Pengertian dan Jenis-Jenis Fraud

I. Pengertian dan Jenis-Jenis Fraud

Dalam Kamus Inggris-Indonesia Echols dkk:2003, fraud berarti 1 penipuan, 2 seorang penipu atau gadungan 3 kecurangan, 4 penggelapan. Definisi-definisi kecurangan menurut Tunggal dan Tunggal 2000 dalam Sulistiyowati 2003:14, antara lain: 1. Kecurangan sebagai tindak kejahatan Hukum Kejahatan Michigan menyatakan bahwa kecurangan adalah tindakan yang dilakukan oleh individu untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan gambaran yang salah. Tidak ada peraturan yang pas dan mutlak yang dapat diletakkan sebagai suatu dalil umum dalam menjabarkan kecurangan, karena mencakup kejutan, tipuan, kelicikan dan cara-cara tidak adil yang menipu orang lain. 2. Kecurangan sebagai suatu kesalahan Pengadilan tertinggi Amerika Serikat memberikan definisi kecurangan dalam arti sipil sebagai: a. Terdakwa telah membuat suatu gambaran tentang fakta material. b. Gambaran tersebut salah. c. Gambaran tersebut tidak benar-benar dipercaya oleh terdakwa, dalam dasar-dasar yang masuk akal untuk dianggap benar. d. Gambaran itu dibuat dengan maksud bahwa hal itu harus dilakukan seperti itu. e. Dalam mempraktikannya pada pendakwa menimbulkan kerugian. f. Dalam mempraktikannya, pendakwa tidak mengetahui kesalahan gambaran itu dan secara beralasan percaya bahwa gambaran itu benar. 3. Kecurangan perusahaan adalah semua kecurangan yang dilakukan oleh, untuk, atau terhadap suatu perusahaan bisnis. 4. Kecurangan manajemen adalah kesalahan pengertian tentang tingkatan prestasi unit yang disengaja yang dilakukan oleh para karyawan yang berperan dalam manajemen yang mencari keuntungan dari kecurangan tersebut dalam bentuk promosi, bonus, atau insentif ekonomi lainnya dan simbol-simbol status. 5. Kecurangan menurut orang awam adalah ketidakjujuran dalam bentuk penipuan disengaja atau salah pengertian yang disengaja tentang fakta material. Bohong adalah pemberitahuan disengaja tentang suatu ketidakbenaran, penipuan, pencapaian suatu keuntungan tidak adil atau wajar terhadap orang lain. A Jones dan Bates 1990 dalam Sulistiyowati 2003:15 Public Sector Auditing menyatakan yang dimaksud fraud dalam Theft Act adalah penggelapan yang meliputi berbagai kecurangan, antara lain penipuan yang disengaja intentional deceit, pemalsuan rekening falcification of account, praktik jahat corrupt practices, penggelapan atau pencurian embezzlement, korupsi corruption dan sebagainya. Fraud terjadi dimana seseorang memperoleh kekayaan atau keuntungan keuangan melalui kecurangan atau penipuan. Kecurangan semacam ini menunjukkan adanya keinginan yang disengaja dan tidak termasuk ketidaktahuan. Sedangkan menurut Ramsay 2000 dalam Sulitiyowati 2003, fraud merupakan kesalahan disengaja yang dikelompokkan ke dalam dua tipe, yaitu: 1. fraudulent financial reporting, yang meliputi: manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukung dan laporan keuangan yang disusun, tidak menyajikan dalam atau sengaja menghilangkan kejadian, transaksi, dan infomasi penting dan laporan keuangan, dan sengaja menerapkan prinsip akuntansi yang salah. 2. missapropriation of assets, yang meliputi: penggelapan penerimaan kas, pencurian aktiva, dan hal-hal yang menyebabkan suatu entitas membayar untuk barang atau jasa yang tidak diterimanya. Beberapa aktivitas yang mendorong terjadinya kecurangan antara lain: 1. Aktivitas yang berhubungan dengan pengeluaran, yang meliputi: klaim terhadap keuntungan dan bantuan, pembayaran kontrak, saham dan persediaan yang bernilai, penyewaan karyawan, mobil, bonus dan pembayaran lembur, biaya tempat tinggal, penjara, pasien rumah sakit, biaya kas kecil, dana tidak resmi untuk persaudaraan atau kelompok, serta karyawan yang dibayar berdasarkan jam kerja. 2. Aktivitas yang berhubungan dengan pendapatan, meliputi: kas yang diperoleh dari penyewaan, parkir mobil, biaya lisensi, hadiah untuk travel, pembayaran pinjaman hipotik, pinjaman pengembangan industri, cek yang menggunakan huruf inisial, penimbunan iklan dan sebagainya. Indikasi kemungkinan terjadinya kecurangan antara lain: 1. Ketidakmampuan mengatur pertemuan dengan staf klien kunci. 2. Ketidakmampuan mencari dokumen. 3. Dokumen diubah atau di “Tipp-Ex“ atau mengubah tanda tangan yang sah. 4. Saldo dalam buku yang tidak dapat dijelaskan. 5. Keengganan karyawan untuk meninggalkan posnya. 6. Gaya hidup yang tidak masuk akal. 7. Sering mendapat kunjungan atau mengunjungi kontraktor. 8. Tidak senang jika orang lain hadir saat mengecek tugas. 9. Komputer sering “down“ saat dikunjungi oleh auditor atau saat auditor akan menggunakannya. 10. Sering mengkambinghitamkan orang lain saat diperiksa oleh auditor.

J. Pencegahan Fraud

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian sertifikasi qualified internal auditor (QIA) dan pengalaman kerja auditor internal terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud (studi empiris pada Perusahaan di Jakarta)

2 18 132

Analisis Pengaruh Pengalaman Dan Pelatihan Auditor Terhadap Pengetahuan Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan

4 23 92

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, ETIKA PROFESI DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR DAN KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN (Studi Empiris pada KAP di Yogyakarta, Solo dan Semarang)

7 48 21

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP Pengaruh Profesionalisme Auditor, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materilaitas (Studi Kasus Pada Auditor In

0 3 18

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PERILAKU AUDITOR PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AU

0 0 12

TAP.COM - PENGARUH UPAH, KEMAMPUAN DAN PENGAN KERJA TERHADAP ... 213 438 1 PB

1 1 9

DETERMINASI TINGKAT MATERIALITAS DENGAN PENGALAMAN AUDITOR SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH KEMAMPUAN MENDETEKSI DAN ETIKA PROFESI

0 0 13

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, INDEPENDENSI, TEKANAN WAKTU DAN BEBAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN

0 1 16

PENGARUH PROFESIONALISME, PENGETAHUAN DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN, PENGALAMAN KERJA, ETIKA PROFESI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS - Unika Repository

0 0 16

Pengaruh Pengalaman Kerja, Gender, Jenjang Jabatan, Kesadaran Etis, dan Independensi terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan (Fraud)

0 2 15