Latar Belakang Prevalensi tuberkulosis pada diabetes mellitus tipe 2 di RSU KOTA Tangerang Selatan 2013

Menambah pengetahuan baru bagi dokter dan perawat akan resiko yang ditimbulkan oleh penderita DM, dalam hal ini adalah TB paru. d. Bagi Pihak Rumah Sakit  Sebagai informasi dan bukti medis mengenai prevalensi TB paru pada DM tipe 2 di RSU Kota Tangerang Selatan pada tahun 2013  Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan baru serta rujukan bagi rumah sakit terutama dalam penanganan penderita DM. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Definisi Diabetes Melitus

Menurut World Health Organization WHO bahwa DM sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat. tetapi secara umum DM merupakan suatu kumpulan gangguan anatomik dan kimiawi akibat dari faktor-faktor dimana didapatkan defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin. 3 Menurut American Diabetes Association ADA DM dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam :  DM Tipe 1 DM tipe 1 biasanya disebabkan oleh destruksi sel beta, biasanya pada DM tipe 1 ini mengalami defisiensi insulin absolut.  DM Tipe 2 Biasanya tipe ini bervariasi mulai yang pedominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin realtive sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.  DM Tipe lain Etiologinya bermacam-macam, antara lain karena disebabkan oleh : defek genetik fungsi sel beta kromosom 12, HNF-alfa, kromosm 7 dll , defek genetik kerja insulin resistensi insulin tiep A dll , penyakit eksokrin pankreas pankreatitis, pankreatektomi, neoplasma dll , endokrinopati akromegali, sindrom chusing , karena obat atau zat kimia vacor, ventamidin dll , infeksi rubella congenital, CMV dll , imunologi sindrom “ Stiffman ”, antibodi anti insulin dll sindroma genetik lain sindrom Down, sindrom Klinefelter dan lain-lain  Diabetes Kehamilan

2.1.2. Diagnosis DM tipe 2

Dalam mendiagnosis DM tipe 2 didasarkan atas pemeriksaan konsentrasi glukosa darah. Untuk mendiagnosis, pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan dengan cara enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Menurut PERKENI DM dapat didiagnosis dengan membagi menjadi dua bagian besar berdasarkan ada tidaknya gejala khas DM. Gejala khas DM terdiri dari poliuria, polidipsia, polifagia, dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas. Sedangakan gejala yang tidak khas DM antara lain lemas, kesemutan, gatal, luka yang sulit sembuh mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulvae pada wanita. Diagnosis DM juga dapat ditegakkan melalui car pada tabel dibawah ini: