Kultur Inokulum Spora Pembuatan Medium Minimal Salt + Sugar MSS Biosolubilisasi Batubara Pengukuran pH Medium Sampel Pengukuran Aktivitas Enzim

36

3.3.3. Pembuatan Medium Minimal Salt MS

Medium MSS dibuat dengan cara menimbang sebanyak 0,52 g MgSO 4 .7H 2 O ; 0,003 g ZnSO 4 .7H 2 O ; 5 g KH 2 PO 4 ; 0,005 g FeSO 4 , dan 1 g NH 4 SO 4 . Bahan-bahan tersebut dilarutkan dengan 1 liter aquades. Campuran tersebut dilarutkan sampai homogen Silva et al, 2007. 3.3.4. Pembuatan Medium Minimal Salt + Sugar + Agar MSSA Medium MSSA dibuat dengan sebanyak 100 ml MS, ditambahkan batubara 1 2 g dan dimasukan ke dalam Erlenmeyer 1, ditutup dengan alumunium foil , kemudian 100 ml aquadest dimasukan ke dalam Erlenmeyer 2 yang berbeda lalu ditambahkan 1,5 g agar, 1 g sukrosa, dan 0,2 g ekstrak ragi setelah itu dipanaskan dan ditutup dengan alumunium foil. Kedua Erlenmeyer diautoklaf dengan tekanan 1 atm, suhu 121 o C selama 15 menit. Kedua larutan yang berada di Erlenmeyer berbeda tersebut dicampur, dihomogenkan, dan dituang ke dalam cawan petri yang telah diautoklaf.

3.3.5. Peremajaan Kultur Spora Kapang

Empat jenis Kultur kapang hasil isolasi dari tanah pertambangan diambil menggunakan ose steril, kemudian diinokulasi ke dalam 4 cawan petri yang berisi 15 ml medium MSSA. Medium MSSA direkatkan menggunakan parafilm dan diberi label sesuai kode isolatnya. Cawan petri yang berisi kultur kapang tersebut diinkubasi pada suhu ruang 5-7 hari sampai kapang menghasilkan spora.

3.3.6. Kultur Inokulum Spora

Isolat kapang hasil peremajaan dengan medium MSSA, dimasukkan 10 ml NaCl 0,85 . Spora kapang pada permukaan MSSA dicerai berai mengunakan 37 ose steril hingga larut. Larutan spora dituang ke dalam yellow tube, diberi label sesuai kode isolatnya dan divorteks Fardiaz, 1992. 3.3.7. Pembuatan Medium Minimal Salt + Sugar MSS Medium MSS dibuat dengan sebanyak 600 ml MS, ditambahkan sukrosa 0,1 0,6 g dan ekstrak ragi 0,1 0,6 g. Campuran tersebut dihomogenkan dan dimasukan ke dalam 20 tabung Erlenmeyer masing-masing 30 ml, kemudian ditambahkan 5 serbuk batubara 1,5 g ke dalam 20 Erlenmeyer tersebut. Erlenmeyer ditutup rapat dengan alumunium foil dan diautoklaf dengan suhu 121 o C selama 15 menit.

3.3.8. Biosolubilisasi Batubara

Keempat kultur inokulum spora sebanyak 5 diinokulasikan ke dalam 30 ml medium MSS yang telah ditambahkan batubara 1,5 g. Medium MSS tersebut diinkubasi menggunakan shaking incubator dengan kecepatan 150 rpm, pada suhu ruang, selama 28 hari. Pencuplikan sampel kultur dilakukan pada hari ke 0, 7, 14, 21, dan 28 menurut metode Scott dan Lewis, 1990. Sampel kultur dimasukan ke dalam yellow tube dan diberi label, kemudian disentrifugasi untuk memisahkan endapan dari supernatannya. Sampel selanjutnya disaring dengan kertas whatman No.1. Supernatan yang didapatkan dianalisis pH, aktivitas enzim, asam humat dan fulvat, dan solubilisasi batubara dengan spektrofotometer UV-Vis dan GC-MS. Endapan batubara yang telah terpisah dikeringkan dalam oven pada suhu 55 o C untuk uji menggunakan FTIR. 38

3.3.9. Pengukuran pH Medium Sampel

Supernatan dari masing-masing sampel diukur nilai pH nya menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi.

3.3.10. Pengukuran Aktivitas Enzim

Supernatan dimasukan 1 ml ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 4 ml KH 2 PO 4 . Reaksi dimulai dengan menambahkan 40 g FDA kemudian divortex dan inkubasi selama 20 menit. Setelah penginkubasian segera ditambahkan aseton sebanyak 4 ml untuk menghentikan reaksi kemudian tutup dengan alumunium foil. Suspensi disaring dengan kertas whatman N0. 1. Filtrat dimasukan ke dalam tabung reaksi , ditutup dengan kertas parafilm dan disimpan dalam es batu untuk menguapkan aseton. Nilai absorbansi diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 490 nm Breeuwer, 1996.

3.3.11. Pengukuran Asam Fulvat dan Asam Humat • Asam Fulvat