Umum Model Link Analisis Kebutuhan Lebar Pita Wireless Local Area Network Access Point (WLAN-AP)Dengan Metode Adaptive Bandwidth

BAB IV WIRELESS LAN ACCESS POINT DENGAN ADAPTIVE BANDWIDTH

4.1 Umum

Perkembangan teknologi yang pesat beberapa tahun belakangan ini memberi banyak hal-hal baru dalam dunia IT. Salah satu bidang yang mengalami kemajuan pesat adalah bidang jaringan. Saat ini dalam bidang jaringan sedang berkembang jaringan tanpa kabel atau wireless LAN WLAN. Salah satu perangkat yang digunakan pada WLAN adalah Access Point. Performansi dari Access Point yang berbeda dapat dibandingkan menggunakan karakteristik adaptive bandwidth. Ketika banyak access point dihubungkan ke ADSL, kabel modem dan lain-lain, sejumlah pertambahan dihubungkan melalui koneksi jaringan yang berkecepatan tinggi , yang dimungkinkan dengan penanganan bandwidth penuh dari Access Point 802.11b, maka the bottleneck bergerak ke Access Point WLAN itu sendiri. Adaptive bandwidth dianalisa dan ditunjukkan menjadi penambahan linear perubahan bagian kecil dari payload yang baku. Jadi, keberadaan dari sebuah Access Point sepanjang jalur akan dijumlahkan pada bandwidth jalur bottleneck yang terbukti mengubah kecepatan link melalui sebuah interval waktu yang pendek bergantung pada paket yang diuji dan tidak harus membutuhkan paket lain . Model link Access Point membantu untuk mengerti lebih lanjut performansi dari WLAN Access Point, terutama ketika melihat suatu keadaan seperti node yang terpisah pada Tiffany Tobing : Analisis Kebutuhan Lebar Pita Wireless Local Area Network Access Point WLAN-AP…, 2007 USU Repository © 2008 sebuah jalur. Mengenai hal ini, Access Point akan terlihat dan berlaku seperti link dengan kecepatan yang berubah bergantung pada ukuran paket [11].

4.2 Model Link

Pasangan paket dari jaringan antrian FIFO dapat memprediksi perbedaan pada waktu kedatangan dari kedua paket dengan ukuran yang sama, dikirim dari pengirim yang sama dan diterima pada tujuan yang sama. Asumsi yang kita lakukan pada Access Point WLAN sebagai sebuah link komunikasi data, dimana bandwidthnya adalah b bit per detik seperti yang disajikan pada Gambar 4.1. . Gambar 4.1 Model WLAN Access Point untuk downlink [11] Untuk melengkapi model ini, beberapa asumsi dibuat. Kita mempertimbangkan model link Access Point dikoneksikan menjadi 2 link : 10 Mbps Ethernet pada satu sisi dan 11Mbps link IEEE 802.11b pada sisi yang lain. Tiffany Tobing : Analisis Kebutuhan Lebar Pita Wireless Local Area Network Access Point WLAN-AP…, 2007 USU Repository © 2008 Selebihnya, data dapat mengalir dari Ethernet ke sisi WLAN downlink atau dari WLAN ke sisi Ethernet uplink. Kita juga menganggap link menjadi one-to-one link tanpa tabrakan, karena didalam Access Point paket antri tanpa harus khawatir dengan media transmisi yang dibagi. Sebagai akibatnya kita menganggap model link dari Access Point tidak memiliki preamble, tanpa interframe space, dan tidak ada link header atau trailer kita meninggalkan header link dan waktu trailer untuk diatasi oleh media Ethernet dan WLAN. Oleh karena itu, link frame dari paket dapat antri back to back pada link tanpa spasi interframe. Selebihnya, kita mengasumsi bahwa delay propagasi pada tiga link dari ethernet, IEEE 802.11b dan link b dari Access Point dapat diabaikan dibanding delay transmisi karena jarak yang dilalui begitu kecil untuk dipertimbangkan pada perhitungan. Memiliki dua arah aliran uplink dan downlink, model link Access Point dapat berperan dengan kecepatan transmisi yang berbeda untuk uplink dan downlink. Mengetahui karakterisik dari model link, kita memeriksa bandwidth dari link untuk membuat parameter nilai dari bandwidth. Gambar 4.1 menunjukkan bandwidth, b bit per detik dari model link Access Point untuk kasus aliran downlink.

4.3 Antrian Paket Berpasangan Packet Pair Queuing