Standar Wireless LAN Analisis Kebutuhan Lebar Pita Wireless Local Area Network Access Point (WLAN-AP)Dengan Metode Adaptive Bandwidth

Keuntungan penggunaan Wireless LAN antara lain adalah sebagai berikut : 1. Mobilitas Sistem Wireless LAN dapat menyediakan akses informasi cepat dimanapun pengguna berada dalam cakupan sistem. Mobilitas ini mendukung prokduktivitas dan peluang-peluang layanan yang tidak mungkin diberikan oleh jaringan dengan kabel. 2. Kecepatan dan kesederhanaan pemasangan. Pemasangan sistem Wireless LAN cepat dan mudah dan dapat menghilangkan penarikan kabel melalui dinidng dan langit-langit. 3. Fleksibilitas pemasangan. Teknologi Wireless mengizinkan pemasangan jaringan dimana pemasanagn jaringan kabel tidak harus dilakukan. 4. Pengurangan biaya kepemilikan. Sekalipun biaya peralatan Wireless LAN lebih mahal daripada peralatan kabel, biaya pemasangan keseluruhan dan biaya siklus hidup dapat lebih rendah secara signifikan. 5. Scalability. Sistem Wireless LAN dapat dikonfigurasikan dengan berbagai macam topologi untuk memenuhi kebutuhan aplikasi dan instalasi yang spesifik.

3.2 Standar Wireless LAN

Seperti produk komersial yang lain, Wireless LAN diproduksi oleh vendor yang berbeda. Untuk meyakinkan kepuasan pelanggan, standar dibutuhkan. Standar meyakinkan layanan tertentu dilengkapi dengan suatu tingkatan mutu tertentu seperti halnya kecocokan antara produk vendor yang berbeda. Wireless LAN mempunyai Tiffany Tobing : Analisis Kebutuhan Lebar Pita Wireless Local Area Network Access Point WLAN-AP…, 2007 USU Repository © 2008 dua organisasi standar utama yang menghasilkan dua kumpulan standar untuk Wireless LAN. Organisasi dan standar tersebut adalah : 1. Institute of Electrical and Electronic Engineers IEEE, yang menghasilkan standar 802.11. 2. European Telecommunications Standars Institute ETSI, yang menghasilkan standar High Performance LAN HIPERLAN. Sampai sekarang, semua standar untuk Wireless LAN menggunakan band bebas lisensi yaitu memanfaatkan frekuensi pada kanal ISM Industrial Scientificand Medical, yaitu band frekuensi yang biasanya dipakai untuk perangkat-perangkat di industrial, penelitian dan kedokteran. Standar yang akan disebutkan berikut hanya mempengaruhi dua layer pertama dari model OSI yakni Physical Layer dan Data Link Layer. Lebih spesifik, Data Link Layer dibagi kedalam dua sublayer yang disebut Media access Control MAC dan Logical Link Control LLC lihat Gambar 3.1. Standar Wireless LAN berlaku bagi keseluruhan Physical Layer dan sublayer MAC dari Data Link Layer. Physical Layer meliputi jenis media transmisi, interface ke media yang digunakan, tingkat tegangan listrik, dan kecepatan transmisi. Untuk Wireless LAN, topik ini sesuai dengan apakah IR atau RF yang digunakan, frekuensi yang digunakan, dan teknik transmisi yang dipakai. Data Link Layer berkaitan dengan bagaimana jaringan dibagi diantara node, sublayer MAC bertanggungjawab untuk menentukan aturan yang mencakup ketika masing-masing node dapat menguasai jaringan untuk mengirimkan pesannya. Sublayer LLC bertanggungjawab untuk menyediakan link logic connection-oriented Tiffany Tobing : Analisis Kebutuhan Lebar Pita Wireless Local Area Network Access Point WLAN-AP…, 2007 USU Repository © 2008 services diantara node, seperti halnya sebuah interface yang menyatukan ke layer yang lebih tinggi network. Interface ini tidak terikat pada berbagai format frame yang digunakan. Walaupun standar hanya menetapkan karakteristik Physical layer dan MAC layer, tetapi masih mempunyai dampak pada layer yang lebih tinggi dari model OSI. Sebagai contoh, melihat kasus dari jalannya suatu aplikasi pada LAN kabel yang mengasumsikan timeout tertentu untuk tanggapan dari sisi lain. Jika aplikasi yang demikian digunakan dengan timeout yang sama pada Wireless LAN, akan terjadi kegagalan pemakaian. Ini karena delay pada media wireless lebih besar dari media kabel. Untuk model OSI, Gambar 3.1 menunjukkan Standar IEEE 802.11. Gambar 3.1 Standar IEEE 802.11 dalam Model OSI [4]

3.2.1 IEEE 802.11

Standar IEEE 802.11 dibangun berdasarkan model referensi OSI. IEEE membagi lapis data link menjadi dua sublapis : Logical Link Control LLC dan Medium Access Control MAC seperti yang diperlihatkan Gambar 3.1. Standar IEEE 802.11 adalah standar yang digunakan pada sublapis Medium Access Control Tiffany Tobing : Analisis Kebutuhan Lebar Pita Wireless Local Area Network Access Point WLAN-AP…, 2007 USU Repository © 2008 MAC yang berada pada lapis data link dan pada lpais fisik. Standar ini diberi judul “Wireless LAN Medium Access Control MAC and Physical Layer PHY Specifications” atau “Spesifikasi-Spesifikasi Medium Access Control MAC dan Lapis Fisik PHY Wireless LAN”. Standar ini merupakan standar awal yang diperkenalkan pada tahun 1997. Standar ini merupakan layer fisik yang menggunakan Frequency Hopping Spread Spectrum FHSS dan Direct Sequence Spread Spectrum DSSS yang beroperasi pada pita 2.4 GHz dengan data rate hingga 2 Mbps. Karena versi ini hanya mempunyai data rate maksimum 2 Mbps, versi ini tidak banyak digunakan pada wireless LAN indoor. FHSS digunakan untuk menangani masalah jaringan wireless outdoor, sistem point to point, karena FHSS lebih tahan terhadap interferensi yang biasa terjadi pada lingkungan outdoor[5].

