keuangan yang standar, bagaimana perlakuan akuntansi, serta kebijakan akuntansi. Khusus untuk Pemerintah Aceh mengenai regulasi tentang keuangan
daerah telah diatur dalam Qanun Nomor 7 tahun 2002 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan. Dalam qanun ini dikatakan bahwa Kepala Daerah
adalah pemegang kekuasaan umum dalam pengelolaan keuangan. Asas dalam pengelolaan keuangan adalah tertib, taat pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan dan kepatutan, dengan APBD merupakan dasar
pengelolaan keuangan. Setiap rancangan ABPD harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari DPRD. DPRD, aparat pengawasan fungsional, dan
masyarakat dapat mengawasi mengenai pelaksanaan APBD. Adapun bentuk pertanggungjawaban kepala daerah mengenai pelaksanaan APBD adalah dalam
bentuk: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
2. Keuangan Daerah
a. Pengertian Keuangan Daerah
Mamesah dalam Halim, 2007:23 menyatakan bahwa “keuangan daerah dapat diartikan sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang,
demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki oleh negara atau daerah yang
lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku”. Pemerintah daerah selaku pengelola dana publik harus menyediakan informasi
Universitas Sumatera Utara
keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan, tepat waktu, dan dapat dipercaya. Untuk itu, pemerintah daerah dituntut untuk memiliki sistem informasi
akuntansi yang handal. Dari definisi tersebut, selanjutnya Halim 2007:25 menyatakan terdapat
dua hal yang perlu dijelaskan adalah: 1 maksud dengan hak adalah hak untuk memungut sumber-
sumber penerimaan daerah seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan lain-lain, dan atau
hak untuk menerima suber-sumber penerimaan lain seperti Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan. Hak tersebut akan menaikkan kekayaan daerah, dan
2 maksud dengan semua kewajiban adalah kewajiban untuk mengeluarkan uang untuk membayar tagihan-tagihan kepada
daerah dalam rangka penyelenggaraaan fungsi pemerintahan, infrastruktur, pelayanan umum, dan pengembangan ekonomi.
Kewajiban tersebut akan menurunkan kekayaan daerah.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005,
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dalam ketentuan umumnya menyatakan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan daerah tersebut. Menurut Munir, dkk
2004:96 “Keuangan daerah adalah keseluruhan tatanan, perangkat, kelembagaan dan kebijakan penganggaran yang meliputi Pendapatan dan Belanja Daerah”.
b. Sistem Pelaporan Akuntansi Keuangan Daerah
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk menyusun dan menyajikan laporan
keuangan dan laporan kinerja. Entitas pelaporan yang dimaksud adalah
Universitas Sumatera Utara
pemerintah daerah. Dilingkungan pemerintah daerah yang merupakan entitas akuntansi adalah Bendahara Umum Daerah BUD. Laporan keuangan merupakan
bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang
dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Pengelolaan keuangan daerah merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD selaku Pengguna Anggaran menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan sebagai pertanggung- jawaban pelaksanaan APBD pada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
dipimpinnya. Laporan Keuangan SKPD juga dilampiri dengan laporan keuangan Badan Layanan Umum Daerah BLUD bentuk ringkas. Laporan keuangan
tersebut disampaikan kepada BupatiWalikota melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah PPKD selambat-lambatnya 2 dua bulan setelah tahun
anggaran berakhir. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah
BUD menyusun Laporan Keuangan yang terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan
sebagai pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah dan menyampaikannya kepada Bupati paling lambat 2 dua bulan setelah tahun
anggaran berakhir.
Universitas Sumatera Utara
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD berdasarkan Laporan Keuangan SKPD serta Laporan
Keuangan Bendahara Umum Daerah BUD. Laporan Keuangan tersebut disampaikan kepada BupatiWalikota untuk memenuhi pertangungjawaban
pelaksanaan APBD. Laporan keuangan pemerintah daerah juga dilampiri dengan ikhtisar laporan keuangan perusahaan daerah yang disusun oleh BupatiWalikota
selaku wakil pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan pemerintah daerah yang dipisahkan.
BupatiWalikota memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan pemerintah darah berdasarkan hasil pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan BPK serta koreksi lain berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah SAP. Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit
BPK, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah menyusun rancangan peraturan daerah tentang pertanggung-jawaban pelaksanaan APBD. Raperda tersebut disampaikan
oleh BupatiWalikota kepada DPRD selambat-lambatnya 6 enam bulan setelah tahun anggaran berakhir. Raperda yang telah disetujui bersama dengan DPRD,
untuk tingkat pemerintah kabupatenkota disampaikan kepada gubernur.
3. Kinerja Keuangan Daerah