Defenisi Operasional. Perkembangan Bank Umum di Sumatera Utara

3.7 Defenisi Operasional.

1. Kredit investasi adalah penyaluran dana perbankan kepada debitur untuk membiayai capital goods dengan pengembalian yang telah di tentukan dan di setujui pihak bank dan debitur dalam juta rupiah 2. Pertumbuhan ekonomi adalah persentase kenaikan nilai barang dan jasa yang dihasilkan penduduk di Provinsi Sumatera Utara yang di proxy dengan PDRB dalam juta rupiah Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif

4.1.1 Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara

1. Keadaan Geografis

Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia yang terletak pada garis 1 o – 4 LU dan 98 o - 100 o BT. Sebelah utara provinsi ini berbatasan dengan provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan povinsi Sumatera Utara adalah 71.680,68 km 2 atau sekitar 14,95 dari seluruh luas Sumatera dan 3,69 dari luas wilayah Indonesia. Sebagian besar wilayah propinsi Sumatera Utara berada di daratan Pulau Sumatera, dan sebagian kecil berada di Pulau Nias. Pulau – pulau Batu serta beberapa pulau kecil baik di bagian barat maupun timur pantai Pulau Sumatera. Berdasarkan letak dan kondisi alamnya, Sumatera Utara di bagi atas tiga kelompok wilayah : a Pantai Barat Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Sibolga, Nias b Dataran Tinggi Tapanuli Utara, Simalungun, Pematang Siantar, Karo, dan Dairi c Pantai Timur Medan, Binjai, Langkat, Tebing Tinggi, Asahan, Tanjung Balai, Labuhan Batu . Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 Jumlah pulau di Sumatera Utara sekitar 162 pulau yang terdiri dari 152 pulau berada di tepi pantai dan enam pulau berada di pantai timur. Pada bulan Juni 2006, provinsi Sumatera Utara terdiri dari 18 kabupaten dan 7 kota. Keseluruhan kabupaten kota ini terbagi dalam 357 kecamatan dan 5616 desa kelurahan. Tabel 1. Luas Daerah menurut Kabupaten Kota No. Kabupaten Kota Luas Km 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Kabupaten N i a s Mandailing Natal Tapanuli Selatan Tapanuli Tengah Tapanuli Utara Toba Samosir Labuhan Batu A s a h a n Simalungun Dairi K a r o Deli Serdang L a n g k a t Nias Selatan Humbang Hasundutan Pakpak Bharat S a m o s i r Serdang Bedagai Kota S i b o l g a Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi M e d a n B i n j a i Padangsidimpuan 3.495,39 6.620,70 12.163,65 2.158,00 3.764,65 2.352,35 9.223,18 4.580,75 4.368,60 1.927,80 2.127,25 2.486,14 6.263,29 1.625,91 2.297,20 1.218,30 2.433,50 1.913,33 10,77 61,52 79,97 38,44 265,10 90,24 114,65 Sumatera Utara 71.680,68 Sumber : BPS Sumatera Utara Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

2. Potensi Wilayah

Wilayah Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi yang cukup besar dan cukup luas untuk dikembangkan menjadi areal pertanian untuk menunjang pertumbuhan industri. Laut, darat, dan sungai merupakan potensi perikanan dan perhubungan sedangkan keindahan alam daerah merupakan potensi energi untuk pengembangan industri, perdagangan, dan lain – lain. Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara di samping merupakan pusat pengembangan wilayah Sumatera Utara sekaligus juga merupakan pusat pengembangan wilayah Sumatera yang memiliki fasilitas omunikasi, perbankan, dan jasa – jasa perdagangan lainnya. Di Sumatera Utara juga terdapat lembaga – lembaga pendidikan dan penelitian seperti perguruan tinggi, balai penelitian dan balai latihan kerja yang mampu membentuk tenaga pembangunan terdidik dan terampil serta hasil – hasil penelitian yang bermanfaat bagi pembangunan daerah.

