Tidak Setuju 0 0

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%


(46)

responden menyatakan setuju. Hal ini dikarenakan mayoritas responden mempunyai keluarga yang juga menyukai mobil Toyota Agya, ditambah lagi dengan mobil Toyota Agya cocok dan nyaman dikendarai untuk keluarga kecil.

Tabel 4.25

Anda melakukan pembelian Toyota Agya karena rekomendasi keluarga

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 15 15%

2. Setuju 50 50%

3. Netral 35 35%

4. Tidak Setuju 0 0

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban tentang Anda melakukan pembelian Toyota Agya karena rekomendasi keluarga, mayoritas responden yaitu sebanyak 50 responden menyatakan setuju. Hal ini dikarenakan mayoritas responden memiliki keluarga yang sebelumnya sudah memiliki mobil Toyota Agya dan merasa puas dengan mobil Toyota Agya sehingga merekomendasikannya kepada keluarga mereka.

Tabel 4.26

Lingkungan sekitar Anda juga memiliki Toyota Agya dan merekomendasikannya kepada Anda.

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 25 25%

2. Setuju 44 44%

3. Netral 31 31%

4. Tidak Setuju 0 0

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%


(47)

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban mengenai lingkungan sekitar Anda juga memiliki Toyota Agya dan merekomendasikannya kepada Anda, sebagian besar responden menyatakan setuju. Hal ini disebabkan karena mayoritas responden yang diteliti berada di lingkungan yang lebih dulu memiliki mobil Toyota Agya dan juga merekomendasikannya kepada responden yang diteliti.

Tabel 4.27

Anda merasa Toyota Agya cocok dengan lingkungan tempat Anda berada

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sangat Setuju 5 5%

2. Setuju 26 26%

3. Netral 68 68%

4. Tidak Setuju 1 1%

5. Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 100 100%

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawaban mengenai Anda merasa Toyota Agya cocok dengan lingkungan tempat Anda berada, mayoritas responden menyatakan netral. Hal ini disebabkan karena responden menganggap bahwa mobil Toyota Agya kurang cocok berada dilingkungan responden berada.


(48)

Tabel 4.28

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian (Y)

No. Pernyataan Skor Total Rata

-Rata Ket.

SS S N TS STS

1. Toyota Agya cocok dikendarai bagi pria maupun wanita

16% 40% 43% 1% 0 100 3.71 BAIK

2. Toyota Agya nyaman dikendarai di segala usia.

10% 37% 50% 2% 1% 100 3.53 BAIK

3. Toyota Agya memiliki image yang baik sehingga Anda tertarik melakukan pembelian.

14% 45% 40% 1% 0 100 3.72 BAIK

4. Fitur-fitur yang ditawarkan Toyota Agya yang membuat Anda memutuskan melakukan pembelian

19% 45% 36% 0 0 100 3.83 BAIK

5. Anggota keluarga Anda juga menyukai produk mobil Toyota Agya

28% 41% 31% 0 0 100 3.97 BAIK

6. Anda melakukan pembelian Toyota Agya karena

rekomendasi keluarga

15% 50% 35% 0 0 100 3.8 BAIK

7. Lingkungan sekitar Anda juga memiliki Toyota Agya dan merekomendasikannya kepada Anda.

25% 44% 31% 0 0 100 3.94 BAIK

8. Anda merasa Toyota Agya cocok dengan lingkungan tempat Anda berada

5% 26% 68% 1 0 100 3.35 BAIK


(49)

4.3. Analisis Data

4.3.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Variabel Positioning

Hasil penelitian agar memiliki tingkat validitas yang baik maka setiap variabel yang digunakan harus diuji kecermatannya. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai (r hitung) dari variabel penelitian dengan r tabel. Apabila nilai r hitung > r tabel berarti data variabel penelitian dinyatakan valid.

