Bank Umum Ruang Lingkup Penelitian Jenis dan sumber data

Faktor – faktor non ekonomi bersama – sama faktor ekonomi saling mempengaruhi kamajuan perekonomian. Faktor non ekonomi juga memiliki arti penting dalam pertumbuhan ekonomi. Menurut Nurkse dalam Jhingan ; 1995 pembangunan ekonomi berkaitan dengan peranan manusia, pandangan masyarakat, kondisi politik, dan latar belakang histories. Didalam pertumbuhan ekonomi, faktor sosial, budaya, dan politik dan psikologis adalah sama penting nya dengan faktor ekonomi.

2.4 Bank Umum

2.4.1 Pengertian Bank dan Bank Umum Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan pengertian Bank Umum sesuai dengan Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, bahkan keluar negeri cabang. Bank umum sering di sebut bank komersil commercial bank . Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 2.4.2 Kegiatan Bank Umum Bank umum merupakan bank yang paling banyak beredar di Indonesia. Bank umum juga memiliki berbagai keunggulan jika di bandingkan dengan Bank Perkreditan Rakyat yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan kegiatannya lebih sempit daripada kegiatan bank umum.

2.5 Kredit Investasi

Menurut Kasmir 2003 , kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk perluasan usaha atau membangun proyek pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Sedangkan menurut O.P Simorangkir 2004 kredit investasi merupakan fasilitas pinjaman yang diberikan dala jangka pendek, menengah, dan panjang untuk membiayai capital goods seperti pendirian pabrik, perluasan, perbaikan perusahaan, pembelian mesin,dll.

2.5.1 Fungsi Kredit

Kredit mengarahkan fungsinya untuk merangsang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari – hari. Suatu kredit mencapai fungsinya baik bagi debitur, kreditur, maupun masyarakat apabila secara sosial ekonomis membawa pengaruh yang lebih baik. Bagi pihak debitur dan kreditur mereka sama – sama memperoleh keuntungan dan juga mengakibatkan tambahan penerimaan negara dari pajak, serta membawa dampak kemajuan ekonomi yang bersifat makro dan mikro. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang mempunyai fungsi sebagai berikut: a Meningkatkan daya duna uang b Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang c Meningkatkan daya guna dan peredaran uang d Sebagai salah satu alat stbilitas ekonomi e Meningkatkan kegairahan berusaha f Meningkatkan pemerataan pendapatan g Meningkatkan hubungan internasonal

2.5.2 Tujuan Kredit Investasi

Tujuan kredit investasi adalah: a Memberi kelonggaran cash flow pada nasabah sehingga dapat lebih leluasa mengelola usahanya atau mengembangkan tingkat penjualan. b Memberi jangka waktu kredit yang cukup panjang c Memberi kemungkinan diterapkan suatu grace period dan pencicilannya Dalam pelaksanaan pembangunan, perbankan memegang peranan penting dalam pembiayaan dengan kredit investasi. Kredit investasi dimaksudkan sebagai bantuan dari petbankan untuk menambah modal guna rehabilitasi, perluasan, dan pendirian proyek baru. Oleh sebab itu maka jangka waktu kredit investasi melebihi satu tahun. Adapun ketentuan – ketentuan pokok kredit investasi adalah : Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

2.5.3 Jangka waktu kredit investasi.

Agar dana – dana yang tersedia dan terbatas jumlahnya di manfaatkan sebaik – baiknya dan dapat memberikan bantuan kepada sebanyak mungkin perusahaan proyek yang membutuhkan, maka jangka waktu kredit investasi di tetapkan sampai lima tahun. Dengan penetapan jangka waktu tersebut diharapkan dana – dana yang ada dapat di pergunakan kembali secepatnya. Dengan demikian proyek – proyek perusahaan –perusahaan yang di biayai pada tahap pertama terbatas pada proyek – proyek usaha – usaha yang quick yielding.

2.5.4 Proyek –proyek perusahaan – perusahaan prioritas dan non prioritas.

Perusahaan – perusahaan proyek – proyek di golongkan dalam proyek – proyek yang prioritas dan non prioritas dengan mengingat keadaan dan kebutuhan yang telah mendesak. Untuk membiayai yang prioritas, bank umum selaku pemberi kredit akan memperoleh intensif berupa dana kredit dari anggaran, tanpa bunga, yang persentasenya lebih besar daripada yang non prioritas. Bappenas telah menentukan daftar proyek – proyek yang di prioritaskan berdasarkan prioritas yang telah di tentukan dalam rencana. Jika di tentukan menurut sektor, antara lain berdasarkan strategi pembangunan lima tahun, maka daftar proyek – proyek yang di prioritaskan oleh Bappenas adalah merupakan daftar yang terperinci, khususnya untuk memberikan arah kebijakan kredit investasi. Pada dasarnya penentuan prioritas sangat penting artinya karena faktor – faktor modal, tenaga, dan sumber – sumber pembiayaan yang langka. Sektor nya seperti : Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 a. sektor pertanian yaitu bahan amakanan, perkebunan rakyat, perkebunan besar,perikanan, kehutanan,peternakan, irigasi. b. Sektor industri c. Sektor perhubungan, meliputi rehabilitasi, perbaikan, serta perluasan alat – alat prasarana.