4.2 Perkembangan Bank Umum di Sumatera Utara

Pada tahun 1997 sampai 1999 Bank Pemerintah berjumlah tujuh jenis dan tahun 2000 sampai 2004 berjumlah empat jenis. Selain itu Bank Pemerintah Daerah hanya berjumlah satu jenis dari 1997 – 2004. Bank Swasta Nasional pada tahun 1997 berjumlah 48 jenis, dan berkurang pada tahun – tahun berikutnya hingga pada tahun 2004 berjumlah 25 jenis. Sedangkan Bank Asing dan Bank Campuran berjumlah Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 enam jenis pada tahun 1997 – 1998, lalu jumlahnya menurun pada 1999 – 2000 dan meningkat menjadi enam jenis pada tahun berikutnya, dan pada 2002 – 2004 jumlahnya menurun menjadi lima jenis. Secara keseluruhan, total jumlah bank umum pada tahun 1997 adalah 62 jenis, dan jumlahnya terus mengecil hingga pada tahun 2004 berjumlah 24 jenis. Tabel 2. Perkembangan Bank Umum di Sumatera Utara Jenis Bank 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Bank Pemerintah 7 7 7 4 4 4 4 4 Bank Pemerintah Daerah 1 1 1 1 1 1 1 1 Bank Swasta Nasional 48 43 30 26 27 26 25 25 Bank Asing dan Bank Campuran 6 6 5 5 6 5 5 5 Jumlah 62 57 43 36 38 36 35 35 Sumber : Bank Indonesia Medan Tabel tersebut sesuai dengan diagram di bawah ini : 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 19 97 19 98 19 99 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 Bank Pemerintah Bank Pemerintah Daerah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Bank Campuran Gambar 1. Perkembangan Jenis Bank Umum di Sumatera Utara Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 4.2.1 Eksistensi Bank Umum Pemerintah di Sumatera Utara Berdasarkan fungsinya sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat peranan bank sangat strategis dalam menentukan jalannya roda perekonomian suatu daerah. Oleh karena itu segala pemasalahan yang menyangkut perbankan harus segera diatasi dengan megeluarkan kebijakan – kebijakan di bidang moneter, perbankan, dan perkreditan dalam mencapai sasaran makro ekonomi. Kebijakan dalam perbankan seperti bank umum pemerintah terutama pada permasalahan pemberian kredit dalam bentuk investasi dalam dunia usaha tepatnya dalam bidang industri perlu dilakukan secara hati – hati namun harus mengalir untuk menghidupkan dunia usaha. Sejak krisis moneter yang melanda Indonesia tahun 1997 1998, cukup banyak bank yang di tutup oleh pemerintah pusat, yang memiliki kantor cabang pembantu di Sumatera Utara. Dari tabel dapat di lihat tahun 2000 – 2004, dana yang di himpun oleh bank swasta nasional lebih besar di banding dana yang di himpun oleh bank pemerintah. Namun dalam persentase penyaluran berbanding terbalik, hal ini dapat di lihat dari tahun 2000 pada bank pemerintah, persentase penyaluran dana sebesar 42 persen, dan nilainya semakin meningkat sampai tahun 2004 sebesar 76,89. Tahun 2002 – 2004 jika di cermati bank pemerintah lebih di amati oleh para pengusaha untuk permodalan di banding bank swasta nasional. Hal ini terkait dengan perubahan pertumbuhan perekonomian yang tidak memiliki ketidakpastian yang jelas. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008 Tabel 3. Perbandingan Dana yang di Himpun dan di Salurkan Serta Persentase Penyalurnya oleh Bank di Sumatera Utara tahun 2000 – 2006 Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Tahun Di himpun Trilyun Rupiah Di Salurkan Trilyun Rupiah Persentase Penyaluran Di himpun Trilyun Rupiah Di Salurkan Trilyun Rupiah Persentase Penyaluran 2000 11,92 5,01 42 14,44 2,41 16,71 2001 14,63 7,78 53,21 15,87 3,83 24,08 2002 15,63 9,07 58,02 17,37 5,05 29,08 2003 17,77 11,71 89,93 20,05 7,07 38,4 2004 18,95 14,57 76,89 24,08 11,3 46,93 Sumber : Bank Indonesia Medan

4.3 Perkembangan Kredit Investasi di Sumatera Utara.