Tabel 4.29

Uji Validitas Positioning (X1) Corrected Item

Total

Correlation ( r tabel ) Validitas

( r hitung )

Butir 1 0.584 0.1966 Valid

Butir 2 0.670 0.1966 Valid

Butir 3 0.646 0.1966 Valid

Butir 4 0.588 0.1966 Valid

Butir 5 0.660 0.1966 Valid

Butir 6 0.608 0.1966 Valid

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Kolom corrected item total correlation menunjukkan nilai r hitung dan kuesioner dibagikan kepada 100 orang responden. Pada tingkat signifikan 5% dengan n = 100, maka r tabel sebesar 0.1966. Pada hasil dapat dilihat bahwa nilai corrected item total correlation (r hitung) lebih besar daripada r tabel, sehingga seluruh pertanyaan dinyatakan valid.

Untuk pengujian reliabilitas dilihat pada Tabel 4.30 dibawah. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60


(50)

(Ghozali, 2005), maka berdasarkan kriteria perbandingan tersebut secara umum kuesioner dapat dinyatakan reliabel untuk dipakai sebagai instrumen penelitian.

Tabel 4.30

Uji Reliabilitas Positioning (X1)

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Nilai koefisien reliabilitas (Alpa Cronbach) di atas adalah sebesar 0.845. Dengan demikian demikian dapat dikemukakan bahwa nilai (Alpa Cronbach) 0.845 > 0.60, sehingga dikemukakan kesimpulan bahwa instrumen merupakan instrumen yang reliabel.

2. Variabel Inovasi

Tabel 4.31

Uji Validitas Inovasi (X2) Corrected Item

Total

Correlation ( r tabel ) Validitas

( r hitung )

Butir 1 0.502 0.1966 Valid

Butir 2 0.335 0.1966 Valid

Butir 3 0.474 0.1966 Valid

Butir 4 0.518 0.1966 Valid

Butir 5 0.284 0.1966 Valid

Butir 6 0.400 0.1966 Valid

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Kolom corrected item total correlation menunjukkan nilai r hitung dan kuesioner dibagikan kepada 100 orang responden. Pada tingkat signifikan 5% dengan n = 100, maka r tabel sebesar 0.1966. Pada hasil dapat dilihat bahwa nilai

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items


(51)

corrected item total correlation (r hitung) lebih besar daripada r tabel, sehingga seluruh pertanyaan dinyatakan valid.

Untuk pengujian reliabilitas dilihat pada Tabel 4.32 dibawah. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2005), maka berdasarkan kriteria perbandingan tersebut secara umum kuesioner dapat dinyatakan reliabel untuk dipakai sebagai instrument penelitian.

Tabel 4.32

Uji Reliabilitas Inovasi (X2)

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Nilai koefisien reliabilitas (Alpa Cronbach) di atas adalah sebesar 0.686. Dengan demikian demikian dapat dikemukakan bahwa nilai (Alpa Cronbach) 0.686 > 0.60, sehingga dikemukakan kesimpulan bahwa instrumen merupakan instrumen yang reliabel.

3. Keputusan Pembelian

Tabel 4.33

Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y) Corrected Item Total

Correlation ( r tabel ) Validitas ( r hitung )

Butir 1 0.713 0.1966 Valid

Butir 2 0.530 0.1966 Valid

Butir 3 0.436 0.1966 Valid

Butir 4 0.735 0.1966 Valid

Butir 5 0.694 0.1966 Valid

Butir 6 0.518 0.1966 Valid

Butir 7 0.695 0.1966 Valid

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items


(52)

Kolom corrected item total correlation menunjukkan nilai r hitung dan kuesioner dibagikan kepada 100 orang responden. Pada tingkat signifikan 5% dengan n = 100, maka r tabel sebesar 0.1966. Pada hasil dapat dilihat bahwa nilai corrected item total correlation (r hitung) lebih besar daripada r tabel, sehingga seluruh pertanyaan dinyatakan valid.

Untuk pengujian reliabilitas dilihat pada Tabel 4.34 dibawah. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2005), maka berdasarkan kriteria perbandingan tersebut secara umum kuesioner dapat dinyatakan reliabel untuk dipakai sebagai instrument penelitian.

Tabel 4.34

Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian (Y)

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Nilai koefisien reliabilitas (Alpa Cronbach) di atas adalah sebesar 0.857. Dengan demikian demikian dapat dikemukakan bahwa nilai (Alpa Cronbach) 0.857 > 0.60, sehingga dikemukakan kesimpulan bahwa instrumen merupakan instrumen yang reliabel.

