Teori Struktural Fungsional Dampak
serangan dan mengalihkan perhatiannya ke arah tentang perubahan sosial, terutama studi evolusi sosial.
18
Teori Evolusi. Orientasi umum Parsons untuk studi tentang perubahan sosial dibentuk oleh biologi. Untuk menerangkan proses ini
Parsons mengembangkan apa yang disebutnya “Paradigma Perubahan Evolusioner”.
19
Komponen pertama paradigma itu adalah proses diferensiasi. Parsons berasumsi bahwa setiap masyarakat tersusun dari sekumpulan
subsistem yang berbeda berdasarkan strukturnya maupun berdasarkan makna fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih luas. Ketika masyarakat
berubah, subsistem baru terdiferensiasi. Tetapi ini belum cukup, subsistem baru ini juga harus lebih berkemampuan menyesuaikan diri ketimbang
subsistem terdahulu. Jadi, aspek esensial paradigma evolusioner Parsons adalah kemampuan menyesuaikan diri yang meningkat. Proses ini
dilukiskan Parsons seperti berikut ini
20
:
Karena proses diferensiasi menghasilkan sistem yang makin berkembang
dan seimbang,
setiap instruktur
yang baru
saja terdiferensiasi...tentu mempunyai kapasitas menyesuaikan diri yang
meningkat untuk melaksanakan fungsi utamanya jika dibandingkan dengan pelaksanaan fungsi oleh struktur yang lebih menyebar
18
Ibid, h. 133
19
George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern Edisi KeenamJakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, Februari 2010, h. 133
20
Ibid, h. 133
sebelumnya... Proses ini dapat kita sebut sebagai aspek peningkatan kemampuan menyesuaikan diri dari lingkungan evolusioner.
Selanjutnya Parsons menyatakan bahwa proses diferensiasi menimbulkan sekumpulan masalah integrasi baru bagi masyarakat. Ketika
subsistem-subsistem berkembang biak, masyarakat berhadapan dengan masalah baru dalam mengoordinasi operasi unit-unit yang baru muncul
itu.
21
Masyarakat yang mengalami evolusi, tentu akan berubah dari sistem yang berdasarkan kriteria askripsi ascription ke sistem yang
berdasarkan kriteria prestasi. Keterampilan dan kemampuan yang lebih besar diperlukan untuk menangani masalah subsistem yang makin
menyebar. Kemampuan umum para aktor harus dibebaskan dari ikatan- ikatan askriptifnya sehingga dengan demikian kemampuan aktor itu dapat
dimanfaatkan oleh masyrakat. Ini berarti bahwa kelompok-kelompok yang semula tidak mendapat peluang untuk memberikan kontribusi kepada
masyarakat, harus mendapat kebebasan sebagai anggota penuh dari masyarakat.
22
Terakhir, sistem nilai dari masyarakat sebagai satu kesatuan pasti mengalami perubahan serentak dengan perubahan struktur dan fungsi
sosial yang tumbuh semakin terdiferensiasi. Tetapi karena sistem baru itu semakin bervariasi, maka semakin sulit pula bagi sistem nilai untuk
mencakupnya. Karena itu, masyarakat yang semakin terdiferensiasi
21
Ibid, h. 134
22
George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern Edisi KeenamJakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, Februari 2010, h. 134
memerlukan sistem nilai yang “menggariskan ketentuan-ketentuan umum pada tingkat yang lebih tinggi untuk melegitimasi keanekaragaman tujuan
dan fungsi yang semakin meluas dari subunit masyarakat”. Tetapi, proses generalisasi nilai ini sering tak dapat berjalan mulus karena berhadapan
dengan perlawanan dari kelompok-kelompok yang melaksanakan sistem nilai sempit mereka sendiri.
23
Selanjutnya Parsons menganalisis sederetan masyarakat khusus yang berada dalam evolusi dari tahap primitif menuju masyarakat modern.
Ada satu hal penting yang ditekankan di sini: Parsons beralih ke teori evolusi, setidaknya sebagian, karena ia dituduh tak mampu menjelaskan
perubahan sosial. Tetapi analisisnya tentang evolusi bukan dilihat dari sudut proses; analisisnya itu lebih merupakan upaya untuk menyusun tipe-
tipe struktural dan menghubungkannya secara berurutan. Ini adalah sebuah analisis perbandingan struktural, bukan studi tentang proses perubahan
sosial. Jadi, ketika ia seharusnya mengamati perubahan pun, ia tetap melakukan studi tentang struktur dan fungsi.
24
Media Pertukaran Umum. Salah satu cara Parsons memasukkan
aspek dinamis, yang berubah-ubah, ke dalam sistem teorinya adalah melalui gagasannya tentang media pertukaran umum di dalam dan di
antara empat sistem tindakan terutama dalam sistem sosial yang dibahas di atas. Model untuk media pertukaran umum ini adalah uang, yang
berperan sebagai medium di dalam perekonomian. Tetapi, selain memusatkan perhatian pada fenomena material seperti uang, Parsons juga
23
Ibid, h. 134
24
George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern Edisi KeenamJakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, Februari 2010, h. 135
memusatkan perhatian pada media simbolik dari pertukaran. Bahkan ketika Parsons membicarakan uang sebagai medium pertukaran di dalam
sistem sosial, ia lebih memusatkan perhatian pada kualitas simboliknya ketimbang kepada kualitas materialnya. Di samping uang dan simbol-
simbol yang lebih jelas lainnya, terdapat media pertukaran umum lainnya—seperti kekuasaan politik, pengaruh, dan komitmen terhadap
nilai. Parsons menjelaskan mengapa ia memusatkan perhatian pada media simbolik pertukaran: “Pengenalan suatu teori media ke dalam perspektif
struktural bagi saya adalah untuk menolak tuduhan bahwa tipe analisis struktural ini secara inheren ternoda oleh bias statis, yang membuatnya
mustahil untuk diterapkan pada problem-problem yang dinamis”.
25
Media simbolik pertukaran, seperti uang, mempunyai kapasitas dapat diciptakan dan beredar dalam masyarakat yang lebih luas. Jadi, di
dalam sistem sosial, orang yang berada dalam sistem politik mampu menciptakan kekuasaan politik. Lebih penting lagi, mereka dapat
mengeluarkan kekuasaan politik itu, dengan demikian memungkinkannya beredar secara bebas di dalam dan berpengaruh terhadap sistem sosial.
Melalui pengeluaran kekuasaan seperti itu, para pemimpin memperkuat sistem politik maupun masyarakat secara keseluruhan. Lebih umum lagi,
inilah media umum yang beredar antara empat sistem tindakan dan di dalam struktur masing-masing sistem itu. Keberadaan dan gerakan media
25
Ibid, h. 135-136
umum pertukaran inilah yang memberikan dinamisme terhadap sebagian besar analisis struktural Parsons.
26