2.5.5 Ketentuan pembiayaan dan tanggung jawab kredit investasi.

Proyek – proyek usaha pembangunan harus turut di biayai oleh pihak – pihak yang berkepentingan, yaitu pengusaha dan pihak bank. Para pengusaha yang menerima kredit investasi tersebut diwajibkan membiayai sendiri minimal 25 dari jumlah kebutuhan biaya investasi, sedangkan bank pemerintah pemberi kredit harus membiayai 10 sampai 20 dari jumlah kredit investasi yang di setujui. Sisa pembiayaan yang diperlukan dipenuhi dengan kredit Bank Sentral dan dana anggaran yang disalurkan melaui Bank Sentral. Meskipun demikian tanggung jawab kredit investasi tersebut sepenuhnya diletakkan pada Bank Pemerintah yang bersangkutan. Disamping mengerahkan dana – dana pengusaha dan perbankan dalam usaha – usaha pembangunan tersebut diharapkan bahwa usaha – usaha pembangunan didasarkan atas kemampuan dan kesanggupan yang riil sehingga lebih terjamin akan berhasil. Turut sertanya dana pengusaha dan perbankan dalam proyek – proyek investasi tersebut akan menambah kesungguhan dan tanggung jawab untuk melaksanakan pembangunan proyek itu dengan sebaik – baiknya. Selanjutnya akan Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 membatasi usaha – usaha yang bersifat spekulatif dan manipulatif maupun proyek – proyek yang idealistis.

2.5.6 Penilaian proyek perusahaan berdasarkan pertimbangan Bank teknis

dan Bank ability. Perusahaan – perusahaan proyek – proyek yang membutuhkan kredit investasi baik prioritas maupun tidak di nilai berdasarkan pertimbangan bank teknis dan bank ability. Jadi kredit investasi itu hanya dapat dipertimbangkan bagi pengusaha – pengusaha yang bonafid untuk usaha proyek yang memenuhi persyratan. Apabila dianggap perlu bank pemerintah dapat meminta bantuan kepada biro konsultan untuk mengadakan penilaian atau survey terhadap rencana penggunaan kredit investasi baik yang merupakan appraisal secara keseluruhan ataupun penyelidikan secara parsial, misalnya aspek teknis, aspek pemasaran, aspek keuangan pembiayaan, dan sebagainya. Bantuan Biro Konsultan baru diminta setelah bank pemberi kredit mengetahui bahwa pemohon berdsarkan data informasi yang ada pada bank yang bersangkutan adalah bonafid.

2.5.7 Syarat Dollar Cause

Kredit investasi diberikan dengan syarat Dollar cause baik untuk pelunasan hutang pokok maupun untuk pembayaran bunga. Dollar cause merupakan pembayaran angsuran kredit maupun bunga kredit diperhitungkan atas dasar kurs valuta ekspor pada tanggal jatuh waktu hutang pokok maupun bunga kredit. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 Ketentuan tersebut dimaksud untuk menjamin baik kepentingan pihak pemilik dana bank maupun para debitur dalam hal – hal terjadi perubahan nilai Rupiah.

2.5.8 Penggunaan kredit investasi

Untuk pembuatan kredit investasi harus dibuat rencana pemakaian sesuai dengan rencana pembangunan proyek yang bersangkutan. Oleh pihak bnk perlu di atur sedemikian rupa sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan sebelumnya. Di samping itu agar bank – bank melaksanakan disbursement dengan memperhatikan rencana penggunaan sehingga dana – dana dari kredit investasi tersebut disediakan.