3.2.2 IEEE 802.11a

IEEE 802.11a dikeluarkan pada akhir 1999. Standar ini beroperasi pada pita 5 GHz dan menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing OFDM serta data rate hingga 54 Mbps. Standar ini secara aktual mempunyai jangkauan 50 m tergantung data rate-nya. Keuntungan utama dari standar 802.11a adalah kapasitasnya yang cukup tinggi, yaitu mencapai 12 kanal yang terpisah secara non-overlaping, yang menjadikan standar ini sebagai pilihan yang tepat untuk mendukung aplikasi yang membutuhkan performa tinggi, seperti streaming video. Tiffany Tobing : Analisis Kebutuhan Lebar Pita Wireless Local Area Network Access Point WLAN-AP…, 2007 USU Repository © 2008 Kekurangan dari standar ini adalah terbatasnya cakupan range pancarannya karena menggunakan pita frkuensi 5 GHz, sehingga range cakupannya tidak lebih dari 50 m pada berbagai fasilitas. Akibatnya, standar ini memerlukan access point lebih banyak. Standar 802.11a tidak kompatibel dengan 802.11b802.11g sehingga kartu radio standar 802.11b tidak dapat bergabung dengan access point 802.11a, akan tetapi dapat beroperasi apabila dibalik. Beberapa vendor memecahkan masalah ini dengan cara memproduksi kartu radio yang dapat diimplemetasikan pada standar 802.11a dan 802.11b.

3.2.3 IEEE 802.11b

IEEE 802.11b dikeluarkan bersamaan dengan IEEE 802.11a. Data rate pada standar ini lebih tinggi dibanding standar aslinya yaitu mencapai hingga 11Mbps pada pita 2.4 GHz. Saat ini, standar ini menjadi standar yang paling banyak digunakan. Keuntungan yang signifikan dari keberadaan standar 802.11b adalah mempunyai range yang relatif panjang hingga 100 m pada fasilitas dalam gedung. Range ini sangat efektif digunakan untuk mengembangkan LAN secara wireless dibandingkan dengan standar sebelumnya. Kerugian dari standar 802.11b adalah penggunaan kanal pada pita 2.4 GHz dibatasi, yaitu hanya 3 buah kanal. Sedangkan standar 802.11 menggunakan 14 kanal untuk melakukan konfigurasi access point. Pembatasan secara keseluruhan kapasitas 802.11b membuat dukungannya pada performa aplikasi menengah, seperti aplikasi e- Tiffany Tobing : Analisis Kebutuhan Lebar Pita Wireless Local Area Network Access Point WLAN-AP…, 2007 USU Repository © 2008 mail atau web-surfing menjadi lebih baik. Kerugian lain adalah kemungkinan terjadinya interferensi RF dengan peralatan radio lain, seperti telepon cordless dan microwave 2.4 GHz karena akan mengurangi secara signifikan performa dari standar ini. 802.11b menggunakan DSSS untuk menyebarkan sinyal frame data melalui 22 MHz, yang merupakan bagian dari pinta frekuensi 2.4 GHz.

3.2.4 IEEE 802.11g

IEEE 802.11g diperkenalkan oleh IEEE pada tahun 2003. Standar ini kompatibel dengan 802.11b dan dapat meningkatkan performa hingga 54 Mbps pada pita frekuensi 2.4 GHz dengan menggunakan OFDM. Keunggulan dari standar 802.11g adalah kompatibilitasnya dengan standar sebelumnya, yaitu standar IEEE 802.11b. Beberapa perusahaan yang telah menggunakan jaringan 802.11b meng-upgrade access point mereka ke standar 802.11g dengan cara cukup sederhana. Kerugiannya adalah adanya interferensi RF secara potensial dan keterbatasan dari tiga channel yang tidak saling overlap pada standar 802.11g karena standar ini masih menggunakan frekuensi 2.4 GHz yang sarat dengan intererensi. Tabel 2.1 memperlihatkan perbandingan dari IEEE 802.11a, IEEE 802.11b dan IEEE 802.11g. Tiffany Tobing : Analisis Kebutuhan Lebar Pita Wireless Local Area Network Access Point WLAN-AP…, 2007 USU Repository © 2008 Tabel 3.1 Perbandingan Standar Wireless LAN[6] Standar 802.11a 802.11b 802.11g Kompatibilitas IEEE 802.11a IEEE 802.11b IEEE 802.11g Jumlah Channel 8 non-overlapping 3 non- overlapping 3 non-overlapping Jangkauan 12 m 54 Mbps 30 m 11 Mbps 30 m 54 Mbps dalam ruangan 91 m 6 Mbps 91 m 1 Mbps 91 m 1 Mbps Jangkauan 30 m 54 Mbps 120m 11 Mbps 120 m 54 Mbps di luar ruangan 305 m 6 Mbps 460 m 1 Mbps 460 m 1 Mbps Data rate 54, 48, 36, 24, 18, 11, 5.5, 2 dan 54, 48, 36, 24, 18, 12, 8, dan 6 Mbps 1 Mbps 12, 9, dan 6 Mbps Modulasi dan frekuensi Orthoghonal Frequency Division Multeplexing, 5 GHz Direct Sequence Spread, 2.4 GHz Orthogonal Frequency Division Multiplexing, 2.4 GHz

3.3 Topologi Wireless LAN