Patofisiologi DM Tipe 2 Landasan Teori

2.1.5. Tuberkulosis

TB merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang berbentuk batang, tidak membentuk spora, bersifat aerob dan tahan asam. TB umumnya terjadi pada paru, tetapi dapat pula menyerang organ yang lainnya pada sepertiga kasus. Di Indonesia TB merupakan penyakit pembunuh nomor satu di anatara penyakit menular lainnya dan merupakan penyakkit nomor tiga yang menyebabkan kematian setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan usia. 5 Epidemiologi Kejadian TB didunia ini tidak dapat diukur secara pasti, pada tahun 2011 diperkirakan 8,7 juta kejadian TB diseluruh dunia. Ini setara dengan 125 kasus TB setiap 100.000 populasi. Sebagian besar kasus tahun 2011 terjadi di Asia dan Afrika, yaitu Asia 59 dan Afrika 26. Gejala klinisTB  Gejala utamanya TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih  Dahak dapat bercampur darah, batuk darah, sesak nafas  Badan lemas  Nafsu makan menurun  Malaise  Berkeringat pada malam hari tanpa aktivitas fisik  Demam meriang lebih dari 1 bulan Patogenesis TB Seseorang akan menderita TB ketika terjadi penularan melalui pasien TB BTA positif. Penularan ini melalui batuk atau bersin, melalui percikan dahak droplet nuclei ini penderita TB menyebarkan kuman ke udara. Setiap batuk penderita TB menghasilan 3000 percikan dahak. Penularan akan terjadi jika banyaknya kuman TB yang dikeluarkan dari paru penderita. Kuman TB akan berkurang dengan adanya ventilasi dan mati jika terkena sinar matahari. 5,6 Gambar 2.2. penularan TB Jika keadaan lembab maka kuman TB akan bertahan hidup dan akan masuk melalui saluran pernapasan menuju ke alveoli sehingga menyebabkan terbentuknya fokus primer sarang primer di jaringan paru tersebut. Kemudian kuman TB ini akan menuju kelenjar limfe regional hilus melalui saluran limfe yang menyebabkan terjadinya peradangan yaitu limfangitis, peradangan tersebut juga dapat mengakibatkan pembesaran kelenjar getah bening limfadenitis. Kejadian inilah yang disebut dengan komplek primer yang terjadi selama 4-6 minggu. 5,6 Kompleks primer ini akan mengalami penyembuhan spontan dengan tidak meninggalkan kecacatan sedikitpun restitution ad integrum atau sembuh dengan kecacatan atau akan mengalami penyebaran secara bronkogen ke paru yang bersangkutan ataupun ke paru sebelahnya. Penyebaran juga dapat melalui hematogen dan limfogen, penyebaran ini