17
Muhammad Rasyid Ridha mengemukakan dalam tafsirnya, bahwa sabilillah adalah jalan yang mengantarkan kepada keridhaan Allah yang dengannya agama
dipelihara dan keadaan umat membaik.
22
Selain dirangkaikan dengan kata sabîlillah, kata jihâd juga sering disandingkan dengan lafaz qitâl, hijrah, dan infaq, seperti dalam Q.s. al-Baqarah
[2]: 154, 190, 246, 261, Q.s. al-Nisâ [4]: 89, 100, al-Hajj [22]: 58, dan al-Nûr [24]: 22. Jadi, ketika Al-Quran di suatu tempat merangkai lafaz jihâd dan fi
sabîlillah kemudian di tempat lain menyebutkan lafaz qitâl dan fi sabîlillah, menurut penulis kedua lafaz tersebut jihâd dan qitâl berbeda makna meskipun
memiliki orientasi dan hasil yang sama ketika dirangkaikan dengan lafaz fi sabîlillah, karena kandungan makna dari kata jihâd lebih luas dari pada istilah
qitâl. Oleh sebab itu penulis berpendapat bahwa qitâl adalah suatu bentuk dari jihad.
Meskipun demikian, jihâd yang dijumpai di dalam Al-Quran tidak semuanya memiliki arti berjuang di jalan Allah karena ada juga ayat yang
menggunakan kata jihâd untuk pengertian “berjuang dan berusaha seoptimal
mungkin untuk mencapai tujuan, walaupun tujuan tersebut condong kearah yang negatif”. Kasus seperti ini dapat dijumpai di dalam Q.s. al-Ankabût [29]: 8 dan
Q.s. Luqmân [31]: 15. Kedua ayat tersebut berbicara di dalam konteks hubungan antara anak yang beriman dan orang tua yang kafir.
B. Jihad di dalam Dustur Islam
22
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir Al-Quran Al-Hakim, Mesir: Dar al-Manar, 1367 H., h. 254.
18
a Lafaz-lafaz Jihâd dalam Al-Quran
Sebelum mengkaji ayat-ayat tentang jihad, terlebih dahulu penulis akan mengeksplor kata
“jihâd” dan berbagai bentuk perubahan katanya tashrif di dalam Al-Quran. Kata jihâd dan berbagai bentuknya terulang sebanyak empat
puluh satu kali di dalam Al-Quran. Kata jihâd yang mengandung pengertian „berjuang di jalan Allah‟, ditemukan pada 33 ayat: 13 kali di dalam bentuk fi‟il
mâdhi
ض م عف
kata kerja bentuk lampau, lima kali di dalam bentuk fi‟il
mudhâ ri‟
ع ضم عف
kata kerja bentuk sekarang dan yang akan datang, tujuh kali di dalam bentuk
fi‟il amr
مأ عف
kata kerja perintah, empat kali di dalam bentuk mashdar, dan empat kali di dalam bentuk
isim fâ‟il
ع ف مسإ
kata benda yang menunjukkan pelaku.
23
M. Dawam Rahardjo
24
mendeteksi kata-kata jihâd dan derivasi katanya di dalam Al-Quran, berasal dari kata jahd
ـْ ـج
, kata ini terulang sebanyak lima kali yaitu terdapat pada; Q.s. al-Mâidah [5]: 53, al-
An‟âm [6]: 109, al-Nahl [16]: 38, al-Nûr [24]: 53, Fâthir [35]: 42. Dan berasal dari kata juhd
ـْ ـج
yang hanya ditemukan pada satu tempat saja di dalam Al-Quran, yaitu pada surat Al-Taubah,
ayat 79. Muhammad Fuad Abdul Baqi merangkum kata jihâd dan berbagai bentuk
perubahan di dalam Al-Quran dalam kitabnya yang berjudul al- Mu‟jam Al-
23
M. Quraish Shihab, et.al, ENSIKLOPEDIA AL-QURAN: Kajian Kosakata, Jakarta: Lentera Hati, 2007, cet. 1, h. 396.
24
M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Quran; Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep Kunci, Jakarta: PARAMADINA, 1996, cet. 1, h. 516.
19
Mufahras li al-Fadzhi al- Qur‟an al-Karim dengan berbagai bentuk, lebih jelasnya
penulis tuangkan dalam bentuk tabel di bawah ini.
