Waktu Retensi Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT

2.3 Waktu Retensi

Waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju detektor disebut sebagai waktu retensi. Waktu retensi diukur berdasarkan waktu dimana sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak yang maksimum dari senyawa itu. Senyawa-senyawa yang berbeda memiliki waktu retensi yang berbeda. Untuk beberapa senyawa, waktu retensi akan sangat bervariasi dan bergantung pada : • Tekanan yang digunakan karena itu akan berpengaruh pada laju alir dari pelarut • Kondisi dari fase diam tidak hanya terbuat dari material apa, tetapi juga pada ukuran partikel • Komposisi yang tepat dari pelarut • Temperatur pada kolom Itu berarti bahwa kondisi harus dikontrol secara hati-hati, jika menggunakan waktu retensi sebagai sarana untuk mengidentifikasi senyawa- senyawa De Lux Putra, 2007 .

2.4 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT

Diperkenalkannya pompa bertekanan tinggi dan perkembangan detektor yang sangat peka telah membangkitkan perhatian pada kromatografi kolom. Bidang baru dalam kromatografi kolom adalah Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT = HPLC = High Performance Liquid Chromatography, yang pada dasarnya perbaikan dalam laju aliran, karena pada kromatografi kolom klasik laju aliran sangat rendah Sardjoko, 1993. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia KCKT termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik Universitas Sumatera Utara kromatografi dengan fase gerak cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini dibandingkan dengan metode lain. Tiga bentuk kromatografi cair kinerja tinggi yang paling banyak digunakan adalah penukar ion, partisi dan adsorpsi. Kromatografi penukar ion terutama digunakan untuk pemisahan zat-zat larut dalam air yang ionik atau yang dapat terionisasi dengan bobot molekul kurang dari 1500. Fase diam pada kromatografi penukar ion umumnya resin organik sintetik dengan gugus aktif yang berbeda-beda. Pada kromatografi partisi digunakan fase gerak dan fase diam dengan polaritas yang berbeda. Jika fase gerak bersifat polar dan fase diam non polar, dikenal sebagai kromatografi fase balik, maka senyawa yang non polar yang larut dalam hidrokarbon, dengan bobot molekul kurang dari 1000, seperti vitamin larut lemak dan antrakinon, dapat dipisahkan berdasarkan atas afinitasnya terhadap fase diam Ditjen POM, 199. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi sudah dikembangkan dengan berbagai teknologi mutakhir sehingga peralatan dan perlengkapannya karena mempunyai kinerja atau performance yang memenuhi selera perkembangan teknoogi. Walaupun demikian kita juga harus mempelajari ilmu dasarnya, jangan sampai dalam menggunakan alat canggih tidak mengetahui dasar ilmunya. Semua senyawa akan dapat di analisis dengan alat KCKT baik yang tidak larut dalam air, yamg larut dalam air, yang berbentuk ion maupun non ionik, bermolekul besar maupun molekul biasa telah dapat di analisis dengan KCKT. Tetapi dengan syarat bahwa segala perlengkapan baik kolom dan detektor harus tersedia. Kegunaan umum KCKT adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis, analisa ketidakmurnian Universitas Sumatera Utara impur ities, analisa senyawa - senyawa tidak mudah menguap non-volatile, penentuan molekul-molekul netral, ionik, maupun zwitter ion, isolasi dan pemurnian senyawa, pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama, pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sekelumit trace elements, dalam jumlah banyak, dan dalam skala proses industri. KCKT merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk kualitatif maupun kuantitatif Gandjar dan Rohman, 2007 KCKT paling sering digunakan untuk menetapkan kadar senyawa- senyawa tertentu seperti asam amino, asam-asam nukleat, dan protein-protein dalam cairan fisiologis, menentukan kadar senyawa-senyawa aktif obat, produk hasil samping proses sintetik, atau produk-produk degradasi dalam sedian farmasi, memonitor sample-sampel yang berasal dari lingkungan, memurnikan senyawa dalam suatu campuran, memisahkan polimer dan menentukan distribusi berat molekulnya dalam suatu campuran, kontrol kualitas, dan mengikuti jalannya reaksi sintesis Gandjar dan Rohman, 2007. Keterbatasan metode KCKT adalah untuk identifikasi senyawa, kecuali jika KCKT dihubungkan dengan spektrometer massa. Keterbatasan lainnya adalah jika sampelnya sangat kompleks, maka resolusi yang baik sulit diperoleh Gandjar dan Rohman, 2007. Kromatografi merupakan teknik yang mana solut atau zat-zat terlarut terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solu-solut ini melewati suatu kolom kromatografi. Pemisahan solut-solut ini diatur oleh distribusi solut dalam fase gerak dan fase diamGandjar dan Rohman, 2007. Universitas Sumatera Utara Komponen Kromatografi cair kinerja tinggi KCKT pada dasarnya terdiri atas lima komponen pokok yaitu : 1 Wadah fase gerak 2 Pompa 3 Injektor 4 Kolom 5 Detektor Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian di lakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan pada bulan juni tahun 2009.

3.2 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit alat KCKT yang terdiri dari vacum desegger, pompa, UVVIS detektor dilengkapi dengan komputer dan printer “hp”, kolom Shimpac VP-ODS 4,6 mm x 25 cm, wadah fase gerak, penyuntik mikroliter 100 µ l, neraca analitik Baeco Germany, membran filter PTFE Poli Tio Fluro Etilen 0,5 µm, cellulose nitrat membran filter 0,45 µm dan 0,2 µm dan alat gelas lain.

3.3 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Akuabides Ika pharmindo putra mas, Amonium asetat 0,1 M Merck, Asam asetat glacial Merck, Natrium asetat tryhidrat Merck, Asam fosfat Merck, Bahan baku SimetidinMutifa, Bahan baku Ranitidin Mutifa, Bahan baku Famotidin PPOM Jakarta, Famotidin tablet, Kalium dihidrogen fosfat Merck, Kalium hidroksida 0,1 M Merck, Metanol Merck, Omekur, Omeranin, Pratifar, Ranitidin tablet, Simetidin tablet, Trietilamin Merck.

3.4 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan satu tempat dengan tempat yang lain karena tempat pengambilan sampel dianggap homogen. Dari hasil sampling diperoleh tablet Simetidin PT. Universitas Sumatera Utara