Parameter Rasio Keuangan Pemerintah Daerah

c. Parameter Rasio Keuangan Pemerintah Daerah

Analisis laporan keuangan merupakan upaya untuk mengidentifikasi ciri- ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan pemerintah daerah, dengan menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih rinci dan meliha hubungan natar pos untuk mengetahui kondisi keuangan, sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Hasil analisis laporan keuangan tersebut diharapkan dapat meminimalkan atau menghilangkan penilaian yang bersifat dugaan semata, ketidakpastian, pertimbangan pribadi dan kesalahan proses akuntansi. Beberapa rasio laporan keuangan pemerintah daerah yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah Perbandingan ini digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Kemampuan daerah dalam melaksanakan tugasnya dikatakan efektif jika hasil perhitungannya minimal sebesar 1 atau 100. daerah rill potensi n berdasarka ditetapkan yg PAD Penerimaan et T PAD Penerimaan alisasi s Efektifita Rasio arg Re = 2. Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah Perhitungan ini menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh PAD dengan realisasi pendapatan diterima. Suatu pemerintah daerah dikatakan efisien dalam melakukan pungutan PAD Universitas Sumatera Utara jika hasil perhitungannya kurang dari 1 atau lebih kecil dari 100. Semakin kecil hasil perhitungannya, berarti kinerja pemerintah daerah semakin baik. PAD Penerimaan alisasi PAD memungut untuk n dikeluarka yang Biaya Efisiensi Rasio Re = 3. Rasio Keserasian Belanja Rasio keserasian ini digunakan untuk mengukur keserasian belanja yang direalisasikan oleh pemda. Berdasarkan Permendagri Nomor 13 tahun 2006, belanja dibagi ke dalam dua kelompok: belanja tidak langsung dan belanja langsung. Berdasarkan konsep tersebut maka perbandingan yang serasi adalah bila belanja langsung lebih besar dan semakin besar dibandingkan belanja tidak langsung. Langsung Tidak Belanja Langsung Belanja Keserasian Rasio = 4. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Perbandingan ini digunakan untuk mengukur tingkat kemandirian pemerintah daerah dalam hal pendanaan aktivitasnya. Pinjaman ovinsi Pusat ah Pemer Bantuan PAD n Kemandiria Rasio + = Pr int 5. Rasio Likuiditas Perhitungan likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utang jangka pendeknya. Pendek Jangka g U Persediaan lancar Aktiva Lancar Rasio tan − = Pendek Jangka g U kas setara dan Kas Kas Rasio tan = Universitas Sumatera Utara 6. Rasio Solvabilitas Perhitungan solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar semua utangnya yang akan jatuh tempo. g U Total Aktiva Total as Solvabilit Rasio tan = Akurasi hasil analisis laporan keuangan sangat tergantung pada akurasi dan validitas laporan keuangan pemerintah daerah. Analisis laporan keuangan itu sendiri mengandung keterbatasan inheren, antara lain adalah: 1. Sifat laporan keuangan adalah historis. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai transaksi dan kejadian pada masa lalu. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai laporan mengenai keadaan saat ini. 2. Informasi dalam laporan keuangan adalah bertujuan umum. Informasi dalam laporan keuangan tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi secara khusus bagi setiap kelompok pengguna laporan keuangan. 3. Penggunaan taksiran dalam laporan keuangan. Didalam penyusunan laporan keuangan tidak dapat dihindari adanya penggunaan estimasi akuntansi, yang cenderung bersifat subyektif. Misalnya, estimasi atas kemungkinan tidak tertagihnya piutang, estimasi masa manfaat atau umur ekonomis asset tetap, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 4. Hakikat laporan keuangan adalah informasi kuantitatif. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, terutama berupa informasi kuantitatif yang bersifat keuangan. Oleh sebab itu, hasil analisis laporan keuang dengan sendirinya juga bersifat kuantitatif. 5. Laporan keuangan lebih menggambarkan kinerja keuangan. Laporan keuangan yang menjadi objek analisis adalah laporan keuangan yang lebih menggambarkan kinerja keuangan. Meskipun APBD disusun dengan pendekatan kinerja, akan tetapi kinerjja pelaksanaan program dan kegiatan tidak dapat dilihat dalam laporan realisasi anggaran, melainkan dalam laporan kinerja intasnsi pemerintah. Dengan demikian, analisis laporan keuangan dapat dikatakan lebih cenderung pada analisis kinerja keuangan. Universitas Sumatera Utara

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu No Nama Peneliti Tempat Tahun Penelitian Judul Penelitian Rasio yang digunakan Hasil Penelitian 1. Mouna Fachrizal Ridwan Kabupaten Aceh Timur Provinsi NAD 2008 Studi Komperatif Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebelum dan Sesudah Otonomi Khusus Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Aceh Timur Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal, Rasio Tingkat Kemandirian Pembiayaan, Rasio Efisiensi Penggunaan Anggaran, Rasio Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah, Rasio Aktifitas Rasio Keserasian, Rasio Pertumbuhan Pemerintah Daerah Aceh Timur kurang memanfaatkan potensi pendapatan asli daerah pajak setelah berlakunya otonomi khusus, padahal pada hakikatnya pajak merupakan pendapatan utama setiap daerah. 2. Lilasafrida Ginting Kabupaten Karo Sumatera Utara 2009 Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Karo Sumatera Utara Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah Rasio Desentralisasi Fiskal, Rasio Tingkat Kemandirian Pembiayaan, Rasio Efisiensi Penggunaan Anggaran, Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, Rasio Aktifitas Rasio Keserasian dan Rasio Pertumbuhan Otonomi daerah ternyata tidak memperbaiki atau menaikkan secara keseluruhan rata-rata kinerja keuangan di Kabupaten Karo. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH ( Studi kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Fakfak )

8 37 18

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN 2004-2006.

0 0 11

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN ANGGARAN 2004-2008 Analsisi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2004-2008.

0 0 15

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus pada PEMDA Grobogan periode 2006-2008).

0 3 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN ANGGARAN 2003-2006 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN ANGGARAN 2003-2006.

0 1 10

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali Apbd 2008-2010.

0 1 14

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali Apbd 2008-2010.

0 2 21

ANALISIS REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SESUAI DENGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 4 TAHUN 2008 (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN).

0 0 6

ANALISIS APARATUR PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WONOSOBO)

0 0 18

ANALISIS APARATUR PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WONOSOBO) - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 16