4.3.2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (positioning dan inovasi) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) yang dilakukan pada 100 responden pembeli mobil Toyota Agya.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items


(53)

Tabel 4.35

Variables Entered/Removeda

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Pada Tabel 4.35 dapat dilihat bahwa seluruh variabel independen dimasukkan dalam analisis ini, atau dengan kata lain tidak ada variabel independen yang tidak digunakan, atau yang disebut dengan metode enter.

Tabel 4.36 Coefficients

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 42.603 3.257 13.080 .000

Positioning .729 .110 .598 6.633 .000

Inovasi .309 .129 .147 2.629 .000

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian dengan menggunakan software statistic, pada Tabel 4.36, dapat dirumuskan model persamaan regresi

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Inovasi,

Positioningb . Enter

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


(54)

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y = 42,603 + 0,729X1 + 0,309X2

Dimana :

Y = Keputusan Pembelian

a = konstanta dari keputusan regresi

b1 = koefisien regresi dari variabel X1 (Positioning) b2 = koefisien regresi dari variabel X2 (Inovasi) e =standart error

Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Konstanta (a) = 42,603 Ini menunjukkan tingkat konstan, dimana jika variabel Positioning (X1) dan Inovasi (X2) adalah 0, maka keputusan pembelian (Y) Toyota Agya tetap ada sebesar 42,603 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Koefisien b1X1 = 0,729. Ini menunjukkan bahwa variabel positioning (X1) berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain jika variabel positioning ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian Toyota Agya akan meningkat sebesar 0,729 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.

c. Koefisien b2X2 = 0,309. Ini menunjukkan bahwa variabel inovasi (X2) berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain jika variabel inovasi ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian Toyota Agya akan meningkat sebesar 0,309 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.


(55)

4.3.3. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak.

a. Kolmogorov Smirnov

Untuk menguji normalitas data adalah dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnovdimana kriteria ini untuk menentukan normal atau tidaknya data, dilihat dari nilai probabilitasnya. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov (Asymp.Sig. (2-tailed)>0,05) maka data adalah normal.

Tabel 4.37 Kolmogorov-Smirnov

Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 3.35608889

Most Extreme Differences

Absolute .109

Positive .090

Negative -.109

Kolmogorov-Smirnov Z 1.093

Asymp. Sig. (2-tailed) .183

a. Test distribution is Normal.


(56)

Berdasarkan Tabel 4.37 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (2 tailed) adalah 0.183 dan diatas nilai signifikan (0,05), dengan kata lain variabel berdistribusi normal.

b. Histogram

Pada grafik histogram , dikatakan variabel berdistribusi normal pada grafik histogram yang berbentuk lonceng apabila distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Hasil pengujian dapat dilihat pada grafik berikut :


(57)

c. P–Plot

Gambar 4.2

Gambar tersebut menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Pada prinsipnya pengujian Heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terjadi gangguan yang berbeda dari suatu pengamatan. Untuk mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode formal yaitu melalui pendekatan grafik.


(58)

Gambar 4.3

Dari grafik scatterplot yang disajikan pada Gambar 4.3 dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka Nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

3. Uji Multikolinearitas

Multikolineritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen. Cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian ( Variance Inflasi Faktor/VIF), yang tidak melebihi 4 atau 5.

Tabel 4.38 CollinearityStatistiks

Collinearity Statistiks

Tolerance VIF

0,869 1.150


(59)

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa VIF < 5, maka tidak terdapat masalah mulikolinearitas dalam penelitian ini.

4.3.4. Uji Hipotesis

1. Uji Parsial (Uji T)

Uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat. Apakah variabelpositioning(X ) dan Inovasi (X ) mempunyai pengaruh yang positif serta signifikan terhadap variabel terikat atau dependen variabel (Y) yaitu Keputusan

Pembelian. Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis dengan tingkat (α ) = 0.05

ditentukan sebagai berikut:

a. T hitung > t table berarti H0 ditolak atau Ha diterima. b. T hitung≤ t table berarti H0 diterima atau Ha ditolak.

