Latar Belakang Penelitian Tuntutan terhadap terwujudnya good governance pada setiap sektor, baik

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian Tuntutan terhadap terwujudnya good governance pada setiap sektor, baik

publik maupun swasta kini semakin gencar. Tuntutan tersebut memang sangat wajar mengingat banyaknya penelitian yang menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan di negeri ini ternyata disebabkan oleh buruknya pengelolaan bad governance pada sebagian besar pelaku ekonomi baik sektor publik maupun swasta di Indonesia. Indikasi buruknya pengelolaan tersebut antara lain tercermin dari maraknya birokrasi yang tidak sehat yang ditunjukkan oleh banyak kasus yang terjadi dari penelitian- penelitian yang telah dilakukan. Bukti lain dari buruknya pengelolaan perusahaan adalah tercermin dari tidak adanya upaya antisipasi dari pihak manajemen organisasi terhadap aktivitas keuangannya. Yang lebih mengenaskan lagi, ternyata sebagian besar utang luar negeri yang dimiiliki oleh perusahaan swasta merupakan utang jangka pendek yang digunakan untuk membiayai proyek-proyek investasi jangka panjang. Kondisi inilah yang menyebabkan banyak perusahaan swasta mengalami default atas utang mereka yang telah jatuh tempo. Sementara kini sedang merebaknya penyakit berdimensi ekonomi, politik, kultur, moral bahkan agama, yang terus menggerogoti segala aspek kehidupan masyarakat saat ini, yaitu masalah korupsi, kolusi dan nepotisme KKN atau sering disebut sistem kroni. Ketiga hal tersebut bisa dikategorikan ke dalam bentuk kecurangan fraud. Terhadap merebaknya tuntutan terwujudnya good governance dan good corporate governance , profesi akuntan khususnya auditor internal banyak mendapat sorotan. Sorotan tersebut terutama terkait dengan tugas auditor internal di perusahaan, karena tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh audit internal adalah untuk membantu semua pimpinan perusahaan manajer dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Beberapa pihak merasakan bahwa peran profesi auditor internal belum optimal, walaupun belum sepenuhnya benar. Pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor eksternal pada Kantor Akuntan Publik KAP tujuannya adalah memberikan pendapat atas laporan keuangan yang disusun manajemen, sedangkan tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh audit internal adalah untuk membantu semua pimpinan perusahaan manajer dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Profesi audit internal merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan kecakapan dan kewenangan, sehingga auditor internal dituntut untuk berkualitas dan kompeten dengan memiliki latar belakang pendidikan formal dalam bidang akuntansi dan auditing. Audit internal juga dituntut untuk mengikuti pendidikan lanjutan, menjalani pelatihan teknis yang cukup dalam praktek akuntansi dan auditing, serta memiliki pengalaman kerja yang cukup mengenai profesinya. Menurut Benardi dalam Priscillia 2004, pengalaman kerja merupakan faktor penting dalam memprediksi dan mendeteksi kinerja auditor, karena auditor yang berpengalaman lebih memiliki ketelitian yang tinggi mengenai kekeliruan dari pada auditor yang kurang atau belum berpengalaman. Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih. Seorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup dalam tugasnya. Boner dan Walker 1994 dalam Herliansyah 2006:3, mengatakan bahwa peningkatan pengetahuan yang muncul dari pelatihan formal sama bagusnya dengan yang didapat dari pengalaman khusus. Oleh karena itu pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, sehingga pengalaman dimasukkan sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh ijin menjadi akuntan publik SK Menkeu No. 43KMK.0171997. Sedangkan untuk menambah kemampuannya sebagai auditor internal, auditor juga dapat mengikuti pelatihan teknis guna menunjang kemampuannya sebagai auditor internal. Yayasan Pendidikan Internal Audit YPIA adalah salah satu lembaga yang menyediakan berbagai macam pelatihan yang dibutuhkan oleh para auditor internal tersebut. Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan tersebut berupa kegiatan-kegiatan, seperti seminar, simposium, lokakarya pelatihan itu sendiri dan kegiatan penunjang keterampilan lainnya. Melalui program pelatihan ini para auditor juga mengalami proses sosialisasi agar dapat menyesuaikan dengan perubahan situasi yang akan ditemui di lapangan. Disiplin ilmu akuntansi yang semakin cepat berkembang dari waktu ke waktu seiring perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat pula, baik secara teori akuntansi maupun praktik bisnis. Sebagai contoh, wacana mengenai Human Resources Accounting akuntansi sumber daya manusia muncul sejalan pesatnya praktik bisnis di bidang jasa. Hal tersebut karena adanya kepentingan dari lingkungan bisnis yang merasa perlu mengkapitalisasi sumber daya paling berharga di dalam usahanya yang notabene adalah manusia itu sendiri.

B. Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian sertifikasi qualified internal auditor (QIA) dan pengalaman kerja auditor internal terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud (studi empiris pada Perusahaan di Jakarta)

2 18 132

Analisis Pengaruh Pengalaman Dan Pelatihan Auditor Terhadap Pengetahuan Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan

4 23 92

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, ETIKA PROFESI DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR DAN KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN (Studi Empiris pada KAP di Yogyakarta, Solo dan Semarang)

7 48 21

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP Pengaruh Profesionalisme Auditor, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materilaitas (Studi Kasus Pada Auditor In

0 3 18

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PERILAKU AUDITOR PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AU

0 0 12

TAP.COM - PENGARUH UPAH, KEMAMPUAN DAN PENGAN KERJA TERHADAP ... 213 438 1 PB

1 1 9

DETERMINASI TINGKAT MATERIALITAS DENGAN PENGALAMAN AUDITOR SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH KEMAMPUAN MENDETEKSI DAN ETIKA PROFESI

0 0 13

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, INDEPENDENSI, TEKANAN WAKTU DAN BEBAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN

0 1 16

PENGARUH PROFESIONALISME, PENGETAHUAN DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN, PENGALAMAN KERJA, ETIKA PROFESI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS - Unika Repository

0 0 16

Pengaruh Pengalaman Kerja, Gender, Jenjang Jabatan, Kesadaran Etis, dan Independensi terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan (Fraud)

0 2 15