2.5.9 Jaminan kredit investasi

a kredit investasi di berikan dengan jaminan barang – barang kekayaan perusahaan, termasuk barang – barang yang di biayai kredit investasi tersebut. Apabila di anggap perlu, jaminan tambahan dapat berupa jaminan perorangan dari penagihan hutang. b Barang – barang jaminan tersebut harus sempurna cara pengikatannya dan diasuransikan kepada perusahaan asuransi yang bonafid untuk jumlah penuh dengan bank clause sekurang – kurangnya untuk selama jangka waktu kredit investasi tersebut. c Premi asuransi dibebankan atas keuangan nasabah debitur sendiri sendiri dan tidak di biayai denga krdit investasi. Dalam hubungan itu, nasabah yang Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 bersangkutan harus memberikan pernyataan tertulis bahwa premi asuransi tersebut akan dilunasi tepat pada waktunya dengan keuangan sendiri.

2.5.10 Prinsip – prinsip Pemberian Kredit

Ada beberapa prinsip – prinsip pemberian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C dan 7P dan studi kelayakan. Adapun prinsip pemberian kredit dengan analisis 5C yaitu sebagai berikut :

1. Character

Yaitu sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang – orang yang akan diberikan kredit benar – benar dapat dipercaya. Hal ini tercemin dari latar belakang pekerjaan dan pribadi si nasabah. Character maruakan ukuran untuk menilai kemauan nasabah membayar kreditnya. Orang yang memiliki karakter baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai cara.

2. Capacity Capability

Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga kemampuannya terlihat dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk membayar kredit. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

3. Capital

Biasanya bank tidak akan persedia membiayai suatu usaha 100, artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri, dengan kata lain capital adalah untuk mengetahui sumber – sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang dibiayai oleh bank.

4. Collateral

Yaitu jamina yang diberikan oleh asabah bik fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan, dan jaminan hendaknya diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah maka jaminan dapat dipergunakan secepat mungkin. Gunanya jaminan adalah melindungi bank dari resiko kerugian.

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya dinilai kondisi ekonomi dimasa mendatang dan sekarang sesuai sektor masing – masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil, sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu tidak diberikan terlebih dahulu, kalau pun jadi, sebaiknya melihat prospek usaha tersebut dimasa mendatang. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 Sedangkan penilaian dengan 7P kredit adalah sebagai berikut :

1. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari – hari ayau masa lalunya. Personality mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan character dari 5C.

2. Party

Yakni mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. Sehingga nasabah dapat di golongkan ke golongan tertentu dan akan mendapat fasilitas kredit yang berbeda dari bank.

3. Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam – macam apakah tujuan untuk konsumtif atau untuk tujuan produktif atau untuk tujuan perdagangan.

4. Prospect

Yakni untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebalknya. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah di ambil atau dari sumber mana saja untuk pengembalian kredit yang diperolehnya.

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau makin menurun, apalagi dengan tambahan kredit yang diberika bank.

7. Protection

Tujuanya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jamina barang atau jaminan asuransi. Selain penilaian dengan 5C dan 7P, prinsip penilaian kredit dapat pula dilakukan dengan studi kelayakan, terutama untuk kredit dalam jumlah relatif besar. Adapun penilaian kredit dengan studi kelayakan antara lain :

1. Aspek Hukum

Merupakan aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen – dokumen atau surat – surat yang dimiliki calon debitur, seperti akte notaris, izin usaha, atau sertifikat tanah lainnya. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

2. Aspek Pasar dan Pemasaran

Yakni aspek untuk melihat usaha nasabah sekarang dan masa yang akan datang.

3. Aspek Keuangan

Merupakan aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya. Dari aspek ini akan tergambarberapa besar biaya dan pendapatan yang akan dikeluarkan dan diperolehnya. Dan penilaiannya dilakukan dengan menggunakan pendekatan – pendekatan rasio.

4. Aspek Operasi Teknis

Yakni aspek untuk melihat tata letak ruangan, lokasi usaha, dan kapasitas produksi usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimilikinya.

5. Aspek Manajemen

Yaitu aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

6. Aspek Ekonomi Sosial

Untuk melihat dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat, apakah lebih banyak benefit atau cost atau sebaliknya. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

7. Aspek AMDAL

Merupakan aspek menilai dampak lingkungan yang akan timbul dengan adanya suatu usaha, kemudian cara – cara pencegahan terhadap dampak tersebut. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini dititikberatkan pada hubungan kausalitas antara kredit investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara selama kurun 1980 - 2007

3.2 Jenis dan sumber data

Penelitian ini mengkaji hubungan kausalitas antara kredit investasi dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara yang menggunakan data sekunder dengan jenis data runtun waktu time series selama kurun waktu 28 tahun. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik BPS Sumatera Utara, Bank Indonesia BI Medan, dan sumber lain seperti jurnal – jurnal dan literatur lainnya. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kredit investasi dan pertumbuhan ekonomi provinsi Sumatera Utara.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data