di Kabupaten Aceh Utara juga terdapat perusahaan minyak Exxon Mobil dan PT.Arun yang secara langsung menjadi penyumbang PAD terbesar bagi Aceh
Utara. Dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan komponen terbesar dari Pendapatan Asli Daerah. Melalui dua perusahaan besar tersebut, pemerintah
Kabupaten Aceh Utara mendapatkan pendapatan Bagi Hasil Bukan Pajak BHBP yang berupa minyak bumi dan gas alam.
Untuk mengurangi tingkat ketergantungan pemerintah terhadap pihak eksternal, pihak pemerintah daerah perlu melakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan kapasitas finansial dengan sedikit lebih meningkatkan dan mengembangkan basis pajak, meningkatkan pengumpulan pajak dan retribusi,
merasionalkan belanja daerah serta meningkatkan penyediaan lahan daerah sebagai sumber daya yang penting. Karena dengan meningkatnya pajak maka
akan terlihat jelas bagaimana kesejahteraan masyarakat dan kesadaran masyarakat dalam hal membaya pajak kepada Negara.
5. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan pemerintah daerah untuk membayar utang kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini bias
diukur dengan rasio lancer dan rasio kas terhadap utang jangka pendek. Pos persediaan pada neraca pemerintah daerah umumnya bukan persediaan barang
dagang yang ditujukan untuk dijual tetapi untuk digunakan dalam operasi kegiatan pemerintahan atau diserahkan kepada masyarakat. Oleh sebab itu, dalam
perhitungan rasio lancar pos persediaan ditidak diperhitungkan.
Universitas Sumatera Utara
Seperti terlihat pada tabel 4, pada tahu 2006 terlihat besarnya rasio lancar adalah 2.257,75, hal ini berarti bahwa untuk setiap Rp. 1 utang, Pemerintah
Kabupaten aceh Utara mempunyai aktiva sebesar Rp. 2.257,75 aktiva yang sangat lancar. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara sangat likuid. Demikian juga untuk kondisi tahun anggaran 2007 dan 2008 dimana terlihat besarnya rasio lancar adalah 1.936,04 dan 1.114,29 yang
berarti bahwa setiap Rp.1 utang pemerintah daerah mempunyai aktiva sebesar Rp. 1.936,04 dan Rp. 1.114,29. Walaupun terjadi penurunan aktiva namun hal ini
masih menunjukkan bahwa kondisi keuangan pemerintah daerah masih sangat likuid.
Demikian pula dengan gambaran dari rasio Kas, pada tabel terlihat bahwa untuk tahun anggaran 2007 dan 2008 dimana perbandingan kas terhadap utang
jangka pendek adalah sebesar 1.916,16 dan 1.111,63. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2007 untuk setiap Rp.1 utang jangka pendek pemerintah daerah mempunyai
kas sebesar Rp. 1.916,16 kondisi ini menunjukkan bahwa tanpa harus menunggu ditagihnya utang jangka pendeknya Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara
mampu untuk melunasi utangnya saat ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 4.4 Rasio Likuiditas
Kabupaten Aceh Utara
No. Keterangan
Tahun Anggaran 2006
2007 2008
1. Rasio Lancar
2.257,76 1.936,04 1.114,29
2. Rasio Kas
2.257,46 1.916,16 1.111,63
Rata-rata 1 1.769,36
Rata-rata 2 1.761,75
6. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitias digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar semua utangnya yang akan jatuh tempo. Rasio ini dapat
diukur dengan rasio aktiva terhadap utang. Untuk tahun anggaran 2007 dan 2008, terlihat dalam tabel 7 bahwa rasio solvabilitas sebesar 4.548,37 dan 3.931,09
menunjukkan bahwa untuk Rp.1 rupiah utang pemerintah Kabupaten Aceh Utara memilki asset sebesar Rp. 4.548,37 dan Rp. 3.931,09. Kondisi ini menunjukkan
kondisi keuangan pemerintah daerah sangat solvable terhadap utang-utangnya.
Tabel. 4.5 Rasio Solvabilitas
Kabupaten Aceh Utara
No. Keterangan
Tahun Anggaran 2006
2007 2008
1. Total Aktiva Total Utang
4.874,19 4.548,37 3.931,09
Rata-rata 1 4.451,22
Universitas Sumatera Utara
38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara dalam
pengelolaan keuangan daerahnya. Dari penelitian ini penulis menarik beberapa kesimpulan antara lain:
1. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan pemerintah daerah dalam mengelola keuangan
yang dituangkan dalam APBD. 2. Dari analisis data, menggambarkan bahwa adanya kenaikan kinerja
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Hal ini dijelaskan dari hasil penelitian beberapa rasio keuangan yaitu rasio efektifitas, rasio efisiensi, rasio
keserasian belanja, rasio kemandirian, rasio likuiditas, dan rasio solvabilitas.
3. Pada tahun 2007, untuk rasio efektifitas dan efisiensi ditemukan adanya indikasi ketidakmampuan pemerintah daerah dalam menyerap dana PAD.
Dimana pemerintah daerah tidak mampu secara efektif dan efisiensi memanfaatkan kemamnpuannya dalam meningkatkan PAD, yaitu dalam
menghasilkan PAD pemerintah daerah membutuhkan dana pungutan yang relatif besar sehingga PAD yang dihasilkan kurang maksimal.
Universitas Sumatera Utara