2.4 Standar Local Area Network
Teknologi LAN dikembangkan pertama kalinya pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Sejumlah tipe jaringan yang berbeda diusulkan dan diimplementasikan.
Namun karena adanya perbedaan itu, maka teknologinya hanya dapat diaplikasikan pada peralatan milik vendor yang merancang teknologi LAN tersebut. Untuk
mengatasi hal ini, maka disusunlah suatu standar untuk LAN, sehingga ada kompatibilitas antara produk-produk dari vendor yang berbeda. Kontributor terbesar
adalah Institute of Electrical and Electronic Engineering IEEE yang merumuskan Model referensi 802 MR-IEEE 802 dan diadopsi oleh International Standars
Organizations sebagai standar internasional. Standar LAN ini merupakan penggambaran yang sangat baik dalam
menunjukkan lapisan-lapisan protokol yang mengatur fungsi-fungsi dasar LAN. Gambar 2.10 menunjukkan hubungan antara standar untuk komunikasi komputer
yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu Model Referensi Open System Interconnection MR-OSI dengan MR-LAN IEEE 802.
Gambar 2.10 Hubungan Referensi OSI dan LAN IEEE
Tiffany Tobing : Analisis Kebutuhan Lebar Pita Wireless Local Area Network Access Point WLAN-AP…, 2007 USU Repository © 2008
Dari Gambar 2.10 dapat terlihat bahwa standar LAN ditekankan pada dua lapisan MR-OSI yang paling bawah yaitu lapisan fisik dan data link. Lapisan fisik
mencakup spesifikasi media transmisi, topologi, serta fungsi pengkodean sinyal, sinkronisasi, dan pengirimanpenerimaan bit sedangkan lapisan data link, merupakan
fungsi yang berhubungan dengan Logical Link Control LLC dan Media Access Control MAC.
2.5 Topologi LAN
Topologi adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan cara bagaimana komputer terhubung dalam suatu jaringan. Topologi ini biasanya dibedakan dari dua
sisi, yaitu topologi fisik dan topologi logika. Topologi fisik menguraikan layout perangkat keras jaringan sedangkan topologi logika menguraikan perilaku komputer
pada jaringan dari sudut pandang operator. Ada tiga jenis topologi yang biasa digunakan pada LAN yaitu bus, cincin dan bintang.
2.5.1 Topologi Bus
Topologi bus termasuk konfigurasi multititik. Seluruh stasiun terhubung melalui suatu interface perangkat keras yang disebut tap yang langsung terhubung ke
suatu jalur transmisi linier, seperti yang terlihat pada Gambar 2.11 [1].
Gambar 2.11 Topologi Bus
Tiffany Tobing : Analisis Kebutuhan Lebar Pita Wireless Local Area Network Access Point WLAN-AP…, 2007 USU Repository © 2008
Informasi yang dikirim akan melewati setiap terminal yang ada pada jalur tersebut. Jika alamat yang tercantum dalam data atau informasi yang dikirim sesuai
dengan alamat terminal yang dilewati, maka data atau informasi tersebut akan diabaikan oleh terminal yang dilewatinya tersebut. Sampai di ujung bus, data atau
informasi tersebut akan diserap oleh terminator. Topologi ini sangat cocok untuk pembangunan jaringan skala kecil. Jumlah
terminal dapat dikurang dan ditambah secara flekisibel. Namun demikian, jumlah stasiun hendaknya perlu dibatasi, karena jika stasiun yang terhubung sangat banyak
maka kinerja jaringan akan turun drastis.
2.5.2 Topologi Cincin
Hubungan yang terdapat pada topologi cincin adalah hubungan point-to-point dalam suatu lup tertutup seperti pada Gambar 2.12 [1].
Gambar 2.12 Topologi Cincin Suatu LAN bertopologi cincin menggunakan port fisik dan kabel terpisah
untuk mentransmisikan dan menerima data. Setiap informasi yang diperoleh akan diperiksa alamatnya oleh stasiun yang dilewatinya, jika bukan untuknya informasi
dilewatkan sampai menemukan alamat yang benar. Setiap stasiun dalam jaringan
Tiffany Tobing : Analisis Kebutuhan Lebar Pita Wireless Local Area Network Access Point WLAN-AP…, 2007 USU Repository © 2008
lokal terhubung dengan topologi cincin saling tergantung satu sama lain sehingga jika terjadi kerusakan pada suatu stasiun maka seluruh jaringan akan terganggu. Hal
ini dapat diatasi dengan menggunakan cincin ganda dengan salah satu cincin back-up seperti yang dipakai pada jaringan cincin berteknologi FDDI.
2.5.3 Topologi Bintang
Dalam topologi bintang, sebuah elemen pusat misalnya hub, bridge, atau switch bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang
terjadi seperti Gambar 2.13 [1].
Hub
Gambar 2.13 Topologi Bintang Pengiriman data dari satu stasiun ke stasiun lainnya harus melalui elemen
pusat tersebut. Terminal pusat akan menyediakan jalur komunikasi khusus antara dua stasiun yang akan berkomunikasi. Topologi ini mudah untuk dikembangkan, baik
untuk penambahan maupun untuk pengurangan terminal. Banyaknya terminal yang dapat terhubung tergantung pada jumlah port yang tersedia pada hub atau switch
yang digunakan. Pada topologi bintang ini, hub atau switch yang digunakan akan menjadi titik kritis sehingga perlu adanya perhatian dan pemeliharaan terhadap hub
tersebut.
Tiffany Tobing : Analisis Kebutuhan Lebar Pita Wireless Local Area Network Access Point WLAN-AP…, 2007 USU Repository © 2008
2.6 Media Access Control MAC