Pengertian Tindak Pidana Pencucian Uang dalam Undang-Undang Nomor 8
24
melalui suatu sumber hukum dan perusahaan yan g legal sehingga „para
penjahat‟ dapat dengan aman menikmati hasil jerih payah tindak pidana mereka.
25
Apapun definisinya, pada hakikatnya pencucian uang menunjukan pada upaya pelaku untuk mengurangi ataupun menghilangkan risiko ditangkap ataupun
uang yang dimilikinya disita sehingga tujuan akhir dari kegiatan ilegal itu yakni memperoleh keuntungan, mengeluarkan serta mengkonsumsi uang tersebut dapat
terlaksana, tanpa terjerat oleh aturan hukum yang berlaku. Dengan demikian menyimpan uang hasil kegiatan ilegal adalah sama dengan mencuci uang tersebut,
walaupun si pelaku tindak pidana sendiri hanya menyimpan uang tersebut dan tidak mengeluarkan uang tersebut karena belum “dicuci”.
26
Secara sederhana aktivitas pencucian uang dapat dilakukan melalui perbuatan memindahkan, menggunakan, atau melakukan perbuatan lainnya
terhadap hasil dari suatu tindak pidana, baik itu pelakunya organized crime maupun individu yang melakukan tindak pidana korupsi, perdagangan obat
narkotika dan tindak pidana lainnya dengan maksud menyembunyikan atau menaburkan asal-usul uang tersebut sehingga dapat digunakan seolah-olah
sebagai uang yang halal.
25
Aziz Syamsuddin, Tindak Pidana Khusus, Jakarta: Sinar Grafika, November 2011, cetakan kedua, h. 18
26
Aziz Syamsuddin, Tindak Pidana Khusus, Jakarta: Sinar Grafika, November 2011, cetakan kedua, h.19
25
Instrumen yang paling dominan dalam tindak pidana pencucian uang biasanya menggunakan sistem keuangan. Perbankan merupakan alat utama yang
paling menarik digunakan dalam pencucian uang mengingat perbankan merupakan lembaga keuangan yang paling banyak menawarkan instrumen
keuangan. Pemanfaatan bank dalam pencucian uang dapat berupa :
1. Menyimpan uang hasil tindak pidana dengan nama palsu;
2. Menyimpan uang di bank dalam bentuk depositotabunganrekeninggiro;
3. Menukar pecahan uang hasil kejahatan dengan pecahan lainnya yang lebih
besar atau lebih kecil; 4.
Menggunakan fasilitas transfer; 5.
Melakukan transaksi ekspor-impor fiktif dengan menggunakan LC Letter of Credit dengan memalsukan dokumen bekerja sama dengan oknum terkait;
6. Pendirianpemanfaatan bank gelap.
27
Proses money laundering The Money Laundering Process biasanya
dilakukan melalui tiga tahap, yaitu Placement, Layering, dan Integration. Placement adalah perbuatan kriminal penempatan untuk pertama kalinya
atau tahap awal dari siklus pencucian uang haram. Uangaset ditempatkan pada sistem finansial atau diselundupkan ke luar negeri, tujuannya untuk memindahkan
uangaset tersebut dari sumber asalnya. Untuk menghindari pengawasan pihak
27
http:0sprey.wordpress.com20120529pengertian-dan-metode-tindak-pidana-pencucian- uang
diakses 27 juli 2013
26
berwajib dan kemudian mengkonversinya ke dalam bentuk aset yang berbeda atau modus operandinya adalah dana ditempatkan jauh dari lokasi kejahatan.
Umumnya dalam bentuk tunai, traveler cheque, giro pos, dan lain-lain. Biasanya dibawa ke luar negeri dan disetor ke bank dengan berbagai cara untuk mengelabui
pelacakan. Atau kini dapat dilakukan dengan memasukkan dana langsung ke e- purse kalau perlu memecahnya ke dalam sejumlah transaksi di beberapa bank
yang mempunyai layananproduct e-cash. Placement merupakan fase menempatkan uang yang dihasilkan dari
aktivitas kejahatan misalnya memecah uang tersebut dalam pecahan besar atau kecil untuk ditempatkan dalam sistem perbankan, atau placement dapat pula
dilakukan dengan pergerakan fisik dari uang tunai, baik melalui penyelundupan uang tunai dari suatu negara ke negara lain, dan menggabungkan uang tunai yang
berasal dari kejahatan dengan uang yang diperoleh dari hasil kegiatan yang sah. Proses placement ini merupakan titik yang paling lemah dalam pencucian uang.