Nilai t tabel dapat dilihat pada α =5% yang diperoleh dari n-k n = jumlah sampel yaitu 100

k = jumlah variabel yang digunakan yaitu 3, maka nilai t tabel 5% (97) adalah1,98 Tabel 4.39

Hasil Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 42.603 3.257 13.080 .000

Positioning .729 .110 .598 6.633 .000


(60)

Pengujian hipotesis untuk variabel positioning dan inovasi dapat dilihat pada tabel 4.39 diatas dan dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Variabel positioning berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Toyota Agya, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) < 0,05 dan nilai t hitung (6,633) > t tabel (1,98) artinya jika variabel positioning ditingkatkan maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,729 satuan/unit

b. Variabel inovasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Toyota Agya, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) < 0,05 dan nilai t hitung (2,629) > t tabel (1,98) artinya jika variabel inovasi ditingkatkan maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,309 satuan/unit.

c.

Dari hasil pengujian hipotesis ini secara parsial menunjukkan bahwa positioning merupakan variabel yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian Toyota Agya.

2. Uji Simultan ( Uji F)

Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis dengan tingkat signifikan (α ) =

0.05 ditentukan sebagai berikut:

a. Jika tingkat signifikan F hitung > F tabel maka H0 diterima atau Ha ditolak. b. Jika tingkat signifikan F hitung≤ F tabel maka H0 ditolak atau Ha diterima.

F tabeldapat dilihat pada α = 0,5 Dengan derajat pembilang = k-1 = 3-1 = 2. Derajat penyebut = n- k-1 = 100–3 -1= 96, dengan tingkat signifikansi 0,05 (2,96) =


(61)

3,09. Mencari f hitung dengan menggunakan Tabel Anova sebagai hasil pengolahan data statistik, dapat dilihat pada Tabel 4.40 berikut:

Tabel 4.40 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 513.680 2 256.840 22.343 .000b

Residual 1115.070 97 11.496

Total 1628.750 99

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian b. Predictors: (Constant), Inovasi, Positioning Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016

Pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.40 diatas, dapat kita lihat bahwa nilai f hitung (22,343) > Ftabel( 3,09). Hal ini menunjukkan bahwa variabel

bebas terdiri dari variabel positioning (X1) dan inovasi (X2) secara serentak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y) Toyota Agya.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien Determinasi berkisar antara 0 (nol) sampai 1 (satu), (0 < R2 < 1 ). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa semakin kuat pengaruh variabel positioning dan inovasi terhadap keputusan pembelian, begitu juga sebaliknya.


(62)

Tabel 4.41

Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.41 menunjukkan nilai R Square = 0,315 berarti 31,5% positioning dan inovasi menjelaskan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian Toyota Agya dan 68,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.4. Pembahasan

Dengan adanya data dan hasil analisa yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa setelah melakukan perhitungan statistik dengan bantuansoftware statistic didapatkan hasil dari pengaruh positioning dan inovasi terhadap keputusan pembelian konsumen. Diketahui bahwapositioning memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada mobil Toyota Agya.

Melalui 3 indikatorpositioningyang digunakan dalam penelitian ini yaitu atribut, harga dan kualitas, serta manfaat, dapat diketahui bahwa mobil Toyota Agya memiliki citra tersendiri di benak konsumen. Hal ini dapat dikaitkan langsung seperti pendapat ahli bahwa menurut Kotler dan Keller positioning

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .562a .315 .301 3.391

a. Predictors: (Constant), Inovasi, Positioning

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2016


(63)

adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan agar mendapatkan tempat khusus dalam pikiran pasar sasaran.

Melalui 3 indikator inovasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu produk baru, perbaikan dari produk yang telah ada, dan tambahan lini produk yang telah ada, dapat diketahui bahwa inovasi dari mobil Toyota Agya memberikan fitur yang baru kepada konsumen mobil Toyota Agya. Hal ini dapat dikaitkan dengan pendapat ahli bahwa menurut Kotler dan Keller pengertian inovasi adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang.

Melalui 4 indikator keputusan pembelian yang digunakan pada penelitian ini yaitu demografi, persepsi, pengaruh keluarga, dan budaya, dapat diketahui bahwa konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian dengan mempertimbangkan beberapa alasan dalam pemecahan masalah bagi kebutuhan konsumen itu sendiri. Hal ini dapat dikatkan dengan pendapat ahli bahwa menurut Peter dan Olson, pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah proses pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran.