Terma Jihâd Beserta Perubahan Bentuk Katanya di Dalam Al-Quran
25
No Bentuk Kata
Q.S Ayat
Lafadz 1.
al-Taubah [9] 19
2. al-
„Ankabût [29] 6
3. al-
„Ankabût [29] 8
4. Luqmân [31]
15 5.
al-Baqarah [2] 218
6. Ali Imran [3]
142 7.
al-Anfâl [8] 72
8. al-Anfâl [8]
74 9.
al-Anfâl [8] 75
10. al-Nahl [16]
110 11.
al-Ankabût [29] 69
12. al-Taubah [9]
16 13.
al-Taubah [9] 20
14. al-Taubah [9]
88 15.
al-Hujurât [49] 15
16. al-Shaff [61]
11 17.
al-Ankabût [29] 6
18. al-Taubah [9]
44
25
Muhammad Fuad Abdul Baqi, al- Mu‟jam al-Mufahras li al-Fâzh al-Quran al-Karim,
Beirut: Darul Fikr, 1407H , h. 182-183.
20
19. al-Taubah [9]
81 20.
al-Mâ ‟idah [5]
54 21.
al-Taubah [9] 73
22. al-Tahrîm [66]
9 23.
al-Furqân [25] 52
24. al-Mâ
‟idah [5] 35
25. al-Taubah [9]
41 26.
al-Taubah [9] 86
27. al-Hajj [22]
78 28.
al-Mâ ‟idah [5]
53 29.
al- An‟âm [6]
109 30.
An-Nahl [16] 38
31. An-Nûr [24]
53 32.
Fâthir [35] 42
33. At-Taubah [9]
79
34. At-Taubah [9]
24 35.
Al-Furqân [25] 52
36. Al-Mumtahanah [60]
1 37.
Al-Hajj [22] 78
38. An-Nisâ
‟ [4] 95
39. An-Nisâ
‟ [4] 95
21
40. An-Nisâ
‟ [4] 95
41. Muhammad [47]
31
Jika ditinjau dari tempat turunnya ayat al-asbâb al-nuzûl, ayat-ayat tersebut ayat-ayat tentang jihad di atas sebagian turun pada saat Nabi
Muhammad SAW berada di Makkah, sedangkan ayat yang lain turun pada saat Nabi telah hijrah ke Madinah atau biasa dikategorikan sebagai ayat madaniyah.
26
Terdapat perbedaan antara ayat-ayat jihad periode Makkah dan ayat-ayat jihad periode Madinah. Ayat-ayat jihad periode Makkah pada umumnya menyeru untuk
bersabar terhadap tindakan-tindakan musuh dan memang tidak ada pilihan lain bagi mereka selain itu, di samping terus berdakwah secara lisan di tengah-tengah
umat manusia. Sedangkan ayat-ayat jihad periode Madinah cenderung menyeru untuk menghadapi musuh secara konfrontatif dan membolehkan umat Islam
membalas ketika diserang musuh, ini sesuai dengan kondisi umat Islam pada saat itu yang telah siap untuk membalas perlawanan musuh.
Demikianlah terma jihad beserta derivasinya di dalam Al-Quran yang berhasil penulis kumpulkan dari sumber-sumber buku, eknsiklopedi, dan kamus
Al-Quran. Untuk mengantar penulis lebih dalam membahas seputar jihad, penulis sudah memiliki modal awal dengan mengetahui tempat-tempat surat dan ayat
yang berbicara seputar jihad serta mengenal bentuk-bentuk kata yang digunakan Al-Quran ketika berbicara tentang jihad.
26
al-Furqân [25]: 52, al-Nahl [16]: 110, al- „Ankabut [29]: 6 dan 69 yang biasa di
masukkan oleh para ulama tafsir ke dalam kategori ayat makkiyah, sedangkan ayat yang lain dikategorikan sebagai ayat madaniyah. Baca: Yusuf Qardhawi, FIQIH JIHAD, h. 73.
22
b Jihad di dalam Hadis Nabi SAW
Bagaimanapun hukum jihad di dalam Islam, kedudukannya tidak dapat digantikan oleh sesuatu yang lain. Sebab melalui jihad umat dapat terlindungi dan
kehormatan negara-negara Islam dapat terjaga, serta kebebasan umat Muslim dalam menyampaikan dakwah Islam terpelihara. Jihad merupakan benteng dan
pilar pertahanan umat, dengan jihad lahir para pahlawan Islam, pasukan-pasukan Muslim yang tangguh, serta rela mengorbankan jiwa dan harta mereka untuk
kepentingan agama Allah. Banyak ayat Al-Quran dan hadis Nabi yang memotivasi kita untuk berjihad di jalan Allah, menerangkan keutamaanya, dan
mejelaskan kedudukan para pelakunya di sisi Allah SWT. Mereka memiliki derajat yang sama dengan orang berpuasa serta orang yang mengerjakan shalat
malam dan tidak bosan melakukannya. Di samping Al-Quran, di dalam hadis juga terrekam pesan-pesan tentang
jihad yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Di antaranya adalah hadis yang terdapat di dalam kitab Shahih Bukhari, yang matan hadisnya sebagai
berikut:
ا س ْع تْأس ضْفأ معْا أ عْسم نْا اج ّأ -
ها ص م س ع
- ف
ذ ت ا م ع اّ ا
د .
