22 atau sering disebut pemain topeng tembut-tembut, para pemusik penggual yang
biasanya menjadi pengiring dalam tarian topeng tembut-tembut. Wawancara dengan informan biasa yaitu masyarakat yang desa tersebut
yang telah menyaksikan tarian topeng tembut-tembut dan kelompok masyarakat yang pernah melakukan ritual dengan menggunakan topeng tembut-tembut,
misalnya dalam upacara ndilo wari udan memanggil hujan dilakukan untuk memperoleh gambaran umum tentang bagaimana peran topeng tembut-tembut
pada masyarakat Karo saat ini. Dalam wawancara ini peneliti menggunakan alat perekam untuk
menghindari adanya data yang hilang pada saat wawancara. Catatan-catatan kecil juga disediakan jika informan tidak merasa nyaman dengan adanya alat perekam.
b. Observasi pengamatan.
Dalam hal pengamatan penulis mengamati seluruh rangkaian kegiatan dalam pembuatan topeng. Selain mengamati kegiatan pembuatan Topeng ini, peneliti
juga akan mengamati bagaimana palaksanaan ritual yang menggunakan topeng tersebut, jika tidak memungkinkan ada acara yang menggunakan topeng dalam
waktu yang telah ditentukan, maka peneliti akan mewawancarai warga atau para pelaku yang terlibat dalam acara ini. Peneliti juga akan berusaha memperoleh
beberapa dokumentasi Tarian Tembut-Tembut dari para pewaris atau warga desa yang memilikinya. Dalam menggunakan pengamatan observasi ini, peneliti
menggunakan alat bantu berupa kamera foto untuk mempublikasikan hal-hal yang penting yang berkaitan dengan masalah penelitian. Hal ini untuk memudahkan
peneliti dalam memberikan gambaran tentang topeng tembut-tembut.
23
1.7 Analisa Data
Data yang di peroleh tersebut akan di analisis secara kualitatif. Proses analisa data pada penelitian ini di mulai dengan menelaah seluruh data yang di
peroleh dari observasi dan wawancara, kemudian mengklasifikasikannya sesuai dengan kebutuhan dalam menjawab permasalahan yang seterusnya di susun secara
sistematis agar lebih mudah di pahami. Kemudian penulisan laporan sesuai dengan data yang di peroleh sampai akhir penelitian.
24
Bab II Gambaran Umum Lokasi Penelitian
II.1 Identifikasi Desa II.1.1 Lokasi Desa Seberaya
Penelitian ini dilakukan di Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo. Adapun jarak desa dengan kota kecamatan sekitar 3 Km, dari
ibukota kabupaten sekitar 12 Km dan dari ibukota propinsi sekitar 76 Km. Dekat dengan ibukota kacamatan, desa ini memiliki batas-batas wilayah yaitu sebelah
Utara berbatasan dengan Desa Ajimbelang dan Desa Ajijahe, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kutabalai dan Tigapanah, sebalah Barat berbatasan
dengan Desa Lepar Samura dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kubu Colia, Bertah-Kutajulu dan Desa Sukanalu. Luas wilayah desa ini sekitar 1.125
Ha dengan perincian penggunaan lahan yang tertera pada tabel berikut :
Tabel I Penggunaan Lahan
No Penggunaan Lahan
LUAS Ha
1 Pemukiman Umum
15,0 2
Perkantoran 0,02
3 Sekolah
1,0