Bahan Baku Pandai Besi Peralatan Pandai Besi Proses kerja Pandai Besi

benar tertutup, pinggir mangkuk diisi dengan cairan atau busa. Derajat penurunan kebisingan dipengaruhi oleh bahan mangkuk dan pinggirnya serta keberhasilan alat ini bergantung pada kualitas pinggir penutup. 2. Sumbat telinga Alat ini berasal dari berbagai bahan, yaitu : a. Untuk sumbat telinga sekali pakai adalah kapas, kapas berlapis plastik, kapas wol bercampur malam, busa poliuretan. b. Untuk sumbat telinga yang dapat dipakai ulang adalah plastik cetak permanen, karet berisi pasta, dan plastik yang berisi pasta.

2.4. Usaha Pandai Besi

Menurut Depkes RI, 1993 seperti yang dikutip oleh Sihombing 2007 melalui usaha pandai besi dihasilkan berbagai jenis barang seperti pisau, kapak, golok, blencong, cangkul maupun garpu tanah.

2.4.1. Bahan Baku Pandai Besi

Bahan baku pada usaha pandai besi terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku tambahan Depkes RI, 1993 yang dikutip oleh Sihombing 2007 : 1. Bahan baku utama a. Besi baja bekas rel kereta api b. Besi baja bekas per mobil c. Besi baja bulat d. Besi baja bekas plat kapal e. Besi baja tulangan Universitas Sumatera Utara 2. Bahan baku tambahan a. Kayu b. Arang c. Pernis d. Ampelas kayu e. Spritus f. Cat

2.4.2. Peralatan Pandai Besi

Untuk mengolah bahan baku dipergunakan peralatan kerja seperti tersebut dibawah ini Depkes RI, 1993 yang dikutip oleh Sihombing 2007 : 1. Tungku pembakar dan tungku tempa 2. Penghembus udara 3. Landasan martil penempa, penjepit, catok angker, pahat pelubang, kikir tangan 4. Mesin gerinda 5. Pisau pengukir dalam berbagai bentuk dan ukuran 6. Seperangkat las listrik atau karbit 7. Bak pendingin

2.4.3. Proses kerja Pandai Besi

Pada usaha pandai besi proses produksi terdiri dari pengolahan besi baja dan kayu melalui tahapan-tahapan berikut Depkes RI, 1993 yang dikutip oleh Sihombing 2007 : Universitas Sumatera Utara a. Pemotongan besi baja Pemotongan besi baja adalah merupakan kegiatan awal dari rangkaian proses kerja. Semua bahan baku yang berupa besi baja tersebut dipotong sesuai kebutuhan melalui pemanasan pada suhu 1.000°C sampai 1.100°C kemudian dipahat atau langsung dipahat tanpa pemanasan. b. Pembentukan Proses pembentukan dilakukan dengan cara membakar besi baja yang telah dipotong tersebut pada suhu 1.000°C sampai 1.100°C selanjutnya ditempa dalam keadaan panas di atas landasan dengan menggunakan martil penempa. c. Pengerasanpenyepuhan besi baja Besi hasil tempaan dikeraskan melalui pemanasan dan penajaman kembali pada suhu sekitar 800°C sampai 900°C. Selanjutnya dilakukan proses celup quenching ke dalam bak berisi air atau oli. d. Penghalusanpenajaman besi baja Proses selanjutnya adalah penghalusan dan penajaman yang dilakukan dengan cara menggerinda atau mengikir. Untuk memperkilat permukaan logam dari produk tertentu seperti pisau, golok, selanjutnya dilakukan proses pemolesan. e. Pengelasan besi baja Proses pengelasan merupakan penyambungan dari beberapa bagian, proses ini hanya diperlukan untuk pembuatan cangkul atau garpu dan biasanya dilakukan dengan menggunakan las karbit. Universitas Sumatera Utara f. Pengolahan kayu dan pemelituran Kegiatan ini merupakan pembuatan kerangka dan pembuatan ukiran dari gagang pisau atau golok. Setelah itu kerangka tersebut dipelitur mengkilap sesuai dengan kebutuhan. g. Penyetelan Kegiatan ini merupakan kegiatan perakitan komponen yang diperlukan seperti pemasangan tangkai pemegang

2.4.4. Bahaya Potensial Usaha Pandai Besi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan

4 76 136

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pekerja pada Bagian Produksi Mengenai Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Toba Pulp Lestari Porsea Tahun 2012

39 293 152

Pola Dan Perilaku Penyemprotan Pestisida Terhadap Keluhan Kesehatan Petani Jeruk Di Desa Berastepu Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Tahun 2011

15 95 138

Gambaran Pengetahuan dan Tindakan Pekerja Pada Bagian Produksi Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) OHSAS 18001:2007 di PT. Socfindo Kebun Aek Pamienke Tahun 2010

9 137 84

SKRIPSI PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BAGI PEKERJA PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BAGI PEKERJA DI PT.STTC ( Sumatra Tobacco Trading Company) PEMATANGSIANTAR.

0 2 15

KAJIAN KELENGKAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PEKERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA KAJIAN KELENGKAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PEKERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA.

0 2 13

NILAI SOSIAL DAN ESTETIKA TARI MENGANYAM PURUN PADA MASYARAKAT KUALA BEGUMIT KABUPATEN LANGKAT.

0 4 26

PENERAPAN SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PT FREEPORT INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA.

0 0 1

Gambaran Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Pandai Besi Yang Terpajan Bising Di Kota Medan

0 0 13

S ulit disangkal, bila peringatan ”Utamakan Selamat” yang dipasang di pelbagai

0 0 6