ا س ا م تْ ذ
نْ ا ْا د
. ا س ا م تْ
ذ ا س ف جْا
د .
Seorang laki- laki berkata kepada ibn Mas‟ud, „amal apa yang paling
bai k?‟, lalu ibn Mas‟ud berkata, “aku menanyakan hal yang serupa
kepada Rasulullah shalallahu „alaihi wa sallam, maka beliau menjawab, Shalat pada waktunya
, aku berkata apa lagi ya Rasulallah, beliau menjawab
Berbuat baik kepada kedua orang tua, aku berkata apa lagi ya Rasulullah, beliau menjawab
Dan jihad di jalan Allah.
27
27
Abu Abdillah al-Bukhari, Shahîh al-Bukhari, Semarang: Toha Putra, t.th, juz ke-3, h. 200.
23
H.R. Bukhari Ibnu Hajar al-
„Asqalani menerangkan bahwa penyebutan tiga macam amal kebajikan yang utama itu adalah karena ketiganya merupakan lambang ketaatan-
ketaatan lainnya. Artinya, siapa yang mengabaikan shalat fardu hingga melampaui waktunya tanpa uzur, padahal shalat itu demikian besar keutamaannya, maka
orang itu akan lebih mengabaikan ibadah yang lainnya. Siapa yang tidak berbuat kebajikan kepada kedua orang tuanya, padahal demikian banyak hak mereka atas
diri anaknya maka ia akan lebih sedikit berbuat kebajikan kepada selain keduanya. Dan barang siapa yang meninggalkan jihad menghadapi orang-orang kafir, setelah
sedemikian jelas-jelas perlawanan mereka terhadap agama Allah SWT, maka terhadap berbagai jenis kefasikan ia akan lebih tidak perduli.
28
Hadis lainnya yang berbicara seputar jihad adalah sebagai berikut:
ْنع حْط تْ شئ ع ْنع ْمع أ نْ ح ث ح خ ث ح سم ث ح شئ ع
- ع ها ض
- ، معْا ضْفأ جْا ت ا س ْت ّأ
جّ افأ ذ
ْم ٌّح جْا ضْفأ ن د
.
Aisyah ra bertanya kepada Rasulullah saw, “Rasulullah, telah ditunjukkan kepada kami bahwa jihad adalah amal yangpaling utama, apakah kami
kaum wanita tidak berjihad? ”, Rasulullah saw menjawab, “Bagi kalian
jihad yang paling utama adalah haji mabrur ”.
H.R. Bukhari Hadis tersebut menunjukkan bahwa jihad memiliki cakupan makna yang
luas di dalam wawasan Islam, jihad bukanlah semata-mata berjuang di medan perang. Di dalam hadis di atas diidentifikasikan oleh Nabi bahwa berhaji juga
termasuk jihad. Walaupun dalam konteksnya hadis ini berbicara tentang jihad bagi
28
Ahmad Ibn „Ali Hajar al-„Atsqalani, Kitab al-jihad was Siyar min Fathil Bari Beirut: Dar al-Balaghah, 1985, h. 11-12.
29
Muhammad bin Isma‟il abu Abdullah al-Bukhari, Al-Jami‟ Ash-Shahîh Al-Mukhtashar Shahîh Al-Bukhari, juz 10, h. 175.
24
wanita, namun pemakaian kata jihad di dalam hadis ini memberikan indikasi bahwa kata jihad memiliki makna yang luas. Dari hadis di atas dapat juga ditarik
kesimpulan bahwa jihad adalah setiap usaha sungguh-sungguh yang memerlukan pencurahan tenaga untuk melakukannya dalam rangka memperoleh ridha Allah
SWT. Allah berfirman di dalam sebuah hadis qudsi, yang artinya sebagai berikut: “Siapapun di antara hamba-hamba-Ku yang menunaikan jihad pada
jalan-Ku karena mengharap dan mencari keridhaan-Ku, Aku jamin untuk mengembalikannya, jika ia Ku kembalikan, dengan segala apa yang
didapatnya berupa pahala atau harta rampasan. Dan jika ia Kuwafatkan dalam jihad maka ia Kuampuni, Kuberi rahmat dan akan Kumasukkan ke
dalam surga
”.
30
Hadis-hadis tentang jihad secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama, hadis-hadis yang menyebutkan jihad dalam konteks perang
di jalan Allah. Hal itu ditunjukkan dengan penyebutan kematian di medan jihad serta perolehan ghanimah. Kedua, hadis-hadis yang menyebutkan jihad dalam arti
luas, yakni segala usaha yang memerlukan pencurahan tenaga dalam rangka memperoleh ridha Allah, baik berupa ibadah khusus yang bersifat individual
maupun ibadah umum yang bersifat kolektif, berupa amar ma‟ruf nahi munkar.
C. Status Hukum Jihad