Layering adalah pengalihan dari suatu bentuk investasi ke bentuk
investasi lainnya yang dilakukan untuk memperpanjang jalur pelacakan atas suatu tindakan untuk menutupi sunber sebenarnya dari uangaset dengan melakukan
transaksi finansial yang berlapis-lapis yang dirancang untuk menghilangkan jejak dan menciptakan anonim.
Modus operandinya adalah dana ditransfer ke luar negeri misalnya sebagai bagian dari pembayaran impor melalui LC yang dibayarkan ke perusahaan yang
sah, setelah 2-3 kali ditransaksikan dan sudah sukar untuk dilacak karena tahap
27
pencucian uang sudah dilakukan dengan melapis dana tidak sah dengan dana lain yang sah.
Dengan demikian layering dapat disimpulkan sebagai proses memisahkan hasil kejahatan dari sumbernya melalui beberapa tahapan transaksi keuangan.
Layering dapat pula dilakukan melalui pembukaan sebanyak mungkin rekening- rekening perusahaan fiktif dengan memanfaatkan ketentuan rahasia bank.
28
Integration adalah perbuatan kriminal yang sudah melalui tahap
placement dan layering untuk menjadi investasi yang terlihat benar-benar legal. Pada tahap ini uangaset diintegrasikan ke dalam sistem finansial yang legal dan
diasimilasikan dengan semua aset yang ada dalam sistem finansial. Jadi pelaku berusaha menetapkan landasan sebagai suatu legitimate explanation bagi hasil
kejahatan.
29
Modus operandinya adalah dilakukan transaksi yang bersih. Dana yang telah terlapis tadi digunakan untuk pembayaran, kemudian transaksi itu dapat
dilakukan melalui lembaga keuangan biasa sebagai bagian dari transaksi yang sahih. Misalnya pembayaran hutang atau tagihan lainnya.
Dari tahapan proses ini maka ada empat faktor yang dilakukan dalam proses money laundering, pertama merahasiakan siapa pemilik uang hasil
kejahatan tersebut, kedua bentuk sehingga mudah dibawa kemana-mana, ketiga
28
M. Arief, Tindak Pidana Pencucian Uang Money Laundering, Malang: Bayumedia Publishing, Cet-kedua, h. 6
29
M. Arief, Tindak Pidana Pencucian Uang Money Laundering, Malang: Bayumedia Publishing, Cet-kedua, h. 7
28
merahasiakan proses pemutihan sehingga menyulitkan pelacakan, dan keempat mudah diawasi oleh pemilik sebenarnya dari uang hasil kejahatan ini.
Perlu diketahui bahwa kegiatan money laundering berbeda dengan kegiatan pemalsuan uang. Tujuan pemalsuan uang adalah bagaimana
memasukkan uang palsu ke dalam sirkulasi sistem pembayaran yang sah, sebaliknya pihak yang memutihkan uang haram menggunakan sistem pembayaran
yang sah untuk merubah status uangnya dari ilegal menjadi legal. Money laundering makin mudah dilakukan di Indonesia antara lain karena
Traveller Cheque pun dapat dijual tanpa memerlukan tanda tangan maupun identitas pembeli maupun penjualnya dan pelaku money laundering ini bisa
institusi keuangan dan kalangan profesional. Institusi keuangan bisa berupa Fund Manager, Reksadana, Banker dan Asuransi, sedangkan kalangan profesional bisa
meliputi akuntan, lawyer, dan bankir. Menurut pemerintah Kanada yang dikeluarkan oleh Department of Justice
yang berjudul Electronic Money Laundering: An Environmental Scan, Oktober 1988, mengemukakan beberapa dampak negatif terhadap masyarakat yang
ditimbulkan oleh money laundering : 1.
