38
3.3.9. Pengukuran pH Medium Sampel
Supernatan dari masing-masing sampel diukur nilai pH nya menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi.
3.3.10. Pengukuran Aktivitas Enzim
Supernatan dimasukan 1 ml ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 4 ml KH
2
PO
4
. Reaksi dimulai dengan menambahkan 40 g FDA kemudian divortex dan inkubasi selama 20 menit. Setelah penginkubasian segera
ditambahkan aseton sebanyak 4 ml untuk menghentikan reaksi kemudian tutup dengan alumunium foil. Suspensi disaring dengan kertas whatman N0. 1. Filtrat
dimasukan ke dalam tabung reaksi , ditutup dengan kertas parafilm dan disimpan dalam es batu untuk menguapkan aseton. Nilai absorbansi diukur dengan
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 490 nm Breeuwer, 1996.
3.3.11. Pengukuran Asam Fulvat dan Asam Humat • Asam Fulvat
Terhadap setiap sampel dilakukan perlakuan asam yakni dengan menambahkan asam klorida HCl 4 N hingga pH mencapai 1, setelah pH
mencapai nilai yang diinginkan kemudian dilakukan sentrifugasi selama 20 menit dengan kecepatan 8000 rpm. Dari proses tersebut didapatkan supernatan dan
pellet yang terpisah di dasar tabung sentrifugasi. Supernatan yang didapatkan kemudian dipindahkan ke dalam tabung terpisah dan diukur absorbansinya
menggunakan spekrofotometer pada panjang gelombang 280 nm Fakuosa dan Frost, 1998.
39
• Asam Humat
Setelah proses asidifikasi menggunakan HCl 4 N, maka endapan yang didapatkan dari hasil sentrifugasi diperlakukan lebih lanjut yakni dengan
membilasnya menggunakan aquadest hingga pH nya mencapai nilai 4. Setelah itu dilakukan pengukuran absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang 450 nm Fakuosa dan Frost, 1998.
3.3.12. Pengukuran Solubilisasi dengan Spektrofotometer UV-Vis
Supernatan hasil solubilisasi disentrifugasi 5400 rpm selama 15 menit kemudian diukur nilai absorbansinya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang 250 nm dan 450 nm untuk mengetahui tingkat solubilisasi batubara. Nilai absorbansi yang tinggi berbanding lurus dengan
tingkat solubilisasi batubara yang tinggi pula, data tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyeleksi isolat kapang. Supernatan sampel dengan nilai absorbsi
biosolubilisasi tertinggi akan diuji lanjut menggunakan GC-MS Selvi dan Banerje, 2007.
3.3.13. Analisis Sample dengan Menggunakan FTIR
Endapan batubara dianalisis dengan FTIR pada range frekuensi 4000- 450 cm
-1
dengan resolusi 4 cm
-1
. Endapan batubara hasil biosolubilisasi terlebih dahulu dioven pada suhu 55
o
C. Sebanyak 0,2 g sampel dibuat pellet dalam KBr dengan rasio 1:100. Sampel dicampurkan dengan serbuk KBr kering dengan
lumpang agate atau vibrating Ball Mill hingga benar-benar homogen. Campuran tersebut dicetak dengan handy press. Cakram KBr yang sudah terbentuk
dimasukan ke dalam KBr disc holder dan direkam dengan alat spektrofotometer
40
FTIR Shi et al., 2009. Kontrol yang digunakan adalah batubara lignit yang belum diberi perlakuan biosolubilisasi.
3.3.14. Analisis Hasil Solubilisasi Batubara oleh Kapang dengan Menggunakan GC-MS