Berdasarkan dari jawaban atas kuesioner yang diberikan kepada responden, pada variabel positioning dapat diketahui bahwa mayoritas responden setuju bahwa Toyota Agya memiliki desain, nama, dan lambang merek yang unik dan mudah diingat. Responden yang diteliti juga mayoritas setuju bahwa walaupun memiliki kategori harga mobil yang terjangkau, mobil Toyota Agya tetap memiliki kualitas yang baik serta responden juga setuju dengan manfaat yang diberikan bahwa mobil Toyota Agya cocok dikendarai di perkotaan (city car) dan dengan bentuk yang didesain ramping Toyota Agya nyaman dikendarai


(64)

Pada variabel inovasi dapat diketahui bahwa mayoritas responden setuju bahwa mobil Toyota Agya termasuk produk baru mobil LCGC dari Toyota dan memiliki fitur baru seperti ISOFIX yang digunakan untuk penumpang balita. Mayoritas responden juga setuju bahwa mobil Toyota Agya memiliki perbaikan produk dari produk mobil yang telah ada sebelumnya seperti memiliki mesin 3 silinder yang dapat menghemat bahan bakar dan merupakan mobil yang ramah lingkungan. Responden yang diteliti juga setuju bahwa mobil Toyota Agya sebagai mobil LCGC menjadi tambahan produk mobil baru bagi konsumen yang peduli lingkungan dan dengan tipe yang beragam, seperti tipe E, G, dan TRD-S dapat meningkatkan minat beli konsumen terhadap mobil Toyota Agya.

Pada variabel keputusan pembelian dapat diketahui bahwa mayoritas responden setuju bahwa Toyota Agya cocok dikendarai bagi pria dan wanita serta memiliki image yang baik dimata konsumen. Responden juga setuju bahwa fitur yang ditawarkan Toyota Agya meningkatkan minat beli terhadap mobil Toyota Agya serta responden merasa setuju bahwa anggota keluarga dan lingkungan juga menjadi salah satu indikator dalam keputusan pembelian Toyota Agya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel positioning dan inovasi memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen tetapi keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh hal-hal lain diluar variabel positioning dan inovasi. Dari hasil koefisien determinasi dapat disimpulkan bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel positioning dan inovasi terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Agya sebesar 31,5% dan sisanya sebesar 68,5% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan pada model regresi ini.


(65)

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa positioning dan inovasi memiliki tingkat pengaruh dibawah variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Pengaruh variabel positioningdipengaruhi oleh atribut, harga dan kualitas, serta manfaat. Sementara pengaruh variabel inovasi dipengaruhi oleh produk baru, perbaikan dari produk yang telah ada, dan tambahan lini produk yang telah ada.


(66)

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data yang dilakukan terhadap variabel – variabel tentang pengaruh positioning dan inovasi terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Agya, maka hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengaruh positioning terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Agya dapat dilihat berdasarkan kuesioner yang disebar kepada responden melalui pernyataan bahwa bentuk, nama, dan logo mobil Toyota Agya yang mudah diingat oleh konsumen, harga yang relatif terjangkau juga meningkatkan minat beli terhadap mobil Toyota Agya. Toyota Agya tidak hanya memiliki harga yang terjangkau tetapi juga kualitas yang baik dimata konsumen. Konsumen juga menganggap bahwa mobil Toyota Agya cocok dikendarai di berbagai tempat tidak hanya diperkotaan dan karena memiliki bentuk yang ramping, mobil Toyota Agya juga dianggap nyaman dikendarai oleh konsumen.

Pengaruh inovasi terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Agya dapat diketahui berdasarkan kuesioner yang disebar kepada responden melalui pernyataan bahwa mobil Toyota Agya belum pernah pernah dibuat oleh produsen mobil Toyota di Indonesia sebelumnya dan hal ini merupakan produk baru di mata konsumen. Toyota Agya juga memiliki fitur baru seperti ISOFIX untuk keamanan penumpang balita dan mesin 3 silinder yang membuat mobil Toyota Agya menjadi mobil yang hemat bahan bakar. Konsumen juga merasa setuju apabila mobil Toyota Agya dianggap sebagai


(67)

mobil yang ramah lingkungan dan menjadi tambahan produk mobil baru bagi konsumen yang peduli dengan lingkungan. Serta tipe-tipe baru yang diluncurkan oleh Toyota Agya semakin meningkatkan minta beli konsumen terhadap mobil Toyota Agya.

2. Variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil uji parsial (uji T) di bawah ini :

a. Variabel positioning berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Toyota Agya sebesar 0,729.

b. Variabel inovasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Toyota Agya, sebesar 0,309.

Dari hasil pengujian hipotesis ini secara parsial menunjukkan bahwa positioning merupakan variabel yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian Toyota Agya.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan oleh penulis diatas, maka terkait dengan apa yang disimpulkan, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya mobil Toyota Agya lebih mensosialisasikan lagi bahwa mobil Toyota Agya merupakan mobil city car, walaupun dapat dikendarai dimana saja tetapi jenis mobil Toyota Agya yang sebenarnya adalah mobil yang cocok diperkotaan (city car). Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban responden, diketahui bahwa untuk indikator manfaat pada variabel


(68)

mobil Toyota Agya cocok digunakan di perkotaan (city car). Hal ini mungkin disebabkan karena responden menganggap bahwa mobil Toyota Agya cocok dikendarai di mana saja tidak hanya di perkotaan.

Dapat diketahui pula bahwa pernyataan ketiga untuk indikator harga dan kualitas pada variabel positioning, memiliki rata - rata jawaban yang paling tinggi yaitu pada pernyataan harga mobil Toyota Agya relatif terjangkau. Hal ini harus dipertahankan karena mobil Toyota Agya sudah mendapat posisi di benak konsumen.

2. Sebaiknya mobil Toyota Agya mensponsorieventatau acara seperti hari bumi atau hari lingkungan yang dapat menaikkan nama mobil Toyota Agya bahwa mobil Toyota Agya adalah tambahan produk mobil baru yang dapat dipercaya oleh konsumen yang peduli terhadap lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban responden, diketahui bahwa untuk indikator tambahan lini produk yang telah ada pada variabel inovasi memiliki rata – rata jawaban paling rendah yaitu pada pernyataan mobil Toyota Agya sebagai mobil LCGC menjadi tambahan produk mobil baru bagi konsumen yang peduli lingkungan. Hal ini disebabkan karena responden mayoritas netral atau tidak memberikan tanggapan untuk pernyataan ini dan pilihan netral merupakan pilihan yang tidak termasuk dalam kategori setuju. Jika responden masih tidak memilih setuju berarti responden masih menganggap bahwa mobil Toyota Agya belum menjadi produk mobil baru bagi konsumen yang peduli pada lingkungan.

Dapat diketahui pula bahwa pernyataan Toyota Agya melakukan perbaikan seperti memiliki mesin 3 silinder yang dapat menghemat bahan bakar untuk


(69)

indikator perbaikan dari produk yang telah ada pada variabel inovasi memiliki rata - rata jawaban yang paling tinggi. Hal ini harus dipertahankan karena hal ini telah membuktikan bahwa inovasi tersebut dapat meningkatkan minat beli konsumen terhadap mobil Toyota Agya.

3. Sebaiknya Toyota Agya dapat mensosialisasikan kepada konsumen bahwa mobil Toyota Agya cocok berada dilingkungan para konsumen melalui iklan kreatif, personal selling darisales yang bersangkutan, dan berbagai cara lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keputusan membeli dari konsumen. Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban responden, diketahui bahwa untuk indikator budaya pada variabel keputusan pembelian memiliki rata–rata jawaban paling rendah yaitu pada pernyataan Anda merasa Toyota Agya cocok dengan lingkungan tempat Anda berada.

Dapat diketahui pula bahwa pernyataan anggota keluarga Anda juga menyukai produk mobil Toyota Agya untuk indikator pengaruh keluarga pada variabel keputusan pembelian memiliki rata - rata jawaban yang paling tinggi. Hal ini harus dipertahankan karena ternyata pengaruh keluarga cukup besar dalam perilaku konsumen melakukan keputusan pembelian.


(1)

4.4. Pembahasan………. 72

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ……….. 76

5.2. Saran ……… 77


(2)

vi DAFTAR TABEL

1.1. Mobil Terlaris 2014 KategoriLow Cost Green Car(LCGC) ……….. 3

2.2.Tahapan Pengambilan Keputusan Konsumen ………. 17

3.1. Tabel DefinisiOperasional ……….. 28

4.1. Jenis Kelamin ………... 42

4.2.Usia ……… 43

4.3.Pendidikan ……… 43

4.4. Pekerjaan ……….. 44

4.5. Pendapatan ……… 44

4.6. Toyota Agya memiliki desain yang unik dan nama yang mudah diingat……….. 45

4.7.Saya dapat mengenal lambang Toyota Agya dengan cepat ……... 46

4.8. Harga Mobil Toyota Agya relatif terjangkau ………... 46

4.9. Meskipun dengan harga terjangkau mobil Toyota Agya memiliki kualitas yang baik bagi pengendara………. 47

4.10. Mobil Toyota Agya cocok digunakan di perkotaan (city car)……. 47

4.11. Mobil Toyota Agya memiliki bentuk yang ramping sehingga nyaman dikendarai ………. 48

4.12. Distribusi Jawaban Responden MengenaiPositioning(X1)……... 49

4.13. Toyota Agya belum pernah dibuat oleh produsen mobil Toyota di Indonesia sebelumnya……….. 50

4.14. Toyota Agya memiliki fitur baru seperti fitur ISOFIX untuk penumpangbalita ……… 51 4.15. Toyota Agya melakukan perbaikan seperti memiliki mesin


(3)

3 silinder yang dapat menghemat bahan bakar ……… 51 4.16. Toyota Agya merupakan mobil dengan perbaikan yang baru

karena merupakan mobil yang ramah lingkungan (green car)… 52 4.17. Mobil Toyota Agya sebagai mobil LCGC menjadi tambahan

produk mobil baru bagi konsumen yang peduli lingkungan…….. 52 4.18. Toyota Agya dibuat dengan tipe yang beragam sehingga

memunculkan banyak pilihan, seperti tipe E, G, dan TRD-S ……. 53

4.19. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Inovasi (X2) ………….. 54

4.20. Toyota Agya cocok dikendarai bagi pria maupun wanita ………... 55

4.21. Toyota Agya nyaman dikendarai di segala usia ………... 56 4.22. Toyota Agya memilikiimageyang baik sehingga Anda tertarik

melakukan pembelian ……… 56

4.23. Fitur-fitur yang ditawarkan Toyota Agya yang membuat Anda

memutuskan melakukan pembelian………. 57 4.24. Anggota keluarga Anda juga menyukai produk mobil

Toyota Agya……….. 57 4.25. Anda melakukan pembelian Toyota Agya karena rekomendasi

Keluarga………. 58 4.26. Lingkungan sekitar Anda juga memiliki Toyota Agya dan

merekomendasikannya kepada Anda ……… 58 4.27. Anda merasa Toyota Agya cocok dengan lingkungan tempat

Anda berada……… 59 4.28. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keputusan


(4)

viii

4.29. Uji Validitas Positioning (X1) ………... 61

4.30. Uji Reliabilitas Positioning (X1) ……… 62

4.31. Uji Validitas Inovasi (X2) ………. 62

4.32.Uji Reliabilitas Inovasi (X2) ………. 63

4.33. Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y) ……… 63

4.34. Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian (Y) ……… 64

4.35.Variables Entered/Removed ……….. 65

4.36. Coefficients ……… 65

4.37. Kolmogorov-Smirnov ……… 67

4.38.Collinearity Statistiks ………. 70

4.39. Hasil Uji T……….. 71

4.40. Hasil Uji F ……….. 73


(5)

DAFTAR GAMBAR

2.1. Kerangka Konseptual ……….. 20

4.1. Grafik Histogram……….. 68

4.2. Grafik P-Plot………. 69


(6)

x DAFTAR LAMPIRAN

L–1 Kuesioner Penelitian

L–2 Jawaban Angket Uji CobaPositioning(X1) L–3 Jawaban Angket Uji Coba Inovasi (X2)