Money laundering memungkinkan para penjahat memperluas operasinya sehingga meningkatkan biaya penegakan hukum dalam pemberantasannya
dan biaya perawatan bagi korban. 2.
Money laundering merongrong masyarakat keuangan. Potensi korupsi semakin besar karena banyaknya uang haram yang beredar.
29
3. Pencucian mengurangi pendapatan pemerintah dari sektor pajak dan secara
tidak langsung merugikan pembayar pajak yang jujur dan mengurangi kesempatan kerja yang sah.
4. Mengganggu keamanan dalam negeri suatu negara.
30
Pencucian uang menurut para pelakunya, hal itu wajar dan tidak ada yang menyimpang karena semuanya dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
oleh perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan. Di samping itu, perbuatan tersebut hanya merupakan hubungan keperdataan antara nasabah penyimpan
dana dengan pihak bank. Tetapi, menurut pandangan para pemerhati, perbuatan menyimpan uang di bank itu tidak lagi dapat dilihat atau berlindung dibalik
hubungan keperdataan, sebagaimana lazimnya dalam dunia perbankan. Hal itu disebabkan apa yang dilakukan oleh si penyimpan dana merupakan upaya untuk
mengaburkan asal-usul uang yang disimpan. Oleh sebab itu, perbuatan tersebut merupakan kejahatan yang perlu ditindak dan diberantas.
Apabila hendak dilihat dari sudut yuridis, maka pertanyaan, “apakah kejahatan berupa pencucian uang tersebut merupakan kejahatan menurut hukum
pidana positif?” Jika demikian halnya, tentu tidak ada pilihan lain, kecuali membuka Undang-Undang. Sebaliknya, apabila hendak melihat dari sudut
kriminologis, jawabannya pun tergantung pada siapa yang melihatnya. Selain itu, juga tergantung pada subjektivitas dan yang terancam kepentingannya.
30
http:0sprey.wordpress.com20120529pengertian-dan-metode-tindak-pidana-pencucian- uang
diakses 27 juli 2013
30
Berdasarkan uraian di atas, timbul pertanyaan: “apakah yang dimaksud
dengan money laundering tersebut?” Terdapat bermacam-macam pengertian
tentang money laundering, namun semua tetap dalam satu tujuan untuk menyatakan bahwa money laundering merupakan salah satu jenis kejahatan yang
potensial dalam mengancam berbagai kepentingan baik dalam skala nasional maupun internasional.
31
Pencucian uang Money Laundering adalah suatu upaya perbuatan untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uang atau dana
atau harta kekayaan hasil tindak pidana melalui berbagai transaksi keuangan agar uang atau harta kekayaan tersebut tampak seolah-olah berasal dari kegiatan yang
sah atau legal.
32
Di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010, yang dimaksud dengan pencucian uang ada pada Pasal 1 ayat 1 yaitu:
“Pencucian uang adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-U
ndang ini”. Dari pasal diatas sudh sangat jelas bahwa pencucian uang itu sendiri
masuk kedalam kategori tindak pidana, dimana tindak pidana pencucian uang itu memiliki beberapa unsur yang dijelaskan didalam undang-undang tersebut.
Unsur-unsur tindak pidana pencucian uang. Berdasarkan ketentuan pasal-pasal 3,4,5,6,7,8,9, dan 10 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2010, yang termasuk ke dalam unsur-unsur tindak pidana
31
M. Arief, Tindak Pidana Pencucian Uang Money Laundering, Malang: Bayumedia Publishing, cetakan kedua, h. 8-9.
32
http:id.wikipedia.orgwikiPencucian_uang artikel diambil pada 10 juli 2013
31
pencucian uang adalah: pertama, setiap orang baik orang perseorangan maupun korporatif dan personil pengendali korporasi.
Kedua, menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil
tindak-tindak pidana sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 ayat 1 Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2010.
Ketiga, menerima
atau menguasai
penempatan, pentransferan,
pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran atau menggunakan harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak-tindak
pidana sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010.
Keempat, bertujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang
sebenarnya atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak-tindak pidana sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 Ayat
1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010.
33
33
Aziz Syamsuddin, Tindak Pidana Khusus, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, Cet II
32